Anda di halaman 1dari 9

Nama : Widya Sandi

Nim : 0309182077

Mata Kuliah : Isu-isu Sosial Kontemporer

PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP WANITA

ABSTRAK

kasus pelecehan seksual adalah kasus yang dari tahun ketahun kasusnya selalu
meningkat. Kekerasan seksual sering disamakan dengan pelecehan seksual. Kasus ini adalah
masalah sosial yang sangat serius, kasus ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja bahkan
kasus ini banyak terjadi di dunia. Sudah banyak sekali kasus yang terungkap dan masuk ke
jalur hukum untuk pelecehan seksual. Namun, pelecehan seksual di luar sana masih sangat
banyak terjadi. Banyak korban yang tidak berani untuk melaporkan kejadian yang mereka
alami kepihak yang berwajib, mereka lebih memilih untuk memendamnya sendiri karena
takut dianggap berbohong jikalau mereka menceritakan kepada orang terdekat mereka.
Pelecehan seksual sering sekali dialami oleh perempuan dari segala usia, kalangan, tingkat
pendidikan, latar belakang, di desa maupun di kota.1 Hal ini sudah pasti sangat mengganggu
masyarakat. Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan pada tahun 2020 telah
mencatat di Ranah Publik atau Komunitas sebesar 21 % (1.731 kasus) dengan kasus paling
menonjol adalah kekerasan seksual sebesar 962 kasus (55%) yang terdiri dari dari kekerasan
seksual lain (atau tidak disebutkan secara spesifik) dengan 371 kasus, diikuti oleh perkosaan
229 kasus, pencabulan 166 kasus, pelecehan seksual 181 kasus, persetubuhan sebanyak 5
kasus, dan sisanya adalah percobaan perkosaan 10 kasus. Pada peristiwa pelecehan seksual
sebagian besar korban adalah perempuan dan pelakunya hampir pasti laki-laki. Tidak berarti

1
Achmad Muchaddam Fahham, dkk, Kekerasan Seksual pada Era Digital (Jakarta: Intelegensia Intrans
Publishing, Anggota IKAPI Jatim: 2019), hlm 1
bahwa tidak ada laki-laki yang mengalami pelecehan seksual, namun jumlah dan proporsinya
tergolong kecil.2

Bentuk-bentuk, Contoh, dan Hukuman Pelecehan Seksual Terhadap Wanita

Sampai sekarang, banyak orang yang belum memahami perilaku apa saja yang masuk
ke dalam kategori pelecehan seksual. Berikut ada beberapa contoh bentuk-bentuk pelecehan
seksual terhadap wanita yang jarang kita ketahui:

1. Prilaku Menggoda

Perilaku menggoda ini ditandai dengan perilaku seksual yang menyinggung, tidak pantas,
dan tidak diinginkan oleh korban.

2. Pelanggaran Seksual

Perilaku ini berupa pelanggaran seksual berat seperti, menyentuh, merasakan, atau meraih
secara paksa, serta penyerangan seksual yang tidak pantas atau diinginkan oleh seseorang.

3. Pelecehan Gender

Perilaku ini berupa pernyataan seks yang menghina atau merendahkan seseorang karena
jenis kelamin yang dimilikinya.

4. Pemaksaan Seksual

Perilaku ini terkait seks yang disertai ancaman hukuman. Artinya, seseorang dipaksa
melakukan perilaku yang tidak diinginkannya. Jika tidak, ia diberi ancaman hukuman
tertentu. Bisa berupa pencabutan promosi kerja, evaluasi kerja yang negatif, ancaman
terhadap keselamatan diri atau keluarga, hingga ancaman teror dan pembunuhan.

5. Penyuapan Seksual

Offerman, LR. & Malamut, AB, When Leaders Harash: The Impact of Target Perception of Organization
2

Leadership and Climate in Harassment Reporting and Outcomes (Journal of Applied Psychology, 2002) 87(5),
885-893.
Perilaku ini berupa permintaan aktivitas seksual dengan janji imbalan yang dilakukan
secara terang-terangan.

Pelecehan seksual juga bisa dibedakan menurut perilakunya. bentuk pelecehan seksual
menurut perilakunya, yaitu:

 Komentar dan lelucon seksual tentang tubuh seseorang;


 Memberikan siulan pada orang lain di depan umum;
 Ajakan berhubungan intim atau tindakan seksual lainnya;
 Menyebarkan rumor tentang aktivitas seksual orang lain;
 Menyentuh diri sendiri secara seksual di depan orang lain;
 Berbicara tentang kegiatan seksual dirinya sendiri di depan orang lain;
 Sentuhan seksual, yaitu menyentuh bagian tubuh seseorang tanpa izin;
 Menampilkan gambar, video, cerita, atau benda seksual pada orang lain.

Sumarni dan Setyowati, menggolongkan jenis-jenis pelecehan seksual menjadi 3 tingkat,


yaitu:

1. Pelecehan Seksual Ringan. Laki-laki tersebut mengedipkan mata atau menatap


tubuh si wanita dengan gairah, mengeluarkan siulan atau suara-suara menggoda
kearah si wanita, dan mengajak si wanita bergurau porno atau melihat gambar porno;
2. Pelecehan Seksual Sedang. Laki-laki tersebut membicarakan hal yang berhubungan
dengan organ seks wanita atau bagian tubuh wanita dan laki-laki, bertanya apakah si
wanita bersedia diajak berkencan, membicarakan atau memberitahu si wanita
mengenai kelemahan seksual suami atau pacar wanita tersebut, dan melakukan
gerakan-gerakan yang menirukan seolah-olah bermesraan di depan si wanita;
3. Pelecehan Seksual Berat. Laki- laki tersebut menyentuh, mencolek, mencubit,
menepuk, atau meremas bagian tertentu tubuh si wanita, merangkul atau memeluk si
wanita dengan bernafsu, memperlihatkan, menekankan, atau menggesek-gesekkan
sebagian atau seluruh alat vitalnya kepada si wanita, dan melakukan usahausaha untuk
melakukan perkosaan terhadap diri si wanita.3

Beberapa contoh dari pelecehan seksual terhadap wanita, antara lain:

1. Tragedi pada bulan Mei 1998 yang disebut sebagai salah satu catatan bersejarah yang
menempatkan pelanggaran HAM terhadap perempuan yang luar biasa dahsyat
kekejiannya, karena pada bulan itu diduga terjadi beragam bentuk sistemikasi,
transparansi dan vulgarisasi kejahatan kekerasan dan pelecehan seksual3. Anak-
anakpun tidak luput menjadi korban kekerasan seksual sehingga menyebabkan
Presiden Djokowi menerbitkan Perpu No. 1 Tahun 2016 yang mengatur tentang
‘Ancaman Hukuman Kebiri’ bagi pelaku kejahatan seksual terhadap anak karena
begitu banyaknya kasuskasus perkosaan terhadap anak.4
2. Seorang wanita berinisial F (26) menjadi korban pelecehan Rah (36), pria asal
Kalurahan Logandeng, Kapanewon (Kecamatan) Playen, Gunungkidul, DI
Yogyakarta. Pelecehan seksual terjadi saat korban bermain layang-layang di sekitar
Kalurahan Playen, Rabu (6/10/2021). "Korban saat hendak mengambil layang-layang
yang gagal terbang, ada priatak dikenal mendekati korban, Pelaku kemudian
memegang bokong korban menggunakan tangan kanan. Saat F kaget dan menengok
ke arah pelaku, tiba-tiba Rah berusaha memegang dada korban. Namun, korban
berhasil menangkisnya. F yang menjadi korban pelecehan oleh Rah kemudian
meminta bantuan ke salah seorang kerabatnya yang kebetulan tak jauh dari lokasi.
Dan pelaku sudah ditahan oleh pihak polisi dan sedang dimintai keterangan. 5
3. Paus Fransiskus menyatakan "kesedihan mendalam" bagi ratusan ribu korban
pelecehan seksual oleh para pastor di Prancis. Seperti dilansir kantor berita AFP,
Rabu (6/10/2021), hal ini disampaikan juru bicara Vatikan, Matteo Bruni usai
publikasi laporan pelecehan seksual terhadap ratusan ribu anak di bawah umur yang

