IRK
2. DEFINISI SINDROMA NEFROTIK
Nephrotik syndrome adalah merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh
adanya injury glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik :
proteinuria, hipoproteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan edema (suriadi,
2006)
Sindrom nefrotik adalah kumpulan gejala klinis yang timbul darikehilangan protein karena
kerusakan glomerulus yang difus. (Luckmans, 1996 :953)
Sindrom Nefrotik adalah Status klinis yang ditandai dengan peningkatan
permeabilitas membran glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan
kehilangan protein urinaris yang massif (Donna L. Wong, 2004).
Sindroma Nefrotik adalah suatu sindroma (kumpulan gejala-gejala) yang terjadi
akibat berbagai penyakit yang menyerang ginjal dan menyebabkan: proteinuria
(protein di dalam air kemih), menurunnya kadar albumin dalam darah,
penimbunan garam dan, air yang berlebihan, meningkatnya kadar lemak dalam
darah. Sindroma ini bisa terjadi pada segala usia. Pada anak-anak, paling sering
timbul pada usia 18 bulan sampai 4 tahun (Nelson, 2002).
pdf
3. MANIFESTASI SINDROMA NEFROTIK
PDF
Manifestasi utama sinrom nefrotik adalah edema. Edema biasanya bervariasi dari
bentuk ringan sampai berat (anasarka). Edema biasanya lunak dan cekung bila
ditekan (pitting), dan umumnya ditemukan disekitar mata (periorbital) dan
berlanjut ke bdomen daerah genitalia dan ekstremitas bawah
Penurunan umlah urine : urine berwarna gelap dan berbusa
Pucat
Hematuria : hematuria mikroskopik kadang-kadang terlihat pada sindrom
nefrotik, namun tidak dapat dijadikan petanda untuk membedakan berbagai tipe
sindrom nefrotik.
Anoreksia dan diare disebabkan karena edema mukosa usus
Sakit kepala, malaise, nyeri abdomen, berat badan meningkat dan keletihan
umunya terjadi
Gagal tumbuh dan pelisutan otot (jangka panjang)
(betz, cecily L.2002)
4. ETIOLOGI SINDROMA NEFROTIK
PDF
Penyebab sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, akhir-akhir ini dianggap
sebagai suatu penyakit autoimun, yaitu suatu reaksi antigen – antibodi. Menurut
Ngastiyah (2005), umumnya etiologi dibagi menjadi :
1.) Sindrom nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal.
Resisten terhadap semua pengobatan. Prognosis buruk dan biasanya pasien
meninggal dalam bulan-bulan pertama kehidupannya.
Gejala : Edema pada masa neonatus
2.) Sindrom nefrotik sekunder
Disebabkan oleh :
a. Malaria kuartana (malaria kuartana yang disebabkan plasmodium
malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama daripada penyakit malaria
tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18
sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala itu kemudian akan terulang
lagi tiap tiga hari)atau parasit lainnya.
b. Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus diseminata, purpura
anafilaktoid.
c. Glumerulonefritis akut atau kronik,
d. Trombosis vena renalis.
e. Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, air
raksa.
f. Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis
membranoproliferatif hipokomplementemik. (Ngastiyah, 2005)
3.) Sindrom nefrotik idiopatik
Tidak diketahui sebabnya atau disebut sindroma nefrotik primer. Berdasarkan
histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal dengan pemeriksaan mikroskop
biasa dan mikroskop elektron, Churk dkk membaginya menjadi :
a. Kelainan minimal
Pada mikroskop elektron akan tampak foot prosessus sel epitel berpadu.
Dengan cara imunofluoresensi ternyata tidak terdapat imunoglublin G
(IgG)pada dinding kapiler glomerulus.
b. Nefropati membranosa
Semua glomerulus menunjukan penebalan dinding kapiler yang tersebar
tanpa proliferasi sel. Prognosis kurang baik.
c. Glomerulonefritis proliferatif
Glomerulonefritis proliferatif esudatif difus. Terdapat proliferasi
sel mesangial dan infiltrasi sel polimorfonukleus. Pembengkanan
sitoplasma endotel yang menyebabkan kapiler tersumbat.
Dengan penebalan batang lobular.
erdapat prolefirasi sel mesangial yang tersebar dan penebalan
batang lobular.
Dengan bulan sabit ( crescent)
Didapatkan proliferasi sel mesangial dan proliferasi sel epitel
sampai kapsular dan viseral. Prognosis buruk.
Glomerulonefritis membranoproliferatif
Proliferasi sel mesangial dan penempatan fibrin yang menyerupai
membran basalis di mesangium. Titer globulin beta-IC atau beta-IA
rendah. Prognosis buruk.
Lain-lain perubahan proliferasi yang tidak khas.
Glomerulosklerosis fokal segmental
Pada kelainan ini yang mencolok sklerosis glomerulus. Sering
disertai atrofi tubulus. Prognosis buruk.
Sistem Perkemihan: Suatu sistem dimana terjadi proses penyaringan darah sehingga
darah terbebas dari zatzat yang tidak diperlukan.
Ginjal adalah sepasang organ retroperitoneal yang integral dengan homeostatis tubuh
dalam mempertahankan keseimbangan, termasuk keseimbangan fisika dan kimia. Ginjal
menyekresi hormon dan enzim yang membantu pengaturan produksi eritrosit, tekanan
darah, serta metabolisme kalsium dan fosfor. Ginjal membuang sisa metabolisme
dan menyesuaikan ekskresi air dan pelarut. Ginjal mengatur volume cairan tubuh, asiditas,
dan elektrolit sehingga mempertahankan komposisi cairan yang normal.
Setiap ginjal dikelilingi dengan lemak perinefrik yang dapat melindungi ginjal
dari trauma. Di bagian medial setiap ginjal, terdapat cekungan yang disebut hilum. Jika
ginjal dibelah membujur, akan tampak korteks dan medula. Sebagian besar nefron (unit
fungsonal ginjal) terdapat pada korteks. Bagian tengah ginjal adalah renal medula yang
terdiri atas 8-10 piramid.Sebelum masuk ginjal, ureter melebar dan membentuk pelvis
ginjal. Kemudian, pelvis ginjal bercabang dan membentuk 2-3 kaliks mayor. Setiap
kaliks mayor bercabang menjadi beberapa kaliks minor. Kaliks minor inilah yang
mengumpulkan urine yang keluar dari tubulus koligentes.
Nefron merupakan unit fungsional ginjal. Setiap ginjal berisi sekitar satu juta
nefron. Terdapat du macam nefron, yaitu kortikal dan juksta medular. Delapan puluh
lima pesen dari semua nefron juksta medular. Kedua macam nefron ini diberi nama
sesuai dengan letak glomerulinya dengan renal parenkim. Nefron kortikal berperan dalam
konsentrasi dan dilusi urine. Struktur nefron yang berkaitan dengan proses pembentukan
urine adalah korpus, tubulus renal, dan tubulus koligentes. Korpus ginjal terdiri atas
glomerulus dan kapsul Bowman yang membentuk ultrafitrat dari darah. Tubulus renal
terdiri atas tubulus kontortus proksimal, ansa Henle, dan tubulus kontortus distal. Ketiga
tubulus renal ini berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi dengan mengubah volume dan
komposisi ultrafitrat sehingga membentuk produk akhir, yaitu urine.
Ginjal merupakan organ yang sangat vaskular (kaya pembuluh darah) dan mampu
menerima 20% curah jantung dalam keadaan istirahat. Ginjal mendapat suplai darah
arteri dari aorta abdominal. Arteri renalis bercabang kemudian membentuk arteri lobaris
yang memberi suplai darah pada setiap piramid. Arteri lobaris ini kembali bercabang agar
darah dapat bergerak dengan efisien melalui setiap nefron. Darah masuk ke dalam
glomerulus melalui arteriol aferen dan keluar melalui arteri eferen. Kemudian, darah
mengalir melalui kapiler peritubular masuk ke dalam venula dan darah dikembalikan ke
dalam sistem sirkulasi melalui sistem vena ginjal.
Kedua ureter merupakan kelanjutan dari pelvis ginjal ginjal dan membawa urine
ke dalam kandung kemih, khususnya ke area yang disebut trigon. Trigon adalah area
segitiga yang terdiri atas lapisan membran mukus yang dapat berfungsi sebagai katup
untuk menghindari refluks urine ke dalam ureter ketika kandung kemih berkontraksi.
FISIOLOGI PERKEMIHAN
Diperlukan pengetahuan yang jelas tentang fisiologi ginjal agar dapat memahami
perubahan fisiokimiawi yang terjadi pada gagal ginjal.
Ultrafiltrasi
Filtrasi adalah proses ginjal dalam menghasilkan urine. Filtrasi plasma terjadi
ketika darah melewati kapiler dri glomerulus. Dari proses ultrafiltrasi ini, filtrat
glomerular kira-kira 180 liter per hari. Dari volume ini, 99% direabsorbsi oleh ginjal.
Oleh karena kemampuan ginjal yang lar biasa untuk mengabsorbsi, rata-rata keluaran
urine per hari (orang dewasa) hanya 1-2 iter dari volume filtrat glomerular yang
berjumlah 180 liter per hari. Ultrafultrasi diukur sebagai laju filtrasi glomerulus
(glomerular filtration rate, GFR). Secara klinis GFR diartikan sebagai jumlah fltrat
glomerulus yang dihasilkan dalam satu menit. GFR pada orang dewasa kira-kira 125 ml
per menit (7,5 liter per jam).
Kedua ginjal menerima sekitar 20% dari curah jantung yang dapat membuat
kecepatan aliran darah ginjal sebanyak 1.200 ml per menit. Aliran darah yang sangat
cepat ini memang melampaui kebutuhan oksigen dan metabolik ginjal, tetapi diperlukan
karena memperlancar ekskresi sisa metabolik. Oleh karena itu, gangguan curah jantung
yang berat atau berlangsung lama, atau gangguan perfusi ginjal dapat memengaruhi
pembentukan urine dan kelangsungan hidup sel yang berfungsi mempertahankan
keseimbangan lingkungan internal tubuh.
Kemampuan ginjal untuk mempertahankan air dan elektrolit (melalui reabsorbsi)
juga sangat penting dalam kelangsungan hidup seseorang. Tanpa kemampuan ini
seseorang dapat mengalami kekurangan air dan elektrolit dalam 3-4 menit. Tubulus
kontortus proksimal mereabsorbsi 85-90% air yang ada dalam ultrafiltrat, 80% dari
natrium; sebagian besar kalium, bikarbonat, klorida, fosfat, glukosa, dan asam amio.
Tubulus kontortus distal dan tubulus koligentes menghasilkan urine.
Mekanisme lain yang dapat mencegah berkurangnya air dan elektrolit adalah
endokrin atau respons hormonal. Hormon anidiuretik (ADH) adalah contoh klasik
bagaimana hormon mengatur keseimbangan air dan elektrolit. ADH adalah hormon yang
dihasilkan oleh hipotalamus, disimpan dan dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis sebagai
respon terhadap perubahan dalam osmolaritas plasma. Osmolaritas adalah konsentrasi ion
dalam suatu larutan. Dalam hal ini, larutannya adalah darah. Apabila asupan air menjadi
kurang atau banyak air yang hilang, ADH akan dikeluarkan sehingga membuat ginjal
menahan air. ADH memengaruhi nefron bagian distal untuk memperlancar permeabilitas
air sehingga lebih banyak air yang direabsorbsi dan dikembalikan ke dalam sirkulasi
darah.
Keseimbangan Elektrolit
Sebagian besar elektrolit yang dikeluarkan dari kapsula Bowman direabsorbsi
dalam tubulus proksimal. Konsentrasi elektrolit yang telah direabsirbsi diatur dalam
tubulus distal di bawah pengaruh hormon aldosteron dan ADH. Mekanisme yang
membuat elektrolit bergerak menyeberangi membran tubula membuat elektrolit bergerak
menyeberangi membran tubula adalah mekanisme aktif dan pasif. Gerakan pasif terjadi
apabila ada perbedaan konsentrasi molekul. Molekul bergerak dari area yang
berkonsentrasi tinggi ke area yang berkonsentrasi rendah. Gerakan aktif memerlukan
energi dan dapt membut molekul bergerak tanpa memperhatikan tingkat konsentrasi
molekul. Dengan gerakan aktif dan pasif ini, ginjal dapat mempertahankan
keseimbangan elektrolit yang optimal sehigga menjamin fungsi normal sel.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit b/d edema dan menurunnya sirkulasi.
2. Resiko infeksi b/d terapi immunosuppresivedan hilangnya gama globulin.
3. Resiko kurangnya volume cairan (intravaskuler) b/d proteinuria, edema dan
efek diuretik.
4. Resiko kelebihan volume cairan b/d retensi sodium dan air.
5. Kecemasan pada anak dan keluarga b/d hospitalisasi pada anak.
C. Intervensi Keperawatan
KH : Tidak ada tanda kemerahan, lecet dan tidak terjadi tenderness bila
disentuh.
Intervensi :
- Mengatur atau merubah posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi.
R/: untuk mencegah terjadinya penekanan terlalu lama dan terjadi decubitus
- Pertahankan kebersihan tubuh anak setiap hari dan pengalas tempat tidur.
b. Kriteria hasil :
c. Intervensi :
R/: untuk menngetahui kadar atau nilai yang menandakan terjadinya infeksi, dan untuk
mencegah terjadinya infeksi.
3. Resiko kurangnya volume cairan (intravaskuler) b/d proteinuria, edema dan efek diuretik
b. Kriteria hasil :
c. Intervensi :
R/: untuk mengetahui batasan masukan yang masuk dan pengeluaran dari tubuh klien
R/: untuk mengetahui apakah ada kelaianan yang lain yang terjadi pada klien.
b. Kriteria hasil :
- BB stabil
c. Intervensi :
R/: sebagai acuan untuk mengetahui apakah ada penekanan atau penambahan kerja
jantung klien
R/: untuk mengetahui status klien, untuk menentukan intervensi selanjutnya, dan apakah
ada tanda-tanda terjadinya asites
b. Kriterai hasil :
- Orang tua berpartisipasi dalam perawatan dan memahami kondisi anak
c. Intervensi :
- Anjurkan orang tua dan anak untuk mengekspresikan rasa takut dan cemas
R/: membina hubungan saling percaya baik pada pasien maupun keluarga
- Berikan penjelasan tentang penyakit Sindrom Nefrotik, perawatan dan pengobatannya
- Ajarkan pada orang tua untuk membantu perawatan pada anaknya
R/: membuat sautu kepercayaan agar keluarga agar merasa keluarga dianggap ada
disamping klien
- Berikan aktivitas bermain yang sesuai dgn tumbang anak dan kondisinya.
10. EBN