Anda di halaman 1dari 23

Journal Reading

Chronic Wounds: Evaluation and Management


Pembimbing : dr. Febian Aji Wicaksono, Sp.B

Disusun Oleh :
Tita Fathia (1102017233)
Sindy Kumala Sari (1102017218)
Sita Romita Putri (1102017219)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah


Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Periode 20 September - 17 Oktober 2021
Spesifikasi Jurnal

Judul : Chronic Wounds: Evaluation and Management

Tahun : 2020

Peneliti : Steven Bowers, DO, and Eginia Franco, MD

Kata Kunci : Chronic Wounds


Pendahuluan
Luka kronis adalah luka yang berkembang tidak melalui urutan perbaikan
yang normal, teratur, dan tepat waktu. Luka kronis umumnya sering terjadi
salah satunya dikarenakan kesalahan dalam tatalaksana awal.

Luka ekstremitas bawah yang umum terjadi termasuk ulkus arteri, ulkus
diabetik, ulkus tekan dan ulkus vena.

Manajemen perawatan andalan yang biasa digunakan untuk menangani


luka tersebut biasanya menerapkan prinsip TIME : Tissue debridement,
Infection control, Moisture balance, and Edges of the wound.
Tabel Tahapan Penyembuhan Luka
Penilaian dan klasifikasi
Penilaian luka harus dimulai dengan pemeriksaan fisik menyeluruh seperti
Lokasi, ukuran, dan kedalaman luka; adanya drainase; dan jenis jaringannya
harus didokumentasikan.

Berdasarkan lokasi dan penampilan, sebagian besar luka kronis dapat


dikategorikan berdasarkan etiologi, yang memungkinkan rekomendasi
pemeriksaan dan perawatan yang memadai.
Tabel Penilaian Luka Kronis
Klasifikasi

● Ulkus vena → jenis luka kronis yang paling umum.


○ Ulkus vena biasanya dangkal dan terletak di daerah supra malleolar medial dari
ekstremitas bawah.
○ Pemeriksaan harus mencakup :
penilaian status arteri dengan
ankle-brachial index (ABI) dan
palpasi nadi untuk menyingkirkan
penyakit arteri dan vena campuran
dan untuk memastikan perfusi
yang memadai sebelum kompresi.
Jika perlu, gunakan pemeriksaan
ultrasonografi duplex vena atau arteri

.
● Ulkus Arteri
○ Lokasi : lebih dalam (dengan tendon atau tulang terbuka) dan biasanya terletak di
ekstremitas distal
○ Pemeriksaan awal : pengukuran
ABI (<0,8 = tanda penyakit arteri),
ABI (>1,2 = konsisten dengan
pembuluh darah nonkrompresibel
dan palpasi nadi, USG Doppler/
duplex, tekanan ekstremitas
segmental, perekam volume nadi,
tekanan perfusi kulit, atau oksimetri
transkutan.
● Ulkus Diabetik → Penyebab paling umum amputasi ekstremitas bawah.
○ Disebabkan :komplikasi neuropati, penyakit arteri perifer, dan deformitas struktural
yang menyebabkan peningkatan tekanan pada area yang terkena.
○ Lokasi : terletak di jari kaki atau plantar
metatarsal.
○ Gambaran : crater-like appearance,
ditutupi jaringan nekrotik di
dasar luka, struktur dalam
(tendon & tulang) juga terlihat.
○ Ulkus bisa dangkal atau dalam dengan
dikelilingi cincin kalus tebal.
● Ulkus Diabetik
○ Pemeriksaan :
■ Palpasi denyut nadi
■ Pengukuran ABI (ABI meningkat)
■ Penilaian neuropati → monofilamen Semmes-Weinstein,
Indeks toe-brachial.
● Ulkus Tekanan / Luka Dekubitus → cedera lokal pada kulit atau jaringan dibawahnya
○ Lokasi : diatas tonjolan tulang (sakrum, tulang ekor, pinggul, atau tumit)
○ Penyebab : Alat (kanula hidung, selang
nasogratik, gips / bidai)
○ Skala barden → membantu meminimalkan
ulkus dekubitus dengan identifikasi pasien
berisiko tinggi.
○ Pemeriksaan : pemeriksaan infeksi
(eritema, edema, nyeri demam),
pencitraan, penilaian gizi.
Tatalaksana

T → Tissue debridement (debridemen jaringan)


