Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KELOMPOK 5.

TUTORIAL KEPERAWATAN ANAK

SKENARIO 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

2018
PENYUSUN

1. SOFIA 04.16.4383 KETUA


2. SYAFITRI 04.16.4384 NOTULEN

ANGGOTA
3. SITI MAR’ATI SOLIHA 04.16.4382
4. SIPA MAULANI 04.16.4381
5. YANTI SUSILAWATI 04.16.4389
6. WAHIDA NURKOMALASARI 04.16.4386

7. NANI YULIANI 04.15.4192


BAB I

PENDAHULUAN

A. Penulisan Kasus

Kenapa dengan Mereka... ?

Seorang perawat mendapati pasien bayi usia 5 hari. Ibu bayi mengalami depresi
postpartum sehingga terlihat enggan untuk mengasuh anaknya. Terlihat bayi sudah mulai
menggeliat, bangun dari tidur dan memoncongkan bibirnya. Akan tetapi, ibu kurang sensitif
dengan cues yang disampaikan anak. Akibatnya bayi tersebut menangis keras karena ibu
tidak sensitif dan responsif dengan kebutuhan bayi. Saat itu juga perawat menjadi teringat
teori keperawatan dari Barnard “ Parent- Child Interaction”.

B. Daftar Kata Sulit


1. Depresi Postpartum
2. Cues
3. Parent- Child Interaction

C. Daftar Pertanyaan
a. Pertemuan pertama
1. Apa Gejala atau Tanda-tanda Dari depresi Postpartum?
2. Bagaimana Cara orang tua agar bisa berinteraksi kepada bayi?
3. Bagaimana peran perawat dalam menangani depresi postpartum?
4. Dampak negatif bayi terhadap iu yang depresi postpartum?
5. Penyebab depresi postpartum?
6. Apa saja yang harus diperhatikan dalam menerapkan Parent-Child Interaction?
7. Jelaskan teori keperawatan dari Barnard tentang Parent-Child Interaction?
8. Apa ciri-ciri ceus ?
D. LO

1. IRK
2. Pengertian teori keperawatan anak
3. Fungsi teori dalam asuhan keperawatan anak
4. Tingkatan teori keperawatan anak
5. Paradigma dalam keperawatan anak
6. Macam- macam model konsep dari teori keperawatan
7. Teori yang bisa di aplikasikan dalam keperawatan anak
8. Bagaimana proses teori dapat diaplikasikan dalam praktek asuhan keperawatan
dan kendalanya
9. Jelaskan teori Barnard tentang Parent- Child Interaction

10. Cara Mengatasi Depresi Postpartum


BAB II

HASIL

A. Klarifikasi Istilah
1. Depresi postpartum adalah depresi yang terjadi pada ibu yang setelah melahirkan
biasanya terjadi sampai 3 minggu setelah melahirkan tetapi jika berlanjut maka
depresi itu akan berkepanjangan.
2. Cues adalah Isyarat jadi cues anak tersebut adalah isyarat yang diberikan bayi kepada
ibu nya.
3. Parent- Child Interaction adalah interaksi orang tua ke anaknya.

B. Jawaban Pertanyaan
a. Pertemuan pertama
1. Gejala dan Tanda-tandanya adalah biasanya ibunya gampang emosi dan tidak mau
memberikan ASI , Ibunya Cuek dan menjadi pendiam , perubahan nafsu makan,
murung , tidak sensitif dan tidak responsif, kebingungan, panik.
2. Caranya adalah agar ibu selalu berada didekat bayi tersebut sehingga ibu akan
menjadi tahu apa yang diinginkan anaknya, ibu juga harus bisa memahami tanda-
tanda yang terjadi pada anaknya saat dia lapar, pup, atau sakit perut, harus ada
pendampingan dari keluarga selain dari keluarga ibu itu sendiri harus punya keinginan
yang besar untuk merawat babinya tersebut.
3. Peran Perawat dalam menangani depresi postpartum adalah memberikan edukasi
kepada ibu agar bisa merespon apa yang diinginkan dari bayinya dengan cara kita bisa
menjelaskan bagaimana dampak negatif dan pentingnya ASI untuk byi tersebu,
mendukung atau mensuport ibu sendiri, kolaborasi dengan keluarg, memeriksa sejauh
mana depresi yang dialami oleh ibu itu sendiri.
4. Dampak Negatif bayi dari ibu yang mengalami depresi postpartum adalah kebutuhan
ASI tidak terpenuhi, kurangnya kasih sayang dan tidak terurus dari segi
kebersihannya sendiri, anak akan sakit komplikasinya si anak akan mengalami stress.
5. Penyebab Depresi postpartum adalah dari perubahan fisik ibu, mendengar anaknya
menangis, malu mengeluarkan payudara, belum siap mempunyai anak , tidak ada
dukungan dari dalam dirinya dan keluarga, ibu kurang peka terhhadap bayi karena
kondisinya habis melahirkan.
6. Yang perlu diperhatikan dalam menerapkan Parent- Child Interaction adalah ibu harus
mengerti dan memahami keadaan dari anaknya tersebut.
7. Teori Keperawatan dari Barnard tentang Parent- Child Interction adalah orang lain
yang mempengaruhi anak-anak tentang bagaimana perasaan mereka terhadap diri
mereka sendiri atau bagaimana hubungan interaktif aantara orang tua dan anak secara
langsung yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yang berfokus
kepada Ibu-Bayi- Lingkungan, selain itu kita juga bisa memahami keadaan atau
keinginan dari bayi tersebut.
8. Ciri-cirinya adalah saat lapar menggeliat, memoncongkan bibirnya, meraba-raba,
memperhatikan sekeliling, menangis.

C. LO.
1. IRK
Al- kahfi 46
“ Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan yang kekl dan shaleh
adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”
2. Teori keperawatan anak  adalah pandangan atau keyakinan yang dimiliki perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga ( family
center care ), pencegahan terhadap trauma ( atraumatic care ), dan manajemen kasus
( case management ).

3. Fungsinya yaitu :
- Memberikan alasan yang nyata dalam pemberian pelayanan keperawatan
- Untuk memahami berbagai ilmu pengetahuan
- Memberikan pelayanan dengan arah yang jelas
- Dapat memberikan dasar atau asumsi dalam pelayanan kesehatan
4. Untuk tingkatan teori keperawatan itu ada
- Filosofical Teori
- Metha Teori
- Green Teori
- Middle Range Teori
- Practice Teori ( Micro Teori )

5. Paradigma Teori Keperawatan adalah suatu landasan berpikir dalam penerapan ilmu
keperawatan Anak. Yang mana terdiri atas 4 komponen yaitu :
- Manusia ( anak )
- Sehat- Sakit
- Lingkungan
- Keperawatan
6. Macam- macam model konsep dari teori keperawatan ada banyak diantaranya :
1. Florence Nihgtingale Florence Nihgtingale menekankan bahwa
keperawatan adalah suatu profesi dengan tujuan untuk menemukan dan menggunakan
hukum alam dalam mengembangkan dan membangun pelayanan kesehatan. Alasan
dilakukannya tindakan keperawatan adalah untuk menempatkan keadaan manusia
dalam kondisi yang terbaik secara alami untuk menyembuhkan dan atau
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit. Manusia merupakan kesatuan
fisik, intelektual, dan metafisik yang lengkap dan berpotensi. Pengertian sehat sendiri
adalah suatu keadaan yang bebas dari penyakit dan menggunakan kekuatan yang ada
secara penuh. Sedangkan Florence memandang bahwa lingkungan adalah suatu
kondisi eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang. 2.
Complementary-Supplementary dari Henderson Menurut Henderson tujuan asuhan
keperawatan adalah kemandirian individu dalam pemuasan 14 kebutuhan dasar
manusia. Keempat belas kebutuhan dasar tersebut adalah: bernafas, makan dan
minum, eliminasi, mobilisasi, tidur dan istirahat, berpakaian, mempertahankan suhu
tubuh, menjaga kebesihan, menghindari bahaya , berkomunikasi, bekerja, bermain
dan belajar. Klien atau individu adalah manusia yang utuh, lengkap dan mandiri yang
mempunyai 14 kebutuhan dasar. Peran perawat di sini adalah mempertahankan atau
memulihkan kemandirian individu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Masalah yang dihadapi dalam pemenuhan dasar menusia adalah tidak adanya atau
kurangnya kekuatan/kemampuan, kemauan atau pengetahuan. Oleh karena itu fokus
dari tindakan keperawatan adalah mengurangi sumber utama kesulitan individu.
Intervensi yang dilakukan oleh perawat dalam rangka mengganti, melengkapi,
menambah, membangkitkan atau meningkatklan kekuatan, kemauan atau
pengetahuan. Evaluasi dari tindakan tersebut adalah meningkatkan kemandirian
dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan atau individu dapat meninggal
dengan tenang. 3. Self Care Model dari Dorothea E. Orem Tujuan dari asuhan
keperawatan menurut Orem adalah adanya pencapaian asuhan keperawatan mandiri
yang optimal sehingga klien dapat mencapai dan memprtahankan keadaan sehat yang
optimal. Teori yang dikembangkan oleh Orem sangat cocok untu digunakan dalam
keperawatan karena lebih memfokuskan pada aspek pereventif dan promotif. Asuhan
keperawatan yang diberikan dilakukan sesuai dengan tingkat ketergantungan atau
kebutuhan dan kemampuan klien. Orem berpandangan bahwa klien atau individu
adalah satu kesatuan yang berfungsi secara biologik, simbolik, dan sosial serta
berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan / perawatan mandiri untuk
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Peran perawat menurut
Orem adalah memberikan bantuan untuk mempengaruhi perkembangan klien dalam
mencapai tingkat asuhan / perawatan mandiri yang optimal. Kesulitan yang dialami
dapat dari semua hal yang mengganggu asuhan / perawatan madiri oleh seseorang,
obyek, kondisi, persitiwa, atau dari beberapa kombinasi unsur-unsur tersebut. Fokus
dari intervensi adalah adanya ketidakmampuan untuk mempertahankan asuhan /
perawatan mandiri. Oleh kerena itu perlu cara intervensi dengan lima bantuan secara
umum yaitu membimbing, mendukung, memberikan lingkungan yang kondusif untuk
perkembangan, dan mendidik. Evaluasi dari hal tersebut adalah potensi kesehatan
yang maksimal, utuh, dan meningkatkan kompleksitas oraganisasi.
7. Teori yang bisa di aplikasikan dalam keperawatan anak adalah teori barnard karena
teori barnard membahas dari pertumbuhan dan perkembangan anak.

8.Teori tersebut dapat di aplikasikan teori kenyaman menggunakan metode


pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian , Pengadakan diagnosa
keperawatan, Interpensi keperawatan, implementasi dan evaluasi.

9.Teori Barnard Tentang Parent- Child Interaction yang menerapkan interaksi orang
tua dengan anak itu sendiri yang berfokus pada perkembangan, instrumen pengkajian
untuk mengawasi proses kesehatan dan anak sebagai sistem interaktif. Yang mana
terdiri dsri 3 konsep yaitu :
- Anak
- Orang Tua ( Ibu )
- Lingkungan
10.Cara Mengatasi Depresi Postpartum adalah yaitu penanganan di rumah, terapi
psikologis, dan obat-obatan. Lebih Spesifik lagi tidur yang cukup, olahraga ringan, cari
lingkungan sosial, makan- makanan bergizi.

DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Agama RI.2014.Al-Qur’an terjemah dan tajwid.sygma:Bandung

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :


Salemba Medika

Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika

http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan-islam-rufaidah-
binti-saad/

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

http://Teori Keperawatan_ Abdellah « Elisasiregar's Blog.mht/


FORMAT PENILAIAN LAPORAN/PAPER

Nama kelompok / kelas : 5 B / B /KP /IV

Hari / tanggal : Senin , April 2018

Nama mahasiswa : Mata kuliah: Tutorial

1. Sipa Maulani 4. Syafitri


2. Siti Mar’ati Soliha 5. Wahida Nurkomalasari
3. Sofia 6. Yanti Susilawati.
7. Nani Yuliani

No ITEM PENILAIAN 5 4 3 2 1
1 Penulisan laporan sesuai format yang diberikan
2 Menjelaskan kelengkapan data terkait topic
3 Kesesuaian topic dengan data penunjang
4 Menjelaskan isi topic secara jelas dan rinci
5 Menampilkan data terbaru
6 Menampilkan critical analisis terhadap topic
7 Memberikan literature atau referensi yang adekuat
berdasarkan evidence
8 Menyimpulkan topic secara jelas dan rinci
9 Menggunakan penulisan yang benar ( EYD ) dan
kesalahan penulisan
10 Menampilkan konsistensi penulisan ( topic, tujuan,
dan evaluasi )
Total Skor
Nilai Akhir

Keterangan Angka :
5 : Excellent 2 : Below Average
4 : Good 1 : Unsatisfied
3 : Average
Comments :
…………………………………………………………………………………………………
………………………………................
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………..................................................................
......................................................................................................................................................
.....................................................................................

Instruktur

Lampiran
Pengertian Teori dan Model Konsep Keperawatan
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi
yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-
fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan
maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu
fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984) sebagai usaha untuk menguraikan
dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan,
menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang
dilakukan. Teori keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Menurut Newman (1979),
ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan, yaitu
meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan teori-teori ini kedalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik
keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan serta
menciptakan suatu kerangka konsep yang memungkinkan pengembangan teori keperawatan.
Tujuan pengembangan teori keperawatan adalah menumbuh kembangkan pengetahuan yang
di harapkan dapat membantu dan mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikan
keperawatan.
Tujuan Teori dan Model Konsep Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian junci perkembangan ilmu keperawatan
dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:
.     Tujuan Teori dan Model Konsep Keperawatan

Teori keperawatan sebagai salah satu bagian junci perkembangan ilmu keperawatan
dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:

1.      Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-
kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik untuk tindakan atau bentuk
model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.
2.      Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami
berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan
dasar dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.
3.      Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan
dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala
bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4.      Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan
sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah
dan berkembang.

2.2  Karakteristik Teori Keperawatan dan Faktor yang Mempengaruhi Teori Keperawatan
Menurut Torres ( 1985 ) dan Chinn-Jacob ( 1983 ) ada lima karakteristik dasar teori dan
konsep keperawatan, yaitu:
a.               Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari
konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit,
keperawatan dan konsep lingkungan.
b.               Teori keperawatan harus bersifat alamiah. Artinya, teori keperawatan digunakan dengan
alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang
logis.
c.               Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya, teori keperawatan dapat
digunakan pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai
dengan situasi praktek keperawatan.
d.              Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang
dilakukan melalui penelitian.
e.               Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek
keperawatan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI KEPERAWATAN:

1.Filosofi Florence Nigtingale


Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang
melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan
kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam
perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya. Selain Florence juga
membuat standar pada pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan
keperawatan yang efesien.Beliau juga membedakan praktek keperawatan dengan kedokteran
dan perbedaan perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.
2. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori keperawatan
diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan pelayanan keperawatan
akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan
kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah berubah seiring
dengan perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mandiri, demikian juga yang dahulu
budaya perawat dibawah pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan diakuinya
keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga
peran perawat dan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra
kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.

3. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum
keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem pendidikan
keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori
keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan.

4. Pengembangan Ilmu Keperawatan


Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu keperawatan
dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas yang merupakan
cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan pada
tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu keperawatan yang khusus atau
subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu keperawatan sehingga teori-teori
keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan  atau lingkup bidang ilmu
keperawatan.

2.3  Pandangan Beberapa Ahli tentang Teori dan Model Konsep Keperawatan
2.3.1        TEORI NIGHTINGALE (1860)
Teori Nicghtingale ini memposisikan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan,
dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam upaya
memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan
keperawatan atau tindakan keperawatan lebihketenangan, dan nutrisi yang adequate, dengan
dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya
teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktek keperawatan mandiri tanpa
tergantung dengan profesi lain.
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit hanya sibuk dengan masalah
pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu,
kenyamanan lingkungan, kebersiahn, ketenangan, dan nutrisi yang adekuat (Ninghtingale,
1860; Torres, 1986).
Torres (1986) mencatat bahan nightangle memberikan konsep dan penawaran yang
dapat divalidasi dan digunakan untuk menjalankan praktik keperawatan.

2.3.2        TEORI PEPLAU


Teori Hildegrad Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif
( Peplau, 1952); yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien
(Torres,1986;Marriner-Tomey,1994).Berdasarkan teori ini klein adalah individu dengan
kebutuhan prasaan,dan keperawatan dalam proses interpersonal dan terapeutik.Oleh sebab itu
perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien dimana perawat
bertugas sebagai narasumber,konselor,dan wali.
Teori Peplau merupakan teori yang unik di mana hubungan kolaborasi perawat dan
klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang
efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills,1990).
Hubungan interpersonal perawat-klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang
tindih seperti berikut ini :Orientasi,identifikasi,penjelasan,dan resolusi( Chinn dan Jacobs,
1995)

2.3.3        TEORI HENDERSON


Teori keperawatan Virginia Henderson (Harmer dan Henderson, 1955) mencakup
seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Henderson (1964) mendefinisikan keperawatan
sebagai:
Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang
memiliki kon-tribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya... dimana individu tersebut
akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan, kemauan, dan
pengetahuan yang dibutuhkan. Dan hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan
kembali kemandiriannya secepat mungkin.
Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar Henderson,
memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan (Henderson, 1966):
1.      Bernafas secara normal
2.      Makan dan minum cukup
3.      Eliminasi
4.      Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5.      Istirahat dan tidur
6.      Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepaskan pakaian
7.      Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
8.      Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9.      Menghindari bahaya dari lingkungan
10.  Berkomunikasi dengan orang lain
11.  Beribadah menurut keyakinan
12.  Bekerja yang menjanjikan prestasi
13.  Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14.  Belajar, menggali atau memuaskan rasa keingin tahuan yang mengacu pada perkembangan
dan kesehatan normal

2.3.4        TEORI ABDELLAH


Teori keperawatan yang di kembangkan oleh Faye Abdellah et al.(1960) meliputi
pemberihan asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan
fisik,emosi,intelektual,sosial,dan spiritual baik klien maupun keluarga. Dalam teori Abdellah
mengidentifikasi kebutuhan klien secara spesifik,yang sering dikenal sebagai 21 masalah
keperawatan abdellah:
1.      Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik
2.      Mempertahankan aktifitas,istirahat dan tidur yang optimal
3.      Mencegah terjadinya kecelakaan,cederah, atau trauma lain dan mencegah meluasnya infeksi
4.      Menpertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencagah dan memberbaiki defermitas
5.      Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh sel tubuh
6.      Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh
7.      Mempertahankan eliminasi
8.      Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
9.      Mengenali respons – respons fisiologos tubuh terhadap kondisi penyakit-patologis,fisiologis
dan kompensasi
10.  Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi
11.  Mempertahankan fungsi sensorik
12.  Mengidentifikasi dan menerima ekspresi,prasaan dan reaksi potif dan negatif
13.  Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara emosi dan penyakit
organik
14.  Mempertahankan komunikasi verbal dan non verbal
15.  Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif
16.  Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif
17.  Menghasikan dan /atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik
18.  Memfasillitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki kebutuhan
fisik,emosi dan perkembangan yang berbeda
19.  Menerima tujuan oktimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan fisik dan
emosional
20.  Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam mengatasi
masalah yang muncul akibat dari penyakit
21.  Memahami peran dari masalah sosial sebagai faktor-faktor yang mempengaruhui dalam
munculnya suatu penyakit

2.3.5        TEORI ORLANDO


Bagi Ida Orlando (1961),klien adalah individu dengan suatu kebutuhan,dimana bila
kebutuhan tersebut di penuhi maka stres akan berkurang,meningkatkan kepuasan atau
mendorong pencapaian kesehatan optimal (Chinn dan Jacobs,1995). Teori Jean Orlando
mengandung konsep kerangka kerja untuk perawat professional yang mengandung 3 elemen
yaitu : perilaku klien, reaksi dan tindakan keperawatan , mengubah situasi perawat setelah
perawat memperkirakan kebutuhan klien , perawat mengetahui penyebab yang
mempengaruhi derajat kesehatan , lalu bertindak secara spontan atau berkolaborasi untuk
memberikan pelayanan kesehatan.

2.3.6        TEORI LEVINA

Keperawatan adalah bagian budaya yang direfleksikan dengan ide-ide dan nilai-nilai,
dimana perawat memandang manusia itu sama, merupakan suatu rangkaian disiplin dalam
menguasai organisasi atau kumpulan yang dimiliki individu dalam menjalin hubungan
manusia sekitarnya.Intisari dari keperawatan adalah manusia. Asumsinya bahwa definisi teori
tersebut adalah sebagai berikut : KondisiKlien memasuki system pelayanan kesehatan dalam
bagian penyakit atau perubahan kesehatan. Responsibilitas tanggung jawabPerawat
bertanggung jawab dalam mengenal respon (perubahan tingkah laku atau tingkat fungsi
tubuh) sebagai adaptasi klien atau usaha untuk Rasa, Stress, Inflamasi beradaptasi terhadap
lingkungan. 4 Sensorio respon antara lain : Fungsi perawat memasukkan intervensi takut
untuk meningkatkan adaptasi terhadap penyakit dan evaluasi intervensi sebagai support
(dorongan) atau terapeutik koping. Intervensi membantu mempertahankan status kesehatan
dan mencegah penyakit lebih lanjut. Intervensi terapeutik meningkatkan penyembuhan dan
pemulihan kesehatan.4 prinsip perlindungan yang mendorong tujuan perawatan untuk
seseorang ke status mempertahankan atau memulihkan Perlindungan terhadap
energiKeseimbangan intake dan output energi untuk mencegah kesehatan : kelelahan
Perlindungan terhadap integritas strukturaMempertahankan atau struktur tubuh
(penyembuhan) pemulihan Perlindungan terhadap integritas personal. Mempertahankan atau
pemulihan rasa identitas dan harga diri Perlindunga (mengenali kualitas diri) terhadap
integritas sosialMemperkenalkan klien sebagai suatu makhluk sosial khususnya dengan orang
lain. Teori Levine berfokus pada satu orang klien, teori ini mempunyai implikasi utama
dalam pengaturan perawatan akut, dimana intervensi dapat bersifat mendorong atau
terapeutik

2.3.7        TEORI JOHNSON

Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien
beradaptasi terhadap kondosi sakitnya dan bagai mana stres aktual atau torensial dapat
mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuannya adalah menurunkan stres sehingga klien
dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya ( Johnson,1968). Teori Johnson
berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokan perilaku berikut:

1.      Perilaku mencari keamanan


2.      Perilaku mencari perawatan
3.      Menguasahi diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi prestasi
4.      Mengakomodasi diet dengan cara yang di terima secara sosial dan kultural
5.      Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara diterima secara sosial dan kultural
6.      Perilaku seksual dan identitas peran
7.      Perilaku melindungi diri sendiri
2.3.8        TEORI ROGERS
Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan
terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit, perawatan
rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat. Teori Rogers berfokus pada proses
kehidupan manusia. Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan
hidup manusia dan pola pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Asumsi dasar teori
rogers tentang manusia, Manusia adalah kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lain. Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik . tidak ada
dua hal didalam kehidupan ini yang dapat diulang dengan cara yang sama dibawah keadaan
yang sama . jalan hidup seseorang berbeda dengan yang lain. Perkembangan manusia dapat
dinilai dari tingkah lakunya. Manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri
misalnya dalam hal sifat dan emosi. Pada intinya Rogers memandang keperawatan sebagai
ilmu dan m,endukung adanya penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan
menggembangkan pengetahuan dari ilmu-ilmu dasar dan fisiologi,begitu juga dengan ilmu
keperawatan itu sendiri:
Ilmu keperawatan bertujuan untuk mengembangkan penelitian ilmia dan analisis logis
dan kemampuan menerapkanya dalam praktik keperawatan. Inti pengetahuan ilmiah
keperawatan merupakan hasil penemuan terbaru keperawatan . . . keperawatan merupakan
ilmu tentang humanispik.

2.3.9        TEORI OREM


Dorothea Orem (1971) Keperawatan adalah sebuah pertolongan atas pelayanan yang
diberikan untuk menolong orang secara keseluruhan ketika mereka atau orang yang
bertanggung jawab atas perawatan mereka tidak mampu memberikan perawatan kepada
mereka. Keperawatan merupakan salah satu daya atau usaha manusia untuk membantu
manusia lain dengan melakukan atau memberikan pelayanan yang professional dan tindakan
untuk membawa manusia pada situasi yang saling menyayangi antara manusia dengan bentuk
pelayanan yang berfokus kepada manusia seutuhnya yang tidak terlepas dari lingkungannya.
Menurut OREM asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang
memperlajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu
memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini dikenal
dengan Perawatan Diri Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi,
lansia dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self care mereka.
Orem mengklasifikasikan self care dalam 3 syarat : Syarat universal : fisiologi dan
psikososial termasuk kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat, sosial,
pencegahan bahaya. Syarat pengembangan : untuk meningkatkan proses perkembangan
sepanjang siklus hidup. Penyimpangan kesehatan berhubungan dengan kerusakan atau
penyimpangan cara, struktur norma dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan
seseorang untuk melakukan self care. Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan
memperhatikan tingkat ketergantungan atau kebutuhan pasien dan kemampuan pasien. Oleh
karena itu ada tiga tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri. Perawat memberi
keperawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan dilakukan karena tingkat
ketergantungan pasien yang tinggi (system pengganti keseluruhan). Perawat dan pasien saling
berkolaborasi dalam tindakan keperawatan (system pengganti sebagian) Pasien merawat diri
sendiri dengan bimbingan perawat (system dukungan/pendidikan).

2.3.10    TEORI KING


Tujuan yang ingin dicapai dari teori Imogene King (1971, 1981, 1987) berfokus pad
interaksi tiga sistem: sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem sosial. Ketiganya
membektuk hubungan personal antara perawat dan klien. Hubungan perawat dan klien
merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan, dimana proses interpersonal
dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan klien dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang
lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan yang berlaku (king, 1971, 1981). Tujuan
perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu klien dalam menciptakan dan
mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan.

2.3.11    TEORI NEUMAN


Betty Neuman (1972), Keperawatan adalah suatu profesi yang unik dengan
memperhatikan seluruh factor-faktor yang mempengaruhi respon individu terhadap penyebab
stress, tekanan intra, inter dan ekstra personal.Perawatan berfokus kepada mencegah serangan
stress dalam melindungi klien untuk mendapatkan atau meningkatkan derajat kesehatan yang
paling baik.Perawatan menolong pasien untuk menempatkan primary, secondary dan tertiary.
Metode pencegahan untuk mencegah stress yang disebabkan factor lingkungan dan
meningkatkan system pertahanan pasien.Menurut Newman, asuhan keperawatan dilakukan
untuk mencegah atau mengurangi reaksi tubuh akibat adanya stressor. penyakit yang terdiri
dari pencegahanØPeran ini disebut pencegahan primer, sekunder dan tertier. Primer =
meliputi tindakan keperawatan stressor, mencegah terjadinya reaksiØuntuk mengidentifikasi
adanya tubuh karena adanya stressor. Sekunder = tindakan keperawatan untuk gejala
penyakit atau reaksi tubuh lainnyaØmengurangi atau menghilangkan karena adanya stressor.
Tersier = meliputi pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan kerusakan lebih lanjut atau
komplikasi dari suatu penyakit.

2.3.12    TEORI ROY


Keperawatan adalah sebagai ilmu pengetahuan melalui proses analisa dan tindakan
yang berhubungan untuk merawat klien yang sakit atau yang kurang sehat.Sebagai ilmu
pengetahuan keperawatan Metode yang digunakan adalah terapeutik, scientik dan knowledge
dalam memberikan pelayanan yang esensial untuk meningkatkan dan mempengaruhi derajat
kesehatan. Roy menggambarkan metode adaptasi dalam keperawatan. Individu adalah
makhluk biospikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Seseorang dikatakan sehat jika
mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis dan sosial.seluruh individu
harus beradaptasi terhadap kebutuhan berikut:
1.      Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar
2.      Pengembangan konsep diri positif
3.      Penampilan peran sosial
4.      Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan

2.3.13    TEORI WATSON

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori


pengetahuan manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada
unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia
memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan
dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan,
kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional)
yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial,
(kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi,
dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan
aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga
dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik,
mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa
sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan
status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan
penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
BAB III
PENUTUPAN

3.1              Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

                     Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk menguraikan dan
menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan serta berperan dalam membedakan
keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan,
memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan
                     Karakteristik dasar teori dan model keperawatan, yaitu: Teori keperawatan
mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep keperawatan,
harus bersifat alamiah, bersifat sederhana dan umum, sebagai pedoman, serta berperan dalam
memperbaiki kualitas praktek keperawatan
                     Faktor yang mempengaruh teori dan model keperawatan, yaitu: Filosofi Florence
Nightingale, kebudayaan, sistem pendidikan, dan pengembangan ilmu keperawatan
                     Teori dan model keperawatan menurut beberapa ahli, yaitu: teori Nightingale, teori
Peplau, teori Henderson, teori Abdellah, teori orlando, teori levina, teori Johnson, teori
Rogers, teori Orem, teori King, teori Neuman, teori Roy, teori Watson.

3.2              Saran
Adapun saran penulis terhadap pembaca, yaitu:
Sebaiknya teori dan konsep yang telah diketahui oleh seorang perawat dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-harinya.

KONSEP, TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN Oleh : Akhmadi.SKp.


Pendahuluan Setiap individu selalu berusaha untuk mencari hal-hal yang baru atau pun
menyempurnakan hal yang sudah ada dan atau mereka ingin membuktikan kejadian-kejadian
yang ada di alam sekitamya. Hal tersebut tentunya karena individu yang bersangkutan ingin
mendapatkan pengalaman hidup ataupun ingin berharga dalam kehidupannya sehingga bisa
bermanfaat. Keyakinan yang mereka miliki berdasarkan hasil penelitian atau pembuktian
tersebut disusun dalam suatu alur yang sistematis baik dalam bentuk falsafah, konsep, teori
dan proses. Model konsep keperawatan sendiri adalah merupakan suatu cara pandang dalam
situasi kerja yang melibatkan unsur perawat di dalamnya. Model konseptual sendiri terdiri
dari beberapa bagian konsep yang meupakan keyakinan terhadap suatu obyek, benda,
peristiwa atau fenomena dari pengalaman seseorang yang dihubungkan dengan suatu ide,
pandangan, atau keyakinan. Model keperawatan tersebut memperlihatkan petunjuk bagi
organisasi perawat untuk mendapatkan informasi sehinmgga perawat cepat tanggap terhadap
apa yang sedang terjadi dan tindakan apa yang paling sesuai. Teori sendiri memiliki
pengertian suatu pandangan yang sistematis terhadap suatu gejala atau fenomena yang ada
dengan menentukan hubungan spesifik terhadap konep yang digunakan untuk menjelaskan,
menganalisa atau meramalkan suatum kejadian. Teori bisa juga merupakan hubungan
beberapa konsep maupun kerangka konsep. Teori yang sudah ada dan diyakini kebenarannya
dapat juga mengalami perkembangan atau pun digugurkan bila ada suatu pembuktian yang
lain dan dapat mengungguli teori yang sudah ada. Oleh karena itu teori tersebut dapat diubah,
diuji atau digunakan dalam suatu pedoman penulisan ilmiah. Teori keperawatan yang saat ini
dikembangkan dan diterapkan dalam keperawatan baik untuk keperluan pendidikan maupun
praktek keperawatan menggunakan empat model. Semua model tersebut menggambarkan
konsep yang sama yaitu: 1. Orang yang menerima asuhan keperawatan 2. Lingkungan
(masyarakat) 3. Kesehatan (sehat/sakit, kesehatan dan penyakit) 4. Keperawatan dan peran
perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi) Teori-teori keperawatan yang ada saat ini
semuanya dibangun atas empat konsep yang menghasilkan suatu model keperawatan. Model
keperawatan tersebut digunakan dalam praktik, penelitian ataupun pengajaran. Karena
keperawatan digunakan dalam hal teori maka model konsep keperawatan harus dikenalkan
dan dapat dipahami oleh profesi perawat. Meskipun keempat teori itu digunakan dalam setiap
teori keperawatan namun pengertian dan hubungan antara yang satu dan yang lain berbeda.
Dalam hal ini kami akan mencoba menguraikan beberapa model konseptual keperawatan.
Model ini dipilih berdasarkan kegunaan dalam praktik keperawatan di Indonesia yang
diuraikan berdasarkan keempat model utama, yaitu: 1. Florence Nightingale 2.
Complementary-Supplementary dari Henderson 3. Self Care Model dari Orem 4.
Interpersonal Process Model dari Peplau 5. Health Care System Model dari Betty Newman 6.
Adaptation Model dari Roy 7. Philosophy of Caring dari Jean Wtson 8. Cultural Care Theory
dari madelline Leninger Adapun penjelasan dari beberapa model konseptual keperawatan
adalah sebagai berikut: 1. Florence Nihgtingale Florence Nihgtingale menekankan bahwa
keperawatan adalah suatu profesi dengan tujuan untuk menemukan dan menggunakan hukum
alam dalam mengembangkan dan membangun pelayanan kesehatan. Alasan dilakukannya
tindakan keperawatan adalah untuk menempatkan keadaan manusia dalam kondisi yang
terbaik secara alami untuk menyembuhkan dan atau meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit. Manusia merupakan kesatuan fisik, intelektual, dan metafisik yang lengkap dan
berpotensi. Pengertian sehat sendiri adalah suatu keadaan yang bebas dari penyakit dan
menggunakan kekuatan yang ada secara penuh. Sedangkan Florence memandang bahwa
lingkungan adalah suatu kondisi eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya
seseorang. 2. Complementary-Supplementary dari Henderson Menurut Henderson tujuan
asuhan keperawatan adalah kemandirian individu dalam pemuasan 14 kebutuhan dasar
manusia. Keempat belas kebutuhan dasar tersebut adalah: bernafas, makan dan minum,
eliminasi, mobilisasi, tidur dan istirahat, berpakaian, mempertahankan suhu tubuh, menjaga
kebesihan, menghindari bahaya , berkomunikasi, bekerja, bermain dan belajar. Klien atau
individu adalah manusia yang utuh, lengkap dan mandiri yang mempunyai 14 kebutuhan
dasar. Peran perawat di sini adalah mempertahankan atau memulihkan kemandirian individu
dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Masalah yang dihadapi dalam pemenuhan dasar
menusia adalah tidak adanya atau kurangnya kekuatan/kemampuan, kemauan atau
pengetahuan. Oleh karena itu fokus dari tindakan keperawatan adalah mengurangi sumber
utama kesulitan individu. Intervensi yang dilakukan oleh perawat dalam rangka mengganti,
melengkapi, menambah, membangkitkan atau meningkatklan kekuatan, kemauan atau
pengetahuan. Evaluasi dari tindakan tersebut adalah meningkatkan kemandirian dalam
pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan atau individu dapat meninggal dengan tenang. 3.
Self Care Model dari Dorothea E. Orem Tujuan dari asuhan keperawatan menurut Orem
adalah adanya pencapaian asuhan keperawatan mandiri yang optimal sehingga klien dapat
mencapai dan memprtahankan keadaan sehat yang optimal. Teori yang dikembangkan oleh
Orem sangat cocok untu digunakan dalam keperawatan karena lebih memfokuskan pada
aspek pereventif dan promotif. Asuhan keperawatan yang diberikan dilakukan sesuai dengan
tingkat ketergantungan atau kebutuhan dan kemampuan klien. Orem berpandangan bahwa
klien atau individu adalah satu kesatuan yang berfungsi secara biologik, simbolik, dan sosial
serta berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan / perawatan mandiri untuk mempertahankan
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Peran perawat menurut Orem adalah memberikan
bantuan untuk mempengaruhi perkembangan klien dalam mencapai tingkat asuhan /
perawatan mandiri yang optimal. Kesulitan yang dialami dapat dari semua hal yang
mengganggu asuhan / perawatan madiri oleh seseorang, obyek, kondisi, persitiwa, atau dari
beberapa kombinasi unsur-unsur tersebut. Fokus dari intervensi adalah adanya
ketidakmampuan untuk mempertahankan asuhan / perawatan mandiri. Oleh kerena itu perlu
cara intervensi dengan lima bantuan secara umum yaitu membimbing, mendukung,
memberikan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan, dan mendidik. Evaluasi dari hal
tersebut adalah potensi kesehatan yang maksimal, utuh, dan meningkatkan kompleksitas
oraganisasi. 4. Interpersonal Process Mode! dari Hildergard Peplau Menurut Peplau tujuan
dari asuhan keprawatan adalah kepribadian yang berkembang melalui hubungan interpersonal
yang mendidik dalam pemenuhan kebutuhan Mien. Adapun klien sendiri adalah sistem yang
berkembang yang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan
serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan berbagai pengalaman.
Peran perawat adalah mengatur tujuan proses interaksi interpersonal dengan klien yang
bersifat partisipatif, Dalam hal ini peran perawat sebagai orang asing asing, pendidik,
narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai fase proses interpersonal.
Kesulitan yang ditemui dalam intervensi adalah kecemasan yang disebabkan oleh keslulitan
mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang. Kecemasan
yang terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologik dan
biologic individu. Fokus tindakannya adalah kecemasan yang disebabkan oleh hubungan
interpersonal yang mempengaruhi kepribadian. Dalam melakukan proses interpersonal
mengenal beberapa fase yaitu: a. Fase orientasi. Dalam hal ini lebih memfokuskan untuk
membantu klien menyadari ketersedian bantuan dan rasa percaya tehadap kemampuan
perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian asuhan keperawatan. b. Fase
Identifikasi. Fase ini terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perasaan klien dan mempu
memberikan asuhan keparawatan kepada klien. Ekspresi perasaan dari klien dengan perawat
mendengarkan secara aktif tanfa penolakan akan membantu mengorientasi perasaan dan
menguatkan bagian yang positif dari kepribadian klien. c. Fase Eksploitasi. Pada fase ini
memungkinkan suatu situasi dimana klien dapat merasakan manfaat dari hubungan sesuai
pandangan atau persepsinya terhadap situasi yang dihadapi. d. Fase Resolusi. Fase yang
terakhir dari keempat fase merupakan fase dimana klien secara bertahap melepaskan diri dari
perawat. Fase ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memnuhi kebutuhannya
sendiri dan menyalurkan energinya ke arah potensi yang dimiliki. Keempat fase tersebut
adalah suatu rangkaian proses pengembangan dimana perawat membimbing dari rasa
ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung. Evaluasi dari sistem ini
adalah kerpibadian yang berkembang yang ditandai dengan penururnan kecemasan karena
kebutuhan yang terpenuhi dan fasilitas yang cukup. 5. Health Care System Model dari Betty
Newman Menurut Betty Newman tujuan dari asuhan keperawatan adalah tercapainya
keseimbangan sistem klien. Adapun klien sendiri dalah sistem terbuka (baik individu,
keluarga, kelompok dan komunitas) yang terdiri dari struktur dasar atau faktor kehidupan.
Peran perawat mnurut Betty Newman adalah mengeidentifikasi stressor yang meliputi:
stressor intrapersonal dan ektrapersonal dan membantu klien untuk berespon terhadap
stressor. Kesulitan yang biasanya dialami bersumber dari stressor interpersonal, intrapersonal
dan ekstrapersonal yang ada di lingkungan internal maupun eksternal. Fokus dari tindakan
keperawatan adalah menurunkan sressor dengan memperkuat garis pertahanan yang resisten,
normal dan fleksibel. Intervensi yang diberikan ditujukan untuk mempertahankan
keseimbangan melalui intervensi yang bersifat promosi bila gangguan yang terjadi pada garis
pertahanan yang fleksibel, prevensitf dilakukan bila garis pertahanan normal terganggu dan
peratahanan kuratif dan rehabilitatif dilakukan apabila pertahanan resisten yang terjadi.
Evaluasi dari Betty Newman adalah peregseran dari status kesehatan ke tingkat kesehatan
yang diharapkan dan adanya kestabilan sistem klien. 6. Adaptation Model dari Sister Calista
Roy Roy mendefinisikan tujuan dari asuhan keperawatan adalah sebagai peningkatan dari
respon adaptasi ke empat model adaptasi. Kondisi seseorang sangat ditentukan oleh tingkat
adaptasiny, yaitu apakah seseorang berespon secara positif terhadap rangsang interna atau
eksterna. Adapun pengertian klien sendiri adalah suatu kesatuan utuh yang mempunyai 4
model adaptasi berdasarkan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan hubungan
interdependensi. Peran perawat adalah meningkatkan perilaku adaptif klien dengan
menipulasi stimulasi fokal, konteksutual dan residual. Sumber kesulitas yang dihadapi adalah
adanya koping yang tidak adekuat untuk mempertahankan integritas dalam menghadapi
kekuarangan atau kelebihan kebutuhan. Fokus intervensi direncanakan untuk dengan tujuan
mengubah atau memanipulasi fokal, kontekstual dan residual stimuli. Intervensi
kemungkinan disokuskan pada kemampuan koping individu atau daerah adaptasi sehingga
seluruh rangsang sesuai dengan dengan kemampuan individu untuk beradatasi. Evaluasi
dilakukan berdasarkan respon adaptif terhadap stimulus oleh klien. 7. Philosophy of Caring
dari Jean Watson Tujuan asuhan keperawatan mehurut Watson adalah memperlakukan klien
melalui penggunaan 10 faktor karatif dan berlandaskan pada aspek spiritual transpersonal-
interpersonal. Faktor karatif tersebut adalah; a. formasi sistem nilai humanistic dan altrusitik,
b. adanya pengharapan dan keyakinan, c. pengembangan kepekaan diri dan orang lain, d.
pengembangan hubungan kepercayaan dan saling membentu e. peningkatan dan penerimaan
ekspresi perasaan positif meupun negative f. penggunaan metode pemecahan masalah ilmiah
secara sistematik dalam mengambil keputusan g. peningkatan proses belajar mengajar secara
internasional h. penyediaan lingkungan yang kondusif i. membantu pemenuhan kebutuhan
dasar manusia j. dan penghargaan terhadap eksistensial fenomenologis. Pengertian klien
sendiri adalah bentuk yang terintegrasi dan menyatu yang terdiri dari energi psikik yang
prima dan universal. Setiap klien memiliki pikiran dan emosi yang mencerminkan keadaan
jiwa pada saat itu dan dapat berubah sesuai dengan rentang waktu. Peran perawat adalah
memberikan bimbingan pada klien dengan mengajarkan klien tentang perubahan personal
untuk meningkatkan kesehatan, memberi dukungan situasional, mengejari pemecahan
masalah, dan mengeditentifikasi koping dan adaptasi klien. Fokus dari tindakan adalah
adanya masalah interpersonal-transpersonal yang dialami oleh klien. Intervensi yang
diberikan adalah dengan memberikan respon bahwa klien sebagai individu yang unik,
mempersiapkan perasaannya dan mampu mengenali keunikan orang lain. Di samping itu juga
dapat memberikan bantuan yang membuat klien mencapai dan mempertahankan kesehatan
atau meninggal secara tenang. Evaluasinya adalah kemampuan klien untuk membina
hubungan interpersonal-transpersonal yang harmonis, dinamik dan positif. 8. Cultural Care
Theory dari Madelline Leninger Menurut Leninger asuhan keperawatan yang dilakukan
bertujuan untuk meningkatkan atau memulihkan kondisi klien berlandaskan praktek dan
pengetahuan keperawatan professional yang konseptual, direncanakan, dan dilaksanakan
sesuai social budaya. Klien sindiri menurut Leninger adalah seseorang yang membutuhkan
pelayanan keperawatan tetapi cenderung meminta bantuan dari orang-orang non-profesional
seperti keluarga atau teman dan akan meminta pertolongan orang professional bila klien
keadaannya memburuk atau menghadapi kematian. Peran perawat adalah; melakukan
intervensi keperawatan berdasarkan praktek asuhan budaya klien meliputi mempertahankan,
menegosiasi dan merestrukturisasi asuhan berbudaya, menyedari pentingnya keperawatan
tarnskultural dan member! dukungan pada klien dan keluarganya untuk mmpertahankan
keyakinan dan tradisinya. Kesulitan yang dialami bisanya bersumber dari kurangnya
pemahaman tentang latar belakang budaya dan struktur social seseorang. Fokus dari tindakan
adalah menjembatani masalah atau konflik budaya. Intervensi yang dilakukan dengan cara
membina hubungan saling percaya melalui penghargaan terhadap nilai-nilai budaya, agama
dan social selain itu juga dengan mengatasi konflik melalui pendekatan budaya. Evaluasinya
adalah praktek keperawatan transkultural dapat diterapkan dan menjadi salah satu yang
terpenting dan relevan dalam mempertahankan keyakinan dan nilai-nilai budaya orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :


Salemba Medika

Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika

http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan-islam-rufaidah-
binti-saad/

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

http://Teori Keperawatan_ Abdellah « Elisasiregar's Blog.mht/

Anda mungkin juga menyukai