HUKUM ASURANSI
Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas kuliah Hukum Perdata
Dosen Pengampu: Iyan Barlian, SH., M.H.
Disusun oleh:
Almeira Nabila Safira (1111200088)
Aldo Devano (1111200097)
A. Murtado (1111200092)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Hukum
Asuransi.
Harapannya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Selama beberapa tahun belakangan ini, perkembangan asuransi di Indonesia menunjukkan
angka kemajuan yang cukup baik. Perusahaan asuransi menunjukkan geliat pertumbuhan
didalam usaha yang mereka jalankan, yang mana semakin hari semakin banyak nasabah yang
mengunakan layanan asuransi di dalam kehidupan mereka.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya sebuah perlindungan atas berbagai macam risiko yang
bisa terjadi dan menimpa diri mereka sewaktu-waktu adalah salah satu penyebab tingginya
jumlah pengguna asuransi belakangan ini. Hal ini tentu saja menjadi sebuah keuntungan
tersendiri bagi perusahaan asuransi yang menyediakan layanan asuransi, dimana akan semakin
luas pasar yang bisa diolah dan dijadikan sebagai sasaran penjualan produk yang mereka miliki.
Akan tetapi tidak sedikit pula masyarakat yang belum memahami atau bahkan sama sekali tidak
mengerti tentang asuransi, jenis-jenis asuransi, tujuan berasuransi, dan manfaat asuransi, apalagi
untuk mengetahui lebih dalam tentang asuransi khususnya peraturan perundang-undangan yang
mengaturnya.
Dalam makalah ini diuraikan poin-poin penting tentang Asuransi, Hukum Asuransi, Tujuan
Asuransi, jenis-jenis asuransi, dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
asuransi sebagai pengetahuan dasar bagi orang yang sedang belajar secara sederhana tentang
asuransi.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa itu Hukum Asuransi?
2. Apa tujuan Asuransi?
3. Apa saja jenis-jenis Asuransi?
4. Apa yang Menyebabkan Batalnya Asuransi?
1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui apa itu Hukum Asuransi
2. untuk mengetahui tujuan Asuransi
3. untuk mengetahui jenis-jenis Asuransi
4. untuk mengetahui penyebab batalnya asuransi
Bab 2
Isi
2.1 Pengertian Hukum Asuransi
Pengertian asuransi dapat dibagi dalam pengertian asuransi sebagai sebuah perjanjian dan
asuransi sebagai sebuah mekanisme pengalihan risiko. Hukum asuransi adalah kumpulan
peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis, yang ditujukan untuk mengikat kedua belah pihak
yang melakukan perjanjian asuransi antara penanggung dan tertanggung. Berdasarkan pasal 246
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, menyebutkan :
“Asuransi adalah Suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada
seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya
karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu”
Kemudian dalam UU No. 40 Tahun 2014 tentang perasuransian, Asuransi merupakan perjanjian
diantara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dengan pemegang polis, yang menjadi dasar atau
acuan bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi dengan imbalan untuk :
a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian
yang dideritanya, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan maupun
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertaggung /
pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti tersebut; atau
b. memberikan pembayaran dengan acuan pada meninggalnya tertanggung atau
pembayaran yang didasarkan pada hidup si tertanggung dengan manfaat yang besarnya
telah ditetapkan dan atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
2.2 Tujuan Asuransi
a. Pengalihan Risiko
Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang mengancam
harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar sejumlah premi kepada perusahaan
asuransi (penanggung), sejak itu pula risiko beralih kepada penanggung.
b. Pembayaran Ganti Kerugian
Jika suatu ketika sungguh–sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian (risiko
berubah menjadi kerugian), maka kepada tertanggung akan dibayarkan ganti kerugian
yang besarnya seimbang dengan jumlah asuransinya. Dalam prakteknya kerugian yang
timbul itu dapat bersifat sebagian (partial loss), tidak semuanya berupa kerugian total
(total loss). Dengan demikian, tertanggung mengadakan asuransi bertujuan untuk
memperoleh pembayaran ganti kerugian yang sungguh–sungguh diderita.
Dalam pembayaran ganti kerugian oleh perusahaan asuransi berlaku prinsip subrogasi
(diatur dalam pasal 1400 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) dimana penggantian
hak si berpiutang (tertanggung) oleh seorang pihak ketiga (penanggung/pihak asuransi) –
yang membayar kepada si berpiutang (nilai klaim asuransi) – terjadi baik karena
persetujuan maupun karena undang-undang.
c. Pembayaran Santunan
Tujuan Asuransi yang berikutnya yaitu untuk pembayaran santunan. Asuransi kerugian
dan juga asuransi jiwa diadakan berdasarkan perjanjian bebas (sukarela) antara
penanggung dan tertanggung.
Akan tetapi, undang-undang mengatur asuransi yang bersifat wajib, artinya tertanggung
terikat dengan si penanggung karena perintah undang-undang bukan karena perjanjian.
Asuransi jenis ini biasa disebut sebagai asuransi sosial. Asuransi sosial bertujuan
melindungi masyarakat dari ancaman bahaya kecelakaan yang mengakibatkan kematian
atau cacat tubuh. Dengan membayar sejumlah konstribusi (semacam premi), maka si
tertanggung berhak memperoleh perlindungan dari ancaman bahaya.
Tertanggung yang membayar konstribusi tersebut adalah mereka yang terikat pada suatu
hubungan hukum tertentu yang ditetapkan undang-undang, misalnya hubungan kerja.
Apabila mereka mendapat musibah kecelakaan dalam pekerjaannya atau selama angkutan
berlangsung, mereka (ahli warisnya) akan memperoleh pembayaran santunan dari
penanggung BUMN, yang jumlahnya telah ditetapkan oleh undang-undang adalah untuk
melindungi kepentingan masyarakat dan mereka yang terkena musibah diberi santunan
sejumlah uang.
d. Kesejahteraan Anggota
Tujuan asuransi yang terakhir yaitu untuk kesejahteraan anggotanya. Apabila beberapa
orang berhimpun dalam suatu perkumpulan, maka perkumpulan tersebut berkedudukan
sebagai si penanggung, sedangkan anggota perkumpulanlah yang berkedudukan
tertanggung.
Jika terjadi peristiwa yang mengakibatkan kerugian atau kematian bagi anggota
(tertanggung), maka perkumpulan akan membayar sejumlah uang kepada anggota
(tertanggung) yang bersangkutan.
2.3 Jenis-jenis Asuransi
Berikut jenis-jenis asuransi yang ada di Indonesia:
1. Asuransi jiwa
2. Asuransi kesehatan
3. Asuransi kendaraan
4. Asuransi kepemilikan rumah dan properti.
5. Asuransi pendidikan
6. Asuransi bisnis
7. Asuransi umum
8. Asuransi kredit
9. Asuransi kelautan
10. Asuransi perjalanan