I → Infection control (pengendalian infeksi)
M → Moisture balance (keseimbangan kelembaban)
E → Edges of the wound (tepi luka)
1. Debridement 2. Pengendalian infeksi
- Pengangkatan sel-sel mati - Biasanya dengan agen topikal
- Pengobatan lini pertama untuk luka termasuk pembalut dengan
kronis (kecuali ulkus arteri) perak, poliheksametilena
- Penelitian menunjukkan biguanida, dan kadeksomer
debridement yang konsisten dalam yodium
waktu 1 minggu atau kurang dapat - Apabila ada selulitis atau tanda-
menghasilkan penyembukan yang tanda infeksi dapat diberikan
lebih cepat antibiotika oral
- Jenis → bedah, autolitik, enzimatik,
dan biologis
3. Keseimbangan kelembaban
- Luka kronis tidak boleh terkena udara
sehingga mengering
- Luka yang lembab lebih cepat sembuh
dan memiliki risiko infeksi lebih kecil
- Luka kering perlu ditambah
kelembaban dengan memilih balutan
yang sesuai

4. Tepi Luka
- Tepi luka harus bebas dari kerusakan
- Jika terdapat tepi yang tergulung
dapat dipotong
- Epitelisasi à tanda penyembuhan luka
Tatalaksana Berdasarkan Etiologi
1. ULKUS VENA

Kompresi Setelah evaluasi vaskular, kompres 30-40 mmHg atau sesuai toleransi
(Kontraindikasi jika ABI <0,6)
Dilakukan Stocking dan dibungkus :
- Peregangan panjang (>140%)
- Peregangan pendek (≤ 60%)
- Perban kompresi zink oksida (Unna Boot)

Elevasi Elevasi ekstremitas bawah diatas level jantung waktu istirahat

Latihan Berjalan untuk mengaktifkan pompa otot betis

Simvastatin Vasoaktif dan anti inflamasi, dapat meningkatkan kesembuhan

Perawatan luka Prinsip TIME


2. ULKUS ARTERI
Latihan Program jalan kaki yang terjadwal

Intervensi - Angiografi, angioplasti, atau stent


- Bedah bypass vaskular

Perawatan Luka - Prinsip TIME


- Memakai emolien agar kulit lembut
- Evaluasi pembuluh darah
Luka yang dapat disembuhkan (perfusi memadai) :
- Prinsip TIME
- Menjaga kelembaban luka
Luka yang tidak dapat disembuhkan (iskemia) :
- Kontrol infeksi
- Betasi debridement
- Menjaga kelembaban
3. ULKUS DIABETIK
Kompresi - Evaluasi untuk penyakit arteri perifer
- Kompresi 30-40 mmHg sesuai toleransi,

Latihan Program jalan kaki yang terjadwal

Terapi hiperbarik Meningkatkan secara signifikan angka kesembuhan dan kualitas hidup
oksigen

Penurunan beban Tidak dapat dilepas


kaki - Plaster/fiberglass total contact cast
- Roll-on total contact cast (mirip dengan fiberglass)
- Total contact cast dengan boot yang dapat dilepas
Penurunan beban Dapat dilepas :
kaki - Aircast pneumatic walker
- CAM walker
- Charcot restraint orthotic walker
- Half-wedge shoe
- Heel relief shoe

Perawatan luka - Prinsip TIME: debridemen jaringan, pengendalian infeksi,


keseimbangan kelembaban, tepi luka.
4. ULKUS TEKANAN
Gerakan yang Jangan menyeret pasien
sesuai

Microclimate - Menjaga kelembaban


- Jaga kulit tetap bersih dan kering
- Pakai krim pelindung
- Membersihkan dengan pembersih kulit dan air dengan pH
seimbang

Dukungan nutrisi - Pastikan hidrasi yang cukup


- Tingkatkan asupan protein hingga 1,5 g/kgBB
- Suplemen : vitamin A, C, dan zink

Penurunan beban - Ubah posisi tiap 2 jam untuk mengurangi tekanan pada area yang
terkena
- Pergeseran kecil tiap 15 menit
Redistribusi - Kasur berisi cairan udara atau cairan
Tekanan - Bantal duduk berisi cairan atau udara
- Tidak menggunakan bantal bentuk donat

Penilaian Risiko Skalan Braden

Perawatan Luka - Prinsip TIME: debridemen jaringan, pengendalian infeksi,


keseimbangan kelembaban, tepi luka berdasarkan tahapan luka
REFERENSI

Bowers, S., & Franco, E. (2020). Chronic Wounds: Evaluation and


Management. American family physician, 101(3), 159–166.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai