Anda di halaman 1dari 36

PLENO SKENARIO A

BLOK 10
Kelompok A6

Tutor : dr. Desi Oktarina, M. Biomed


ANGGOTA KELOMPOK
Muhammad Aqil 04011282025058
Syarifah Sundus Fitria 04011282025060
Pinehas Wau 04011282025061
Kemas Mohammad Daffa Faturrahman 04011282025067
Kania Ramadhani Putri 04011282025076
Ghefira Adelania Putri Yulianita 04011282025079
Reva Akbar Geronimo 04011282025091
Citra Anindita 04011282025097
Medina Putri Islamia 04011282025160
Meilisa Ahda Faza 04011282025163
May Dita Kesumaningrum 04011282025184
Mohammad Reza Maulana Jatmiko 04011282025187
OUTLINE

1 2 3 4
Skenario 01 Identifikasi Masalah
Klarifikasi Istilah Learning Issue

5 6 7
Analisis Masalah Kerangka Konsep Kesimpulan
SKENARIO

Tn. Cek Agus berusia 66 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sakit kepala dan tengkuk berat. Pada
Pemeriksaan fisik didapatkan: Temp: 37°C, BP 170/90 mmHg, HR: 75x/m, RR 18x/menit/. BB: 89kg TB:
170 cm. Dokter puskesmas mendiagnosis Tn. Cek Agus dengan hipertensi stage 2, dan mendapatkan terapi
Candesartan (1x8mg). Pasien pernah mendapat terapi Captopril, namun mengeluh batuk. Pasien masih
meminum obat Furosemid (1x40mg) dan Spironolakton 1x25mg secara rutin.

Riwayat penyakit: Tiga bulan yang lalu Tn. Cek Agus didiagnosa menderita CHF (congestive heart failure)
dan diberikan obat Captopril (2x25mg), Furosemid (1x40mg) dan Spironolakton 1x25mg oleh dokter.

Riwayat makan: Makan nasi (3xsehari) dengan daging/ikan, tanpa sayur. Buah-buahan 2-3 kali seminggu.
KLARIFIKASI ISTILAH

01 Captoprill
04 Furosemidl

02 Spironolakton 05 CHF (congestive heart failure)l

03 Candesartan 06 Hypertension stage 2

07 Terapi
IDENTIFIKASI MASALAH
No. Kalimat O-E Concern

1. Tn. Cek Agus berusia 66 tahun datang ke puskesmas + 


dengan keluhan sakit kepala dan tengkuk berat.

2. Pada Pemeriksaan fisik didapatkan: Temp: 37°C, BP + 


170/90 mmHg, HR: 75x/m, RR 18x/menit/. BB: 89kg
TB: 170 cm.
3. Dokter puskesmas mendiagnosis Tn. Cek Agus + 
dengan hipertensi stage 2, dan mendapatkan terapi
Candesartan (1x8mg).
IDENTIFIKASI MASALAH

No. Kalimat O-E Concern


4. Pasien pernah mendapat terapi Captopril, namun + 
mengeluh batuk. Pasien masih meminum obat
Furosemid (1x40mg) dan Spironolakton 1x25mg
secara rutin.
Riwayat penyakit : Tiga bulan yang lalu Tn. Cek
Agus didiagnosa menderita CHF (congestive heart
failure) dan diberikan obat Captopril (2x25mg),
Furosemid (1x40mg) dan Spironolakton 1x25mg oleh
dokter.
5. Riwayat makan: Makan nasi (3xsehari) dengan + 
daging/ikan, tanpa sayur. Buah-buahan 2-3 kali
seminggu.
LEARNING ISSUE

Candesartan Captopril Furosemid Spirinolaktan

Hipertensi dan CHF dan kaitannya Pola makanan Pengobatan


Keluhan Utama dengan Keluhan seimbang dan Rasional
Utama obesitas
ANALISIS MASALAH
I. Tn. Cek Agus berusia 66 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sakit kepala dan tengkuk
berat.

a. Bagaimana hubungan antara jenis kelamin dan usia dengan keluhan terkait skenario?
• Dengan bertambahnya umur, risiko terkena Hipertensi menjadi lebih besar.
• Pria mempunyai risiko 2,3x lebih banyak mengalami peningkatan tekanan darah sistolik
dibanding wanita. Setelah memasuki menopause, prevalensi Hipertensi pada wanita
meningkat lebih tinggi daripada pria.
b. Bagaimana patofisiologi sakit kepala
sesuai dengan skenario?
Nyeri kepala pada pasien hipertensi
disebabkan oleh kerusakan vaskuler pada
seluruh pembuluh perifer. Perubahan arteri
kecil dan arteriola menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah sehingga
aliran darah terganggu. c. Bagaimana keterkaitan antara sakit
kepala dan tengkuk berat yang dialami
pasien?
Hubungan antara nyeri kepala dan tengkuk
berat yang dialami Tn. Cek Agus adalah
gejala-gejala dari penyakit hipertensi dan
CHF yang dialaminya.
d. Mengapa tengkuk dari Tn. Cek Agus terasa berat?
Tengkuk terasa berat karena pembuluh darah penderita
hipertensi cenderung kaku dan menyempit sehingga dapat
menghambat aliran darah. Hal ini mengakibatkan suplai
oksigen ke otot tengkuk berkurang sehingga otot terasa kaku
dan nyeri. Nyeri tengkuk juga merupakan tanda dari
peningkatan kadar kolesterol, nyeri kepala tipe tegang, kaku
otot, ataupun efek obat-obatan.
II. Pada Pemeriksaan fisik didapatkan: Temp: 37°C, BP 170/90 mmHg, HR: 75x/m, RR 18x/menit/.
BB: 89kg TB: 170 cm.

a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik pasien dan manifestasi klinisnya?


Temperatur : 37º C (Normal)
Blood Pressure : 170/90 mmHg (Hipertensi Tingkat II)
HR : 75x/m (Normal)
RR : 18x/menit (Normal)
BB : 89kg, TB: 170 cm  IMT : 30,8 (Obesitas Tingkat II)
b. Bagaimana IMT dan RBW dari Tn. Cek Agus?

IMT = RBW =
IMT Tn. Cek Agus = = 30,8 RBW Tn. Cek Agus = =127,1 %
 Interpretasi = Obesitas II  Interpretasi = Obesitas

• Kurus (underweight)= RBW < 90%


• Normal (ideal )= RBW 90 -110%
• Gemuk (overweight)= RBW > 110%
• Obesitas = RBW > 120%
III. Dokter puskesmas mendiagnosis Tn. Cek Agus dengan hipertensi stage 2, dan mendapatkan
terapi Candesartan (1x8mg).

a. Bagaimana Menentukan derajat hipertensi?


b. Bagaimana perhitungan dosis candesartan?
Dewasa: Awal 8 mg 1 x / hr disesuaikan dengan
respon. Pemeliharaan: 8 mg /hr. Maks: 32 mg / hari
sebagai dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi.
Pasien dengan penurunan volume intravaskular:
Awal, 4 mg 1 x / hr.

c. Bagaimana Efek candesartan (1x8mg) terhadap


hipertensi Tn. Cek Agus?
Candesartan merupakan Angiotensin II receptor blocker
(ARB), mencegah angiotensin II dari pengikatan ke
reseptornya, yang pada gilirannya memblok efek
vasokonstriksi dan aldosteron yang mensekresi
angiotensin II.
d. Bagaimana ADME dari candesartan?
• Absorpsi Bioavailabilitas absolut candesartan diperkirakan 15%. Makanan dengan
kandungan lemak tinggi tidak berpengaruh terhadap bioavailabilitas candesartan.
• Distribusi Volume distribusi Candesartan 0,13 L/kg. Ikatan protein plasma (>99%), tidak
menembus sel darah merah, sulit melewati blood brain barrier dan dapat melewati placental
barrier.
• Metabolisme Prodrug candesartan mengalami hidrolisis ester yang cepat dan lengkap di
dinding usus membentuk obat aktif, candesartan. Metabolisme hati kecil candesartan (<20%)
terjadi dengan o-de-etilasi melalui sitokrom p450 2C9 membentuk metabolit tidak aktif.
• Eliminasi Candesartan terutama diekskresikan tidak berubah dalam urin dan feses
(melalui empedu). Renal clearance: 0.37 mL/min/kg
e. Apa saja macam-macam obat antihipertensi?
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat antihipertensi digolongkan menjadi :
1. Diuretik Menurunkan tekanan darah dengan menguras natrium tubuh serta mengurangi
volume darah.
2. Obat Simpatoplegik Menurunkan tekanan darah dengan mengurangi resistensi vaskular
perifer dan menghambat fungsi jantung.
3. Vasodilator langsung Mengurangi tekanan dengan melemaskan otot polos pembuluh darah.
4. Obat penghambat pembentukan atau kerja giotensin Menurunkan resistensi vaskular perifer
dan volume darah.
f. Bagaimana Farmakodinamika dari canderstan?
• Pelepasan renin dari korteks ginjal dirangsang oleh berkurangnya tekanan arteri renalis,
rangsangan saraf simpatis, dan peningkatan konsentrasi natrium di tubulus distal ginjal.
• Renin bekerja pada angiotensinogen untuk memecah dekapeptida angiotensin I
dikonversikan menjadi oktapeptida angiotensin IIdikonversi menjadi angiotensin III
di dalam kelenjar adrenalis.
• Angiotensin II memiliki aktivitas vasokonstriktor dan penahan natrium. Angiotensin I
dan II merangsang pelepasan aldosteron. Angiotensin mempertahankan tahanan
vaskular yang tinggi pada keadaan hipertensif yang disertai dengan aktivitas plasma
renin yang tinggi.
IV. Pasien pernah mendapat terapi Captopril, namun mengeluh batuk. Pasien masih meminum obat
Furosemid (1x40mg) dan Spironolakton 1x25mg secara rutin.
Riwayat penyakit: Tiga bulan yang lalu Tn. Cek Agus didiagnosa menderita CHF (congestive heart
failure) dan diberikan obat Captopril (2x25mg), Furosemid (1x40mg) dan Spironolakton 1x25mg
oleh dokter.

