Blok 10
Disusun oleh :
Mohammad Reza M J
04011282025187
Alpha 2020
Kemasan : 1
botol 100 ml
(2mg/ml)
Kontraindikasi :
Hipersensitif
terhadap
ciprofloxacin
dan turunan
antibiotik
fluorokuinolon
yang lain.
Wanita hamil
dan menyusui,
remaja dibawah
12 tahun.
Efek Samping :
Mual muntah,
diare, dispepsia,
nyeri abdominal,
flatulence,
anoreksia,
pusing, sakit
kepala,
kelelahan,
insomnia,
tremor, gatal.
Dosis dan - Infeksi saluran - Infeksi ginjal Infeksi saluran - Infeksi mata Teteskan 4-6 tetes
Jadwal kemih ringan- tanpa pernapasan bagian superfisial: ke dalam rongga
Pemberian sedang : komplikasi dan bawah: 500 mg Teteskan 1-2 tetes telinga setiap 8 jam
diberikan dosis infeksi saluran dua kali sehari ke mata yang sakit (3x sehari).
250 mg. kemih bagian hingga 750 mg 4 kali sehari. Pengobatan sampai
- Infeksi saluran atas dan bawah : dua kali sehari Durasi perawatan 8 hari
kemih berat: 2 x 100 mg maksimal: 21 hari
diberikan dosis sehari. Infeksi saluran
500 mg. pernapasan atas: - Ulkus kornea:
- Infeksi saluran - Infeksi lain : 2 - Eksaserbasi akut Awalnya, teteskan
napas, kulit, x 200 mg sehari. sinusitis kronis 2 tetes ke mata
tulang, dan 500 mg dua kali yang sakit setiap 15
sendi ringan- - Gonnorhea sehari hingga 750 menit selama 6 jam
sedang: akut dan sistitis mg dua kali pertama, lalu setiap
diberikan dosis akut tanpa sehari, 10 mL dua 30 menit setelahnya
500 mg. komplikasi pada kali sehari hingga pada hari ke-1.
- Infeksi saluran wanita: infus 15 mL dua kali Pada hari ke-2,
napas, kulit, tunggal 100 mg. sehari teteskan 2 tetes ke
tulang, dan (dua sendok takar mata yang sakit
sendi berat: 5 mL dua kali setiap jam. Pada
diberikan dosis sehari hingga tiga hari ke 3-14,
750 mg.Infeksi sendok takar teteskan 2 tetes ke
saluran cerna: berukuran 5 mL mata yang sakit
diberikan dosis dua kali sehari) setiap 4 jam. Durasi
500 mg. perawatan
- Osteomielitis - Otitis media maksimal: 21 hari.
akut: diberikan supuratif kronis,
dosis 750 mg. 500 mg dua kali
sehari hingga 750
mg dua kali
sehari, 10 mL dua
kali sehari hingga
15 mL dua kali
sehari
- Otitis eksterna
maligna
750 mg dua kali
sehari
Cara Diminum sesuai -Menyiapkan Aturan minum ● Cuci tangan ● Mencuci tangan
Pemakaian dosis. Tidak suntikan ciprofloxacin hingga bersih ● Pegang botol
boleh menambah untuk suspensi sebelum dengan tangan
atau mengurangi -Mencari Vena adalah kocok menggunakan selama beberapa
agar dengan baik obat tetes mata. menit agar
meminimalisir -Memasukkan selama 15 detik ● Kocok botol sediaan hangat
efek samping. jarum dan sebelum obat tetes mata sehingga
menyuntikkan menuangkan sebelum terhindar dari
obatnya setiap dosis. digunakan. rasa pusing yang
● Dongakkan terjadi saat
wajah, larutan yang
kemudian tarik dingin masuk ke
kelopak mata dalam saluran
bagian bawah telinga
secara perlahan. ● Miringkan kepala
● Tekan kemasan ke satu sisi untuk
untuk menjaga telinga
meneteskan yang terinfeksi di
obat ke kelopak atas
mata bagian ● Teteskan larutan
bawah. ke telinga dengan
● Kedipkan mata penetes. Hindari
agar obat tetes menyentuh
mata menyebar penetes dengan
ke seluruh telinga atau
bagian mata. tangan untuk
● Jangan sampai mencegah
ujung botol atau kontaminasi
kemasan obat ● Jaga kepala tetap
tetes mata miring selama 5
menyentuh menit supaya
permukaan obat dapat
mata. berpenetrasi ke
● Untuk dosis dalam telinga
penggunaan, ● Jika saluran
lihat label telinga sempit,
kemasan obat dapat
produk atau mencapai
sesuai dengan gendang telinga
rekomendasi dengan menarik
dokter. telinga ke atas
● Ulangi, jika perlu
untuk telinga
yang lain
Sifat, Sifat : Sifat : Larutan Sifat: Suspensi, Sifat: Sifat:
Keuntungan Tablet, padat, bersifat cair dan Larutan bersifat Berbentuk larutan,
dan Kerugian cukup stabil Keuntungan: diminum via oral. steril dan bebas suspensi atau salep
BSO (Bentuk dalam 1. Onset cepat partikel asing yang yang digunakan
Sediaan Obat) penyimpanan 2. Konsentrasi Keuntungan: digunakan pada pada telinga.
dan transportasi di dalam darah - Campuran obat mata. Cairan tetes telinga
paling akurat lebih homogen biasanya memilki
Keuntungan : 3. - Dosis dapat Keuntungan: 10 derajat
Rasa dan bau Bioavailabilitas diubah saat -Sangat baik keasaman sekitar
obat tertutupi, sempurna atau pembuatan digunakan untuk 5,0-6,0
praktis, tahan hampir - Obat lebih pemberian dosis
lama, relatif sempurna mudah diabsorbsi kecil
Keuntungan :
murah, takaran 4. Kerusakann - Mudah diberi -Memberi
obat cukup teliti obat dalam GE pewangi agar kemudahan dalam ● Campuran
dan serba sama 5. Dapat menarik pemberian.
untuk setiap diberikan pada -Obat lebih mudah homogen
- Membantu
tabletnya, penderita sakit diabsorbsi ● Dosis dapat
pasien yang tidak
mudah dalam keras atau koma -Dosis, rasa, warna
dapat menelan
pengemasan, dan bau dapat ditentukan
obat tablet
mudah dibawa Kerugian diatur. ● Penggunaan
-Dapat menutupi
1. Nyeri saat -Mengurangi resiko
rasa tidak lebih efektif
Kerugian : pemberian iritasi pada
enak/pahit dari
Sulit dikonsumsi 2. Efek lambung oleh zat- ● Kerja awal lebih
obat
oleh anak-anak psikologus bagi zat iritan.
dan orangtua, yang takut -Dapat cepat.
dokter sulit disuntik mengurangi Kerugian:
menentukan 3. Kekeliruan penguraian zat -Stabilitas bentuk
aktif yang tidak Kerugian:
dosis pada terapi obat atau dosis larutan biasanya
individu karena tidak dapat stabil dalam air kurang baik. ● Volume bentuk
dosis sudah diperbaiki - Diperlukan larutan lebih
ditetapkan, 4. Obat hanya Kerugian: ketepatan dosis
warna terang diberikan oleh - - Memiliki yang presisi besar
dari tablet dapat tenaga ahli kestabilan yang -Kesulitan dalam
rendah ● Ada obat yang
meningkatkan tertentu masalah formulasi
bahaya pada - - Jika terbentuk untuk menutupi tidak stabil
anak-anak caking maka akan rasa zat aktif yang
sulit terdispersi dalam larutan
karena mereka pahit dan tidak
akan tertarik dan kembali, menyenangkan.
kemungkinan sehingga
akan homogenitasnya
memakannya menjadi buruk.
(keracunan), - - Suspensi yang
waktu untuk terlalu kental
hancur lebih menyebabkan
lama dibanding sediaan sulit
larutan untuk dituang
Golongan K (Obat Keras) K (Obat keras) K (Obat keras) K (Obat keras) K (Obat Keras)
Obat
Berdasarkan
Undang -
undang
Macam - macam resep yang dapat disusun untuk masing - masing bentuk sediaan obat
Resep Tablet:
dr. Ana
SIP: 1234/Dinkes/2018
Alamat Praktek : Jl. Kencana 2 Sekip
No. Telp: 0812345678
Hari dan Jam Praktek: Senin-Jumat, 14.00-16.00
Resep Injeksi:
dr. Ana
SIP: 1234/Dinkes/2018
Alamat Praktek : Jl. Kencana 2 Sekip
No. Telp: 0812345678
Hari dan Jam Praktek: Senin-Jumat, 14.00-16.00
dr. Ana
SIP: 1234/Dinkes/2018
Alamat Praktek : Jl. Kencana 2 Sekip
No. Telp: 0812345678
Hari dan Jam Praktek: Senin-Jumat, 14.00-16.00
(Paraf)
dr. Ana
SIP: 1234/Dinkes/2018
Alamat Praktek : Jl. Kencana 2 Sekip
No. Telp: 0812345678
Hari dan Jam Praktek: Senin-Jumat, 14.00-16.00
---Soal 2A---
● Kelengkapan Resep :
Lengkap/ Benar/Tidak Penjelasan
Tidak
Identitas dokter Tidak Benar Tidak ada jadwal praktek dan
telepon
Superscriptio R Lengkap Benar
/1
R Lengkap Benar
/2
R Lengkap Benar
/3
R Lengkap Benar Tidak ada bentuk sediaan dan
/4 jumlahnya
Inscriptio R Lengkap Benar
/1
R Lengkap Benar
/2
R Lengkap Benar
/3
R Lengkap Benar
/4
Subscriptio R Lengkap Benar
/1
R Lengkap Benar
/2
R Lengkap Benar
/3
R Lengkap Benar
/4
Signatura R Lengkap Salah Bentuk sediaan tidak tercantum
/1
R Lengkap Salah Bentuk sediaan tidak tercantum
/2
R Lengkap Salah Bentuk sediaan tidak tercantum
/3
R Lengkap Salah Bentuk sediaan tidak tercantum
/4
Kalimat ‘bila batuk’ seharusnya
latin
Identitas pasien Tidak Benar Berat badan tidak dicantumkan
● Formula resep
1. Macam Formula: R/1: Officinalis
R/2: Magistralis
R/3: Spesialitis
R/4: Spesialitis
2. Resep Formula Magistralis (ada)
Remidium Nama Bahan Obat Khasiat / Fungsi
= 16 kg x (10-15)
= 160-240 mg/kali
Bisa diberi dosis minimal 160 mg atau disesuaikan dengan kondisi pasien.
R/1 : Sporetik
- Syrup
Spesifikasi : Merupakan sediaan bentuk cair berupa larutan yang mengandung sukrosa. Kadar
sukrosa adalah tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.
- Pulveres
Spesifikasi : Dibagi bungkus-bungkus kecil dalam kertas unit doses system ( 300- 1000 mg)
untuk obat dalam.
R/3 Paracetamol
- Syrup (drop)
Spesifikasi : Merupakan sediaan bentuk cair berupa larutan yang mengandung sukrosa. Kadar
sukrosa adalah tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.
- Syrup
Spesifikasi : Merupakan sediaan bentuk cair berupa larutan yang mengandung sukrosa. Kadar
sukrosa adalah tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.
● Diagnosis
Diagnosisnya adalah infeksi saluran nafas karena sporetik adalah obat yang digunakan untuk
pengobatan infeksi akibat mikroorganisme. Gejala yang timbul adalah flu, batuk, asma,
demam, dan alergi. Tremenza digunakan untuk mengobati gejala flu seperti hidung tersumbat
dan bersin-bersin yang disebabkan oleh alergi pada saluran pernapasan atas. Epexol
merupakan obat yang digunakan untuk mengencerkan lendir atau dahak. Lasal merupakan
obat bronkodilator saluran nafas yang dapat membantu meredakan gejala asma, asma
bronkial, dan batuk yang disertai sesak. Dextamin adalah obat anti alergi. Paracetamol
digunakan untuk mengobati demam. Apabila terdapat batuk maka dapat menggunakan obat
batuk hitam.
R/2: Magistralis
R/3: Spesialitis
R/4 : Magistralis
2. Resep formula Magistralis ( ada / tidak )
Jika ada uraikan:
Interaksi silang :
1. Sanmol dan Codein
Dapat meningkatkan absorpsi parasetamol bersamaan dengan metoclopramide
dan domperidone. Dapat meninkatkan risiko perdarah jika bersamaan dengan
warfarin dan coumarin lainnya. Kodein dapat menjadi antagost dari efek
metoclopramide dan domperidone pada saluran pencernaan. Dapat meningkatkan
depresi SSP jika dipakai bersama depressan SSP (seperti anestesi, anxiolytics,
hipnotik, TCA, dan antipsikotik)
2. Codein dan Chlorpheniramine (CTM)
Efek sedang, menggunakan kodein bersama dengan klorfeniramin dapat
meningkatkan efek samping seperti pusing, kantuk, kebingungan, dan kesulitan
berkonsentrasi. Umumnya beberapa orang, terutama orang tua, akan mengalami
gangguan dalam berpikir, penilaian, dan koordinasi motorik.
c) Sanmol
Bentuk Sediaan Obat : Sirup
1. Spesifikasi: Mengandung paracetamol, cair, bersifat mudah larut
2. Keuntungan: Obat mudah ditambahkan perasa pemanis dan pewarna, lebih mudah
dikonsumsi pada anak - anak karena rasanya yang manis, dosisnya mudah divariasikan
dan absorbsi obat yang cepat.
3. Kerugian: Botol mudah pecah dan cara pemakaian yang kurang praktis karena
memerlukan sendok sebagai alat bantu.
d) Bedak Purol
1. Spesifikasi : bedak digunakan untuk obat luar, berbentuk seperti serbuk. mengandung
asam salisilat, bals. peruvlan, adeps. Lanae, magnesium oksida, zinc oksida.
2. Keuntungan : Memiliki stabilitas fisiokimia yang lebih baik serta waktu penyimpanan
yang lebih panjang dibandingkan dalam bentuk cair. Bahan sediaan yang lebih mudah
untuk mencampur bahan- bahan padat dan harganya lebih murah.
3. Kerugian : Penggunaan yang kurang baik untuk zat yang mudah terurai, dosis tidak bisa
diatur, penyimpanan harus dalam suhu yang sesuai kalau tidak bisa menjadi lembab,
biasanya ukuran dan bentuk wadah penyimpanan membuat kurang nyaman untuk dibawa.
• Diagnosis
Anak tersebut dapat di diagnosis terkena infeksi bakteri yang disertai dengan demam, batuk,
dan iritasi kulit. Berdasarkan dari indikasi obat yang di konsumsi anak tersebut terdapat
amoxicilin untuk mengobati infeksi akibat bakteri, paracetamol untuk meredakan demam, CTM
untuk mengatasi utrikaria dan bedak purol untuk mengurangi rasa gatal di kulit akibat urtikaria,
dan indikasi codein digunakan untuk meredakan batuk akibat penyempitan saluran napas. serta
Curcuma plus merupkan suplemen yang digunakan untuk memperbaiki imun tubuh pada anak
dan suplemen ini juga mengandung vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
A. a. Kesimpulan dan saran: An. Dea, 8 tahun terkena infeksi bakteri pada kulit sehingga
diberikan resep obat curcuma plus, amoksisilin, CTM, codein, laktosum, sanmol, dan
bedak purol untuk pengobatan.
b. Tulislah resep tersebut( soal diatas ) yang benar dan rasional menurut saudara dalam
format blanko resep ( baku )
---Soal 2C---
Paraf/tanda R/1 Lengkap Benar Penulisan dari tanfa tangan sudah benar
tangan R/2 Lengkap Benar setelah bagian signatura.
R/3 Lengkap Benar
R/4 Lengkap Benar
R/3 Benar
R/4 benar
Identitas pasien Lengkap benar
• Formula resep
1. Macam Formula:
R/1: Spesialistis
R/2: Magistralis
R/3:Spesialistis
R/4:officinalis
2. Resep formula magistralis: (ada/tidak), jika ada uraikan
Remidium Nama Bahan Obat Khasiat/ Fungi
Cardinale Codein Pereda rasa nyeri dan batuk
Prednison Mengurangi peradangan pada alergi, penyakit
persendian dan otot, penyakit autoimun, dan penyakit
kulit.
Clixid Terapi gangguan saraf otonom & somatik karena
cemas. terapi simptomatik tukak lambung & usus 12
jari, hipersekresi & hipermortilitas saluran cerna,
dispepsia nervosa, iritasi & spasme kolon, diskinesia
empedu, spasme & diskinesia ureter, sindroma iritasi
usus, kolitis, diare, dismenore.
mengatasi sakit maag, penyakit asam lambung atau
Famotidine GERD
5. Resep dari obat Golongan Narkotika ( ada / tidak ) kalau ada tentukan:
Nama obat : Codein
Cara penulisan : Pada penulisan obat narkotika dan psikotropika, jumlah obat tidak
cukup hanya dengan angka saja, namun disertai dengan huruf angka tersebut, misal
X (decem) dan agar sah harus dibubuhi tanda tangan dokter (bukan paraf). Hal ini
dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan obat di masyarakat.
D. Dosis Obat ( hitung dosis masing – masing bahan obat dalam resep)
No. Obat Menghitung dosis individual (ingat, 1 sendok obat (cth) = 5 ml)
Jadwal
Dosis per hari Dosis per kali (per 5 ml atau
per tablet)
1. Starcef cap Susceptible infections Dosis tunggal → 200 - 400 Bersama makan
mg/kali
Dewasa: 200-400 mg setiap hari diberikan
sebagai dosis tunggal atau dalam 2 dosis Interval 2 kali → 100 - 200
terbagi selama 7 hari, dapat dilanjutkan mg/ kali
hingga 14 hari jika perlu, tergantung pada
tingkat keparahan infeksi.
2. Prednisone Oral, dosis awal 20-40 mg sehari, dosis Dosis tunggal → 20 - 40 Bersama makan
tunggal atau terbagi, sampai terjadi remisi, mg/kali
selanjutnya dosis diturunkan bertahap.
Interval 2 kali → 10 - 20
mg/kali
Interval 3 kali → 6,7 - 13,3
mg/kali
3. CTM Allergic Rhinitis, Cold Symptoms, Interval 4 - 6 kali Sebelum / Sesudah makan
urticaria :
4 mg/kali
16 - 24 mg/ hari
4. Interhistin tab Allergic conditions 10-30 mg/kali Bersama makan/ sesaat setelah
makan
Dewasa : 100-300 mg/hari
6. Clixid tab Oral Interval 3-4 kali Diminum 30 menit-1 jam sebelum
makan.
Sindrom iritasi usus, tukak lambung Chlordiazepoxide 5 mg dan
clidinium bromide 2.5 mg
Dewasa: tablet/kali
Kondisi hipersekresi Interval 4 kali → 20 mg/kali Ulkus lambung dan duodenum jinak :
malam hari
Dewasa: Awalnya, 20 mg setiap 6 jam, Penyakit refluks gastro-
dapat meningkatkan dosis hingga 800 mg esofagus
setiap hari, jika perlu.
Interval 4 kali → 20 - 40
Oral mg/kali
Oral
9. Pot nigr c tuss Dewasa : 3-4 x sehari 1 sendok makan. Interval 3 - 4 kali Setelah makan
1 hari : 45-60ml
Uraikan ada tidaknya Interaksi obat
Interaksi Obat
1. STARCEF
Spesifikasi :
🡺 Komposisi
Cefixime.
🡺 Indikasi/Kegunaan
ISK, otitis media, faringitis, tonsilitis, bronkitis akut & kronis, pneumonia.
🡺 Dosis/Cara Penggunaan
Kaps Dws & anak BB ≥ 30 kg 50-100 mg 1-2 x/hr. Infeksi lebih berat atau membandel:
dosis dpt ditingkatkan mjd 200 mg 2 x/hr. Susp Anak 1.5-3 mg/kgBB 2 x/hr. Infeksi lebih
berat atau membandel: 6 mg/kgBB 2 x/hr.
🡺 Pemberian
Pasien alergi penisilin, kelainan fungsi ginjal serius, hamil, laktasi, bayi < 6 bln.
🡺 Efek Samping
Hipersensitif, ggn GI, gejala syok, kerusakan ginjal, granulositopenia atau eosinofilia,
kelainan pernafasan, stomatitis, kandidiasis, defisiensi vit K.
Keuntungan :
🡺 Obat ini aktif melawan spektrum bakteri yang sangat luas, mulai dari Staphylococcus
aureus, Streptococcus pneumoniae, Streptococcus pyogenes
🡺 Harga yang tergolong murah
🡺 Dapat mengobati infeksi saluran napas yang menuju ke paru-paru (bronkitis),
penyakit menular seksual (gonore), infeksi saluran pernapasan, infeksi pada telinga,
tenggorokan, dan amandel, peradangan pada paru atau pneumonia, serta infeksi
saluran kemih.
Kerugian :
🡺 Dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti Hipersensitif, ggn GI, gejala
syok, kerusakan ginjal, granulositopenia atau eosinofilia, kelainan pernafasan,
stomatitis, kandidiasis, defisiensi vit K.
🡺 Tidak dapat dikonsumsi oleh pasien yang memiliki Riwayat syok karena cefixime
2. PREDNISONE
Spesifikasi :
🡺 Indikasi:
menekan reaksi radang dan reaksi alergi
🡺 Peringatan:
hindari penggunaannya pada penyakit hati.
🡺 Kontraindikasi:
Hipersensitivitas terhadap obat ini, atau komponennya, Infeksi Jamur sistemik,
Wanita hamil trimester pertama
🡺 Efek Samping:
Mual, Muntah, Mulas, Keringat berlebih, Jerawat, Sulit tidur, Penurunan nafsu
makan
🡺 Dosis:
Dewasa: 40–60 mg, 1–2 kali sehari, selama 3–10 hari.
Anak-anak usia 0–11 tahun: 1–2 mg/kgBB per hari, selama 3–10 hari. Dosis
maksimal 60 mg per hari.
Keuntungan :
🡺 untuk mengurangi peradangan pada alergi, penyakit autoimun, penyakit persendian
dan otot, serta penyakit kulit.
Kerugian :
🡺 dapat menyebabkan efek samping seperti Mual, Muntah, Mulas, Keringat berlebih,
Jerawat, Sulit tidur, Penurunan nafsu makan
3. CTM
Spesifikasi :
🡺 Indikasi:
meredakan gejala alergi
🡺 Peringatan:
Jangan mengonsumsi chlorpheniramine jika Anda alergi terhadap obat ini. Beri tahu
dokter jika Anda alergi terhadap dexchlorpheniramine atau obat lain.
Jangan memberikan obat ini kepada anak usia di bawah 2 tahun tanpa berkonsultasi
terlebih dahulu dengan dokter.
🡺 Kontraindikasi:
Pasien glaukoma sudut sempit, Pasien obstruksi leher kandung kemih,
Pasienhipertrofi prostat, Pasien tukak lambung stenosis, Pasien serangan asma akut
🡺 Efek Samping:
Sakit kepala, Kantuk, Pusing, Mual, Muntah, Selera makan berkurang, Sembelit atau
konstipasi, Mulut, hidung, dan tenggorokan kering
🡺 Dosis:
Dewasa dan anak usia >12 tahun: 4 mg, tiap 4–6 jam. Dosis maksimal 24 mg per
hari.
Anak usia 6–12 tahun: 2 mg, tiap 4–6 jam. Dosis maksimal 12 mg per hari.
Anak usia 2–5 tahun: 1 mg, tiap 4–6 jam. Dosis maksimal 6 mg per hari.
Anak usia 1–2 tahun: 1 mg, 2 kali sehari. Dosis maksimal 4 mg per hari.
Keuntungan :
🡺 Beberapa gejala alergi yang bisa diredakan dengan obat ini adalah mata berair,
hidung tersumbat, pilek, bersin, batuk, serta gatal pada kulit, hidung, mata, dan
tenggorokan.
Kerugian :
🡺 Sakit kepala, Kantuk, Pusing, Mual, Muntah, Selera makan berkurang, Sembelit atau
konstipasi, Mulut, hidung, dan tenggorokan kering
4. Interhistin
Spesifikasi :
🡺 Indikasi:
untuk meredakan gejala alergi seperti mata berair, hidung berair, mata atau hidung
gatal, bersin dan gatal-gatal.
🡺 Kontraindikasi:
Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap Doxycyline
Pasien yang memiliki riwayat asma akut.
🡺 Efek Samping:
Efek samping yang mungkin terjadi apabila mengkonsumsi interhistin adalah mulut
kering, penglihatan kabur, konstipasi (sembelit), mual, muntah, diare, mudah
berkeringat, tremor (bergetar pada bagian tubuh), gangguan tidur, depresi, hipotensi
(tekanan darah lebih rendah dari pada batas normal).
🡺 Dosis:
Dewasa: 100-300 mg per hari
Anak usia kurang dari 2 tahun: 50-100 mg per hari
Anak usia 2-5 tahun: 50 - 150 mg per hari
Anak usia 5 -10 tahun: 100-200 mg per hari
Anak usia kurang dari 10 tahun: 100-300 mg per hari.
Keuntungan :
🡺 meredakan gejala alergi seperti mata berair, hidung berair, mata atau hidung gatal,
bersin dan gatal-gatal.
Kerugian :
🡺 hanya meredakan gejala alergi, bukan mengobati penyebabnya
🡺 mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi (sembelit), mual, muntah, diare, mudah
berkeringat, tremor (bergetar pada bagian tubuh), gangguan tidur, depresi, hipotensi
(tekanan darah lebih rendah dari pada batas normal).
Persiapkan keenam golongan obat yang ditulis di resep terlebih dahulu (Prednison,
CTM, Interhistin, Codein, Clixid, dan Famotidin) sesuai dengan dosis yang tertera.
Tumbuk dan gerus tablet Interhistin dan tablet Clixid sampai halus. Pada pengisian
dengan menggunakan tangan digunakan sarung tangan untuk mencegah alergi yang
mungkin. Untuk memasukkan obat dapat dilakukan dengan cara serbuk dibagi sesuai
No. Ukuran Berat serbuk dengan jumlah kapsul yang diminta lalu tiap bagian serbuk
dimasukkan ke dalam badan kapsul dan tutup.
5. Clixid
Spesifikasi:
Tablet Clixid / Clixid Tablet mengandung komposisi aktif berikut: Chlordiazepoxide
Hydrochloride and Clidinium Bromide. Tersedia dalam bentuk tablet. 10 Strip with
10 Tss.
Keuntungan:
Tablet Clixid / Clixid Tablet diindikasikan untuk perawatan Sakit perut, Gangguan
kecemasan, Gejala penarikan karena kecanduan alkohol, Haid dan kondisi lainnya,
Lebih murah
Kerugian :
Berikut adalah daftar efek samping yang memungkinkan yang dapat terjadi dari
semua bahan-bahan konstitusi Tablet Clixid / Clixid Tablet. Ini bukanlah daftar yang
komprehensif. Efek-efek samping ini memungkinkan, tetapi tidak selalu terjadi.
Beberapa efek samping ini langka tetapi serius. Konsultasi pada dokter Anda jika
Anda melihat efek samping berikut, terutama jika efek samping tidak hilang.
● Kecanggungan
● Kebingungan
● Pusing
● Berlebihan di siang hari mengantuk
● Sakit kepala
● Kurangnya koordinasi
● Ringan
● Kegoyangan
● Kelemahan yang tidak biasa
● Kantuk
● Kelemahan
● Penglihatan kabur
● Mata kering
● Mulut kering
● Mual
● Sembelit
● Perut kembung
Jika Anda mengonsumsi obat lain atau produk toko pada waktu bersamaan, efek
dari Tablet Clixid / Clixid Tablet dapat berubah. Ini dapat meningkatkan resiko Anda
untuk efek samping atau menyebabkan obat Anda tidak bekerja dengan baik. Katakan
pada dokter Anda tentang semua obat, vitamin, dan suplemen herbal yang Anda
gunakan, sehingga dokter Anda dapat membantu Anda mencegah atau mengatur
interaksi obat. Tablet Clixid / Clixid Tablet dapat berinteraksi dengan obat dan produk
berikut ini:
● Clozapine
● Disulfiram
● Hydantoins
● Ketoconazole
● Methadone
● Nefazodone
● Omeprazole
● Phenytoin
● Rifampin
● Sodium oxybate
Hipersensitivitas pada Tablet Clixid / Clixid Tablet adalah sebuah kontraindikasi.
Sebagai tambahan, Tablet Clixid / Clixid Tablet tidak boleh dikonsumsi jika Anda
memiliki kondisi berikut:
● Akut glaukoma sudut sempit
● Glaukoma
● Penyakit hati
● Reaksi alergi
● alergik
● keadaan mental di mana kontak dengan realitas hilang
● masalah hati yang parah
Kontraindikasi
Obat ini sebaiknya tidak diberikan kepada pasien penyakit ginjal.
Interaksi Obat
Famotidine tidak boleh digunakan bersamaan dengan beberapa jenis obat berikut
ini:
● Atazanavir
● Delavirdine
● Dasatinib
● Probenecid
● Antasid
Kategori Kehamilan
Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan adanya bahaya pada
janin. Namun, penelitian mengenai risiko pada janin manusia masih sangat terbatas.
Peringatan Menyusui
Famotidine dapat terserap ke dalam ASI. Oleh karena itu, sebelum penggunaan obat,
konsultasikan terlebih dulu kepada dokter.
Cara buat :
tablet 20 mg ada, tinggal digerus dikonsumsi 30–60 menit sebelum makan
Konsumsi famotidine dapat dilakukan setelah atau sebelum makan. Telan tablet
secara utuh dengan air putih, kecuali yang dikonsumsi adalah bentuk tablet kunyah.
Bila mengonsumsi tablet kunyah, kunyah tablet hingga hancur sebelum ditelan.
Untuk mencegah munculnya sakit maag dan heartburn, minum famotidine 15–60
menit sebelum mengonsumsi makanan yang dapat mengganggu pencernaan, seperti
makanan yang mengandung pemanis buatan atau makanan pedas.
Konsumsi famotidine pada waktu yang sama setiap harinya untuk memperoleh
manfaat yang maksimal. Jika lupa mengonsumsi obat ini, disarankan untuk segera
melakukannya begitu teringat, apabila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya
belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Simpan famotidine pada suhu ruangan, di tempat yang kering, dan terhindar dari
sinar matahari
7. Myonep
Spesifikasi:
Myonep Tab 50 mg
Keuntungan:
Terapi simtomatis utk kondisi yg berhubungan dg spasme muskuloskeletal.
Kerugian:
Kontraindikasi
Gagal ginjal & hati. Perhatian Khusus Paralisis flaksid. Hamil & laktasi, anak. Dpt
mengganggu kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin.
Efek Samping
Lemah, pusing, insomnia, mengantuk, ekstremitas gemetar, disfungsi hati & ginjal,
kelainan darah, ruam, ggn GI, ggn berkemih.
Interaksi Obat
Dg metokarbamol & tolperison dpt mengakibatkan ggn akomodasi visual.
Sebaiknya diberikan bersama makanan. Berikan sesudah makan, Simpan pada
tempat sejuk dan kering, serta terlindung dari cahaya.
Keuntungan :
Sebagai pereda batuk, baik berdahak ataupun tidak berdahak.
OBH Indoplus mengandung bahan aktif yang dapat mengatasi hidung yang
tersumbat, sakitkepala, demam disertai flu.OBH Indoplus dapat mengatasi demam
karena mengandung parasetamol dalam bahanaktifnya yang berfungsi sebagai
antpiretik atau penurun panas, selain juga berfungsi sebagaipereda untuk batuk
berdahak karena terdapat pseudoefedrin yang berfungsi sebagaiekspektoran atau
pereda batuk berdahak.
Kerugian :
Kontraindikasi pada gangguan fungsi hati dan ginjal :
Cara buat:
- Cara pembuatan:
o Glycirrhizae Succus dilarutkan dalam air panas (didihkan), setelah dingin
masukkan Ammonii Chloridum, kemudian cukupkan dengan aquades
sampai 294 ml.
o Terakhir masukkan larutan Ammonii Chloridum (SASA) sebanyak 6g, jadi
total OBH 300ml. SASA dimasukkan terakhir agar tidak menggores wadah
obat.
Ketepatan pemilihan :
1. Untuk kapsul Starcef 250 mg kurang tepat karena obat tersebut tidak memiliki sediaan
kapsul 250 mg di pasaran.
2. Untuk kapsul yang berisi Prednison 10 mg, CTM 4mg, Interhistin 1/3 tablet, Codein
10 mg, Clixid 1/2 tablet, dan Famotidin 20 mg sudah tepat karena sudah sesuai untuk
menggunakan sediaan kapsul pada resep tersebut.
F. DIAGNOSIS
Dari indikasi obat yang diberikan dapat didiagnosis Ny. Dina mengalami batuk akibat
penyakit paru, atau emfisema, yang disertai gastritis atau tukak lambung dengan infeksi
sekunder. Ny. Dina juga merasakan pegal-pegal dan kaku otot.
b) Tulislah resep tersebut (soal diatas) yang benar dan rasional menurut saudara dalam format
blanko resep (baku)
Praktikum 3
ANALISA RESEP
● R/1
Tamsulosin (Tamsolin)
Khasiat/ fungsi: Tamsulosin adalah antagonis adrenoseptor alfa-1A dan alfa-1B selektif
yang memberikan efek terbesarnya pada prostat dan kandung kemih, tempat reseptor ini
paling umum. Ini diindikasikan untuk pengobatan tanda dan gejala hipertrofi prostat
jinak. Antagonisme reseptor ini mengarah pada relaksasi otot polos di prostat dan otot
detrusor di kandung kemih, memungkinkan aliran urin yang lebih
baik.(go.drugbank.com)
● OMZ (Omeprazole)
Khasiat/ fungsi:
Omeprazole digunakan untuk mengobati gejala penyakit gastroesophageal reflux
(GERD) dan kondisi lain yang disebabkan oleh asam lambung berlebih. Ini juga
digunakan untuk meningkatkan penyembuhan esofagitis erosif (kerusakan pada
kerongkongan Anda yang disebabkan oleh asam lambung).
Omeprazole juga dapat diberikan bersama dengan antibiotik untuk mengobati tukak
lambung yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori (H. pylori). (drugs.com)
● Chloramphenicol
Khasiat/ fungsi:
Digunakan untuk pengobatan kolera, karena menghancurkan vibrio dan mengurangi
diare. Efektif melawan vibrio tahan tetrasiklin. Selain itu juga digunakan dalam tetes mata
atau salep untuk mengobati konjungtivitis bakteri.
(go.drugbank.com)
e. Resep dari obat Golongan Narkotika ( ada / tidak ) kalau ada tentukan:
● Namaobat : Codein
● Cara penulisan :
Diberi garis bawah merah pada resep dan tanda tangan dokter
Dosis Obat
● CTM
● Paracetamol
· Dosis per kali makan 250 mg, sehingga dosis per hari adalah 750 mg.
· Dosis sekali makan 250 mg oleh karena itu nantinya takaran yang diberikan adalah ½
tablet
● Codein
· Dosis perhari (pengulangan 3 kai) 45 – 180 mg/ hari. Pada kasus dosis per kali
makan kodein yang diberikan adalah 10 mg
· Dosis perhari adalah 10 x 3 = 30 mg / hari
● Tamsulosin
● OMZ
Spesifikasi
Keuntungan
1. Takaran obat cukup teliti dan serba sama untuk setiap tablet
2. Pembebasan obat dapat diatur sesuai efek terapi yang diinginkan
3. Rasa dan bau yang tidak menyenangkan dapat ditutupi dengan penyalutan
4. Bahan obat yang dapat rusak oleh cairan/ enzim dalam saluran pencernaan
dapat diatasi dengan penyalutan
5. Bentuk tablet dapat menjamin kestabilan sifat fisik dan kimia bahan obat
karena tablet merupakan sediaan kering
6. Mudah dalam pengemasan, pengepakan, transportasi dan penggunaannya
7. Biaya produksi lebih murah
Kerugian
Ketepatan Pemilihan
Pasien berumur 50 tahun sehingga bisa menelan obat kapsu
● Kapsul (R/2)
Spesifikasi
Cara Peracikan
1. Bersihkan mortir.
5. Gerus sediaan.
10. Kemas ke dalam kemasan dan beri etiket putih beserta cara pemakaian.
Keuntungan
1. Membalut obat di dalam kapsul membuat obat yang tidak berasa dan tidak
berbau.
2. Kelarutan gelatin pada pH lambung menyebabkan pelepasan obat yang cepat
di saluran gastrointestinal.
3. Fleksibilitas dalam menentukan dosis dan mengkombinasi obat (Druginfo,
2013).
Kerugian
1. Kapsul bukan wadah yang sesuai untuk bahan obat yang dapat melarutkan
gelatin, seperti larutan air atau hidroalkohol.
2. Pembuatan lebih lama ketimbang obat tablet.
Pasien berumur 50 tahun sehingga bisa menelan obat kapsul dan warna kapsul bisa
dengan warnanya cerah sehingga memudahkan pasien yang penglihatannya mulai
kabur.
Keuntungan
1. Dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam
air yang ekuivalen.
2. Onset dan waktu puncak absorbsi lebih lama.
3. Waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih
tinggi (Remington, 1965).
Kerugian
1. Dapat mengganggu penglihatan dan menjadi kabur, kecuali pemakaian pada saat
tidur (Remington, 1965).
Ketepatan Pemilihan
Chloramphenicol adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi mata yang
disebabkan oleh bakteri sehingga bisa dalam bentuk salep mata.
Diagnosis
Infeksi bakteri yang menyebabkan peptic ulcer, konjungtivitis, flu batuk disertai BPH
karena faktor usia
a. Kesimpulan dan saran
Tn Joko mengalami alergi yang menyebabkan reaksi alergi, demam, nyeri dan batuk
sehingga diberikan CTM untuk meredakan reaksi alergi, PCT untuk meredakan demam dan
nyeri, sedangkan codein digunakan untuk meredakan batuk-batuk. Tn. Joko juga mengalami
dugaan BPH sehingga diberikan tamsulosin, sedangkan pemberian OMZ dan
Chloramphenicol masing masing secara berurutan berguna untuk mengatasi gejala
gangguan gastrointestinal dan konjungtivitis bakteri pada mata. BSO yang dipilih untuk
resep ini sudah sesuai dengan keadaan pasien sehingga pemberian mudah dan efektif.
Jumlah obat juga tidak terlalu banyak sehingga bisa menghindari kemungkinan polifarmasi
dan tidak dipakai corrigensia pada resep magistralis karena Tn. Joko yang sudah dewasa.
b. Tulislah resep tersebut (soal diatas) yang benar dan rasional menurut saudara dalam format
blanko resep (baku)
Kasus
Dokter Cindy berpraktek sebagai dokter umum dengan SIP: 1272/Dinkes/2019 di Jalan Tanah
Merah, Palembang, RT.37/RW.19, Demang Lebar Daun 30146 Telp. (0730) 270555 dari hari
Senin sampai dengan Jumat, jam praktek mulai jam 16.00 sampai dengan jam 20.00. Pada tanggal
10 November 2020 datang seorang pasien bernama Ny Dea, seorang wanita karir yang sibuk (50
tahun, TB 165 cm, BB 70 kg) sudah satu minggu ini sering mengeluhkan demam, lemas, sering
berkemih di malam hari, kerap kali mengalami kesemutan di bagian kaki dan dia juga
mengeluhkan sakit kepala di pagi hari. Dia tidak mau membatasi makanannya dan malas
berolahraga. Pagi ini dia melakukan pemeriksaan rutin di klinik diabetes.
Dari hasil pemeriksaan, dokter berencana untuk memberikan obat sebagai beikut:
Lisinopril 5 mg/hari 1x sehari
Amlodipin 5 mg
Metformin 500 mg 2x sehari
Simvastatin 10 mg 1x sehari
Aspirin 75 mg/hari
Pertanyaan
1. Susunlah jenis-jenis obat yang termasuk dalam kelompok di atas yang berguna untuk kasus
ini menurut kriteria berikut:
Riwayat angioedema
berhubungan dengan
pengobatan ACE
inhibitor sebelumnya,
angioedema herediter
atau
idiopatik. Penggunaan
bersamaan dengan
aliskiren terutama pada
pasien dengan diabetes
mellitus atau gangguan
ginjal (GFR <60 mL / min
/ 1.73 m 2 ). Penggunaan
bersamaan dengan
sacubitril. Kehamilan.
Amlodipin hipertensi, Amlodipine merupakan nyeri abdomen, mual,
profilaksis antagonis calcium palpitasi, wajah
Amlodipine 1/3 angina, penyakit golongan dihydropirydine memerah, edema,
Zat Aktif : arteri koroner. (antagonis ion kalsium) gangguan tidur, sakit
(amlodipine Sumber ; yang menghambat influks kepala, pusing, letih.
besilate 5mg, (drugs.com, ion calcium melalui Jarang terjadi, gangguan
amlodipine pionas) membran ke dalam otot saluran cerna, mulut
besylate 10 mg) polos vaskular dan otot kering, gangguan
jantung sehingga pengecapan, hipotensi,
mempengaruhi kontraksi pingsan, nyeri dada,
otot polos vaskuler dan otot dispnea, rhinitis,
jantung. Amlodipine perubahan perasaan,
menghambat influks ion tremor, paraestesia,
calcium secara selektif, di gangguan kencing,
mana sebagian besar impoten, ginekomastia,
mempunyai efek pada sel perubahan berat badan,
otot polos vaskular mialgia, gangguan
dibandingkan sel otot penglihatan, tinitus,
jantung. Dengan cara pruritus, ruam kulit
membantu melemaskan (termasuk adanya laporan
otot pembuluh darah. eritema multiform),
Dengan begitu, pembuluh alopesia, purpura dan
darah akan melebar, darah perubahan warna kulit.
dapat mengalir dengan Sangat jarang, gastritis,
lebih lancar, sehingga pankreatitis, hepatitis,
tekanan darah dapat jaundice, kolestasis,
menurun. hiperplasia pada gusi,
infark miokard, aritmia,
(sumber : MIMS) vaskulitis, batuk,
hiperglikemia,
trombositopenia,
angioedema
Metformin diabetes mellitus Metformin adalah agen Efek Samping:
tipe 2, terutama antihiperglikemik anoreksia, mual, muntah,
Metformin untuk pasien biguanide yang berfingsi diare (umumnya
Hidroklorida dengan berat untuk meningkatkan sementara), nyeri perut,
badan berlebih toleransi glukosa dengan asidosis laktat (jarang,
(overweight), menurunkan glukosa apabila terjadi segera
apabila plasma basal dan hentikan terapi),
pengaturan diet postprandial. Hal ini akan penurunan penyerapan
dan olahraga menurunkan produksi vitamin B12, eritema,
saja tidak dapat glukosa hati dengan pruritus, urtikaria dan
mengendalikan menghambat hepatitis.
kadar gula glukoneogenesis dan
darah. glikogenolisis, menunda Kontraindikasi:
Metformin dapat penyerapan glukosa usus, gangguan fungsi ginjal,
digunakan dan meningkatkan ketoasidosis, hentikan
sebagai sensitivitas insulin dengan bila terjadi kondisi seperti
monoterapi atau meningkatkan penyerapan hipoksia jaringan (sepsis,
dalam dan pemanfaatan glukosa kegagalan pernafasan,
kombinasi perifer. baru mengalami infark
dengan obat miokardia, gangguan
antidiabetik lain hati), menggunakan
atau insulin kontras media yang
(pasien dewasa), mengandung iodin
atau dengan (jangan menggunakan
insulin (pasien metformin sebelum
remaja dan anak fungsi ginjal kembali
>10 tahun). normal) dan
menggunakan anestesi
umum (hentikan
metformin pada hari
pembedahan dan mulai
kembali bila fungsi ginjal
kembali normal), wanita
hamil dan menyusui.
Simvastatin Hiperkolesterole Simvastatin adalah agen Efek Samping Obat
mia primer antilipemik oral yang Signifikan: Peningkatan
(hiperlipidemia menghambat reduktaseserum transaminase.
tipe Ila) pada HMG-CoA. Ini digunakan Gangguan sistem darah
pasien yang untuk menurunkan dan limfatik: Anemia.
tidak cukup kolesterol total, low
Gangguan
memberikan density lipoprotein-gastrointestinal:
respons terhadap cholesterol (LDL-C), Sembelit, sakit perut,
diet dan apolipoprotein B (apoB), perut kembung,
tindakan- non-high densitydispepsia, diare, mual,
tindakan lain lipoprotein-cholesterol regurgitasi asam, muntah,
yang sesuai; (non-HDL-C), dan
pankreatitis.
untuk trigliserida (TG)Gangguan hepatobilier:
mengurangi konsentrasi plasma sambil Hepatitis, penyakit
insiden kejadian meningkatkan HDL -C kuning.
koroner klinis konsentrasi. LDL-C tinggi, Gangguan
dan HDL-C rendah dan
muskuloskeletal dan
memperlambat konsentrasi TG tinggi jaringan ikat: Mialgia,
progresi dalam plasma berhubungan artralgia. kram otot.
aterosklerosis dengan peningkatan risiko Gangguan sistem saraf:
koroner pada aterosklerosis dan penyakit Sakit kepala, parestesia,
pasien dengan kardiovaskular. Rasiopusing, neuropati perifer.
penyakit jantung kolesterol total terhadap Gangguan sistem
koroner dan HDL-C adalah prediktor reproduksi dan payudara:
kadar kolesterol kuat penyakit arteri
Disfungsi ereksi.
5,5 mmol/l atau koroner dan rasio tinggi Gangguan kulit dan
lebih. dikaitkan dengan risiko jaringan subkutan: Ruam,
penyakit yang lebih tinggi. pruritus, alopecia.
Peningkatan kadar HDL-C Berpotensi Fatal:
dikaitkan dengan risiko Miopati, rhabdomyolysis
kardiovaskular yang lebih dengan atau tanpa gagal
rendah. Dengan ginjal akut, gagal hati.
menurunkan LDL-C dan
TG dan meningkatkan Kontraindikasi
HDL-C, rosuvastatin Penyakit hati aktif atau
mengurangi risiko peningkatan transaminase
serum persisten yang
morbiditas dan mortalitas tidak dapat dijelaskan,
kardiovaskular. miopati sekunder akibat
agen penurun lipid
lainnya. Penggunaan
bersamaan dengan
inhibitor CYP3A4 kuat
(misalnya itrakonazol,
ketoconazole,
nefazodone, inhibitor
protease HIV, produk
yang mengandung
cobicistat, asam fusidat),
ciclosporin, danazol dan
gemfibrozil. Kehamilan
dan menyusui.
Aspirin Oral : Aspirin adalah salisilat Efek samping yang lebih
Stroke iskemik yang menunjukkan sering dijumpai
akut, Angina aktivitas analgesik, anti- : dispepsia,
pektoris, Infark inflamasi, dan antipiretik. ketidaknyamanan
miokard, Fever, Ini adalah inhibitor selektif epigastrium, mulas, dan
Nyeri ringan dan ireversibel enzim mual.
sampai sedang, siklooksigenase-1 (COX- Kontraindikasi
Gangguan 1) yang mengakibatkan :Hipersensitivitas
Reumatik, penghambatan langsung terhadap aspirin atau
kejadian biosintesis prostaglandin NSAID lainnya. Ulkus
kardiovaskular dan tromboksan dari asam peptikum, penyakit
pada pasien arakidonat. Selain itu, juga hemoragik, gangguan
berisiko tinggi menghambat agregasi koagulasi (misalnya
Rektal : trombosit. hemofilia,
Demam dan Sinonim: asam trombositopenia), asam
Nyeri ringan asetilsalisilat (ASA). urat. Gangguan hati dan
hingga sedang Onset: Inhibisi trombosit: ginjal yang parah. Anak-
Dalam 1 jam (dilapisi anak <16 tahun dan pulih
nonenterik); tertunda dari infeksi
(dilapisi enterik); 20 menit virus. Kehamilan (dosis
(jika dikunyah). >100 mg setiap hari
selama trimester ke-3)
Durasi: 4-6 jam (rilis dan
segera); Penghambatan menyusui. Penggunaan
bersamaan dengan
trombosit: Kira-kira 10 NSAID lain dan
hari. metotreksat.
Penyelesaian :
Menurut kami secara keseluruhan obat-obat dan dosis yang diberikan kepada Ny. Dea telah
sesuai dengan kondisinya, yaitu :
a. Lisinopril 5 mg/hari 1x sehari Hipertensi (ACE-I)
Dosis: Tepat
Farmakodinamik: Farmakologi lisinopril adalah dengan menghambat angiotensin-
converting enzyme (ACE), sehingga menurunkan resistensi arteri perifer dan
menurunkan tekanan darah.
b. Amlodipin 5 mg Hipertensi. Efek samping: nyeri abdomen, mual, palpitasi,
wajah memerah, edema, gangguan tidur, sakit kepala, pusing, letih; (Calcium-
channel blocker)
Dosis : Tepat
Farmakodinamik : Amlodipine memiliki farmakologi berupa aspek
farmakodinamik sebagai vasodilator pada arteri koroner dan sistemik, serta aspek
farmakokinetik berupa absorpsi, metabolisme, dan ekskresi.
c. Metformin 500 mg 2x sehari Antidiabet golonan biguanide
Dosis: Tepat
Farmakodinamik : Metformin adalah agen antihiperglikemik biguanide yang
meningkatkan toleransi glukosa dengan menurunkan glukosa plasma basal dan
postprandial. Ini menurunkan produksi glukosa hati dengan menghambat
glukoneogenesis dan glikogenolisis, menunda penyerapan glukosa usus, dan
meningkatkan sensitivitas insulin dengan meningkatkan penyerapan dan
pemanfaatan glukosa perifer.
d. Simvastatin 10 mg 1x sehari Mengatasi kolestrol total ( golongan statin)
Dosis: Tepat
Farmakodinamik : Simvastatin, penghambat kompetitif 3-hidroksi-3-metilglutaril
koenzim A (HMG-CoA) reduktase, enzim yang mengkatalisis konversi HMG-CoA
untuk menghasilkan mevalonat, langkah awal dan pembatas laju dalam biosintesis
kolesterol, menghasilkan penurunan kolesterol total, kolesterol LDL dan
trigliserida, dan meningkatkan kadar kolesterol HDL.
Namun ketika 5 obat tersebut diberikan bersamaan, ada beberapa obat yang
menimbulkan interaksi, yaitu :
Referensi :
Drugs.com, 2021, diakses pada Selasa, 05 Oktober 2021. https://www.drugs.com/
Monthly Index of Medical Specialities (MIMS) Indonesia, 2021, diakses pada Selasa, 05
Oktober 2021. https://www.mims.com/
Pusat Informasi Obat Nasional (Pionas) BPOM, diakses pada Selasa, 05 Oktober 2021.
http://pionas.pom.go.id/
[3a] Macam Bentuk Sediaan Obat yang Tersedia di Pasaran
1. Lisinopril
Bentuk sediaan obat: tablet 5 mg dan tablet 10 mg
2. Amlodipin
Bentuk sediaan obat: tablet 5 mg dan 10 mg
3. Metformin
Bentuk sediaan obat: tablet 500 mg dan 850 mg
4. Simvastatin
Bentuk sediaan obat: sediaan tablet terdiri atas tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg, 40 mg, dan 80 mg
5. Aspirin
Bentuk sediaan obat: tablet, kapsul, kaplet, enteric coated terdiri dari beberapa kekuatan, yaitu
80 mg, 100 mg, 325 mg, dan 500 mg.
3. Metformin
Cara: Oral
Frekuensi: Penggunaan frekuensi pada jenis obat Metformin terdapat frekuensi 1x1, 2x1,
3x1.
Aturan pakai: Metformin, diminum 2 kali sehari saat sarapan dan makan malam.
Metformin rilis, diminum sekali sehari di pagi hari.
Dewasa dan anak-anak > 10 tahun: dosis awal 500 mg setelah sarapan untuk
sekurang-kurangnya 1 minggu, kemudian 500 mg setelah sarapan dan makan malam untuk
sekurang-kurangnya 1 minggu, kemudian 500 mg setelah sarapan, setelah makan siang dan
setelah makan malam. Dosis maksimum 2 g sehari dalam dosis terbagi. Metformin dalam
bentuk sediaan lepas terkontrol dapat mempertahankan kadar terapi obat dalam darah
selama 10-16 jam sehingga pasien cukup minum sekali sehari.
4. Simvastatin
Frekuensi: Dosis Simvastatin untuk pencegahan penyakit jantung: 5-40 mg oral sekali
sehari di malam hari. Dosis Simvastatin untuk penderita penyakit jantung koroner atau
yang berisiko tinggi terkena penyakit jantung koroner: 10-20 mg oral sekali sehari di
malam hari dimulai bersamaan dengan diet dan olahraga.
Aturan pakai: Dewasa: 40 mg, 1 kali sehari, di malam hari.
Anak usia 10–17 tahun: Dosis awal 10 mg, 1 kali sehari, di malam hari. Dosis tidak boleh
lebih dari 40 mg per hari.
Waktu: Simvastatin sebaiknya dikonsumsi pada sore hari, baik dengan makanan atau tanpa
makanan. Telan tablet atau kaplet Simvastatin dengan utuh bersama segelas air. Konsumsi
obat pada waktu yang sama setiap harinya agar obat dapat bekerja dengan efektif.
5. Aspirin
Frekuensi: sekali sehari
Aturan pakai: Aspirin dikonsumsi setelah makan. Telan tablet Aspirin secara utuh dengan
bantuan segelas penuh air putih. Jangan menghancurkan, membelah, atau mengunyah
Aspirin tablet karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
Waktu: Waktu paruh Aspirin adalah 15-20 menit, sedangkan waktu paruh salisilat akan
lebih lama sesuai dengan dosis pemberian. Pada dosis 300-650 mg waktu paruh berkisar 3
jam, sedangkan pada dosis 1 gram waktu paruh adalah 5 jam dan 2 gram waktu paruh 9
jam.
[3e] Interaksi Obat dalam Resep (Obat yang Berinteraksi, Jenis Interaksi, Efek Interaksi,
Mekanisme Interaksi, dan Rekomendasinya)
1. Amlodipin ⇄ Simvastatin (Major)
Pemberian bersama dengan Amlodipin dapat secara signifikan meningkatkan konsentrasi
plasma Simvastatin dan metabolit aktifnya, asam Simvastatin, dan meningkatkan risiko
miopati yang diinduksi oleh statin. Mekanisme yang digunakan adalah penghambatan
Amlodipin dari metabolisme Simvastatin melalui usus dan hati CYP450 3A4. Ketika dosis
tunggal 80 mg Simvastatin diberikan pada hari ke 10 dari Amlodipin yang diberikan dengan
dosis 10 mg sekali sehari, konsentrasi plasma puncak Simvastatin (Cmax) dan paparan
sistemik (AUC) meningkat rata-rata 1,5 dan 1,8 kali lipat, masing-masing, sedangkan asam
Simvastatin Cmax dan AUC masing-masing meningkat rata-rata 1,6 kali lipat. Tingkat tinggi
aktivitas penghambatan statin atau HMG-CoA reduktase dalam plasma yang dikaitkan
dengan peningkatan risiko toksisitas muskuloskeletal. Miopati bermanifestasi sebagai nyeri
otot dan/atau kelemahan yang terkait dengan peningkatan creatine kinase yang melebihi
sepuluh kali batas atas normal yang telah dilaporkan. Rhabdomiolisis juga jarang terjadi, yang
dapat disertai dengan gagal ginjal akut sekunder akibat mioglobinuria dan dapat menyebabkan
kematian.
Penatalaksanaan: Dosis Simvastatin tidak boleh melebihi 20 mg setiap hari bila digunakan
dalam kombinasi dengan Amlodipin. Manfaat dari kombinasi ini harus dipertimbangkan
secara hati-hati terhadap potensi peningkatan risiko miopati termasuk rhabdomyolysis,
fluvastatin, pravastatin, dan rosuvastatin yang mungkin merupakan alternatif yang lebih aman
pada pasien yang menerima Amlodipin, karena tidak dimetabolisme oleh CYP450 3A4.
Semua pasien yang menerima terapi statin harus disarankan untuk segera melaporkan nyeri
otot yang tidak dapat dijelaskan, nyeri tekan atau kelemahan, terutama jika disertai demam,
malaise dan/atau urine berwarna gelap. Terapi harus dihentikan jika kreatin kinase meningkat
secara nyata tanpa olahraga berat atau jika diduga atau didiagnosis miopati.
3. Farmakokinetik Metformin
Absorpsi:
Perlahan-lahan dan tidak lengkap diserap dari saluran pencernaan. Makanan mengurangi
luasnya dan sedikit menunda penyerapan. Bioavailabilitas absolut: 50-60% (puasa);
berkurang jika dikonsumsi bersama makanan. Waktu untuk mencapai konsentrasi plasma
puncak: 2-3 jam (pelepasan segera); 7 jam, rentang: 4-8 jam (extended release).
Distribusi:
Didistribusikan dan terkonsentrasi di hati, ginjal dan saluran pencernaan; berpartisi
menjadi eritrosit. Melewati plasenta dan memasuki breastmilk. Volume distribusi: 654 ± 358
L. Ikatan protein plasma: dapat diabaikan.
Metabolisme:
Tidak dimetabolisme.
Ekskresi:
Metformin diekskresikan oleh ginjal sebagai senyawa aktif. (kira-kira 90% terjadi di urine,
dalam bentuk tidak berubah dari dosis obat yang diabsorpsi dalam waktu 24 jam pertama,
setelah konsumsi Metformin per oral. Waktu paruh eliminasi: 6,2 jam (plasma); sekitar 17,6
jam (darah).
4. Farmakokinetik Simvastatin
Absorpsi:
Diabsorbsi dengan baik oleh usus halus (85%). Bioavailabilitas: <5%. Waktu untuk
mencapai konsentrasi plasma puncak: 1,3-2,4 jam.
Distribusi:
Sekitar 95% Simvastatin yang beredar di sirkulasi sistemik berikatan dengan albumin.
Metabolisme:
Mengalami first pass metabolisme yang ekstensif di hati melalui isoform CYP3A4 untuk
mengubah prodrug menjadi bentuk aktifnya yaitu asam β-hidroksil (metabolit aktif).
Ekskresi:
Terutama melalui feses (60% sebagai metabolit); urine (13%, bentuk tidak aktif). Waktu
paruh eliminasi: 1,9 jam (metabolit aktif).
5. Farmakokinetik Aspirin
Absorpsi:
Cepat diserap dari lambung dan usus halus bagian atas; kurang dapat diandalkan (rektal);
diserap melalui kulit. Dihidrolisis sebagian oleh esterase menjadi salisilat selama penyerapan
di saluran GI. Bioavailabilitas: 50-75%. Waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak:
Kira-kira 1-2 jam (nonenteric-coated); 3-4 jam (enteric-coated); Kira-kira 2 jam (extended-
release cap).
Distribusi:
Didistribusikan secara luas dan cepat ke sebagian besar jaringan dan cairan tubuh.
Melewati plasenta dan memasuki breastmilk. Volume distribusi: 170 mL/kg. Ikatan protein
plasma: 80-90%.
Metabolisme:
Dimetabolisme di hati menjadi asam salisilat, salicyl fenolik glukuronida, asil glukuronida
salisilat, asam gentisik, dan asam gentisurat. Mengalami metabolisme lintas pertama.
Ekskresi:
Melalui urine (75% sebagai asam salisilat, 10% sebagai asam salisilat). Waktu paruh
eliminasi: 15-20 menit.
[3g] Formula yang Dipilih dan Alasan (Secara Ringkas dan Lengkap)
● Pada kondisi hipertensi dapat diberikan Lisinpropil sebagai ACE inhibitors dan
Amlodipine yang merupakan antagonis calcium golongan dihydropirydine yang
menghambat influks ion calcium melalui membran ke dalam otot polos vaskular dan otot
jantung sehingga mempengaruhi kontraksi otot polos vaskuler dan otot jantung sehingga
menurunkan tekanan darah.
● Pada kondisi hiperkolesterol diberikan simvastatin sebagai obat penurun kolesterol (LDL)
golongan statin.
● Pada kondisi hiperglikemia, Metformin sebagai obat penurun kadar gula didarah dapat
digunakan tetapi penggunaanya harus diawasi dan memperhatikan kondisi pasien karena
interaksi metformin dan lisinpropil dapat meningkatkan resiko hipoglikemia dan asidosis
laktat.
● Penggunaan aspirin diperlukan utuk mengatasi demam, nyeri, sakit kepala dan mencegah
gangguan jantung.
[3h] Pembuatan Resep yang Benar dan Rasional
[3i] Informasi Obat (Aturan Pakai, Terapi Non-Farmakologi, Informasi yang Berkaitan dengan
Terapi)
1. Lisinopril 5 mg/hari 1x sehari
Dosis:
Oral
● Hipertensi
Dewasa: Dosis awal 10 mg sekali sehari. Berikan dosis pertama sebaiknya pada waktu tidur.
Pasien dengan hipertensi renovaskuler, deplesi volume, hipertensi berat: Dosis awal 2,5-5 mg
sekali sehari. Pasien dengan diuretik: 5 mg sekali sehari. Dosis pemeliharaan: 20-40 mg sekali
sehari. Maks: 80 mg setiap hari.
Anak: 6-16 tahun 20-<50 kg: Dosis awal 2,5 mg sekali sehari. Maks: 20 mg setiap hari. 50 kg:
5 mg sekali sehari. Maks: 40 mg.
● Nefropati diabetik
Dewasa: Hipertensi dengan diabetes mellitus tipe 2: 10 mg sekali sehari. Dapat ditingkatkan
menjadi 20 mg sekali sehari untuk mencapai tekanan diastolik duduk <90 mmHg.
● Gagal jantung
Dewasa: Sebagai tambahan: Dosis awal 2,5 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan hingga 20-40
mg pada interval 4 minggu sesuai dengan respons klinis.
● Pasca infark miokard
Dewasa: Dosis awal 5 mg sekali sehari dalam 24 jam setelah timbulnya gejala, diikuti oleh 5
mg setelah 24 jam; kemudian 10 mg sekali sehari selama 6 minggu. Lanjutkan pengobatan
pada pasien yang mengalami gagal jantung.
Gangguan ginjal
Dosis dapat disesuaikan hingga maksimal 40 mg sekali sehari berdasarkan respons pasien.
Hipertensi:
Petunjuk penyimpanan:
Simpan Lisinopril pada suhu ruangan dan di dalam wadah tertutup untuk menghindari paparan
sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Informasi konseling pasien:
Obat ini dapat menyebabkan pusing sesekali, jika terpengaruh, jangan mengemudi atau
mengoperasikan mesin.
Peringatan:
Diuretik; dosis pertama mungkin menyebabkan hipotensi terutama pada pasien yang
menggunakan diuretika, dengan diet rendah natrium, dengan dialisis, atau dehidrasi; penyakit
vaskuler perifer atau aterosklerosis menyeluruh karena risiko penyakit renovaskuler yang tidak
bergejala; pantau fungsi ginjal sebelum dan selama pengobatan, dan kurangi dosis pada gangguan
ginjal; mungkin meningkatkan risiko agranulositosis pada penyakit vaskuler kolagen; reaksi
anafilaktoid; menyusui; diduga meningkatkan efek hipoglikemik insulin dan antidiabetik oral.
2. Amlodipin 5 mg
Dosis:
Oral
● Angina stabil kronis, Hipertensi, angina Prinzmetal
Dewasa: Dosis awal 5 mg sekali sehari. Dosis bersifat individual dan dapat ditingkatkan
setelah setidaknya 1-2 minggu. Maks: 10 mg sekali sehari.
Anak: 6-17 tahun Dosis awal 2,5 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan menjadi 5 mg sekali
sehari setelah interval 4 minggu sesuai dengan respons klinis.
Lansia: Dosis awal 2,5 mg sekali sehari.
● Kerusakan hati
Tingkat parah: Dosis awal 2,5 mg sekali sehari, dapat dititrasi sesuai dengan respons klinis.
Petunjuk penyimpanan:
Simpan Amlodipin di tempat yang kering dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung.
Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Peringatan:
Kehamilan, gangguan fungsi hati.
Petunjuk penyimpanan:
● Simpan Metformin di tempat kering, tertutup, dan terhindar dari paparan sinar matahari
langsung.
● Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Peringatan:
● Metformin tidak boleh dikonsumsi oleh pasien yang alergi terhadap obat ini.
● Metformin sebaiknya tidak digunakan oleh pasien yang menderita gagal ginjal, kecanduan
alkohol, gagal hati, atau sedang mengonsumsi obat tertentu, seperti topiramate karena kondisi-
kondisi tersebut dapat memicu asidosis laktat.
● Jika pasien menderita gagal jantung kongestif, penyakit kelenjar adrenal, malnutrisi, cedera,
penyakit infeksi, anemia, atau baru saja menjalani operasi tertentu, perlu diberitahu terlebih
dahulu kepada dokter
● Metformin tidak ditujukan untuk penderita diabetes tipe 1 atau pasien yang mengalami
ketoasidosis diabetik.
● Jika pasien sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu sebaiknya
diberitahu terlebih dahulu kepada dokter.
● Jika pasien sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan diberitahukan kepada
dokter terlebih dahulu.
● Beri tahu dokter bahwa pasien sedang menjalani pengobatan dengan Metformin jika berencana
menjalani pemeriksaan radiologi tertentu yang menggunakan kontras atau akan menjalani
operasi.
4. Simvastatin 10 mg 1x sehari
Dosis:
Oral
● Menurunkan risiko terjadinya penyakit arteri koroner
Dewasa: Pasien dengan penyakit CV aterosklerotik atau diabetes mellitus: 20-40 mg sekali
sehari pada malam hari. Dapat ditingkatkan dosisnya dengan interval minimal 4 minggu. Dosis
maksimal per hari: 80 mg.
● Hiperlipidemia
Dewasa: Dosis awal 10-20 mg sekali sehari.
Pasien yang membutuhkan penurunan kolesterol dalam jumlah besar atau dengan risiko CV
tinggi: Dosis awal 40 mg sekali sehari.
Pasien dengan hiperkolesterolemia familial homozigot: Dosis awal 40 mg sekali sehari. Semua
dosis harus diminum di malam hari. Maks: 80 mg setiap hari.
Sesuaikan dosis sesuai dengan respon pasien dengan interval minimal 4 minggu. Pasien harus
menjalani diet penurun kolesterol dan modifikasi gaya hidup lainnya sebelum dan selama
terapi obat.
Gangguan ginjal
Petunjuk penyimpanan:
● Simpan tablet atau kaplet Simvastatin dalam wadah tertutup di tempat kering dan sejuk yang
terhindar dari sinar matahari langsung.
● Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Peringatan:
● Simvastatin tidak boleh dikonsumsi oleh pasien yang alergi terhadap obat ini.
● Simvastatin tidak boleh dikonsumsi oleh pasien yang pernah atau sedang menderita penyakit
liver, penyakit ginjal, penyakit jantung, penyakit tiroid, diabetes, atau kecanduan alkohol.
● Jika pasien sedang menjalani pengobatan dengan suplemen, produk herbal, atau obat lain,
terutama obat antijamur golongan azole, seperti ketoconazole, obat antivirus untuk infeksi
HIV, atau gemfibrozil sebaiknya diberitahu terlebih dahulu kepada dokter.
● Simvastatin termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori X (kontraindikasi) menurut US Food
and Drugs Administration (FDA), sehingga tidak boleh digunakan untuk ibu hamil.
● Pasien diimbau untuk tidak mengonsumsi minuman beralkohol atau grapefruit selama
menjalani pengobatan dengan Simvastatin.
5. Aspirin 75 mg/hari
Dosis:
Oral
● Stroke iskemik akut, angina pektoris, infark miokard
Dewasa: Untuk pencegahan primer: Muatan: 150-300 mg.
● Demam, nyeri ringan sampai sedang
Dewasa: Dosis awal 300-900 mg, diulang 4-6 jam sesuai kebutuhan klinis. Maks: 4 gr setiap
hari.
● Gangguan rematik
Dewasa: 4-8 gr sehari dalam dosis terbagi untuk gangguan akut. 5,4 gr sehari dalam dosis
terbagi untuk kondisi kronis.
● Profilaksis terhadap kejadian kardiovaskuler pada pasien yang berisiko tinggi
Dewasa: Jangka panjang: 75-150 mg sekali sehari. Jangka pendek: 150-300 mg setiap hari.
Rektal
● Demam, nyeri ringan hingga sedang
Dewasa: Sebagai supositoria: 450-900 mg setiap 4 jam. Maks: 3,6 gr setiap hari.
Petunjuk penyimpanan:
● Simpan Aspirin di tempat yang kering, terhindar dari sinar matahari langsung, dan pada suhu
ruangan.
● Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Peringatan:
● Tidak boleh menggunakan Aspirin jika pasien memiliki gangguan pendarahan, seperti
hemofilia, riwayat pendarahan lambung atau usus baru-baru ini, atau jika pasien alergi
terhadap NSAID (obat anti inflamasi nonsteroid), seperti Advil, Motrin, Aleve, Orudis,
Indocin, Lodine, Voltaren, Toradol, Mobic, Relafen, Feldene, dan lain-lain.
● Jangan berikan obat ini kepada anak atau remaja dengan demam, gejala flu, atau cacar air.
Salisilat dapat menyebabkan sindrom Reye, kondisi serius dan terkadang fatal pada anak-anak.
http://pionas.pom.go.id/monografi/Lisinopril
http://eprints.undip.ac.id/44844/3/mutiadian_22010110120075_bab2KTI.pdf
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-6-sistem-endokrin/61-diabetes/612-antidiabetik-oral/6122-
biguanida
http://eprints.uad.ac.id/14865/1/T1_1500023109_NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/210-hipolipidemik/2104-statin
MIMS, 2021 [https://www.mims.com/indonesia/]
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/Amlodipin?mtype=generic
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/Lisinopril?mtype=generic
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/Aspirin?mtype=generic
Drugs.com, 2021 [https://www.drugs.com/]
National Institute of Health (2020). U.S. National Library of Medicine MedlinePlus. Metformin.
Medscape (2021). Simvastatin (Rx).
E-fornas. Kemkes.go.id. Published 2020. Accessed October 5, 2021. http://e-fornas.binfar.
kemkes.go.id/
Pusat Informasi Obat Nasional (PIO Nas) | PIO Nas. Pom.go.id. Published 2019. Accessed October
5, 2021. http://pionas.pom.go.id/
Anonim, 2021. Drugs Online. Diakses 5 Oktober 2021. https://www.drugs.com/
Di Somma S, et al “Antihypertensive effects of verapamil, captopril and their combination at rest
and during dynamic exercise.” Arzneimittelforschung 42 (1992): 103
Deleeuw PW "Nonsteroidal anti-inflammatory drugs and hypertension: the risks in perspective."
Drugs 51 (1996): 179-87
DeQuattro V "Comparison of benazepril and other antihypertensive agents alone and in
combination with the diuretic hydrochlorothiazide." Clin Cardiol 14 (1991): iv28-32;
Moore TJ, Crantz FR, Hollenberg NK "Contribution of prostaglandins to the antihypertensive
action of captopril in essential hypertension." Hypertension 3 (1981): 168-73
Nawarskas JJ, Spinler SA "Update on the interaction between Aspirin and angiotensin-converting
enzyme inhibitors." Pharmacotherapy 20 (2000): 698-710
Silberbauer K, Stanek B, Templ H “Acute hypotensive effect of captopril in man modified by
prostaglandin synthesis inhibition.” Br J Clin Pharmacol 14 (1982): s87-93
Katzung, B.G., Masters, S.B. dan Trevor, A.J., 2014, Farmakologi Dasar & Klinik, Vol.2, Edisi
12, Editor Bahasa Indonesia Ricky Soeharsono et al., Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Bursch, JL. (2021, Sep 27). Type 2 Diabetes Mellitus Treatment & Management. Medscape.
Retrieved 9/5/2021 from https://emedicine.medscape.com/article/117853.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. (2007). Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-
efek Sampingnya. Edisi Keenam. 262, 269-271. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.