Blok 10
Disusun oleh :
Mohammad Reza M J
04011282025187
Alpha 2020
Nama zat aktif Macam - macam sediaan obat yang tersedia di pasaran
Ciprofloxacin Tablet Injeksi Suspensi Oral Tetes Mata Tetes Telinga
(Bernoflox) (Quinobiotic IV) (Ciprocin) (Baquinor) (Duoxal)
Komposisi dan Komposisi : Komposisi : Komposisi: Komposisi: Komposisi: Tiap ml
Kemasan Tiap tablet Setiap 100 ml Ciprofloxacin Ciprofloxacin HCl mengandung
mengandung 500 Infus mengandung 0,3% atau 3gr/ml ciprofloxacin 3 mg
mg ciprofloxacin ciprofloxacin Kemasan : dan fluocinolone
lactate setara Ciprocin 250 mg/5 Kemasan : 1 botol isi acetonide 0,25 mg
Kemasan : dengan 200 mg mL, 60 ml per botol 5 ml
1 dus isi 4 strip x ciprofloxacin USP Kemasan: Dus, 1
5 tablet botol @ 10 ml
Kemasan : 1
vial 100 ml
(2mg/ml)
Resep Tablet:
SIP: 1212/Dinkes/2019
S 2 dd tab I
(Paraf)
SIP: 1212/Dinkes/2019
S. i.m.m
(Paraf)
SIP: 1212/Dinkes/2019
S. 2. dd. cth. II
(Paraf)
SIP: 1212/Dinkes/2019
(Paraf)
SIP: 1212/Dinkes/2019
S.3.dd. gtt. IV AD
(Paraf)
A. Kelengkapan Resep :
Lengkap/Tidak Benar/Tidak Penjelasan
Identitas dokter Tidak Benar Tidak ada jadwal praktek dan telepon
B. Formula resep
1. Macam Formula:
R/1: Officinalis
R/2: Magistralis
R/3: Spesialitis
R/4: Spesialitis
Cardinale Tremenza (obat Obat untuk flu karena alergi pada saluran nafas atas
yang komposisinya atau yang memerlukan dekongestan
pseudoephedrine + (pseudoephedrine) dan antihistamin (triprolidine).
triprolidine) Tremenza merupakan obat untuk meringankan gejala
flu seperti hidung tersumbat dan bersin-bersin yang
disebabkan oleh alergi pada saluran pernapasan atas
Fungsi: Sporetik Dry Sirup merupakan antibiotik yang digunakan untuk mengatasi
infeksi pada saluran pernafasan atas, infeksi saluran kemih dan kelamin, kulit dan
jaringan lunak. Sporetik mengandung Cefixime yaitu antibiotik spektrum luas golongan
Sefalosporin generasi ketiga yang aktif terhadap bakteri Gram negatif maupun Gram
positif. Cefixime bersifat bakteriosidal yang bekerja dengan cara mengikat satu atau lebih
PBP (Penicillin- Binding Protein) pada sintesis dinding sel bakteri dengan memutus
rantai polimer peptidoglikan sehingga tidak terbentuk. Hal tersebut dapat mengakibatkan
kematian sel bakteri. Sporetik dry syrup ini dapat diberikan untuk infeksi saluran kemih
yang tidak terkomplikasi seperti sistitis, sistouretritis, pielonefritis yang tidak
terkomplikasi, infeksi saluran atas seperti otitis media, faringitis dan tonsilitis, infeksi
saluran nafas bawah seperti bronkitis akut dan kronik.
Fungsi: Untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah operasi cabut
gigi, dan demam
Glychirrizae Succus 10 g
Ammonii Chloridum 6g
Amoniae Anisi Spiritus 6 g
Fungsi:
Glychirrizae Succus: Sebagai zat tambahan (Farmakope Indonesia Edisi III halaman
276)
Ammonii Chloridum: Sebagai ekspektoran (Farmakope Indonesia Edisi III halaman
87)
Amoniae Anisi Spiritus: Sebagai zat tambahan (Farmakope Indonesia Edisi III
halaman 451)
5. Resep dari obat Golongan Narkotika (tidak ada)
C. Dosis Obat ( hitung dosis masing – masing bahan obat dalam resep)
Uraikan jadwal pemberiannya
1. Sporetik (Cefixime) 100 mg/5 mL
DL (anak usia 6 bulan - 12 tahun) : 8 mg/kgBB/hari sebagai dosis tunggal, atau 4
mg/kgBB setiap 12 jam
2. Tremenza
DL (anak) : 1 cth = 5
Tremenza mengandung :
Ephedrine 30 mg/5 ml
Tripolidine 1,25mg/5 ml
- 0,625 mg
tripolidine Sekali
minum
3. Epexol :
4. Lasal
4 tahun = 16 kg x (0,1-0,2)
= 4,8 - 9,6 mg
5. Dextamin
16 kg
berarti,
Jadwal : Dikonsumsi jika perlu per 4-6 jam sekali. Bisa diberikan 4 kali sehari.
Dosis : DL (anak) = 10-15 mg/kg/kali
= 16 kg x (10-15)
= 160-240 mg/kali
Bisa diberi dosis minimal 160 mg atau disesuaikan dengan kondisi pasien.
Deskripsi : Obat subjek dapat memperpanjang interval QTc. Obat yang terkena
diketahui memiliki risiko sedang untuk memperpanjang interval QTc. Pemberian
bersamaan beberapa obat yang dapat memperpanjang interval QTc merupakan
faktor risiko yang signifikan untuk pengembangan torsades de pointes (TdP),
aritmia ventrikel yang berpotensi fatal yang dapat timbul sekunder untuk
perpanjangan QTc. Faktor risiko lain untuk pengembangan TdP termasuk jenis
kelamin perempuan, usia lanjut, konsentrasi elektrolit rendah (misalnya
hipokalemia), penggunaan diuretik secara bersamaan, bradikardia, dan penyakit
kardiovaskular.
Syrup
Spesifikasi : Merupakan sediaan bentuk cair berupa larutan yang mengandung sukrosa.
Kadar sukrosa adalah tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.
Keuntungan :
Pulveres
Spesifikasi : Dibagi bungkus-bungkus kecil dalam kertas unit doses system ( 300- 1000
mg) untuk obat dalam.
Keuntungan :
Cara Peracikan :
- Mortir dibersihkan pakai air dan sabun, tambahkan alkohol 96% atau spirtus dan bakar
supaya steril.
R/3 Paracetamol
Syrup (drop)
Spesifikasi : Merupakan sediaan bentuk cair berupa larutan yang mengandung sukrosa.
Kadar sukrosa adalah tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.
Keuntungan :
Kerugian :
Syrup
Spesifikasi : Merupakan sediaan bentuk cair berupa larutan yang mengandung sukrosa.
Kadar sukrosa adalah tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.
Keuntungan :
Kerugian :
E. Diagnosis
Diagnosisnya adalah infeksi saluran nafas karena sporetik adalah obat yang digunakan
untuk pengobatan infeksi akibat mikroorganisme. Gejala yang timbul adalah flu, batuk,
asma, demam, dan alergi. Tremenza digunakan untuk mengobati gejala flu seperti hidung
tersumbat dan bersin-bersin yang disebabkan oleh alergi pada saluran pernapasan atas.