3
Setyowati L., & Sumarni D.W. Pelecehan Tenaga Kerja Perempuan (Yogyakarta: Ford Foundation Dan Pusat
Studi Kependudukan Dan Kebijakan UGM, 1999)

4
Eliza Anggoman, Penegakan Hukum Pidana Bagi Pelaku Kekerasan/Pelecehan Seksual Terhadap
Perempuan, 2019, Vol. VIII No. 3
5
https://www.google.com/search?
q=berita+tentang+pelecehan+seksual&oq=berita+tentang+pelecehan+seksual&aqs=chrome..69i57.19889j0j7
&sourceid=chrome&ie=UTF-8# (10 Oktober 13:30)
dilakukan para pastor selama tujuh dekade di Prancis. Juru bicara Vatikan tersebut
menambahkan, Paus bersedih mendengar hasil penyelidikan independen yang
menemukan adanya tindakan pelecehan seksual terhadap 216.000 anak di bawah
umur dalam tujuh dekade sejak 1950 sampai 2020 oleh para pastor Prancis. Presiden
CIASE, Jean-Marc Sauve, menyebut dalam laporannya bahwa angkanya naik menjadi
sekitar 330.000 anak jika mencakup korban pelecehan seksual yang tidak hanya
dilakukan oleh pastor atau rohaniwan gereja, tapi juga oleh individu yang terkait
Gereja Katolik Prancis seperti sekolah-sekolah Katolik dan program pemuda Katolik.
Laporan komisi independen itu juga mengungkapkan bahwa antara 2.900 hingga
3.200 pelaku pelecehan seksual diperkirakan bekerja dalam Gereja Katolik Prancis
sejak tahun 1950-an silam dari total 115.000 pastor dan rohaniwan di Gereja Katolik
Prancis.6

Penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan/pelecehan seksual terhadap perempuan


diatur dalam KUHP yaitu: Merusak kesusilaan di depan umum (Pasal 281, 283, 283 bis);
Perzinahan (Pasal 284); Pemerkosaan (Pasal 285); Pembunuhan (Pasal 338); Pencabulan
(Pasal 289, 290, 292, 293 (1), 294, 295 (1). Khususnya Pasal 285 tentang Perkosaan
merupakan suatu perbuatan yang sangat menggoncangkan perempuan sebagai korban
kekerasan seksual karena menanggung aib seumur hidupnya dan mengakibatkan dampak
yang sangat besar dalam kelangsungan hidupnya sehingga ancaman hukuman yang diberikan
adalah 12 (dua belas) tahun. Dalam UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang PKDRT maka
terhadap pelaku kekerasan seksual diberikan sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 46, Pasal
47 dan Pasal 48 dengan hukuman penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20
(dua puluh) tahun serta hukuman denda paling sedikit Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah) dan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Dan bagi pelaku
kekerasan/pelecehan seksual terhadap anak perempuan akan dikenakan ancaman pidana
sebagaimana diatur dalam Perpu No. 1 Tahun 2016 yaitu hukuman mati, penjara seumur
hidup, maksimal 20 tahun penjara dan minimal 10 tahun penjara. Perpu ini juga mengatur
tiga sanksi tambahan, yakni kebiri kimiawi, pengumuman identitas ke publik, serta
pemasangan alat deteksi elektronik.

