Anda di halaman 1dari 24

1.

IRK

2. DEFINISI DIALISIS
 Hemodialisa berasal dari kata hemo=darah,dan dialisa=pemisahan atau filtrasi.
Pada prinsipnya hemodialisa menempatkan darah berdampingan dengan cairan
dialisat atau pencuci yang dipisahkan oleh suatu membran atau selaput semi
permeabel. Membran ini dapat dilalui oleh air dan zat tertentu atau zat sampah.
Proses ini disebut dialysis yaitu proses berpindahnya air atau zat, bahan melalui
membran semi permeabel ( Pardede, 1996 ).
 Terapi hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah
manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-
zat lain melalui membran semi permeabel sebagai pemisah darah dan cairan
dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi
(Setyawan, 2001).
3. TUJUAN DIALISIS
 Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa
metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang
lain.
 Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya
dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
 Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
 Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.
4. JENIS DIALISIS
Pada Hemodialisis, proses cuci darah biasanya dilakukan dengan sebuah mesin dialisis.
Proses ini tidak dilakukan setiap hari, cukup 3 kali seminggu dengan masing-masing sesi
berlangsung sekitar 4-5 jam. Proses Hemodialisis bisa dilakukan di rumah Anda atau
pada sebuah Klinik.
a) Hemodialisis biasanya direkomendasikan untuk orang-orang yang:
 Mengalami gangguan penglihatan
 Memiliki kepikunan
 Orang dengan kondisi kesehatan sangat lemah
b) Kerugian Hemodialisis:
 Bila ingin bepergian, harus direncanakan jauh jauh hari ? pasien harus
membuat janji dengan Klinik Dialisis di luar kota/luar negeri.
 Pasien harus menjalani diet makanan (khususnya yang tinggi potassium,
garam, dll) serta membatasi jumlah cairan yang harus diminum (1000-
1500ml per hari).
PERITONEAL DIALISIS
Peritoneal Dialisis biasanya disarankan untuk pasien dengan kriteria:

 Anak anak diatas usia 2 tahun atau lebih


 Orang orang yang masih memiliki fungsi ginjal yang terbatas
 Orang dewasa yang tidak memiliki penyakit kronis, seperti: jantung ataupun
kanker

Peritoneal Dialisis memerlukan tindakan pembedahan untuk memasang kateter dalam


perut penderita. Ada dua macam metode, yaitu yaitu continuous peritoneal dialysis
(CAPD) dan Continonus Cycling Peritoneal Dialysis (CCPD).

Di Indonesia, CAPD lebih lazim digunakan daripada CCPD. CAPD tidak memerlukan
mesin, dan biasanya pasien perlu melakukan 4 kali penggantian kantung Dialisis dalam
sehari,  masing – masing selama 30 menit.

a) Keuntungan:
 Pasien lebih memiliki kebebasan untuk bepergian, tidak perlu
mengunjungi Pusat Dialisis
 Batasan dalam DIET dan cairan yang diminum lebih longgar dibanding
pasien hemodialisa
b) Kerugian:
Meningkatnya resiko terjadinya infeksi pada peritoneum (peritonitis), kurang
energi dan pada beberapa kasus dapat terjadi malnutrisi. Peritonitis dapat
mengakibatkan gejala, seperti:
 Nyeri perut
 Muntah
 Menggigil

5. PROSES DIALISIS
Pada proses hemodialisa, darah dialirkan ke luar tubuh dan disaring di dalam ginjal
buatan (dialyzer). Darah yang telah disaring kemudian dialirkan kembali ke dalam tubuh.
Rata – rata manusia mempunyai sekitar 5,6 s/d 6,8 liter darah, dan selama proses
hemodialisa hanya sekitar 0,5 liter yang berada di luar tubuh. Untuk proses hemodialisa
dibutuhkan pintu masuk atau akses agar darah dari tubuh dapat keluar dan disaring oleh
dialyzer kemudian kembali ke dalam tubuh. Terdapat 3 jenis akses yaitu arteriovenous
(AV) fistula, AV graft dan central venous catheter. AV fistula adalah akses vaskular yang
paling direkomendasikan karena cenderung lebih aman dan juga nyaman untuk pasien.
Sebelum melakukan proses hemodialisa (HD), perawat akan memeriksa tanda – tanda
vital pasien untuk memastikan apakah pasien layak untuk menjalani Hemodialysis. Selain
itu pasien melakukan timbang badan untuk menentukan jumlah cairan didalam tubuh
yang harus dibuang pada saat terapi. Langkah berikutnya adalah menghubungkan pasien
ke mesin cuci darah dengan memasang blod line (selang darah) dan jarum ke akses
vaskular pasien, yaitu akses untuk jalan keluar darah ke dialyzer dan akses untuk jalan
masuk darah ke dalam tubuh. Setelah semua terpasang maka proses terapi hemodialisa
dapat dimulai. Pada proses hemodialisa, darah sebenarnya tidak mengalir melalui mesin
HD, melainkan hanya melalui selang darah dan dialyzer. Mesin HD sendiri merupakan
perpaduan dari komputer dan pompa, dimana mesin HD mempunyai fungsi untuk
mengatur dan memonitor aliran darah, tekanan darah, dan memberikan informasi jumlah
cairan yang dikeluarkan serta informasi vital lainnya. Mesin HD juga mengatur cairan
dialisat yang masuk ke dialyzer, dimana cairan tersebut membantu mengumpulkan racun
– racun dari darah. Pompa yang ada dalam mesin HD berfungsi untuk mengalirkan darah
dari tubuh ke dialyzer dan mengembalikan kembali ke dalam tubuh.
6. EFEK SAMPING DIALISIS
 Peritonitis – Peritonitis merupakan suatu infeksi yang terjadi pada bagian
peritoneum, yang pada metode peritoneal dialysis ini digunakan sebagai tempat
untuk menyaring darah. Kondisi peralatan yang tidak steril dapat menyebabkan
kondisi peritonitis ini. Peritonitis sendiri memeiliki beberapa gejalanya yaitu :

 Demam Tinggi
 Nausea
 Muntah
 Sakit pada bagian perut


Hernia – Hernia merupakan salah satu gejala yang timbul sebagai efek samping
dari cuci darah menggunakan metode peritoneal dialysis. Hal ini disebabkan
karena adanya cairan yang bertahan sangat lama pada bagian rongga peritoneal
dapat memicu terjadinya ketegangan pada bagian otot perut, yang mengakibatkan
terjadinya hernia.
 Kenaikan Berat Badan – Cairan dialysis yang dimasukkan ke dalam tubuh
ketika proses cuci darah dengan metode ini, berlangsung dengan memiliki
kandungan gula yang sangat tinggi. Hal ini akan berefek langsung terhadap berat
badan yang akan naik secara drastis karena tingginya kandungan gula yang masuk
ke dalam tubuh pasiennya.
7. KOMPLIKASI DIALISIS
 Hipotensi
Penyebab : terlalu banyak darah dalam sirkulasi mesin, ultrafiltrasi berlebihan,
obat-obatan anti hipertensi.
 Mual dan muntah
Penyebab : gangguan GI, ketakutan, reaksi obat, hipotensi.
 Sakit kepala
Penyebab : tekanan darah tinggi, ketakutan.
 Demam disertai menggigil.
Penyebab : reaksi fibrogen, reaksi transfuse, kontaminasi bakteri pada sirkulasi
darah.
 Nyeri dada.
Penyebab : minum obat jantung tidak teratur, program HD yang terlalu cepat.
 Gatal-gatal
Penyebab : jadwal dialysis yang tidak teratur, sedang.sesudah transfuse kulit
kering.
 Perdarahan amino setelah dialysis.
Penyebab : tempat tusukan membesar, masa pembekuan darah lama, dosis heparin
berlebihan, tekanan darah tinggi, penekanan, tekanan tidak tepat.
 Kram otot
Penyebab : penarikan cairan dibawah BB standar. Penarikan cairan terlalu cepat
(UFR meningkat) cairan dialisat dengan Na rendah BB naik > 1kg. Posisi tidur
berubah terlalu cepat.
8. PENANGANAN GGK SELAIN DIALISIS
 Menurunkan berat badan jika Anda mengalami masalah obesitas atau kelebihan
berat badan
 Melakukan olahraga dengan teratur
 Berhentilah kebiasaan buruk merokok
 Mengonsumsi jenis makanan yang sehat dengan asupan makanan yang
mengandung gizi seimbang serta rendah lemak
 Membatasi asupan dari minuman yang mengandung alkohol tinggi
 Membatasi asupan makanan yang mengandung haram tidak lebih dari 6 gram
dalam sehari atau sekitar satu sendok teh dalam sehari
 Terkecuali jika memang diresepkan oleh dokter, sebaiknya hindarilah konsumsi
obat anti inflamasi non-steroid misalnya adalah seperti ibuprofen.

9. KONTRA INDIKASI DIALISIS


 Menurut  Price dan Wilson (2006) kontra indikasi dari hemodialisa adalah
hipotensi yang tidak responsif  terhadap presor,penyakit stadium terminal,dan
sindrom otak organic.
 Sedangkan menurut PERNEFRI (2003) kontra indikasi dari hemodialisa adalah
tidak mungkin didapatkan akses vaskuler pada hemodialisa,akses vaskuler
sulit,instabilitas hemodinamik dan koagulasi.Kontra indikasi hemodialisa yang
lain diantaranya adalah penyakit Alzheimer,demensia multi infark,sindrom
hepatorenal,sirosis hati lanjut dengan ensefalopati dan keganasan lanjut
(PERNEFRI ,2003)
10. EDUKASI PADA PX YG MENJALAI DIALISIS
 Apakah tujuan dilakukan dialisis ( cuci darah ) ?
Tujuan dilakukan tindakan dialisis adalah untuk menggantikan kerja ginjal yaitu
menyaring, membuang sisa metabolisma yang tidak di perlukan tubuh,
membuang kelebihan cairan, membantu menyeimbangkan asam basa sehingga
kondisi pasien dapat di pertahankan.
 Bagaimana hemodialisis ( cuci darah ) dilakukan ?
Proses hemodialisis dengan cara mengalirkan darah dari tubuh pasien dengan
bantuan mesin ke dalam dialiser ( ginjal buatan ) dimana proses pengeluaran zat
sisa metabolisma yang tidak diperlukan tubuh dilakukan dan selanjutnya di
kembalikan lagi kedalam tubuh pasien. Untuk proses hemodialisis ini
membutuhkan pintu ( akses ) keluar dari dalam tubuh pasien ke dialiser dan pintu
( akses ) darah masuk dari dialiser ke tubuh pasien. Ada 3 ( tiga ) jenis akses
darah yaitu AV Shunt yang bersifat permanent, pemasangan cateter double lumen
yang bersifat sementara, dan menyuntik langsung pada pembuluh darah di
pangkal paha.
 Kapan hemodialisis di lakukan ?
Prinsip hemodialisis adalah menggantikan kerja ginjal, oleh karena itu apabila
pasien dinyatakan dalam kategori penyakit ginjal tahap akhir ( terminal ), hasil
pemeriksaan laborat menujukkan kelainan , di pertimbangkan untuk segera
mengambil keputusan untuk dilakukan tindakan hemodialisis
 Apa yang terjadi saat Hemodialisis ?
Pada proses hemodialisis ada beberapa pasien merasa kurang nyaman ini di
karenakan ada akses yang harus terpasang pada pasien, ada pula yang mengeluh
merasa capek ini di karenakan pasien harus berbaring selama proses hemodialisis
berlangsung. Setelah di lakukan hemodialisis di harapkan kondisi pasien lebih
baik di karenakan timbunan sampah metabolisma yang tidak di perlukan tubuh
dapa tersaring dan di buang selama proses hemodialisis.
 Berapa lama proses hemodialisis berlangsung ?
Proses hemodialisis berlangsung selama 3 – 5 jam selama proses sebagian kecil
darah pasien di keluarkan dari tubuh untuk di saring dan akan segera di
kembalikan.
 Bagaimana bila Hemodialisa tidak di lakukan
Sesuai prinsip hemodialisis yaitu menyaring dan membuang sampah sisa
metabolisma yang tidak di perlukan tubuh, maka bila hemodialisis tidak di
lakukan sampah dan sisa metabolisma yang tidak di perlukan tubuh akan semakin
menimbun dalam tubuh pasien di karenakan ginjal tidak mampu mengeluarkan
sisa metabolisma yang tidak di perlukan tubuh.

11. ASKEP
a) Pengkajian
 Data demografi : berisi tentang nama, umur, alamat, jenis kelamin,
pendidikan
 Keluhan utama : klien dengan hemodialisa biasanya mengeluhkan; lemas,
pusing, gata, baal-baal, bengkak-bengkak, sesak, kram, BAK tidak lancar,
mual, muntah, tidak nafsu makan, susah tidur berdebar, mencret, susah
BAB, penglihatan tidak jelas, sakit kepala, nyeri dada, nyeri punggung,
susah berkonsentrasi, kulit kering, nyeri otot, keringat dingin
 Riwayat kesehatan saat ini : penderita gagal ginjal akut maupun kronik,
ketidak seimbangan elektrolit dalam tubuh, oedema, keracunan.
 Riwayat kesehatan dahulu; menanyakan adanya infeksi saluran kemih atau
infeksi organ lain, riwayat kencing batu/obstruksi, riwayat mengkonsumsi
oba-obatan atau jamu, riwayat trauma ginjal, riwayat penyakit
kardiovaskuler, riwayat penyakit endokrin, riwayat dehidrasi.
 Riwayat kesehatan keluarga; apakah keluarga mempunyai riwayat
penyakit diabetes, hipertensi, penyakit ginjal. Dan mencantumkan
genogram 3 generasi.
 Psikospiritual : Penderita hemodialisis jangka panjang sering merasa
kuatir akan kondisi penyakitnya yang tidak dapat diramalkan. Biasanya
menghadapi masalah financial, kesulitan dalam mempertahankan
pekerjaan, dorongan seksual yang menghilang serta impotensi, dipresi
akibat sakit yang kronis dan ketakutan terhadap kematian. Prosedur
kecemasan merupakan hal yang paling sering dialami pasien yang pertama
kali dilakukan hemodialisis.
 Pengkajian persistem
 Respirasi; sesak nafas, ronchi
 Kardiovaskuler; lelah, lemah/malaise, letih, nyeri dada, anemia,
hiperlipidemia, trombositopenia, pericarditis, aterosklerosis, CHF,
palpitasi, angina, hipertensi, distensi vena jugularis, disritmia,
pallor, nadi lemah/halus
 Digestif; edema/ peningkatan berat badan, dehidrasi/penurunan
berat badan, mual, muntah, anorexia, nyeri ulu hati, perhatikan
turgor kulit, perdarahan gusi, lemak subkutan menurun, distensi
abdomen, rasa haus, ascites, diare, konstipasi
 Neurosensiori; insomnia, tonus otot menururn, ROM berkurang,
sakit kepala penglihatan kabur, sakit kepala
 Integumen; iritasi kulit, kram, baal-baal
   Reproduksi; penurunan libido, gangguan fungsi ereksi, infertile
 Urinari;edema periorbital-peritibial, poliuri pada awal gangguan
ginjal, oliguri, dan anuri pada fase lanjut, kaji warna urin, riwayat
batu saluran kencing, uremia, asidosis metabolik, kejang-kejang
 reaksi transfusi, demam, infeksi berulang, penurunann daya tahan
tubuh,
b) Pemeriksaan penunjang : Kadar kreatinin serum diatas 6 mg/dl pada laki-laki,
4mg/dl pada perempuan, dan GFR 4 ml/detik.
c) Daftar Diagnosa
 Pre HD
 Risiko Ketidakseimbangan elektrolit
 kerusakan integritas kulit
 ansietas
 Intra HD
 Hambatan mobilitas fisik
 Nyeri akut
 Risiko Infeksi
 Risiko perdarahan
 Post HD
 Harga diri rendah : situasional
 Risiko infeksi
d) Intervensi Keperawatan
1.      Pre Hemodialisa
N Daftar
NOC NIC
o Diagnosa
1 Resiko -        Manajemen elektrolit
ketidaksei Keseimbang -   Lakukan dialisis jika perlu
mbangan an elektrolit -   Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet pembatasan natrium.
elektrolit dan asam -   Pantau hasil laboratorium yang relevan terhadap retensicairan (misalnya, pe
(00195) basa urine, peningkatan BUN, penuranan hematocrit dan peningkatan kadar osmolal
Domain -:        -   Observasi khususnya terhadap kehilangan cairan yang tinggi elektrolit (misa
nutrisi Keseimbang luka, pengisapan nasogastric, diaphoresis, dan drainasse ileustomi)
Kelas     : an cairan -   Laporkan abnormalitas elektrolit
hidrasi -        Hidrasi Pemantauan elektrolit
Definisi:B Setelah -   Observasi khususnya terhadap kehilangan cairan yang tinggi elektrolit (mis
eresiko dilakukan luka, pengisapan nasogastrik, diaforesis, draninase ileostomi)
mengalam tindakan -   Kaji ekstremitas atau bagian tubuh yang edema terhadap gangguan sirkulasi da
i keperawata -   Pantau secara teratur lingkar abdomen dan ekstremitas
perubahan n selama
kadar 1x24 jam Manajemen cairan
elektrolit pasien -   Pantau status hidrasi (misalnya, kelembapan membran mukosa, keadekuata
serum mampu darah ortostatik)
yang dapat untuk: -   Timbang berat badan setiap hari dan pantau kecenderungannya
menggang1.    -   Pertahankan keakuratan catatan asupan dan haluaran
gu Tercapainya -   Pantau indikasi kelebihan atau retensi cairan (misalnya crakcle, peningkatan C
kesehatan keseimbang kapiler paru, edema, distensi vena leher, dan asites), sesuai dengan keperluan
an elektrolit -   Berikan terapi IV, sesuai program
Faktor dan asam- -   Konsultasi ke dokter jika tanda dan gejala kelebihan volume cairan menetap ata
resiko basa, -   Pasang kateter urine, jika perlu
-      Defisiensi dengan -   Berikan cairan, sesuai dengan keperluan
volume indikator: Manajemen cairan/elektrolit
cairan -    Jumlah -   Identifikasi faktor terhadap bertambah buruknya dehidrasi (misalnya obat-obat
-      Kelebihan elektrolit program pengobatan)
volume serum -   Kaji adanya vertigo ataun hipotensi postural
cairan dalam batas -   Tentukan lokasi dan derajat edema
-      Gangguan normal -   Kaji komplikasi pulmonal atau kardiovaskular yang diindikasikan dengan pen
mekanism -    Tanda- nafas, peningkatan frekuensi nadi, peningkatan tekanan darah, bunyi jantun
e regulasi tanda vital suara nafas tidak normal.
(mis, seperti nadi -   Kaji efek pengobatan (misalnya steroid, diuretik, litium) pada edema
diabetes dan -   Berikan terapi IV sesuai program
insipidus, pernapasan Health Education:
sindrom dalam batas -    Ajarkan pasien tentang penyebab dan cara mengatasi edema;pembatasan diit;d
ketidaktep normal. dan efek samping obat yang digunakan
atan -    pH urine -    Anjurkan pasien untuk menginformasikan perawat bila haus
sekresi dalam batas Terapi intravena (IV)
hormon normal -   Observasi daerah pemasangan infus secara kontinyu
antidiureti 2.    -   Monitor tetesan infus
k) Tercapainya -   Hindarkan pasien dari trauma selama terapi IV
-      Muntah keseimbang -   Berikan posisi yang nyaman untuk pasien
-      Disfungsi an cairan, -   Kolaborasi dalam pemberian cairan IV
ginjal dengan Health education:
indikator: -   Anjurkan pasien untuk melaporkan ketidaknyamanan selama pemasangan terap
-   Tidak ada -   Anjurkan pasien melaporkan jika adanya nyeri dan bengkak pada daerah sekita
asites Pemantauan cairan
-   Tidak ada -   Kaji riwayat jumlah dan jenis intake cairan dan eliminasi
edema -   Pantau warna, jumlah dan frekuensi kehilangan cairan
perifer
-   Berat badan
dalam
keadaan
stabil
-  
Mempertah
ankan
output urine
yang sesuai
dengan usia
dan BB, BJ
urine
normal, HT
normal
3.   
Mempertah
ankan
hidrasi yang
adekuat,
dengan
indikator:
-    Tidak
mengalami
haus yang
tidak
normal
-   
Menunjukk
an hidrasi
yang baik
(membran
mukosa
lembab,
mampu
berkeringat)
-    Tidak ada
tanda-tanda
dehidrasi
-    Tidak
demam
2 Kerusakan -   Tissue NIC
Integritas Integrity : Pressure Management
Kulit Skin and -    Kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan terjadinya tekanan.
(00046) Mucous -    Hindari adanya lipatan pada tempat tidur.
Domain : Membranes -    Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.
keamanan/ -   Wound -    Lakukan mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali.
perlindung Healing : -    Monitor integritas kulit akan adanya kemerahan.
an primer dan -    Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan .
Kelas     : sekunder -    Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien.
cedera -    Monitor status nutrisi pasien.
fisik Setelah -    Mandikan pasien dengan sabun dan air hangat.
Definisi : dilakukan
Perubahan tindakan Healt Education
/gangguan keperawata -   Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar.
epidermis n selama 3
dan/atau x 24 jam
dermis kerusakan
integritas
Batasan kulit teratasi
karakterist dengan
ik kriteria
-      hasil :
Kerusakan -    Capilarry
pada refill < 3
lapisan detik
kulit -    Tidak ada
(dermis). pitting
edema
-     
-    Integritas
Kerusakan kulit yang
pada baik bisa
permukaa dipertahank
n kulit an (sensasi,
(epidermis elastisitas,
) temperatur,
hidrasi,
pigmentasi
Faktor-
faktor
yang
berubunga
n
-  Perubahan
status
cairan
-  Perubahan
tugor
-  Faktor
perkemba
ngan

Ketidaksei
mbangan
nurtisi
-  Gangguan
sirkulasi
-  Gangguan
status
metabolik
3 Ansietas -       Anxiety Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
(00146) control -   Gunakan pendekatan yang menenangkan
Kelas     -:        Coping -   Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
koping/tol -   Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
eransi Setelah -   Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
stres dilakukan -   Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
Domain : tindakan -   Dorong keluarga untuk menemani anak
respons keperawata -   Lakukan back / neck rub
koping n selama -   Dengarkan dengan penuh perhatian
Definsi : 1x24 jam -   Identifikasi tingkat kecemasan
Perasaan diharapkan -   Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
gelisah kecemasan -   Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
yang tak yang -   Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
jelas dari dirasakan -   Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
ketidaknya klien
manan berkurang
atau dengan
ketakutan Kriteria
yang Hasil :
disertai -  Klien
respon mampu
autonom mengidentif
(sumner ikasi dan
tidak mengungka
spesifik pkan gejala
atau tidak cemas
diketahui - 
oleh Mengidentif
individu); ikasi,
perasaan mengungka
keprihatin pkan dan
an menunjukka
disebabka n tehnik
n dari untuk
antisipasi mengontol
terhadap cemas
bahaya. -  Vital sign
Sinyal ini dalam batas
merupaka normal
n -  Postur
peringatan tubuh,
adanya ekspresi
ancaman wajah,
yang akan bahasa
datang dan tubuh dan
memungki tingkat
nkan aktivitas
individu menunjukka
untuk n
mengambi berkurangn
l langkah ya
untuk kecemasan
menyetuju
i terhadap
tindakan

Batasan
karakterist
ik
-  Gelisah
-  Insomnia
-  Resah
-  Ketakutan
-  Sedih
-  Fokus
pada diri

Kekhawati
ran
-  Cemas
e)
f)
g)
h) 2.    Intra Hemodialisa
N Daftar
NOC NIC
o Diagnosa
1 Nyeri Akut -       Pain Level, Pain Management
Kelas     : -       pain control, -   Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
Domain : -       comfort level frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Definisi : setelah -   Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Sensori yang dilakukan -   Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
tidak tindakan -   Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
menyenangkan keperawatan -   Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
dan selama 1x 24 -   Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakef
pengalaman jam masa lampau
emosional diharapkan -   Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
yang muncul nyeri -   Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu r
secara aktual berkurang dan kebisingan
atau potensial dengan -   Kurangi faktor presipitasi nyeri
kerusakan Kriteria Hasil: -   Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi da
jaringan atau -  Mampu -   Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
menggambarka mengontrol -   Ajarkan tentang teknik non farmakologi
n adanya nyeri (tahu -   Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
kerusakan penyebab -   Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
(Asosiasi Studi nyeri, mampu -   Tingkatkan istirahat
Nyeri menggunakan -   Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tida
Internasional): tehnik -   Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
serangan nonfarmakolog Analgesic Administration
mendadak atau i untuk -   Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat  nyeri sebelum pem
pelan mengurangi -   Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
intensitasnya nyeri, mencari -   Cek riwayat alergi
dari ringan bantuan) -   Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika
sampai berat -  Melaporkan satu
yang dapat bahwa nyeri -   Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
diantisipasi berkurang -   Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
dengan akhir dengan -   Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara tera
yang dapat menggunakan -   Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama
diprediksi dan manajemen -   Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
dengan durasi nyeri -   Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
kurang dari 6 -  Mampu
bulan. mengenali
nyeri (skala,
Batasan intensitas,
karakteristik : frekuensi dan
-    Laporan tanda nyeri)
secara verbal -  Menyatakan
atau non verbal rasa nyaman
-    Fakta dari setelah nyeri
observasi berkurang
-    Posisi antalgic -  Tanda vital
untuk dalam rentang
menghindari normal
nyeri
-    Gerakan
melindungi
-    Tingkah laku
berhati-hati
-    Muka topeng
-    Gangguan
tidur (mata
sayu, tampak
capek, sulit
atau gerakan
kacau,
menyeringai
-    Terfokus pada
diri sendiri
-    Fokus
menyempit
(penurunan
persepsi
waktu,
kerusakan
proses
berpikir,
penurunan
interaksi
dengan orang
dan
lingkungan)
-    Tingkah laku
distraksi,
contoh : jalan-
jalan, menemui
orang lain
dan/atau
aktivitas,
aktivitas
berulang-ulang
-    Respon
autonom
(seperti
diaphoresis,
perubahan
tekanan darah,
perubahan
nafas, nadi dan
dilatasi pupil)
-    Perubahan
autonomic
dalam tonus
otot (mungkin
dalam rentang
dari lemah ke
kaku)
-    Tingkah laku
ekspresif
(contoh :
gelisah,
merintih,
menangis,
waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkel
uh kesah)
-    Perubahan
dalam nafsu
makan dan
minum

Faktor yang
berhubungan :
-    Agen injuri
(biologi,
kimia, fisik,
psikologis)
2 Hambatan   Ambulasi Ambulasi
mobilitas fisik  Pergerakan1.      Kaji kebutuhan belajar klien
Definisi : Terkoordinasi2.      Kaji kebutuhan terhadap bantuan pelayanan kesehatan daari lembag
Keterbatasan   Mobilitas sakit dan alat kesehatan yang tahan lama
dalam 3.      Instrusikan klien untuk menyangga berat badannya
pergerakan Tujuan dan
4.      Instrusikan dan dukung klien untuk menggunakan trapeze at
fisik mandiri Kriteria Hasil: meningkatkan serta mempertahankan kekuatan ektremitas atas
dan terarah Setelah 5.      Instrusikan klien untuk memperhatikan kesejajaran tubuh yang benar
pada tubuh dilakukan 6.      Gunakan ahli terapi fisik dan okupasi sebagai suatu sumber un
atau satu tindakan perencanaan dan mempertahankan atau meningkatkan mobilitas
ektremitas atau keperawatan 7. 2       Gunakan sabuk penyongkong saat memberikan bantuan ambulasi atau
lebih. Tingkat x 24 jam
8.      Awasi sluruh upaya mobilitas dan bantu klien jika diperlukan
2 : mobilitas fisik HE
memerlukan teratasi dengan9.      Ajarkan dan dukung klien dalam latihan ROM aktif atau pasif untuk m
bantuan dari indicator : meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot
orang lain      Melakukan
untuk aktifitas 10.  Ajarkan dan bantu klien dalam proses berpindah (misalnya dari tempat
pertolongan, kehidupan 11.  Ajarkan tekhnik ambulasi dan berpindah yang aman
pengawasan sehari-hari
atau secara mandiri
pengajaran. dengan alat
Kelas : bantu misalnya
Domain : kursi roda
Batasan       Meminta
Karakteristik : bantuan untuk
  Penurunan aktifitas
waktu reaksi mobilisasi, jika
  Kesulitan diperlukan
membolak-       Menggunakan
balik posisi kursi roda
tubuh secara efektif
  Dispnea saat
beraktifitas
  Perubahan cara
berjalan
(misalnya
penurunan
aktifitas dan
kecepatan
berjalan,
kesulitan untuk
memulai
berjalan,
langkah kecil,
berjalan
dengan
menyeret kaki,
pada saat
berjalan badan
mengayuh ke
samping)
  Tremor yang
diinduksi oleh
pergerakan
  Ketidakstabilan
postur tubuh
(saat
melakukan
rutinitas
aktivitas
kehidupan
sehari-hari)
  Melambatnya
pergerakan
Faktor yang
berhubungan :
  Perubahan
metabolisme
sel
  Intoleran
aktivitas dan
penurunan
kekuatan dan
ketahanan
  Nyeri
  Gangguan
neuromuscular
  Kaku sendi atau
kontraktur
2 Resiko Infeksi -   Immune Infection Control (Kontrol infeksi)
(00004) Status -      Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
Domain   : -   Knowledge :-      Pertahankan teknik isolasi
keamanan/perli Infection -      Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
ndungan control -      Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
Kelas       : -    Risk control -      Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
infeksi -      Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
Definisi : Setelah -      Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petu
Peningkatan dilakukan -      Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencin
resiko tindakan -      Tingktkan intake nutrisi
masuknya keperawatan -      Berikan terapi antibiotik bila perlu
organisme dalam 1x24
patogen jam Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
diharapkan -       Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
Faktor-faktor klien terhindar-       Monitor hitung granulosit, WBC
resiko : dari resiko-       Monitor kerentanan terhadap infeksi
-       Prosedur infeksi dengan-       Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drain
Infasif Kriteria Hasil :-       Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
-        Trauma -  Klien bebas-       Laporkan kecurigaan infeksi
-        Kerusakan dari tanda dan
jaringan dan gejala infeksi
peningkatan -  Jumlah
paparan leukosit dalam
lingkungan batas normal
-        Agen farmasi
(imunosupresa
n)
-        Peningkatan
paparan
lingkungan
patogen
-       
Ketidakadekua
tan imum
buatan
-        Tidak adekuat
pertahanan
sekunder
(penurunan
Hb,
Leukopenia,
penekanan
respon
inflamasi)
-        Tidak adekuat
pertahanan
tubuh primer
(kulit tidak
utuh, trauma
jaringan,
penurunan
kerja silia,
cairan tubuh
statis,
perubahan
sekresi pH,
perubahan
peristaltik)
2. Risiko -   Status Pencegahan Perdarahan
Perdarahan sirkulasi -    Memonitor pasien secara ketat untuk perdarahan
(00206) -   Status -    Catatan tingkat hemoglobin / hematokrit sebelum dan sesudah kehi
Domain :
koagulasi yang ditunjukkanMemantau tanda-tanda dan gejala perdarahan yang
keamanan/perli
-   Prosedur memeriksa semua sekresi atau darah okultisme)
ndungan pengobatan -    Melindungi pasien dari trauma, yang dapat menyebabkan perdarahan
Kelas     :
-   Kontrol resiko -    Menginstruksikan pasien untuk meningkatkan asupan makanan yang k
cedera fisik -    Menginstruksikan pasien dan / atau keluarga pada tanda-tanda perd
Definisi : Setalah yang tepat (misalnya, memberitahukan perawat)
Beresiko dilakukan Perawatan Sirkulasi
mengalami tindakan -   Lakukan penilaian yang komprehensif dari sirkulasi perifer (misalny
penurunan keperawatan nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, dan suhu ekstremitas)
volume darah selama 1x24 -   Evaluasi edema dan tekanan perifer
yang dapatjam -   Turunkan ekstremitas untuk meningkatkan sirkulasi arteri, yang sesua
mengganggu diharapkan -   Ubah posisi pasien minimal setiap jam 2, yang sesuaiMendorong b
kesehatan klien tidak pasif atau aktif selama istirahat di tempat tidur, yang sesuai
mengalami -   Mempertahankan hidrasi yang adekuat untuk mencegah viskositas dar
Faktor resiko perdarahan -   Memantau Status cairan, termasuk intake dan output
-  Aneurisme dengan kriteria
-  Defisiensi hasil:
pengetahuan -    TTV dalam
-  Koagulopati batas normal
inheren  (mis., -    Adanya
trombositoenia pembentukan
) bekuan darah
-  Trauma -    Pengetahuan
-  Efeksamping mengenai
terkait terapi tindakan
pengobatan
yang dijalani
-    Resiko
perdarahan
dapat dikenali
i)
j)
k) 3.    Post Hemodialisa
Daftar
No NOC NIC
Diagnosa
1. Harga Diri -    Adaptasi Adaptasi
rendah : -    Support system -   Rencana memperkenalkan pertemuan aktivitas sehari-hari
situasional -    Manajemen -   Support system yang baik dari kelompok
(00120) perasaan -   Fasilitasi lingkungan dan kegiatan yang akan meningkatkan harga
Domain : Setelah dilakukan -   Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien
persepsi diri tindakan -   Membuat pernyataan positif tentang klien/apa yang sudah klien la
Kelas   : harga keperawatan Support system
diri selama 1x 24 jam -   Bantu klien mengenali keuntungan dan ketidakuntungan masin
Definisi : diharapkan support system
Perkembangan perasaan harga -   Fasilitasi teman yang bisa diajak kerjasama untuk membuat keput
persepsi negatif diri rendah klien -   Menjalani hubungan antara klien daan keluarga
tentang harga dapat berkurang Manajemen Perasaan
diri rendah dengan kriteria -    Pantau status fisik klien
sebagai respon hasil: -    Ajarkan klien dalam kemampuan membuat keputusan sebagai keb
terhadap situasi -   Klien dapat -    Gunakan dengan simple, konkret, belajar untuk berinteraksi de
saat ini (terapi) menyesuaikan disetujui klien.
dengan
Batasan kemampuan
karakteristik verbal
-  Evaluasi diri
bahwa individu
tidak mampu
menghadapi
peristiwa
-  Evaluasi diri
bahwa individu
tidak mampu
menghadapi
situasi
-  Ekspresi
ketidakberdaya
an

Faktor yang
berhubungan
-  Perubahan
perkembangan
-  Gangguan citra
tubuh
-  Gangguan
fungsional
-  Perubahan
peran sosial
2. Resiko Infeksi -   Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
(00004) -   Knowledge :-      Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
Domain   : Infection control -      Pertahankan teknik isolasi
keamanan/perli -    Risk control -      Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
ndungan -      Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
Kelas       : Setelah dilakukan-      Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
infeksi tindakan -      Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
Definisi : keperawatan -      Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan
Peningkatan dalam 1x24 jam-      Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung ke
resiko diharapkan klien-      Tingktkan intake nutrisi
masuknya terhindar dari-      Berikan terapi antibiotik bila perlu
organisme resiko infeksi
patogen dengan Kriteria Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
Hasil : -       Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
Faktor-faktor -  Klien bebas dari-       Monitor hitung granulosit, WBC
resiko : tanda dan gejala-       Monitor kerentanan terhadap infeksi
-       Prosedur infeksi -       Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, d
Infasif -  Jumlah leukosit-       Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
-        Trauma dalam batas-       Laporkan kecurigaan infeksi
-        Kerusakan normal
jaringan dan
peningkatan
paparan
lingkungan
-        Agen farmasi
(imunosupresan
)
-        Peningkatan
paparan
lingkungan
patogen
-       
Ketidakadekuat
an imum
buatan
-        Tidak adekuat
pertahanan
sekunder
(penurunan Hb,
Leukopenia,
penekanan
respon
inflamasi)
-        Tidak adekuat
pertahanan
tubuh primer
(kulit tidak
utuh, trauma
jaringan,
penurunan
kerja silia,
cairan tubuh
statis,
perubahan
sekresi pH,
perubahan
peristaltik)

DAFTAR PUSTAKA
Corwin, J. 2000. Buku Saku Pathofisiologi. EGC. Jakarta
Burrnert and Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2. EGC.
Jakarta
NANDA, Nursing Diagnosis: Definition and classification 2005-2006. NANDA
International Philadelphia
Jhonshon Marion, dkk. Nursing Outcomes Classification (NOC) second edition, by
mosby Year Book Inc. New York
Closkey and buckhek, 1996, Nursing Intervention Classification (NIC) second edotion by
Mosby Year Book, Inc. New York

Anda mungkin juga menyukai