Epexol merupakan obat yang digunakan untuk mengencerkan lendir atau dahak. Lasal
merupakan obat bronkodilator saluran nafas yang dapat membantu meredakan gejala
asma, asma bronkial, dan batuk yang disertai sesak. Dextamin adalah obat anti alergi.
Paracetamol digunakan untuk mengobati demam. Apabila terdapat batuk maka dapat
menggunakan obat batuk hitam.
F. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan dan Saran
Beberapa bagian resep belum lengkap dan dosis yang diberikan belum menepati standar
terapi rasional, serta kombinasi obat yang dipilih oleh dokter kurang tepat karena terdapat
interaksi major dexamethasone dan epexol. Karena itu, penulis resep perlu memperbaiki
penulisan resep dan kombinasi obat yang diresepkan.
b. Tulislah resep tersebut (soal diatas) yang benar dan rasional menurut saudara dalam
format blanko resep (baku)
Resep 2
RESEP 3
A. Kelengkapan Resep
Lengkap/Tidak Benar/Tidak Penjelasan
Tulisan “S 3 dd 1 cap”
seharusnya ditulis “S 3 dd caps I”
dan,
Tulisan “S prn 4 dd C 1”
seharusnya ditulis “S prn 4 dd C
I”
R/3: Spesialitis
R/4: Spesialitis
Cardinale Prednison
Clixid Ellison.
3. Codeine
Corrigensia Dextamin
ml) S prn 4 dd C 1
Komposisi:
Fungsi:
untuk mengatasi batuk yang terkait dengan gejala influenza, asma, peradangan padasaluran
pernapasan (bronkitis), batuk karena merokok.
R/ Myonep tab No X
S 3 dd 1 tab
Komposisi:
Eperisone HCl 50
mg Fungsi:
untuk pengobatan simtomatik terhadap kondisi yang terkait dengan kejang otot. eperisone
adalah obat antispasmodik yang bekerja sebagai relaksan otot/melemaskan otot rangka
dan otot vaskular, yang menghasilkan pengurangan myotonia, peningkatan sirkulasi, dan
penekanan refleks rasa sakit.
C. Dosis Obat ( hitung dosis masing – masing bahan obat dalam resep)
Kapsul Dewasa & anak ≥30 kg 50-100 mg dua kali sehari, dapat ditingkatkan hingga 200
mg dua kali sehari.
Prednison
Dosis bersifat individual dan disesuaikan dengan penyakit yang diobati dan respons pasien.
Kisaran biasa: Awalnya, 5-60 mg setiap hari. Dapat mempertimbangkan terapi alternatif
untuk pengobatan jangka panjang. Lihat pedoman produk khusus penyakit untuk
rekomendasi dosis terperinci.
CTM
Dewasa: 4 mg 4-6 jam. Maks: 24 mg setiap hari.
Interhistin
Diminum setelah makan
Dewasa Dan Anak > 10 Tahun: Sehari 2-6 Tablet Atau 2-6 Sdtk.
Codein
Dewasa: Awalnya, 15-60 mg setiap 4 jam sesuai kebutuhan. Maks: 360 mg setiap hari.
Clixid
Dosis chlordiazepoxide-clidinium akan ditentukan sesuai dengan kondisi pasien. Namun,
secara umum untuk orang dewasa, dosisnya dalam pengobatan tukak lambung, radang
saluran pencernaan, atau irritable bowel syndrome adalah 1–2 tablet, 3–4 kali sehari.
Famotidin
Dewasa: 20 mg dua kali sehari selama 6-12 minggu atau hingga 40 mg dua kali sehari jika
ada erosi esofagus. Pemeliharaan: 20 mg tawaran.
Myonep
Dewasa 1 tab 3 kali sehari.
Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang enak
Mudah ditelan dan cepat hancur di dalam perut sehingga bahan segera diabsorbsi usus
Dokter dapat memberikan resep kombinasi dari bermacam-macam bahan obat dan dengan
dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang pasien
Kapsul dapat diisi dengan cepat, tidak memerlukan bahan penolong seperti pada
pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan obatnya
Ketepatan pemilihan :
Untuk kapsul Starcef 250 mg kurang tepat karena obat tersebut tidak memiliki sediaan
kapsul 250 mg di pasaran.
Untuk kapsul yang berisi Prednison 10 mg, CTM 4mg, Interhistin 1/3 tablet, Codein 10
mg, Clixid 1/2 tablet, dan Famotidin 20 mg sudah tepat karena sudah sesuai untuk
menggunakan sediaan kapsul pada resep tersebut. Pasien yaitu Dina sudah berumur 28
tahun sehingga sudah bisa meminum obat kapsul.
Myoneb tab:
- Spesifikasi : obat golongan relaksan yang mengandung Eperisone HCl yang
digunakan untuk terapi simptomatis pada kondisi yang berhubungan dengan spasme
muskuloskeletal.
- Keuntungan dan
kerugian Keuntungan :
b. Dosis tepat
f. Mudah ditelan
lama) o Kerugian:
a. Menyulitkan terapi individual: pahit, tablet besar sulit ditelan, sakit tenggorokan
- Ketepatan pemilihan: pemilihan Myonep bentuk tablet sudah tepat untuk diberikan
pada pasien umur 28 tahun karena sudah dapat mengonsumsi obat bentuk tablet dan
karena di pasaran hanya terdapat Myonep dalam bentuk tablet.
- Spesifikasi: obat yang digunakan untuk pereda batuk berwarna hitam (baik berdahak
maupun tidak) yang setiap 300ml nya mengandung Glycirrhizae Succus, Ammonii
Chloridum, Ammoniae Anisi Spiritus, Aqua Destilata.
- Keuntungan dan
kerugian: Keuntungan:
a. Merupakan campuran yang homogen
c. Dapat diberikan dalam larutan encer, sementara kapsul dan tablet tidak dapat
diencerkan
d. Absorpsi obat lebih cepat, sehingga kerja awal obat lebih cepat daripada sediaan padat
e. Lebih cocok untuk anak-anak, karena dapat ditambah pemanis, zat pewarna, dan
aroma tertentu
Kerugian:
c. Bau dan rasa yang tidak dapat ditutupi jika dalam bentuk sediaan cair
- Ketepatan pemilihan: pemilihan Potio nigra contra tussim (OBH) 100ml sebagai
obat untuk pasien usia 28 tahun sudah tepat karena pasien dapat mengonsumsi obat
dengan bentuk sediaan cair.
- Cara pembuatan:
b. Tulislah resep tersebut (soal diatas) yang benar dan rasional menurut saudara dalam
format blanko resep (baku)
RESEP 4
A. Kelengkapan Resep
/tidak
Identitas dokter Tidak Benar Tidak ada jadwal praktik dan telepon
Superscriptio R/1 Lengkap Benar
R/2 Lengkap Benar
R/4 Lengkap Salah Kesalahan penulisan od & os, harusnya ODS dan
opth dihilangkan :
“S b dd ungt ODS”
Identitas pasien Lengkap Salah Berat badan tidak dicantumkan
B. Formula resep
Spesialistis R/2:Magistralis
R/3: Spesialistis
R/4: Spesialistis
Chlorpheniramine digunakan
untuk mengobati pilek,
bersin, gatal, dan mata berair
yang disebabkan oleh alergi,
pilek, atau flu. Serta
digunakan untuk mengobati
gejala alergi seperti hay fever,
urtikaria; pengobatan darurat
reaksi anafilaktik.
[Sumber : drugs.com &
PIONAS]
Codeine
Ajuvan Codein dan Paracetamol Kodein adalah obat nyeri
opioid, kadang-kadang disebut
narkotika.
Kodein digunakan untuk
mengobati nyeri ringan
sampai sedang serta sebagai
pereda batuk.
Paracetamol (acetaminophen)
adalah pereda nyeri dan
penurun demam. Paracetamol
digunakan untuk mengobati
berbagai kondisi seperti sakit
kepala, nyeri otot, radang
sendi, sakit punggung, sakit
gigi, pilek, dan demam.
Paracetamol dapat
mengurangi rasa sakit
pada radang sendi ringan
tetapi tidak berpengaruh
pada peradangan dan
pembengkakan sendi yang
mendasarinya.
Paracetamol juga dapat
digunakan untuk mengobati
nyeri sesudah operasi cabut
gigi dan pireksia.
[Sumber : drugs.com, MIMS,
PIONAS]
Corrigensia Tidak ada -
Constituent Tidak ada -
R/3 : Omeprazole
Fungsi : Omeprazole adalah inhibitor pompa proton yang menurunkan jumlah asam
yang diproduksi di lambung. Omeprazole digunakan untuk mengobati gejala penyakit
gastroesophageal reflux (GERD) dan kondisi lain yang disebabkan oleh kelebihan
asam lambung. Obat ini juga digunakan untuk menyembuhkan esofagitis erosif
(kerusakan kerongkongan Anda yang disebabkan oleh asam lambung). Omeprazole
juga dapat diberikan bersamaan dengan antibiotik untuk mengobati tukak lambung
yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori (H. pylori). Omeprazole over-the-
counter (OTC) digunakan pada orang dewasa untuk membantu mengontrol mulas
yang terjadi selama 2 hari atau lebih per minggu. Omeprazole juga digunakan untuk
mengobati tukak duodenum, tukak lambung dan duodenum yang terkait dengan
AINS, lesi lambung dan duodenum, regimen eradikasi H. pylori pada tukak peptik,
refluks esofagitis, serta Sindrom Zollinger Ellison.
Cara penulisan :
Ditulis oleh seorang dokter yang sudah mendapatkan izin
praktek Mencantumkan nama jelas dokter yang menulis resep
Di tulis tersendiri (resep terpisah)
Tidak boleh ada iterasi (ulangan)
Mencantumkan nama jelas dan alamat lengkap pasien
Signa (aturan pakai/dosis pemakaian) di tulis dengan jelas
Obat golongan narkotika harus dibubuhi tanda tangan lengkap dokter.
Dalam satu kertas resep jika terdiri dari > 1 R/ dipisah dengan tanda # dan tiap R/ harus
diparaf atau ditandatangani.
Diberi garis bawah merah pada resep dan tanda tangan dokter
C. Dosis Obat ( hitung dosis masing – masing bahan obat dalam resep)
R/1 (Tamsulosin)
Interaksi Obat
Chlorpheniramine dan Codeine (drugs.com)
Efek depresan sistem saraf pusat dan/atau pernapasan dapat meningkat secara aditif
atau sinergis pada pasien yang menggunakan beberapa obat yang menyebabkan efek
ini. Penggunaan secara bersamaan dapat meningkatkan efek samping seperti pusing,
kantuk, kebingungan, dan kesulitan berkonsentrasi. Selain itu, penggunaan pada
pasien lanjut usia juga dapat menyebabkan gangguan dalam berpikir, penilaian, dan
koordinasi motorik.
Paracetamol dan Codeine (MIMS)
Peningkatan penyerapan parasetamol dengan metoklopramid dan domperidone. Dapat
meningkatkan risiko perdarahan dengan warfarin dan kumarin lainnya. Kodein dapat
menghindari efek GI dari metoklopramid dan domperidone. Peningkatan depresi SSP
dengan depresan SSP (misalnya anestesi, ansiolitik, hipnotik, TCA, dan antipsikotik).
Penggunaan secara bersamaan dapat menyebabkan reaksi yang merugikan, seperti
mual, muntah, konstipasi, sakit perut, pruritus, pusing, mengantuk, kepala terasa
ringan, sesak napas, sedasi, euforia, disforia, gangguan suara, dispnea, reaksi alergi,
ruam, trombositopenia, agranulositosis, serta berpotensi fatal hepatotoksisitas,
sindrom Stevens-Johnson, pustulosis eksantema generalisata akut, dan nekrolisis
epidermal toksik.
Paracetamol dan Chlorpheniramine
Tidak ada interaksi obat yang
ditemukan.
Penyakit yang berhubungan dengan tukak lambung, tukak lambung dan duodenum,
dan penyakit refluks gastroesofagus, tukak terkait NSAID
Intravena , dewasa : 40 mg 1 kali sehari yang diberikan melalui infus selama 20-30
menit sampai pemberian oral memungkinkan.
Eradikasi H. Pylori yang berhubungan dengan tukak lambung
Oral, dewasa : 20 mg dua kali sehari selama 1 minggu dalam kombinasi dengan
klaritromisin dan amoksisilin atau metronidazol. Atau, 40 mg sekali/hari selama 1
minggu dalam kombinasi dengan amoksisilin dan metronidazol.
Oral, anak : >4 tahun 15-30 kg = 10 mg dua kali sehari. 31- >40 kg = 20 mg dua kali
sehari. Semua dosis diberikan dalam kombinasi dengan amoksisilin dan klaritromisin
selama 1 minggu.
Sindrom Zollinger-Ellison
Intravena, dewasa : Dosis awal 60 mg/ hari melalui infus selama 20-30 menit,
sesuaikan dosis dengan respon pasien. Dosis harian >60 mg harus diberikan dalam 2
dosis terbagi.
Oral, dewasa : Dosis awal 60 mg/hari, sesuaikan dengan kebutuhan. Dosis biasa 20-
120 mg/ hari. Dosis >80 mg harus diberikan dalam 2 dosis terbagi.
Ulserasi terkait NSAID
Oral, dewasa : 20 mg sekali/ hari hingga 8 minggu. Untuk pemeliharaan: 20 mg
sekali/hari
Ulserasi Peptic
Oral, dewasa : 20 mg atau 40 mg sekali/ hari. Durasi pengobatan : 4 minggu (ulkus
duodenum) ; 8 minggu (ulkus lambung). Untuk pemeliharaan : 10-20 mg sekali/ hari,
dapat ditingkatkan hingga 40 mg sesuai respon pasien.
Penyakit refluks gastroesofagus (GERD)
Oral, dewasa : 20 mg sekali/ hari selama 4-8 minggu. Untuk kasus yang parah: 40 mg
sekali/hari selama 8 minggu. Untuk pemeliharaan : 10 mg sekali/hari, dapat
ditingkatkan menjadi 20-40 mg sekali/hari jika perlu.
Oral, anak : 1 tahun dengan berat badan 10-20 kg = 10 mg sekali sehari, dapat
ditingkatkan menjadi 20 mg sekali/hari jika perlu. Anak 2 tahun dengan berart badan
>20 kg = 20 mg sekali/hari, ditingkatkan menjadi 40 mg sekali/hari jika perlu. Durasi
pengobatan : 4-8 minggu.
Interaksi Obat
Dapat menurunkan konsentrasi plasma nelfinavir dan atazanavir.
Peningkatan risiko hipomagnesemia jika dengan obat diuretik.
Dapat meningkatkan konsentrasi plasma tacrolimus, metotreksat.
Dapat menurunkan penyerapan itrakonazol, ketokonazol, posaonazol, erlotinib.
Dapat menurunkan metabolisme diazepam, fenitoin, cilostazol.
Dapat mengurangi aktivitas antiplatelet clopidogrel.
Dapat meningkatkan bioavailabilitas digoxin.
R/4 (Chloramphenicole)
Jadwal pemberian : 2 kali sehari pada mata kiri dan kanan Interaksi obat :
Dosis :
Dewasa: Sebagai larutan 0,5%: Teteskan 1-2 tetes ke mata yang terkena 6 kali sehari
atau lebih sering sesuai kebutuhan. Sebagai salep 1%: Oleskan salep sekitar 1 cm ke
mata yang terkena 3-4 jam, atau lebih sering sesuai kebutuhan. Lanjutkan pengobatan
setidaknya selama 48 jam setelah penyembuhan total. Durasi pengobatan: 5 hari.
Anak: ≥2 tahun Sama dengan dosis dewasa.
Interaksi obat : karena pemakaian luar (topical) , jadi tidak ada interaksi obat yang
berarti. (MIMS)
Takaran obat cukup teliti dan serba sama untuk setiap tablet.
Kekurangan Tablet
Sukar diberikan kepada anak-anak dan penderita yang sukar menelan.
Biasanya efek terapi yang diinginkan lebih lambat
Dokter sulit menetapkan dosis pada terapi individu karena dosis sudah ditetapkan.
Komposisi dan dosis masing-masing obat belum tentu sesuai dengan kebutuhan
penderita
Bila waktu hancur dan kecepatan disolusi tidak memenuhi syarat, maka sasaran
pengobatan tidak tercapai.
Ketepatan
Sediaan untuk R1 adalah bentuk tablet, sediaan ini sudah tepat karena penderita
merupakan pasien dewasa. Selain itu juga mempertimbangan keuntungan dan
kekurangan dari sediaan bentuk tablet.
R2 dan R3 :
Kapsul Spesifikasi
Bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak, mempunyai
ukuran berbeda-beda, dan mengandung bahan obat padat (berbentuk serbuk, granul,
pellet) atau cairan yang dikentalkan.
Keuntungan
Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang enak
Mudah ditelan dan cepat hancur di dalam perut sehingga bahan segera diabsorbsi usus
Dokter dapat memberikan resep kombinasi dari bermacam-macam bahan obat dan
dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang pasien
Kapsul dapat diisi dengan cepat, tidak memerlukan bahan penolong seperti
padapembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan obatnya
Kerugian
Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak
menahanpenguapan
Ketepatan
Sediaan untuk R2 adalah bentuk kapsul dengan formula resep magistralis, sudah tepat
karena di pasaran tidak tersedia dosis yang sesuai dengan dosis yang diinginkan. Serta
ketiga obat tesebut (CTM, PCT, dan Codein) bersifat tercampurkan. Pasien juga
adalah dewasa sehingga tidak akan mengalami kesusahan minum obat kapsul.
Sediaan untuk R3 adalah kapsul juga sudah tepat, karena OMZ (Omeprazole) yang
tersedia di pasaran dalam bentuk kapsul (20 mg) dan injeksi (40 mg/10mL). Selain itu
juga mempertimbangkan keuntungan sediaan bentuk kapsul.
R2 adalah Resep dengan format magistralis dengan sediaan dalam bentuk kapsul.
Berikut cara pembuatannya
Persiapan/penimbangan :
CTM : 40 mg = 10 tablet 4 mg
Pembuatan :
Membersihkan martil menggunakan air dan sabun. Setelah itu dibersihkan juga
menggunakan alcohol 90% lalu dibakar.
Masukan sedikit sakarumlaktis lalu digerus untuk menutupi pori pori pada mortal.
Setelah itu, boleh dibuang atau digunakan kembali sebagai penambah obat.
Memasukkan bahan yang akan di gerus, dimulai dari bahan yang paling kecil
Dibagi menjadi 10 bagian serbuk pada kertas perkamen lalu di masukkan ke kapsul,
dengan cara :
R/4: Salep
Spesifikasi :
Sediaan yang berbentuk setengah padat yang mudah dioleskan sebagai obat luar.
Obat harus larut atau terdispersi secara homogen dalam basis.
Stabil, lunak, dan mudah dipakai.
Keuntungan:
Daya penetrasinya dapat diatur.
Air terkandung lebih sedikit jadi sulit ditumbuhi bakteri.
Lebih lama kontak dengan kulit.
Mudah digunakan.
Kekurangan:
Keluar fase padat pada basisnya atau dapat terbentuk
kristal. Harus terbebas dari inkompatibilitas.
Basis salep diperlukan yang cocok sehingga pelepasan zat aktif dapat terjadi dapat
secara maksimal.
Harus dalam keadaan lunak dan homogen.
Warna dapat berubah.
Ketepatan pemilihan
Sudah tepat karena pasien dapat menggunakan dengan mudah dan daya penestrasi
dapat diatur dengan baik pada pasien sehingga dapat lebih lama kontak dengan kulit.
E. Diagnosis
Berdasarkan resep yang diberikan oleh dokter kemungkinan pasien menderita
penyakit Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), mengalami mual, muntah sakit perut,
pusing, mengantuk( dapat diberikan obat Paracetamol), Codein dapat digunakan
untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang. CTM, dapat digunakan untuk
mengobati pilek, bersin, gatal dan mata berair yang disebabkan oleh alergi.
b. Tulislah resep tersebut (soal diatas) yang benar dan rasional menurut saudara dalam
format blanko resep (baku)!
Pertanyaan Atas Jawaban
Susunlah jenis-jenis obat yang termasuk dalam kelompok di atas yang berguna untuk kasus ini
menurut kriteria berikut:
Lisinopril
Bentuk sediaan obat: tablet 5 mg dan tablet 10 mg
Amlodipin
Metformin
Bentuk sediaan obat: sediaan tablet terdiri atas tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg, 40 mg, dan
80 mg
Aspirin
Bentuk sediaan obat: tablet, kapsul, kaplet, enteric coated terdiri dari beberapa
kekuatan, yaitu 80 mg, 100 mg, 325 mg, dan 500 mg.
Lisinopril
mg Amlodipin
Metformin
Simvastatin
Komposisi: Tablet salut enterik (Acetylsalicylic acid 100 mg); Tablet (Acetylsalicylic acid 80
mg)
Hipertensi
Dosis awal: 10 mg per oral sekali sehari; 5 mg secara oral sekali sehari
2. Amlodipin 5 mg
Dosis Dewasa Biasa untuk Hipertensi
sehari
Rilis segera:
Dosis awal: 500 mg per oral dua kali sehari atau 850 mg per oral sekali sehari
Titrasi dosis: Peningkatan 500 mg setiap minggu atau 850 mg setiap 2 minggu sesuai toleransi
4. Simvastatin 10 mg 1x sehari
Pasien berisiko tinggi dapat memulai pada 40 mg secara oral sekali sehari
5. Aspirin 75 mg/hari
Orang dewasa dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2 dengan peningkatan risiko CVD: 75 hingga
162 mg per oral sekali sehari
Jadwal/Aturan Pakai (Frekuensi, Cara, Waktu, Lama
Pemberian) Lisinopril
Cara: Lisinopril dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Minum segelas air untuk
menelan Lisinopril. Konsumsilah Lisinopril sesuai dosis yang telah ditentukan. Jangan
menambah atau mengurangi dosis tanpa konsultasi dokter terlebih dahulu.
Frekuensi: Frekuensi pemberian obat berkaitan dengan durasi kerjanya. Obat diberikan 1 kali
per hari, berarti kadar obat bertahan dalam darah sampai kadarnya menurun menjadi
setengahnya sembari tetap memberikan efek, adalah selama kurang lebih 24 jam. Begitu pula
bila obat diberikan 3 kali dalam sehari, berarti kadar obat dalam darah menurun sampai
dengan setengahnya sembari tetap memberikan efek, adalah selama 8 jam.
Penggunaan obat ini haru sesuai dengan petunjuk dokter. Hipertensi: Dosis awal: 1 kali
sehari 1 tablet; Dosis penunjang lazim: 20 mg sehari;
Maksimal: 80 mg sehari.
Dewasa: Dosis awal 2,5 mg sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 20–40 mg, dengan
jarak 4 minggu berdasarkan respons tubuh pasien.
Dewasa: Dosis awal 5 mg sekali sehari, dalam 24 jam setelah timbulnya gejala. Dosis
perawatan 10 mg sekali sehari selama 6 minggu.
Pada hipertensi hentikan diuretika selama 2-3 hari sebelumnya dan jika perlu mulai lagi
kemudian. Gagal jantung (tambahan), dosis awal 2,5 mg sehari di bawah pengawasan medis
yang ketat; dosis penunjang 5-20 mg sehari. Profilaksis setelah infark miokard, sistolik lebih
dari 120 mm Hg, 5 mg dalam 24 jam diikuti dengan 5 mg lagi 24 jam berikutnya, kemudian
10 mg setelah 24 jam berikutnya, dan lanjutkan dengan 10 mg sekali sehari selama 6 minggu
(lanjutkan pada gagal jantung); sistolik 100-120 mmHg, dosis awal 2,5 mg, tingkatkan
sampai dosis penunjang 5 mg sekali sehari.
Amlodipin
Cara: Oral
Frekuensi: Amlodipin merupakan salah satu obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi
dengan frekuensi pemberian dalam sehari adalah 1x.
Sediaan Amlodipin yang banyak dipergunakan yaitu dalam bentuk tablet 2.5 mg, 5 mg dan
10 mg. Penggunaan obat antihipertensi ini diberikan secara oral, tergantung pada toleransi
dan respon pasien. Dosis awal 2.5 mg dan 5 mg sehari 1 tablet, dengan dosis maksimum 10
mg 1 kali sehari. Kadar Amlodipin pada jam ke 24 masih 2/3 dari kadar puncak. Waktu
paruhnya panjang sehingga cukup diberikan sekali sehari.
Metformin
Cara: Oral
Frekuensi: Penggunaan frekuensi pada jenis obat Metformin terdapat frekuensi 1x1, 2x1, 3x1.
Aturan pakai: Metformin, diminum 2 kali sehari saat sarapan dan makan malam. Metformin
rilis, diminum sekali sehari di pagi hari.
Dewasa dan anak-anak > 10 tahun: dosis awal 500 mg setelah sarapan untuk sekurang-
kurangnya 1 minggu, kemudian 500 mg setelah sarapan dan makan malam untuk sekurang-
kurangnya 1 minggu, kemudian 500 mg setelah sarapan, setelah makan siang dan setelah
makan malam. Dosis maksimum 2 g sehari dalam dosis terbagi. Metformin dalam bentuk
sediaan lepas terkontrol dapat mempertahankan kadar terapi obat dalam darah selama 10-16
jam sehingga pasien cukup minum sekali sehari.
Simvastatin
Frekuensi: Dosis Simvastatin untuk pencegahan penyakit jantung: 5-40 mg oral sekali sehari
di malam hari. Dosis Simvastatin untuk penderita penyakit jantung koroner atau yang
berisiko tinggi terkena penyakit jantung koroner: 10-20 mg oral sekali sehari di malam hari
dimulai bersamaan dengan diet dan olahraga.
Anak usia 10–17 tahun: Dosis awal 10 mg, 1 kali sehari, di malam hari. Dosis tidak boleh
lebih dari 40 mg per hari.
Waktu: Simvastatin sebaiknya dikonsumsi pada sore hari, baik dengan makanan atau tanpa
makanan. Telan tablet atau kaplet Simvastatin dengan utuh bersama segelas air. Konsumsi
obat pada waktu yang sama setiap harinya agar obat dapat bekerja dengan efektif.
Aspirin
Aturan pakai: Aspirin dikonsumsi setelah makan. Telan tablet Aspirin secara utuh dengan
bantuan segelas penuh air putih. Jangan menghancurkan, membelah, atau mengunyah
Aspirin tablet karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
Waktu: Waktu paruh Aspirin adalah 15-20 menit, sedangkan waktu paruh salisilat akan lebih
lama sesuai dengan dosis pemberian. Pada dosis 300-650 mg waktu paruh berkisar 3 jam,
sedangkan pada dosis 1 gram waktu paruh adalah 5 jam dan 2 gram waktu paruh 9 jam.
Interaksi Obat dalam Resep (Obat yang Berinteraksi, Jenis Interaksi, Efek Interaksi,
Mekanisme Interaksi, dan Rekomendasinya)
Penatalaksanaan: Dosis Simvastatin tidak boleh melebihi 20 mg setiap hari bila digunakan
dalam kombinasi dengan Amlodipin. Manfaat dari kombinasi ini harus dipertimbangkan
secara hati-hati terhadap potensi peningkatan risiko miopati termasuk rhabdomyolysis,
fluvastatin, pravastatin, dan rosuvastatin yang mungkin merupakan alternatif yang lebih
aman pada pasien yang menerima Amlodipin, karena tidak dimetabolisme oleh CYP450 3A4.
Semua pasien yang menerima terapi statin harus disarankan untuk segera melaporkan nyeri
otot yang tidak dapat dijelaskan, nyeri tekan atau kelemahan, terutama jika disertai demam,
malaise dan/atau urine berwarna gelap. Terapi harus dihentikan jika kreatin kinase meningkat
secara nyata tanpa olahraga berat atau jika diduga atau didiagnosis miopati.
Penatalaksanaan: Perlu adanya pemantauan perubahan kontrol tekanan darah pada pasien.
Penatalaksanaan: Berdasarkan data saat ini, sulit untuk menentukan kemungkinan interaksi
negatif antara Aspirin dan ACE inhibitor dan relevansi klinisnya selama terapi jangka
Panjang dan terutama pada gagal jantung kongestif. Rekomendasi saat ini umumnya tidak
menghalangi penggunaan kombinasi pada pasien dengan penyakit kardiovaskular atau faktor
risiko yang mungkin mendapat manfaat dari obat secara mandiri. Namun, pasien yang
menerima terapi jangka panjang dengan kombinasi ini harus menjalani pengecekan tekanan
darah secara teratur dan pemantauan klinis lain yang sesuai seperti penilaian fungsi ginjal.
Dan juga, dosis terapi Aspirin terendah harus digunakan.
Penghambat saluran kalsium dan penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE) mungkin
memiliki efek hipotensi tambahan. Meskipun obat-obat ini sering digunakan bersama-sama
dengan aman, pemantauan tekanan darah sistemik secara teratur dan hati-hati dianjurkan
selama pemberian bersama, terutama selama satu sampai tiga minggu pertama terapi.
Absorpsi:
Setelah Lisinopril diminum, konsentrasi puncak Lisinopril dalam serum terjadi dalam kurun
waktu 7 jam. Pada penderita infark miokard akut dapat terjadi keterlambatan dalam mencapai
konsentrasi puncak Lisinopril dalam serum. Penyerapan Lisinopril tidak dipengaruhi oleh
keberadaan makanan dalam saluran cerna.
Pada anak-anak, studi farmakokinetik pemberian Lisinopril 0,1-0,2 mg/kg pada pasien
berusia 6–16 tahun dengan GFR > 30 mL/min/1,73 m², menunjukan bahwa kadar puncak
konsentrasi
Lisinopril didapatkan dalam waktu enam jam dan tingkat absorpsi yang didapatkan dari
ekskresi dalam urine adalah 28%.
Distribusi:
Metabolisme:
Lisinopril tidak menjalani metabolisme dalam darah sehingga obat yang diabsorpsi
diekskresikan seluruhnya ke dalam urine.
Eliminasi:
Eliminasi Lisinopril adalah melalui urine, dengan waktu paruh 12 jam. Lisinopril tidak
dimetabolisme, sehingga diekskresikan masih dalam bentuk yang tidak berubah.
Farmakokinetik
Amlodipin Absorpsi:
Amlodipin cepat diserap menyusul konsumsi oral dengan bioavailabilitas hingga mencapai
64%. Konsentrasi Amlodipin dalam plasma mencapai puncaknya 6-12 jam setelah
dikonsumsi setelah melalui metabolisme di hati.
Kadar plasma semakin meningkat dengan penggunaan Amlodipin jangka panjang
sehubungan dengan masa paruh eliminasi yang panjang (35-48 jam) dan efek saturasi
metabolisme hepatik. Kadar plasma ini akan stabil setelah pemberian Amlodipin secara rutin
selama 7-8 hari.
Distribusi:
Mengingat volume distribusinya yang besar (21,4±4,4 L/kg), Amlodipin terdistribusi masif ke
kompartemen jaringan. 93-98% Amlodipin dalam plasma terikat dengan protein.
Metabolisme:
Eskresi:
Sebagian besar metabolit Amlodipin (62% dosis yang dikonsumsi) diekskresikan melalui
urine dan sisanya melalui feses. Terkait besarnya proporsi metabolit yang diekskresikan
melalui urine, pada pasien usia lanjut, bersihan Amlodipin dapat mengalami penurunan
sehingga diperlukan penyesuaian dosis.
Farmakokinetik
Metformin Absorpsi:
Perlahan-lahan dan tidak lengkap diserap dari saluran pencernaan. Makanan mengurangi
luasnya dan sedikit menunda penyerapan. Bioavailabilitas absolut: 50-60% (puasa);
berkurang jika dikonsumsi bersama makanan. Waktu untuk mencapai konsentrasi plasma
puncak: 2-3 jam (pelepasan segera); 7 jam, rentang: 4-8 jam (extended release).
Distribusi:
Didistribusikan dan terkonsentrasi di hati, ginjal dan saluran pencernaan; berpartisi menjadi
eritrosit. Melewati plasenta dan memasuki breastmilk. Volume distribusi: 654 ± 358 L.
Ikatan protein plasma: dapat diabaikan.
Metabolisme:
Tidak
dimetabolisme.
Ekskresi:
Metformin diekskresikan oleh ginjal sebagai senyawa aktif. (kira-kira 90% terjadi di urine,
dalam bentuk tidak berubah dari dosis obat yang diabsorpsi dalam waktu 24 jam pertama,
setelah konsumsi Metformin per oral. Waktu paruh eliminasi: 6,2 jam (plasma); sekitar 17,6
jam (darah).
Farmakokinetik Simvastatin
Absorpsi:
Diabsorbsi dengan baik oleh usus halus (85%). Bioavailabilitas: <5%. Waktu untuk mencapai
konsentrasi plasma puncak: 1,3-2,4 jam.
Distribusi:
Sekitar 95% Simvastatin yang beredar di sirkulasi sistemik berikatan dengan albumin.
Metabolisme:
Mengalami first pass metabolisme yang ekstensif di hati melalui isoform CYP3A4 untuk
mengubah prodrug menjadi bentuk aktifnya yaitu asam β-hidroksil (metabolit aktif).
Ekskresi:
Terutama melalui feses (60% sebagai metabolit); urine (13%, bentuk tidak aktif). Waktu paruh
eliminasi: 1,9 jam (metabolit aktif).
Farmakokinetik Aspirin
Absorpsi:
Cepat diserap dari lambung dan usus halus bagian atas; kurang dapat diandalkan (rektal);
diserap melalui kulit. Dihidrolisis sebagian oleh esterase menjadi salisilat selama penyerapan
di saluran GI. Bioavailabilitas: 50-75%. Waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak:
Kira-kira 1-2 jam (nonenteric-coated); 3-4 jam (enteric-coated); Kira-kira 2 jam (extended-
release cap).
Distribusi:
Didistribusikan secara luas dan cepat ke sebagian besar jaringan dan cairan tubuh. Melewati
plasenta dan memasuki breastmilk. Volume distribusi: 170 mL/kg. Ikatan protein plasma: 80-
90%.
Metabolisme:
Dimetabolisme di hati menjadi asam salisilat, salicyl fenolik glukuronida, asil glukuronida
salisilat, asam gentisik, dan asam gentisurat. Mengalami metabolisme lintas pertama.
Ekskresi:
Melalui urine (75% sebagai asam salisilat, 10% sebagai asam salisilat). Waktu paruh
eliminasi: 15-20 menit.
Dosis:
Oral
Hipertensi
Dewasa: Dosis awal 10 mg sekali sehari. Berikan dosis pertama sebaiknya pada waktu tidur.
Pasien dengan hipertensi renovaskuler, deplesi volume, hipertensi berat: Dosis awal 2,5-5 mg
sekali sehari. Pasien dengan diuretik: 5 mg sekali sehari. Dosis pemeliharaan: 20-40 mg sekali
sehari. Maks: 80 mg setiap hari.
Anak: 6-16 tahun 20-<50 kg: Dosis awal 2,5 mg sekali sehari. Maks: 20 mg setiap hari. 50 kg: 5
mg sekali sehari. Maks: 40 mg.
Nefropati diabetik
Dewasa: Hipertensi dengan diabetes mellitus tipe 2: 10 mg sekali sehari. Dapat ditingkatkan
menjadi 20 mg sekali sehari untuk mencapai tekanan diastolik duduk <90 mmHg.
Gagal jantung
Dewasa: Sebagai tambahan: Dosis awal 2,5 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan hingga 20-40
mg pada interval 4 minggu sesuai dengan respons klinis.
Gangguan ginjal
Dosis dapat disesuaikan hingga maksimal 40 mg sekali sehari berdasarkan respons pasien.
Hipertensi:
CrCl (mL/menit) Dosis
Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk yang tertera pada label kemasan Lisinopril sebelum mulai
mengonsumsinya. Jangan mengubah dosis tanpa berkonsultasi dahulu dengan dokter.
Lisinopril dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Minum segelas air untuk menelan
Lisinopril. Konsumsilah Lisinopril sesuai dosis yang telah ditentukan. Jangan menambah atau
mengurangi dosis tanpa konsultasi dokter terlebih dahulu.
Konsumsi Lisinopril pada waktu yang sama setiap harinya untuk memperoleh hasil yang
maksimal. Jika lupa mengonsumsi Lisinopril, segera konsumsi obat apabila jeda dengan dosis
berikutnya belum terlalu dekat. Abaikan dan jangan menggandakan dosis apabila sudah
berdekatan dengan jadwal dosis selanjutnya.
Jangan berhenti mengonsumsi Lisinopril tanpa berkonsultasi dahulu dengan dokter, meskipun
kondisi dirasa telah lebih baik.
Untuk mengendalikan tekanan darah, pasien juga disarankan untuk menerapkan diet rendah
garam dan rendah lemak, berolahraga teratur, tidak merokok, dan membatasi konsumsi minuman
beralkohol.
Lakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin selama mengonsumsi Lisinopril untuk
memantau perkembangan kondisi tubuh.
Petunjuk penyimpanan:
Simpan Lisinopril pada suhu ruangan dan di dalam wadah tertutup untuk menghindari paparan
sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Obat ini dapat menyebabkan pusing sesekali, jika terpengaruh, jangan mengemudi atau
mengoperasikan mesin.
Peringatan:
Diuretik; dosis pertama mungkin menyebabkan hipotensi terutama pada pasien yang
menggunakan diuretika, dengan diet rendah natrium, dengan dialisis, atau dehidrasi; penyakit
vaskuler perifer atau aterosklerosis menyeluruh karena risiko penyakit renovaskuler yang tidak
bergejala; pantau fungsi ginjal sebelum dan selama pengobatan, dan kurangi dosis pada
gangguan ginjal; mungkin meningkatkan risiko agranulositosis pada penyakit vaskuler kolagen;
reaksi anafilaktoid; menyusui; diduga meningkatkan efek hipoglikemik insulin dan antidiabetik
oral.
Amlodipin 5 mg
Dosis:
Oral
Kerusakan hati
Tingkat parah: Dosis awal 2,5 mg sekali sehari, dapat dititrasi sesuai dengan respons klinis.
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada pada kemasan obat sebelum
mengonsumsi Amlodipin. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa berkonsultasi terlebih
dahulu dengan dokter.
Amlodipin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Usahakan untuk mengonsumsi
Amlodipin pada jam yang sama setiap harinya agar pengobatan maksimal.
Tetap minum obat ini meski pasien telah merasa sehat. Jangan berhenti minum obat ini tanpa
berkonsultasi dengan dokter.
Jika lupa mengonsumsi Amlodipin, disarankan untuk segera meminumnya bila jeda dengan
jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan
menggandakan dosis.
Selama menjalani pengobatan dengan Amlodipin, dokter akan meminta pasien untuk menjalani
pengukuran tekanan darah secara rutin. Ikuti jadwal pemeriksaan yang diberikan oleh dokter.
Agar tekanan darah lebih terkontrol, penggunaan Amlodipin sebaiknya diiringi dengan
penerapan gaya hidup sehat, seperti dengan menjalani diet rendah garam dan rendah lemak,
olahraga secara teratur, tidak merokok, dan membatasi konsumsi minuman beralkohol.
Petunjuk penyimpanan:
Simpan Amlodipin di tempat yang kering dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung.
Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Informasi konseling pasien:
Obat ini dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, kelelahan atau mual, jika terpengaruh, jangan
mengemudi atau mengoperasikan mesin.
Peringatan:
Dosis:
Oral
Pengobatan:
Sebagai tab/larutan konvensional: Dosis awal 500 atau 850 mg b.i.d. atau t.i.d., secara bertahap
ditingkatkan dengan interval minimal 1 minggu sesuai respons pasien. Maks: 3.000 mg setiap
hari dalam 3 dosis terbagi.
Sebagai tab yang extended-release: Dosis awal 500 mg setiap hari bersamaan dengan makan
malam, tambahkan dosis dengan peningkatan 500 mg hingga maksimal 2.000 mg setiap hari
sesuai respons pasien.
Profilaksis:
Sebagai tab yang extended-release: Dosis awal 500 mg setiap hari bersamaan dengan makan
malam, secara bertahap tingkatkan dosis dengan interval 10-15 hari, sesuai respons pasien. Dosis
maksimal 2.000 mg setiap hari bersama dengan makan malam.
Gangguan ginjal
Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk yang tertera pada label kemasan Metformin sebelum
mengonsumsinya. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dahulu dengan
dokter.
Metformin dikonsumsi sesudah makan. Telan tablet atau kaplet Metformin dengan bantuan air
putih. Telan tablet Metformin secara utuh, tanpa mengunyah atau menghancurkannya terlebih
dahulu.
Usahakan untuk mengonsumsi Metformin pada waktu yang sama tiap hari agar pengobatan
efektif. Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Tetap
konsumsi obat ini meski pasien sudah merasa lebih baik. Jangan menghentikan penggunaan obat
tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Jika pasien lupa mengonsumsi Metformin, segera minum obat ini jika jeda dengan jadwal
konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan
dosis.
Perlu diingat, Metformin tidak dapat menyembuhkan diabetes tipe 2. Penggunaan Metformin
harus diikuti dengan menerapkan pola makan sehat dan rajin berolahraga.
Periksakan kadar gula darah secara rutin, sehingga dokter mengetahui perkembangan kesehatan
pasien. Dokter mungkin akan menurunkan atau menaikkan dosis sesuai dengan kondisi pasien.
Petunjuk penyimpanan:
Simpan Metformin di tempat kering, tertutup, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung.
Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Informasi konseling pasien:
Peringatan:
Metformin tidak boleh dikonsumsi oleh pasien yang alergi terhadap obat ini.
Metformin sebaiknya tidak digunakan oleh pasien yang menderita gagal ginjal, kecanduan
alkohol, gagal hati, atau sedang mengonsumsi obat tertentu, seperti topiramate karena kondisi-
kondisi tersebut dapat memicu asidosis laktat.
Jika pasien menderita gagal jantung kongestif, penyakit kelenjar adrenal, malnutrisi, cedera,
penyakit infeksi, anemia, atau baru saja menjalani operasi tertentu, perlu diberitahu terlebih
dahulu kepada dokter
Metformin tidak ditujukan untuk penderita diabetes tipe 1 atau pasien yang mengalami
ketoasidosis diabetik.
Jika pasien sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu sebaiknya
diberitahu terlebih dahulu kepada dokter.
Jika pasien sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan diberitahukan kepada dokter
terlebih dahulu.
Beri tahu dokter bahwa pasien sedang menjalani pengobatan dengan Metformin jika berencana
menjalani pemeriksaan radiologi tertentu yang menggunakan kontras atau akan menjalani
operasi.
Simvastatin 10 mg 1x sehari
Dosis:
Oral
Hiperlipidemia
Dewasa: Dosis awal 10-20 mg sekali sehari.
Pasien yang membutuhkan penurunan kolesterol dalam jumlah besar atau dengan risiko CV
tinggi: Dosis awal 40 mg sekali sehari.
Pasien dengan hiperkolesterolemia familial homozigot: Dosis awal 40 mg sekali sehari. Semua
dosis harus diminum di malam hari. Maks: 80 mg setiap hari.
Sesuaikan dosis sesuai dengan respon pasien dengan interval minimal 4 minggu. Pasien harus
menjalani diet penurun kolesterol dan modifikasi gaya hidup lainnya sebelum dan selama terapi
obat.
Gangguan ginjal
Gunakan Simvastatin sesuai dengan resep dokter dan baca petunjuk pada kemasan obat. Jangan
mengurangi atau menambah dosis yang dikonsumsi tanpa petunjuk dokter.
Simvastatin sebaiknya dikonsumsi pada malam hari, baik dengan makanan atau tanpa makanan.
Telan tablet atau kaplet Simvastatin dengan utuh bersama segelas air. Konsumsi obat pada waktu
yang sama setiap harinya agar obat dapat bekerja dengan efektif.
Jika lupa mengonsumsi Simvastatin, segera konsumsi obat tersebut bila jeda waktu dengan dosis
selanjutnya belum terlalu dekat. Apabila jeda waktu sudah terlalu dekat, abaikan dosis tersebut
dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
Jangan berhenti mengonsumsi obat, meskipun kondisi yang dialami sudah membaik, kecuali atas
instruksi dokter.
Sebelum hingga sesudah menggunakan Simvastatin, dokter akan meminta pasien untuk
menjalani tes darah secara rutin. Tes darah tersebut digunakan untuk memeriksa kadar kolesterol
darah, kadar trigliserida, fungsi hepar, atau fungsi renal. Dengan begitu, efektivitas pengobatan
dan respons pasien terhadap obat dapat terpantau.
Petunjuk penyimpanan:
Simpan tablet atau kaplet Simvastatin dalam wadah tertutup di tempat kering dan sejuk yang
terhindar dari sinar matahari langsung.
Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Peringatan:
Simvastatin tidak boleh dikonsumsi oleh pasien yang alergi terhadap obat ini.
Simvastatin tidak boleh dikonsumsi oleh pasien yang pernah atau sedang menderita penyakit
liver, penyakit ginjal, penyakit jantung, penyakit tiroid, diabetes, atau kecanduan alkohol.
Jika pasien sedang menjalani pengobatan dengan suplemen, produk herbal, atau obat lain,
terutama obat antijamur golongan azole, seperti ketoconazole, obat antivirus untuk infeksi HIV,
atau gemfibrozil sebaiknya diberitahu terlebih dahulu kepada dokter.
Simvastatin termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori X (kontraindikasi) menurut US Food
and Drugs Administration (FDA), sehingga tidak boleh digunakan untuk ibu hamil.
Pasien diimbau untuk tidak mengonsumsi minuman beralkohol atau grapefruit selama menjalani
pengobatan dengan Simvastatin.
Aspiirn 75 mg/hari
Dosis:
Oral
Gangguan rematik
Dewasa: 4-8 gr sehari dalam dosis terbagi untuk gangguan akut. 5,4 gr sehari dalam dosis terbagi
untuk kondisi kronis.
Rektal
Selalu ikuti instruksi dokter dan baca informasi yang terdapat pada kemasan obat sebelum
mengonsumsi Aspirin.
Aspirin dikonsumsi setelah makan. Telan tablet Aspirin secara utuh dengan bantuan segelas
penuh air putih. Jangan menghancurkan, membelah, atau mengunyah Aspirin tablet karena dapat
meningkatkan risiko terjadinya efek samping. Jangan langsung berbaring setelah minum obat.
Tunggu hingga 10 menit, agar tidak sakit perut.
Konsumsi Aspirin secara rutin. Jangan memulai atau menghentikan konsumsi obat maupun
menambah atau mengurangi dosis obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Jika pasien lupa mengonsumsi Aspirin tablet, segera konsumsi begitu teringat apabila jarak
dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan
menggandakan dosis.
Petunjuk penyimpanan:
Simpan Aspirin di tempat yang kering, terhindar dari sinar matahari langsung, dan pada suhu
ruangan.
Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Peringatan:
Tidak boleh menggunakan Aspirin jika pasien memiliki gangguan pendarahan, seperti hemofilia,
riwayat pendarahan lambung atau usus baru-baru ini, atau jika pasien alergi terhadap NSAID
(obat anti inflamasi nonsteroid), seperti Advil, Motrin, Aleve, Orudis, Indocin, Lodine, Voltaren,
Toradol, Mobic, Relafen, Feldene, dan lain-lain.
Jangan berikan obat ini kepada anak atau remaja dengan demam, gejala flu, atau cacar air.
Salisilat dapat menyebabkan sindrom Reye, kondisi serius dan terkadang fatal pada anak-anak.
Terapi farmakologi berupa pemberian obat dengan jenis-jenis medikasi antihipertensi meliputi
diuretik, penghambat beta-adrenergik atau beta-blocker, vasodilator, penghambat saluran
kalsium dan penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE).
Terapi non farmakologi untuk penanganan hipertensi berupa anjuran modifikasi gaya hidup. Pola
hidup sehat dapat menurunkan darah tinggi.
Diet
Pemerintah merekomendasikan diet hipertensi berupa pembatasan pemakaian garam dapur ½
sendok teh per hari dan penggunaan bahan makanan yang mengandung natrium seperti soda kue.
Olahraga
Rekomendasi terkait olahraga, yakni olahraga secara teratur sebanyak 30 menit/hari, minimal 3
hari/minggu.
Berhenti merokok
Merokok termasuk faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu, penderita hipertensi
dianjurkan untuk berhenti merokok demi menurunkan risiko komplikasi penyakit kardiovaskuler.
Inisiasi awal terapi farmakologis dihubungkan dengan peningkatan kontrol glikemik dan
pengurangan komplikasi jangka panjang pada diabetes mellitus tipe 2. Kelas obat yang
digunakan untuk pengobatan diabetes mellitus tipe 2 meliputi biguanida, sulfonilurea, derivat
meglitinida, inhibitor alfa-glukosidase, tiazolidindion (TZD), agonis glucagon-like peptide-1
(GLP-1), inhibitor dipeptidil peptidase IV (DPP-4), inhibitor selective sodium-glucose
transporter-2 (SGLT-2), antagonis reseptor mineralokortikoid nonsteroid (MR), insulin,
amilinomimetika, sekuestran asam empedu, dan agonis dopamin.
Pokok pangkal penanganan diabetes adalah makan dengan bijaksana atau diet. Semua pasien
harus memulai diet dengan pembatasan kalori, terutama pada pasien dengan berat badan
berlebih. Makanan perlu dipilih secara seksama terutama pembatasan lemak total dan lemak
jenuh untuk mencapai normalitas kadar glukosa dan lipid darah.
Bila terdapat resistensi insulin, gerak badan secara teratur (olahraga) dapat mengurangi
permasalahan tersebut. Hasilnya insulin dapat dipergunakan secara baik oleh sel tubuh dan
dosisnya pada umumnya dapat diturunkan.
Daftar Pustaka
http://pionas.pom.go.id/obat-baru/duoxal-tetes-telinga-3-mgml025mgml
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ciprofloxacin?mtype=generic