6
https://news.detik.com/internasional/d-5755292/200-ribu-anak-dilecehkan-pastor-prancis-paus-fransiskus-
bersedih/2 (10 Oktober 2021, 14:29)
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) ada beberapa perbuatan yang
masuk kategori ’kekerasan seksual’ yaitu:

 Merusak kesusilaan di depan umum (Pasal 281, 283, 283 bis);


 Perzinahan (Pasal 284);
 Pemerkosaan (Pasal 285);
 Pembunuhan (Pasal 338);
 Pencabulan (Pasal 289, 290, 292, 293 (1), 294, 295 (1)).

Dari jenis-jenis kekerasan seksual yang disebutkan di atas, yang paling mengerikan
adalah jenis kekerasan perkosaan/pemerkosaan, karena perkosaan ini meninggalkan aib yang
tidak dapat ditanggulangi oleh korban dan mempunyai dampak yang sangat besar bagi
kelangsungan kehidupan korban.

Dampak yang ditimbulkan Terhadap Korban Pelecehan

Derita yang dialami perempuan dan anak baik pada saat maupun setelah terjadi
kekerasan, pada kenyataannya jauh lebih traumatis daripada yang dialami laki-laki. Trauma
yang diderita oleh seorang perempuan dan anak akibat tindak kekerasan yang terjadi pada
dirinya sangatlah besar dampaknya dan dampak ini tidaklah mudah untuk dihilangkan atau
disembuhkan. Berbagai dampak yang akan ditimbulkan dari para korban kejahatan atau
kekerasan seksual, yaitu:

1. Dampak psikologis korban kekerasan dan pelecehan seksual akan mengalami trauma
yang mendalam, selain itu stres yang dialami korban dapat menganggu fungsi dan
perkembangan otaknya.
2. Dampak fisik. Kekerasan dan pelecehan seksual pada anak merupakan faktor utama
penularan Penyakit Menular Seksual (PMS).
3. Korban juga berpotensi mengalami luka internal dan pendarahan. Pada kasus yang
parah, kerusakan organ internal dapat terjadi.
4. Dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kematian.
5. Dampak sosial. Korban kekerasan dan pelecehan seksual sering dikucilkan dalam
kehidupan sosial, hal yang seharusnya dihindari karena korban pastinya butuh
motivasi dan dukungan moral untuk bangkit lagi menjalani kehidupannya.

Faktor Pendorong Pelecehan Seksual

Tangri, Burt, dan Johnson yang dikutip oleh Annisa dan Hendro menjelaskan terdapat dua
faktor penyebab terjadinya pelecehan seksual, yakni faktor natural atau biologis dan faktor
sosial budaya.7

1. Faktor natural dan biologis

Faktor natural atau biologis memiliki asumsi bahwa laki-laki memiliki dorongan seksual
yang lebih besar dibandingkan perempuan, sehingga laki-laki yang cenderung melakukan
tindakan terhadap perempuan. Pada faktor natural dan biologis ini diasumsikan bahwa laki-
laki dan perempuan sama-sama memiliki rasa ketertarikan yang besar satu sama lain. Oleh
karena itu reaksi yang di harapkan muncul pada perempuan adalah perasaan tersanjung atau
minimal tidak merasa terganggu oleh tindakan tersebut. Namun pada kenyataanya, korban
pelecehan seksual merasa terganggu dan terhina karena di lecehkan oleh pelaku pelecehan
seksual.

2. Factor social budaya

Pada faktor ini di jelaskan bahwa pelecehan seksual adalah manifestasi dari sistem
patriakal dimana laki-laki dianggap lebih berkuasa dan dimana keyakinan dalam masyarakat
mendukung anggapan tersebut. Sehingga anggapan tersebut telah tertanam dalam pikiran
masyarakat. Selama ini masyarakat cenderung memberikan reward kepada laki-laki untuk
perilaku seksual yang bersifat agresif dan mendominasi, sedangkan perempuan diharapkan
untuk bertindak lebih pasif dan pasrah. Akibat dari reward tersebut, masing-masing jenis
kelamin baik laki-laki mapun perempuan diharapkan untuk berperilaku sesuai dengan peran
yang telah di tentukan tersebut.

7
Karlina, Annisa. Prabowo, Hendro. The 17 FSTPT Internasional Symposium, Pelecehan Seksual Diangkutan
KRL Ekonomi dari Perspektif Pelaku.
Faktor pendorong terjadinya pelecehan seksual adalah dari pengaruh lingkungan, seperti
beredarnya video porno, film porno dan gambar porno. Dengan adanya media tersebut
menjadi pengaruh yang besar bagi yang melihatnya, akibatnya banyak terjadi penyimpangan
seksual terutama oleh anak dibawah umur. Selain itu faktor yang lebih mempengaruhi adanya
pelecehan seksual tersebut dibedakan menjadi 2 yaitu faktor ekternal dan internal.8

1. Factor internal
 Adanya gangguan jiwa
 Kurangnya pendidikan agama
 Adanya kesempatan
 Gagal mengendalikan nafsu menimbulkan kejahatan seksual
 Pengalaman kekerasan seksual masalalu yang dialami oleh anak.
2. Factor eksternal
 Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
 Kondisi perekonomian
 Rendahnya tingkat pendidikan formal
 Pendidikan keluarga yang terabaikan
 Peredaran pornografi dan miras.

KESIMPULAN

Salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan adalah kekerasan seksual. Dari data
yang ada tampak bahwa kekerasan seksual di tempat terbuka sama banyaknya dengan
kekerasan non seksual. Kekerasan seksual sering disamakan dengan pelecehan seksual. Dari
perspektif perempuan sebagai korban, keduanya memang tidak berbeda. Pada peristiwa
pelecehan seksual sebagian besar korban adalah perempuan dan pelakunya hampir pasti laki-
laki. Bentuk, contoh, dan hukuman pelecehan seksual ini beragam, seperti halnya hanya
menggoda perempuan lewat kata-kata saja sudah termasuk pelecehan dan bisa dikenakan
hukuman penjara dan juga denda. Dan dampak yang dirasakan korban sangatlah berbahaya
bisa sampai kepada kasus kematian dan juga depresi yang berkepanjangan. Faktor pendorong

8
Arif Gosita, Masalah Korban Kejahatan, (Jakarta: CV Akademia, 1983), hlm. 67
terjadinya pelecehan seksual adalah dari pengaruh lingkungan, seperti beredarnya video
porno, film porno dan gambar porno.

REFERENSI

Achmad Muchaddam Fahham, dkk, Kekerasan Seksual pada Era Digital (Jakarta:
Intelegensia Intrans Publishing, Anggota IKAPI Jatim: 2019)

Eliza Anggoman, Penegakan Hukum Pidana Bagi Pelaku Kekerasan/Pelecehan Seksual


Terhadap Perempuan, 2019, Vol. VIII No. 3

https://www.google.com/search?
q=berita+tentang+pelecehan+seksual&oq=berita+tentang+pelecehan+seksual&aqs=chrome..
69i57.19889j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8#

https://news.detik.com/internasional/d-5755292/200-ribu-anak-dilecehkan-pastor-prancis-
paus-fransiskus-bersedih/2

Gosita, Arif, Masalah korban Kejahatan, (Jakarta: CV Akademika Pressindo), 1983.

Offerman, LR. & Malamut, AB., 2002. When Leaders Harash: The Impact of Target
Perception of Organization Leadership and Climate in Harassment Reporting and Outcomes.
Journal of Applied Psychology, 87(5), 885-893.

Setyowati L, & Sumarni D.W. 1999. Pelecehan Tenaga Kerja Perempuan. Yogyakarta. Ford
Foundation Dan Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan UGM

Anda mungkin juga menyukai