a. Bagaimana penentuan dosis dari captopril?


Tergantung pada usia, kondisi pasien, tingkat keparahannya, respons tubuh terhadap obat,
serta kondisi kesehatan pasien. Berikut ini adalah takaran umum :
• Hipertensi
Dewasa: Dosis awal 25-75 mg terbagi menjadi 2-3 dosis. Dosis dapat ditingkatkan hingga
100-150 mg terbagi menjadi 2-3 dosis setelah 2 minggu penggunaan.
• Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal 6,25-12,5 mg dikonsumsi 2-3 kali sehari.
Dosis pemeliharaan 75-150 mg dosis terbagi. Dosis maksimal 450 mg perhari
b. Mengapa terdapat respon batuk sebagai
pengaruh terapi captopril?
Batuk merupakan salah satu efek samping
penggunaan captopril. Obat golongan ACE-
inhibitor tidak hanya menghambat Angiotensin I
menjadi Angiotensin II, tetapi juga menghambat
proses bradikinin menjadi metabolit inaktif. c. Bagaimana penentuan dosis dari furosemid?
Akumulasi bradikinin menstimulasi irritant fiber
pada traktus respiratori yang mengakibatkan
gejala berupa batuk.
d. Bagaimana farmakokinetik captopril?
• Absorbsi Diserap cepat dari saluran pencernaan (±60 -75%). Ketersediaan hayati: ±60-
75%. Waktu untuk memuncak konsentrasi plasma: Dalam 1-2 jam.
• Distribusi Melintasi plasenta dan memasuki ASI). Volume distribusi pada kondisi
stabil: 0,7 L / kg, lebih tinggi di CHF. Pengikatan protein plasma: 25% -30%.
• Metabolisme terjadi di hepar. Metabolit utama adalah captopril-sistein disulfida dan
dimer disulfida captopril.
• Eliminasi Melalui urin (> 95%; 40-50% sebagai obat tidak berubah). Waktu
paruh eliminasi: 2-3 jam pada subjek sehat dan berkepanjangan di pasien CHF.
e. Bagaimana farmakodinamik dari
furosemid?
Furosemide menghambat reabsorbsi Na+ dan Cl-
pada bagian medulla dari ascending lengkung
Henle. Ekskresi K+ dan ammonia meningkat saat
eksresi uric acid berkurang. Furosemide
meningkatkan aktivitas plasma-renin, plasma-
norepinephrine, dan konsentrasi plasma-arginin-
f. Bagaimana farmakokinetik dari furosemid?
vasopressin. Onset: diuresis 30-60 menit (oral);
30 menit (IM); 5 menit (IV). Oedema ±15-20 • Absorpsi diserap dengan cepat dari GIT,
menit sampai efek diuretik. Durasi: 6-8 jam bioavaiabilitas 65%
(oral); 2 jam (IV).
• Distribusi melewati plasenta, memasuki
payudara. Plasma protein binding: sampai
99% (albumin)
• Metabolisme mengalami metabolisme
minimal di hepar
• Eliminasi melalui urin, waktu paruh : 2 jam
g. Bagaimana penentuan dosis dari
spironolakton?
100-200 mg sehari, jika perlu tingkatkan sampai
400 mg; Anak : dosis awal 3 mg/kg bb dalam
dosis terbagi.
CHF
Dosis awal: 25 mg per oral sekali sehari dengan
asumsi kalium serum kurang dari atau sama h. Bagaimana farmakodinamik dari
dengan 5 mEq/L dan kreatinin serum kurang dari spironolakton?
atau sama dengan 2,5 mg/dL
Spironolakton secara kompetitif menghambat
saluran pertukaran natrium kalium yang
bergantung pada aldosteron di tubulus kontortus
distal, menyebabkan peningkatan ekskresi
natrium dan air, tetapi lebih banyak retensi
kalium. Peningkatan ekskresi air menyebabkan
efek diuretik dan juga antihipertensi.
i. Bagaimana farmakokinetik dari spironolakton?
• Absorpsi Spironolakton mencapai konsentrasi maksimum dalam 2,6 jam dan metabolit aktif
(canrenone) mencapai konsentrasi maksimum dalam 4,3 jam. bioavailabilitas spironolakton
mencapai 95,4%.
• Distribusi Protein binding >90% Canrenone terikat protein binding sebanyak 98%.
• Metabolisme Spironolakton dideasetilasi menjadi 7α-thiospironolactone.
• Eliminasi Metabolit spironolakton diekskresikan 42-56% dalam urin, dan 14,2-14,6% dalam
tinja, spironolakton yang tidak dimetabolisme hadir dalam urin.
j. Apakah ada hubungan Riwayat penyakit dan terapi yang diberikan terhadap
keluhan sakit kepala dan tengkuk?
Sakit kepala dan sakit tengkuk merupakan gejala dari CHF. Hal terjadi karena kondisi
CHF yang tidak mampu menyalurkan oksigen yang cukup ke kepala dan leher  kepala
terasa sakit dan nyeri pada tengkuk. Penyakit CHF sangat erat hubungan nya dengan
hipertensi.
Konsumsi obat spironolakton memiliki berbagai efek samping, salah satunya sakit
kepala yang dapat menyebabkan leher menegang dan tengkuk menjadi terasa berat.
k. Bagaimana patofisiologis dari penyakit CHF yang diderita Tn. Cek Agus?
l. Bagaimana interaksi obat-obatan tersebut didalam tubuh? dan apakah
berkaitan dengan CHF TN. Cek Agus?
Furosemid merupakan obat diuretik yang bekerja dengan menghambat reabsorpsi
Na dan Cl serta meningkatkan eksresi K. Spironolakton sebagai obat untuk CHF
yang bekerja pada reseptor mineralokortikoid merupakan obat K-sparing diuretik
yang dapat menjaga kadar K dalam tubuh agar tidak terlalu rendah. Kedua obat ini
digunakan bersamaan untuk mencegah terjadinya hipokalemia atau hiperkalemia.
m. Apakah obat-obatan tersebut dapat menyebabkan efek toksik?
Captopril
• Peningkatan risiko hipotensi, hiperkalemia dan gangguan fungsi ginjal.
• Peningkatan risiko angioedema dengan inhibitor neprilysin.
• Reaksi anafilaktoid dengan dekstran sulfat pada aferesis LDL.
Furosemid
Tanda dan gejala toksisitas termasuk dehidrasi, penurunan volume darah, dan
ketidakseimbangan elektrolit.
Spironolakton
• Kebingungan mental, ruam makulopapular, mual, muntah, pusing, atau diare.
• Pada kehamilan, adanya metabolit aktif spironolakton dalam ASI yang
memperlambat perkembangan folikel, ovulasi, dan implantasi.
V. Riwayat makan: Makan nasi (3xsehari) dengan daging/ikan, tanpa sayur. Buah-buahan 2-3 kali
seminggu.

a. Bagaimana interaksi obat dan makanan terkait kasus?


Pada kasus, captopril maupun canderstan dapat meningkatkan kadar kalium dengan
menghambat aktivitas renin angiotensin aldosteron. Jika captopril dikonsumsi bersamaan
dengan pisang atau makanan tinggi kalium lainnya, dapat terjadi risiko hiperkalemia.
Kadar kalium yang tinggi menyebabkan kelemahan, detak jantung tidak teratur,
kebingungan, kesemutan pada ekstremitas, atau kaki terasa berat.
b. Apakah akibat tidak makan sayur dan
kurang konsumsi buah terkait kasus?
Sayur dan buah merupakan makanan yang
rendah kalori dan kaya akan serat sehingga
apabila konsumsinya berkurang maka akan
menghambat terjadinya penimbunan lemak
tubuh dan menyebabkan obesitasitas. Kurang
mengonsumsi buah dan sayur dapat
mengakibatkan tubuh mengalami kekurangan zat c. Bagaimana status gizi pasien? Apakah
gizi seperti vitamin, mineral, dan serat sehingga kebutuhan gizi pasien terpenuhi dengan jenis
dapat menimbulkan berbagai penyakit makanan yang dikonsumsinya?
Status gizi pasien berada di kategori Obesitas II.
Kebutuhan gizi pasien belum terpenuhi karena
kurangnya konsumsi buah dan tidak
mengonsumsi sayur.
KERANGKA KONSEP
KESIMPULAN

Tn. Cek agus, 66 tahun memiliki riwayat penyakit CHF dengan terapi
farmakologi yang tidak rasional (Captropril, Furosemid) dan saat ini
mengalami hipertensi stage 2 dengan keluhan sakit kepala dan
tengkuk telah mendapatkan pengobatan yang rasional.
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association (2017). Types of Heart Failure
American Heart Association. Congestive Heart Failure and Congenital Defects
Anon. Captopril. AHFS Clinical Drug Information [online]. Bethesda, MD. American Society of Health-
System Pharmacists, Inc. https://www.ahfscdi.com. Accessed 21/11/2013.
Anon. Captopril. Lexicomp Online. Hudson, Ohio. Wolters Kluwer Clinical Drug Information, Inc.
https://online.lexi.com. Accessed 21/11/2013.
Buckingham R (ed). Captopril. Martindale: The Complete Drug Reference [online]. London.
Pharmaceutical Press. https://www.medicinescomplete.com. Accessed 21/11/2013.
Capoten Tablets. U.S. FDA. https://www.fda.gov/. Accessed 21/11/2013.
Captopril (Apotex Corp.). DailyMed. Source: U.S. National Library of Medicine.
https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/. Accessed 21/11/2013.
Antagonis Aldosteron | PIO Nas (pom.go.id)
Antihypertensive Medications - StatPearls - NCBI Bookshelf (nih.gov)
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) (2016). Furosemid. [online] pionas.pom.go.id. Available at:
http://pionas.pom.go.id/monografi/furosemid [Accessed 29 Sep. 2021].
Brody’s Human Pharmacology Mechanism-Based Therapeutics by Lynn Wecker
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, S.G. ed., (2012). Farmakologi dan Terapi. 5th ed. Jakarta: Departemen Farmakologi dan
Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Husain, A., Azim, M.S., Mitra, M. and Bhasin, P.S., 2011. A review on candesartan: pharmacological and
pharmaceutical profile. Journal of Applied Pharmaceutical Science, 1(10), pp.12-17.
Khan, T.M., Patel, R. and Siddiqui, A.H. (2021). Furosemide. Treasure Island: StatPearls Publishing.
Kumalasari. 2013. Gagal Jantung Kongestif. (dapat diakses di)
http://eprints.undip.ac.id/43854/3/Etha_Yosy_K_Lap.KTI_Bab2.pdf
Mims.com. 2021. Captopril: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution | MIMS Indonesia. [online]
Available at: <https://www.mims.com/indonesia/drug/info/captopril?mtype=generic> [Accessed 29
September 2021].
National Center for Biotechnology Information (2021). PubChem Compound Summary for CID 5833,
Spironolactone. Retrieved September 29, 2021 from
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Spironolactone.
Peter,A. 2003. Interactions Between Antihypertensive Agents And Other Drugs. Hungaria: European
Society of Hypertension Sceintific Newsletter
DAFTAR PUSTAKA
RI, K. K., 2014. Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI
Rosendorff C, Balck HR, Cannon CP, Cannon BJ, Gersh BJ, Gore J et al. Treatment of Hypertension in the
Prevention and Management of Ischemic Heart Disease : A Scientific Statement from the American Heart
Association Council for High Blood Pressure Research and the Council on Clinical Cardiology and
Epidemiology and Prevention. Circulation. 2007;115:2761-2788
Spironolactone – ClinicalKey
Spironolactone | C24H32O4S - PubChem (nih.gov)
Spironolactone Article (statpearls.com)
Spironolactone: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution | MIMS Indonesia
Spironolactone Oral: Uses, Side Effects, Interactions, Pictures, Warnings & Dosing – WebMD
Spironolactone: Uses, Interactions, Mechanism of Action | DrugBank Online
SPIRONOLAKTON | PIO Nas (pom.go.id)
The Task Force for the management of arterial hypertension of the European Society of Hypertension
(ESH) and of the European Society of Cardiology (ESC). 2013 ESH/ESC Guidelines for the management
of arterial hypertension. Journal of Hypertension 2013, 31:1281-135
THANK CREDITS: This presentation template was created by

YOU
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai