Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

MORFOLOGI, KATA SERAPAN, DAN TANDA BACA

Oleh:

Ahmad Sihaburromli 2021910005

Ariqia Maynina Azzahra 2021910008

Hafizzuddin Al Ansari 2021910018

Muhammad Kharis Ramadhan 2021910029

Nanilah Dwi Cahyani 2021910032

PROGRAM STUDI TEKNIK LOGISTIK

UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul ejaan yang disempurnakan, morfologi, kata serapan, dan tanda baca ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Bapak Sukiman S.pd.,M. .Pd pada mata kuliah Bahasa Indonesia.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang  ejaan
yang disempurnakan, morfologi, kata serapan, dan tanda baca bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sukiman S.pd.,M. .Pd
selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia. yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH ……………………………………………………………………....i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………..1

A. Latar Belakang ..……………………………………………………...1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………...2

A. Pengertian Morfologi ………………………………………………...2


B. Pengertian Kata Serapan …………………………………………….3
C. Pengertian Tanda Baca ………………………………………………5
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………...8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang dipakai manusia untuk
tujuan komunikasi. Bahasa Indonesia adalah bahasa kebangsaan Indonesia,
kemampuan berbahasa Indonesia adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi
masyarakat Indonesia, tidak terkecuali murid sekolah dasar. Dalam bidang
pendidikan dan pengajaran, bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran
pokok. Salah satu tujuan pokoknya adalah murid mampu dan terampil
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar setelah mengalami proses belajar
mengajar. Keterampilan berbahasa itu meliputi kemampuan membaca,
menulis, mendengarkan (menyimak), dan berbicara. Dalam proses
pemerolehan dan penggunaannya, keterampilan berbahasa tersebut saling
berkaitan (tidak terpisah satu sama lain).
Banyak kajian teori mengenai bahasa ini. Diantaranya kajian tentang ejaan
yang disempurnakan, morfologi, kata serapan, dan tanda baca. Namun, pada
umumnya teori dengan bukti lapangan seringnya tidak berjalan berdampingan.
Oleh karena itu, kami merasa perlu untuk menyusun makalah ini agar dapat
membantu penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya untuk
mengetahui materi mengenai morfologi, kata serapan, dan tanda baca bahasa
Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MORFOLOGI
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti
bentuk dan kata logi yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah kata morfologi
berarti ilmu mengenai bentuk. Di dalam kajian linguistik, morfologi berarti
cabang ilmu bahasa yang seluk-beluk bentuk kata dan perubahannya serta
dampak dari perubahan itu terhadap arti (makna) dan kelas kata.
Menurut Ramlan pengertian morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa
yang mempelajari seluk beluk bentuk kata serta perubahan bentuk kata serta
perubahan bentuk kata terhadap arti dan golongan kata.
Bentuk kata yaitu ;
 Kata dasar, contohnya sepeda
 Kata berimbuhan, contoh bersepeda
 Kata majemuk, contohnya sapu tangan
 Kata ulang, contohnya berbondong-bondong
Pembagaian bentuk kata menurut C.A. Mees yang berkebangsaan Belanda
terdiri dari:
 Kata benda  Kata depan
 Kata kerja  Kata sandang
 Kata sifat  Kata Sambung
 Kata ganti  Kata seru
 Kata bilangan  Kata keterangan.

Perbedaan golongan arti kata – kata tidak lain disebabkan oleh perubahan
bentuk kata. Karena itu, maka morfologi, disamping bidangnya yang utama
menyelidiki seluk beluk bentuk kata, juga menyelidiki kemungkinan adanya
perubahan golongan arti kata yang timbul sebagai akibat perubahan bentuk
kata. Arti kata ini misalnya, bersepeda dan sepeda, yang berarti sepeda, artinya
benda yang mmilki roda dua yang dijalankan dengan cara dikayuh. serta
bersepeda, artinya kegiatan menggunakan sepeda. Jadi arti kata hanya
mengartikan kata tesebut. juga bisa dilihat dari sepeda dan bersepeda dengan
diberi imbuhan maka kata sepeda dan bersepeda pun menjadi beda. Jos Daniel

2
Perera meberi batasan morfologis (proses), yaitu Morfemis adalah proses
perubahan dari golongan kata yang satu lalu berubah menjadi golongan kata
yang lain akan tetapi dengan kata dasar yang sama. misalnya sepeda menjadi
bersepeda arti (sanksekerta) hanya untuk kata dasar (sepeda), makna (arab),
untuk menunjukan arti – arti imbuhan gramatikal, contohnya bersepeda dll.

B. PENGERTIAN KATA SERAPAN


Kata serapan adalah kata yang diserap dari bahasa lain berdasarkan kaidah
bahasa penerimaan (KBBI V: 2016). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
kata serapan dapat dikatakan sebagai kata serapan jika memenuhi kaidah-
kaidah bahasa, khususnya pada bahasa Indonesia. Penyerapan bahasa terjadi
karena adanya kontak yang berkelanjutan dalam waktu lama antar penutur
bahasa yang berbeda. Kontak bahasa adalah hubungan kebahasaan yang
terjadi antara satu masyarakat bahasa dengan masyarakat bahasa lainnya
(Rohbiah dkk, 2017).
Secara umum, fungsi kata serapan ialah memperkaya kosa kata dan
memberikan pengetahuan lebih tentang bahasa asing kepada pemakai Bahasa
Indonesia. Sementara itu, ciri-ciri kata serapan di antaranya mempunyai
makna tunggal, tidak memiliki kata sinonim maupun antonim di dalam
kalimat, dan maknanya tidak berubah.
1. Penyebab adanya kata serapan
Arsya (2019:35) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya pola suatu bahasa yang mengambil dari bahasa
lain. Contohnya dalam bahasa Indonesia yaitu, munculnya bahasa serapan
yang masuk ke dalam bahasa ini selain disebabkan faktor interaksi
masyarakat, juga disebabkan faktor pesatnya ilmu pengetahuan di berbagai
bidang dan kehidupan. Dalam kajian ini, kemajuan dalam berbagai bidang
pengetahuan, keilmuan, seni dan teknologi dapat memperluas kosakata
dalam bahasa-bahasa di dunia, termasuk dalam bahasa Arab.
2. Jenis-jenis kata serapan
Penyerapan sebuah kata asing menjadi kosa kata bahasa Indonesia
harus melalui beberapa proses. Setidaknya ada tiga jenis kata serapan
berdasarkan proses penyerapannya, di antaranya sebagai berikut:

3
- Adopsi

Adopsi merupakan proses penyerapan kosa kata asing yang


memiliki makna yang sama dalam bahasa Indonesia tanpa mengubah
ejaan, pengucapan, dan penulisan sama sekali. Beberapa contoh kata
serapan dari bahasa Inggris yang mengalami proses adopsi seperti data,
film, golf, internet, dan masih banyak lagi.

- Adaptasi
Adaptasi merupakan proses penyerapan kata asing yang digunakan
karena memiliki makna sama dalam bahasa Indonesia namun kata tersebut
telah mengalami perubahan dalam ejaan, pengucapan, dan penulisannya
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Adapun beberapa contoh kata
serapan dari bahasa Inggris yang melalui proses ini adalah bisnis yang
diadaptasi dari kata business, aktor yang diadaptasi dari actor, dan masih
banyak lagi.

- Pungutan
Proses penyerapan kata asing dengan pungutan terjadi karena
pemakai mengambil konsep dasar yang ada pada bahasa asalnya.
Kemudian, kata tersebut dicari terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Beberapa contoh dari kata serapan pungutan dari bahasa Inggris di
antaranya 'try out' yang diserap dengan kata 'uji coba', 'download' yang
diserap dengan 'unduh' dan lainnya.

3. Contoh kata serapan


1. Kata Serapan dari Bahasa Daerah
Salah satu kata serapan yang paling banyak dipakai ialah berasal
dari bahasa daerah. Beberapa bahasa daerah tersebut seperti bahasa
Jawa dan Sunda. Adapun beberapa contoh kata serapan dari bahasa
daerah ialah seperti berikut:
o Bahasa Sunda
Nyeri: Sakit
Mending: Lumayan

4
Meriang: Sakit
o Bahasa Jawa
Ampuh: Sakti
Lugu: Polos
Langka: Jarang
2. Kata Serapan dari Bahasa Asing
Adapun beberapa contoh kata serapan dari bahasa Inggris antara
lain Aktor, Bisnis, Inovasi, Ekspor, dan lainnya. Sementara itu, kata
serapan dari bahasa Arab di antaranya Abad, Ilmu, Lafal, Baligh, dan
masih banyak lagi.
C. PENGERTIAN TANDA BACA
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara)
atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan
struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat
diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi,
waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya
spesifik yang karenanya bergantung pada pilihan penulis.
Jenis-jenis dan Contoh Penggunaan Tanda Baca
1. Tanda Titik
- Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya: Mereka duduk di sana.
- Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun,
judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru),
dan tempat terbit.
Misalnya: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta
Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta. Moeliono,
Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.
- Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang menunjukkan jumlah. Misalnya: Indonesia memiliki
lebih dari 13.000 pulau. 2. Tanda Koma 1.
2. Tanda koma

5
- Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian
atau pembilangan.
Misalnya: Ibu membeli tepung, gula, dan minyak goreng.
- Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi,
melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya: Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
- Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului
induk kalimatnya.
Misalnya: Kalau diundang, saya akan datang.
- Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan peng-hubung
antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,
sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya: Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia
memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
3. Tanda Titik Koma
- Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung
untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang
lain di dalam kalimat majemuk.
Misalnya: Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
- Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Misalnya: Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah
berkewarganegaraan Indonesia
- Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Misalnya: Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus;
pisang, apel, dan jeruk. Agenda rapat ini meliputi: a. pemilihan ketua,
sekretaris, dan bendahara.
4. Tanda Titik Dua
- Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang
diikuti pemerincian atau penjelasan.
Misalnya: Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.

6
- Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya: Ketua : Ahmad Wijaya 3. Tanda titik dua dipakai dalam
naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan. Misalnya: Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”

7
BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai