Anda di halaman 1dari 6

FORMAT EVALUASI LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN dan RESUME KEPERAWATAN

MOPK STIKes SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

NAMA MAHASISWA :
NIM :
DIAGNOSA MEDIS :
BANGSAL :
RUMAH SAKIT :

PENCAPIAN NILAI SKOR


N ASPEK PENILAIAN BOBO 1 2 3 4
O T
1. Ketepatan waktu pengumpulan laporan 5
2. Sistematika penulisan laporan 10
3. Pengkajian :
a. Pengumpulan data Obyektif dan Subyektif meliputi : Aspek
biopsikospiritual, bersifat objektif dan valid, serta up to date
(mutakhir)
b. Analisa data 20
c. Diagnosa keperawatan : fokus pada kebutuhan klien, actual,
dan potensial. Disusun dengan memprioritaskan diagnosa
keperawatan.
4. Perencanaan
a. Tujuan yang diharapkan (NOC) : sesuai dengan label dan
ketentuan SMART, yaitu :
S : Spesifik (tujuan harus jelas dan tidak menimbulkan arti
ganda)
M : measurable ( tujuan keperawatan harus dapat diukur )
A : Achievable (Tujuan harus dapat dicapai)
R : Reasonable (Tujuan harus dipertanggungjawabkan
secara ilmiah)
T : Time ( target waktu untuk tercapai tujuan keperawatan)
b. Intervensi/Tindakan keperawatan (NIC) : 20
Sesuai dengan ketentuan ONEC, yaitu :
O : observasi kondisi klien
N : Nursing (tindakan keperawatan)
E : Education (memberikan edukasi kepada klien atau
keluarga)
C : Colaboration (tindakan yang dilakukan dengan
berkolaborasi dengan tenaga medis yang lain)

5. Implementasi :
Menerapkan rencana tindakan keperawatan sesuai dengan
kondisi klien, melakukan modifikasi tindakan keperawatan
sesuai dengan kondisi klien, menggunakan komunikasi
therapeutik, mendokumentasi semua tindakan keperawatan 20
yang dilakukan pada klien sesuai dengan hasil yang diharapkan
6. Evaluasi : 25
Menulis evaluasi formatif (SOAP)
Keterangan :
4 : Sangat baik
3 : Baik
......................................., ........... Agustus 2016
2 : Cukup
1 : Kurang Pembimbing Klinik
Skor Total
Nilai= × 100
400

( ................................................ )
FORMAT EVALUASI LAPORAN PENDAHULUAN
MOPK STIKes SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

NAMA MAHASISWA :
NIM :
DIAGNOSA MEDIS :
BANGSAL :
RUMAH SAKIT :

PENCAPIAN
NO ASPEK PENILAIAN BOBOT NILAI SKOR
1 2 3 4
1. Ketepatan waktu pengumpulan laporan 5
2. Sistematika penulisan laporan 10
3. Uraian Kasus :
Meliputi  definisi, etiologi, sign & symptom, nursing 35
pathway, komplikasi, pemeriksaan utama dan penunjang,
penatalaksanaan medis
4. Penatalaksanaan keperawatan :
Diagnosa keperawatan yang disertai data, tujuan yang
disertai dengan kriteria hasil yang jelas (NOC), intervensi / 35
tindakan keperawatan (NIC).
5. Kedalaman pembahasan materi 10
6. Daftar Pustaka 5

Keterangan :
4 : Sangat baik
3 : Baik
......................................., ........... Agustus 2016
2 : Cukup
1 : Kurang Pembimbing Klinik
Skor Total
Nilai= × 100
400

( ................................................ )
FORMAT EVALUASI SIKAP
MOPK STIKes SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

NAMA MAHASISWA :
NIM :
DIAGNOSA MEDIS :
BANGSAL :
RUMAH SAKIT :

PENCAPIAN NILAI
NO ASPEK PENILAIAN BOBOT 1 2 3 4 SKOR

1. Disiplin 10
ketaatan pada aturan yang berlaku, ketaatan dalam menjalankan
tugas, kesungguhan /ketekunan dalam tugas
2. Tanggungjawab 10
kesanggupan menjalankan tugas , berani mengambil resiko atas
setiap tindakan yang dilakukan
3. Inisiatif dan Kreatif
melaksanakan kegiatan tanpa menunggu perintah dari orang lain, 10
tanggap terhadap kesulitan atau hambatan dalam melaksanakan
kegiatan , sumbangan pikiran /pengambilan keputusan bagi
kepentingan bersama
4. Stabiilitas Emosional
Sabar dalam menghadapi pasien dan keluarganya, mampu
melaksanakan tugas dengan tepat dan cepat dengan suasana 10
panik. Mampu mengendalikan emosi
5. Kejujuran 10
Berani mengakui kesalahan / kekeliruan yang telah terjadi baik
oleh diri sendiri maupun orang lain tanpa dipengaruhi oleh orang
lain. Berani mengakui kesalahan. Berani mengemukakan dan
mempertahankan kebenaran
6. Dapat menjalin hubungan dengan baik 10
Pemimpin, teman, pasien dan keluarganya, tenaga kesehatan
lainnya
7. Kerjasama dengan teman
kemampuan menyelesaikan tugas bersama / kelompok dengan
baik sesuai dengan tujuan. Kemampuan untuk menerima saran / 10
pendapat maupun bantuan kepada teman / orang lain. Dapat
memberi dan menerima kritik.
8. Sikap Profesional
memelihara penampilan diri (kerapiha, keserasian, kebersihan
berpakaian). Merahasiakan dan menghindari pembicaraan yang 10
tidak perlu yang tidak perlu tentang pasien. Bekerja sesuai dengan
disiplin dan kode etik profesi

Keterangan :
4 : Sangat baik ......................................., ........... Agustus 2016
3 : Baik8
2 : Cukup Pembimbing Klinik
1 : Kurang

( ................................................ )
Skor Total
Nilai= × 100
360

Contoh Kasus Gangguan Jiwa Yang Terjadi Akibat di Guna-Guna di


Daerah Berau Kalimantan Timur

Ada suatu ke jadian di desa saya, dimana ada seorang gadis yang hamil di luar nikah. Sebut saja namanya S.
Seorang yang menghamilinnya ada pamannya sendiri. Si S dan pamannya sebenarnya saling mencintai. Karna
cinta sudah buta terjdilah hubungan gelap. Dimana Pihak Keluarga mengetahui si S tersebut hamil sejak usia
janin ± 7 bulan.

Hingga terjadinya pertemuan kedua belah pihak hingga terjadinya pemukulan yang di lakukan oleh pihak
wanita yang tidak lain adalah saudara laki-laki si S. Sampai akhirnya pihak si S memutuskan. Si S akan di
nikahkan namun laki-laki jangan pernah ke menemui si wanita. Pihak laki-laki pun menyutuju karna sudah tidak
bisa berbuat apa-apa.

Dari kehamilan 7 bulan sampai melahirkan tidak terjadi masalah. Namun setelah melahirkan si S mulai
mengalami gangguan seperti : si S selalu mendengar ada yang mengajanya pergi (meninggal). Si S berkata
"nene nya yang telah meninggal mengajak nya pergi dan dia menitipkan anaknya ke kakak iparnya". Kadang-
kadang mengamung, lidahnya menjulur dan berdesis seperti Ula dan sering berbicara sendiri tanpa
mengeluarkan suara.

Pihak keluarga sudah membawanya ke RS. Namun dokter mengatakan tidak ada masalah pada si S. Pihak
keluarga sudah mendatangkan orang pintar dari mana2, namun pihak keluarga sudah kewalahan, tidak ada
kemajuan sama sekali.Hingga 1 bulan lebih akhirnya si S meninggal.
Di masyarakat berkembang mitos si S di pelet oleh si laki-laki(suami), ada jga gangguan jin/di ganggu oleh
kembarannya (bukan bentuk manusia : buaya, ular dll).ada juga di ganggu oleh neneknya yang telah meninggal
yang mengajaknya pergi(meninggal).

ANALISI MITOS
Menurut saya mitos tersebut tidak benar karna dimana si S mengalami namanya halusinasi pendengaran yang
di sebeb kan oleh tekana-tekanan yang di alaminya sehingga dia tidak sanggup lgi dan keluarganya kurang
pengetahuan tentang penanganan yang di alami si S.Dan juga terbatasnya pengetahuan warga dan selalu
berpatokan dengan yang mistis-mistis. Sehingga si S tidak tertanganinya dan menyebabkan kematian.

SOLUSI
Menurut saya, dilihat dari tanda dan gejala yang di alami si S. Dapat saya simpulkan bahwa si S mengalami
namanya Halusinasi pendengaran.
Yang harus di lakukan pada pasien halusianasi pendengaran adalah :
Sebaiknya pihak Keluarga tidak menghubungkanya terlebih dahulu dengan sesuatu yang mistis karna pasien
yang mengalami halusinasi harus mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat agar tidak terjadi kefatalan
atau kematian.Karna pihak keluarga yang paling berperan penting, sebaiknya pihak keluarga meng konsultasi
ke dokter terdekat agar masalah tersebut dapat ditemukan titik terang. Dimna pihak keluarga menceritakan
kronologi yang dialami si S tanpa menutup-nutupi. Setelah itu pasti kan menyarankan pengobatan atau terapi
akan di lakukan. Namun apa bila keterbatasan sarana dan prasarana. Maka pasien akan di rujuk ke tempat
yang telah memiliki sarana dan prasarana yang di perlukn pada pasien halusinasi pendengaran. Apa bila
keluarga mengalami krisis ekonomi yang membuat pihak keluarga tidak bisa melakukan rujuka tersebut
sebaiknya pihak mendatangkan ustadz untuk di lakukannya Ruqiyah bukan malah berobat ke dukun/orang
pintar, ini akan menambah jin semakin banyak di tubuh si S dan sebagai umat islam kita sama saja
menyekutukan Allah SWT.

Menurut Budi Anna Keliat (2009), Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi,perawat dapat
melati pasien dengan empat cara yang sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi.keempat cara
mengontrol hlusinasi adalah sebagai berikut;
- Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah cara mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi
yang muncul.Pasien dilatih untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak memedulikan
halusinasinya.
Jika ini dapat dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul.
- Bercakap – cakap dengan orang lain
Bercakap- cakap dengan orang lain dapat membantu mengotrol halusinasi.Ketika pasien bercakap- cakap
dengan orang lain, terjadi distraksi; fokus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke percakapan yang
dilakukan dengan orang lain.
Melakukan aktivitas yang terjadwal
Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi adalah dengan menyibukan diri melakukan aktivitas yang
teratur.Dengan beraktifitas secara terjadwal, pasien tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang
sering kali mencetuskan halusinasi.oleh karena itu, halusinasi dapat dikontrol dengan cara beraktifitas secara
teratur dari bangun pagi sampai tidur malam.tahapan intervensi perawat dalam memberikan aktivitas yang
terjadwal,yaitu
a. Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi.
b. Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan pasien.
c. Melatih pasien melakukan aktivitas.
d. Menyusun jadwal aktivitas sehari-harisesuai dengan aktivitas yang telah dilatih.upayakan pasien
mempunyai aktivitas mulai dari bangun pagi sampai tidur malam.
e. Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan; memberikan Penguatan terhadap prilaku pasien yang positif.
- Minum obat secara teratur
Minum obat secara teratur dapat mengontrol halusinasi.Pasien juga harus dilatih untuk minum obat secara
teratursesuai dengan program terapi dokter.Pasien gangguan jiwa yang dirawat dirumah sering mengalami
putus obat sehingga pasien mengalami kekambuhan.Jka kekambuhan terjadi,untuk mencapai kondisi seperti
semula akan membutuhkan waktu.oleh karena itu, pasien harus dilatih minum obat sesuai program dan
berkelanjutan berikut ini intervensi yang dapat dilakukan perawatagar pasien patuh minum obat.
a. Jelaskan kegunaan obat.
b. Jelaskan akibat jika putus obat
c. Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat.
d. Jelaskan cara minum obat dengan prinsip 5 benar (benar obat,benar pasien, benar cara, benar waktu,dan
benar dosis).
Daftar pustaka
Keliat, Budi Anna. (2009). Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: ECG

Anda mungkin juga menyukai