“Jauhkanlah dirimu sejauh satu atau dua tombak dari orang yang berpenyakit
lepra”.
Dan:
“Larilah dari penderita lepra sebagaimana kamu lari dari harimau.” (HR.
Bukhari)
“Janganlah engkau masuk ke dalam suatu daerah yang sedang terjangkit
wabah, dan bila dirimu berada di dalamnya janganlah pergi meninggalkannya.” (HR.
Bukhari).
Hal ini dimaksudkan agar wabah tersebut tidak menyebar ke daerah lain, karena apabila
seseorang berada di daerah yang sedang terjangkit wabah maka kemungkinan besar ia
juga telah terserang infeksi yang dapat ia tularkan ke masyarakat sekitar.
2. PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
a) Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi penyakit dan determinan
yang mempengaruhi frekuensi penyakit pada kelompok manusia (Mac Mahon, B
& Pugh, T.F., 1970)
b) Epidemilogi adalah suatu studi tentang factor yang menentukan frekuensi dan
distribusi penyakit pada populasi manusia (Lowe C.R& Koestrzewski. J, 1973)
c) Epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan penyakit dan
ruda paksa pada populasi manusia (Mausner J. S & Bahn, 1974)
d) Epidemiologi adalah ilmu yng mempelajri distribusi penyakit atau keadaan
fisiologis pada penduduk dan determinan yang mempengaruhi distribusi tersebut
(Lilienfeld A.M & D. E Lilienfeld, 1980)
e) Epidemiologi ialah suatu studi tentang distribusi dan determinan penyakit pada
populasi manusia (Barker, D. J.P, 1982)
Dari batasan tersebut terdapat persaman yaitu semua menyatakan epidemiologi
ialah ilmu yang mempelajari distribusi frekuensi penyakit beserta determinannya,
hanya terdapat dua perbedaan yaitu tambahan fenomena fisiologis (Lilienfeld &
Lilienfeld) dan ruda paksa (Mausner & Bhan).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa epidemiologi ialah ilmu yang
mempelajari penyakit, ruda paksa, dan fenomena fisiologis tentang frekuensi
distribusi dan determinannya pada kelompok manusia.
Pengertian epidemiologi ditinjau dari berbagai aspek adalah:
a) Aspek Akademik
Secara akademik, epidemiologi berarti analisis dta kesehatan, social
ekonomi, dan kecenderungan yang terjadi untuk mengadakan identifikasi
dan interpretasi perubahan-perubahan keadaan kesehatan yang terjadi atau
akan terjdi dimasyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu.
b) Aspek Klinis
Epidemiologi berarti suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan
insidensi atau prevalensi melalui penemuan klinis atau laboratories pada
awal kejadian luar biasa atau timbulnya penyakit baru seperti, karsinoma
vagina pada gadis remaja atau AIDS yang awalnya ditemukan secara
klinisi.
c) Aspek Praktis
Epidemiologi dari aspek praktis adalah ilmu yang ditujukan pada upaya
pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok atau
masyarakat umum.
Dalam hal ini, penyebab penyakit tidak harus diketahui secara pasti, tetapi
diutamakan pada cara penularan, infetivitas, menghindarkan agen yang
diduga sebagai penyebab, toksin atau lingkungan dan membentuk
kekebalan untuk menjamin kesehatan manusia.
3. KONSEP EPIDEMIOLOGI
Konsep-konsep epidemiologi yang masih berlaku saat ini adalah antara lain:
a) Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit
b) Penggunaan data kuantitatif dan statistic
c) Penularan penyakit
d) Eksprimen pada manusia
4. TUJUAN EPIDEMIOLOGI
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam mempelajari
epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi distribusi dan determinan penyakit atau
fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Data yang diperoleh dapat
digunakan untuk memperoleh informasi tentang penyebab penyakit, misalnya:
a) Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa akibat
keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan makanan yang
tercemar dan menemukan penyebabnya.
b) Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan antara
karsinoma paru-paru dengan asbes.
c) Menetukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaabn hewan konsisten
dengan data epidemiologis. Misalnya, percobaan tentang terjadinya karsinoma
kandung kemih pada hewan yang diolesi tir. Untuk mengetahui apakah hasil
percobaan hewan konsisten dengan kenyataan pada manusia, dilakukan analisis
terhadap semua penderita karsinoma kandung kemih lebih banyak terpajan oleh
rokok dibandingkan dengan bukan penderita.
d) Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menyusun perencanaan, penanggulangan masalah kesehatan, serta menentukan
prioritas masalah kesehatan masyarakat; misalnya:
Data frekuensi distribusi berbagai penyakit yang terdapat dimasyarakat
dapat digunakan untuk
menyusun rencana kebutuhan pelayanan kesehatan disuatu wilayah dan
menentukan prioritas masalah.
Bila dari hasil penelitian epidemiologis diperoleh bahwa insidensi tetanus
neonatorum disuatu wilayah cukup tinggi maka data tersebut dapat
digunakan untuk menyusun strategi yang efektif dan efisien dalam
menggulangi masalah tersebut, misalnya dengan mengirirm petugas
lapangan untuk memberikan penyuluhan pada ibu-ibu serta mengadakan
imunisasi pada ibu hamil.
5. MANFAAT EPIDEMIOLOGI
dari batasan dan ruang lingkup pengertiannya , maka epidemiologi sebagai kumpulan
metoda pengamatan yang mencakup berbagai bidang ilmu juga mempunyai manfaat yang
cukup luas, terutama dalam ilmu kesehatan masyarakat maupun ilmu kedokteran pada
umumnya. Meskipun demikian manfaat utama epidemiologi pada hakekatnya secara
garis besarnya dapat epidemiologi pada hakekatnya secara garis besarnya dapat
dikelompokkan antara lain sebagai berikut:
a) Untuk mengenali dan memahami penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Sesuai
dengan batasannya ,maka epidemiologi bermanfaat untuk dapat menguraikan dan
memahami proses terjadinya dan penyebarannya penyakit dan masalah kesehatan,
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b) Untuk melengkapi ‘body of knowledge’ dan ‘riwayat ilmiah penyakit’. Suatu
pengamatan epidemiologis hendaknya selalu merupakan upaya ‘penelitian’ yang
hasilnya diharapkan akan dapat lebih melengkapi ‘ riwayat alamiah penyakit’
yang sekaligus juga merupakan ‘body of knowledge’ dari penyakit atau masalah
kesehatan yang bersangkutan.
c) Untuk dapat diaplikasikan dalam upaya pengendalian dan penanggulangan
penyakit atau maslah kesehatan. Segala upaya untuk selalu lebih melengkapi
pemahaman kita tentang ‘riwayat alamiah penyakit’ tidak lain maksudnya adalah
agar kita dapat menemukan jalan keluar dalam upaya menanggulangi masalah
penyakit tadi.
Trias epidemiologi atau segitiga epidemiologi adalah suatu konsep dasar epidemiologi
yang menggambarkan tentang hubungan tiga faktor utama yang berperan dalam
terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Tiga faktor tersebut adalah host
(penjamu), agent (agen, faktor penyebab), dan environment (lingkungan).
Host adalah manusia atau makhluk hidup lainnya, termasuk burung dan antropoda yang
menjadi tempat terjadinya proses alamiah perkembangan pernyakit. Yang termasuk
dalam faktor penjamu, yaitu usia, jenis kelamin, ras/etnik, anatomi tubuh, status gizi,
sosial ekonomi, status perkawinan, penyakit terdahulu, life style, hereditas, nutrisi, dan
imunitas. Faktor-faktor ini mempengaruhi risiko untuk terpapar sumber infeksi serta
kerentanan dan resistensi manusia terhadap suatu penyakit atau infeksi.
Host atau penjamu memiliki karateristik tersendiri dalam menghadapi ancaman penyakit,
antara lain:
a) Imunitas
Kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon immunologis, dapat
secara alamiah maupun perolehan (non-alamiah), sehingga tubuh kebal terhadap
suatu penyakit tertentu. Selain mempertahankan diri, pada jenis-jenis penyakit
tertentu mekanisme pertahanan tubuh dapat menciptakan kekebalan tersendiri.
Misalnya campak, manusia mempunyai kekebalan seumur hidup, mendapat
immunitas yang tinggi setelah terserang campak, sehingga seusai kena campak
sekali maka akan kebal seumur hidup.
b) Resistensi
Kemampuan dari pejamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi. Terhadap suatu
infeksi kuman tertentu, manusia mempunyai mekanisme pertahanan tersendiri
dalam menghadapinya.
c) Infektifnes (infectiousness)
Potensi pejamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit kepada orang lain.
Pada keadaan sakit maupun sehat, kuman yang berada dalam tubuh manusia dapat
berpindah kepada manusia dan sekitarnya.
Agent adalah suatu unsur, organisme hidup atau infektif yang dapat menyebabkan
terjadinya suatu penyakit. (M.N Bustan: 2006). Agen tersebut meliputi agen biologis,
kimia, nutrisi, mekanik, dan fisika. Agen biologis bersifat parasit pada manusia, seperti
metazoan, protozoa, jamur, bakteri, ricketsia, dan virus. Agen kimia meliputi pestisida,
asbes, CO, zat allergen, obat-obatan, limbah industri, dll. Agen nutrisi meliputi
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air yang jika kekurangan atau
kelebihan zat-zat tersebut, maka dapat menimbulkan penyakit. Agen mekanik meliputi
friksi yang kronik, misalnya kecelakaan, trauma organ yang menyebabkan timbulnya
sakit, dislokasi (payah tulang), dll.
Seperti halnya dengan host, agen juga memiliki karakteristik, yaitu (M.N Bustan: 2006):
a) Infekstivitas
Kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan dari
penjamu untuk mampu tinggal dan berkembang biak (multiply) dalam jaringan
pejamu. Umumnya diperlukan jumlah tertentu dari suatu mikroorganisme untuk
mampu menimbulkan infeksi terhadap penjamunya. Dosis infektifitas minimum
(minimum infectious dose) adalah jumlah minimal organisma yang dibutuhkan
untuk menyebabkan infeksi. Jumlah ini berbeda antara berbagai species mikroba
dan antara individu.
b) Patogenesitas
Kesanggupan organisme untuk menimbulkan suatu reaksi klinik khusus yang
patologis setelah terjadinya infeksi pada penjamu yang diserang. Dengan
perkataan lain, jumlah penderita dibagi dengan jumlah orang yang terinfeksi.
Hampir semua orang yang terinfeksi dengan dengan virus smallpox menderita
penyakit (high pathogenicity), sedangkan orang yang terinfeksi poliovirus tidak
semua jatuh sakit (low pathogenicity).
c) Virulensi
Kesanggupan organisme tertentu untuk menghasilkan reaksi patologis yang berat
yang selanjutnya mungkin menyebabkan kematian. Virulensi kuman
menunjukkan beratnya (severity) penyakit.
d) Toksisitas
Kesanggupan organisme untuk memproduksi reaksi kimia yang toksis dari
substansi kimia yang dibuatnya. Dalam upaya merusak jaringan untuk
menyebabkan penyakit berbagai kuman mengeluarkan zat toksis.
e) Invasitas
Kemampuan organisme untuk melakukan penetrasi dan menyebar setelah
memasuki jaringan.
f) Antigenisitas
Kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi immunologis dalam penjamu.
Beberapa organisma mempunyai antigenisitas lebih kuat dibanding yang lain. Jika
menyerang pada aliran darah (misalnya virus measles) akan lebih merangsang
immunoresponse dari yang hanya menyerang permukaan membrane (misalnya
gonococcus).
Faktor environment (lingkungan) adalah bagian dari trias epidemiologi. Faktor ini
memiliki peranan yang sama pentingnya dengan dua faktor yang lain. Faktor lingkungan
meliputi lingkungan fisik, biologi, sosial-ekonomi, topografi dan georafis. Lingkungan
fisik seperti kondisi udara, musim, cuaca, kandungan air dan mineral, bencana alam, dll.
Lingkungan biologi meliputi hewan, tumbuhan, mikroorganisme saprofit, dsb.
Lingkungan sosial-ekonomi yang juga mempengaruhi, yaitu kepadatan penduduk,
kehidupan sosial, norma dan budaya, kemiskinan, ketersediaan dan keterjangkauan
fasilitas kesehatan, dll.
a. Perubahan Lingkungan
b. Perubahan Agent
Contohnya peningkatan virulensi agent, terdapat agent baru, jumlah agent bertambah, dan
mutasi agent.
c. Perubahan Host
7. PRINSIP EPIDEMIOLOGI
a) Mempelajari sekelompok manusia
b) Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang ditentukan pada
sekelompok wanita yang dinyatakan dengan angka frekuensi baik absolute
maupun ratio
c) Menunjukkan banyaknya masalah kesehatan menurut keadaan tertentu misalnya
keadaan waktu,tempat dan orang
d) Merupakan rangkaian kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mengkaji masalah-
masalah kesehatan sehingga diperoleh informasi yang jelas dari masalah tersebut
8. MACAM-MACAM PENYAKIT PADA EPIDEMIOLOGI
a) Penyakit Menular/Penyakit Infeksi
Penyakit kulit
Cacar air (Chicken Pox)
Parainfluenza
Demam Berdarah
Penyakit Kelamin
HIV/AIDS
TBC
b) Penyakit Tidak Menular/Noninfeksi
sariawan, batuk, sakit perut, demam, hipertensi, DM, obesitas, osteoporosis,
depresi, RA, keracunan, dsb.
9. PENYEBARAN PENYAKIT PADA EPIDEMIOLOGI
a) Pre Patogenesis
Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit, tetapi
interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar
tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh. Pada keadaan ini belum
ditemukan adanya tanda-tanda penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat
dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat.
b) Tahap inkubasi (sudah masuk Patogenesis)
Pada tahap ini bibit penyakit masuk ke tubuh penjamu, tetapi gejala-gejala
penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang
berbeda. Kolera 1-2 hari, yang bersifat menahun misalnya kanker paru, AIDS dll.
c) Tahap penyakit dini
Tahap ini mulai dihitung dari munculnya gejala-gejala penyakit. pada tahap ini
penjamu sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan aktifitas
sehari-hari. Bila penyakit segera diobati mungkin bisa sembuh tetapi jika tidak
bisa bertambah parah. Hal ini terganting daya tahan tubuh manusia itu sendiri,
seperti memperbaiki pola makan, istirahat dan perawatan yang baik di rumah (self
care).
d) Tahap penyakit lanjut
Bila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak diobati atau pengobatan
yang tidak teratur atau tidak memperhatikan anjuran-anjuran yang diberikan pada
penyakit sejak dini, maka penyakit masuk pada tahap lanjut. Penjamu terlihat tak
berdaya dan tak sanggup lagi melakukan aktifitas. Tahap ini penjamu
memerlukan perawatan dan pengobatan yang intensif.
e) Tahap penyakit akhir
Tahap akhir dibagi menjadi 5 keadaan :
Sembuh sempurna (bentuk dan fungsi tubuh penjamu kembali berfungsi
seperti keadaan sebelumnya atau bebas dari penyakit)
Sembuh tapi cacat , penyakit penjamu berakhir atau bebas dari penyakit,
tapi kesembuhannya tak sempurna, karena terjadi cacat (fisik, mental
maupun sosial) dan sangat tergantung dari serangan penyakit terhadap
organ-organ tubuh penjamu.
Karier , pada karier perjalanan penyakit seolah terhenti karena gejala
penyakit tak tampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu masih terdapat bibit
penyakit yang pada suatu saat bila daya tahan tubuh penjamu menurun
akan dapat kambuh kembali. Keadaan ini tak hanya membahayakan
penjamu sendiri, tapi dapat berbahaya terhadap orang lain atau
masyarakat, karena dapat menjadi sumber penularan penyakit (human
reservoir).
Kronis , pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti, tapi gejala-
gejala penyakit tidak berubah. Dengan kata lain tidak bertambah berat
maupun ringan. Keadaan ini penjamu masih tetap berada dalam keadaan
sakit.
Meninggal , Apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tak dapat
diobati lagi, sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena penjamu
meninggal dunia. Keadaan ini bukanlah keadaan yang diinginkan.
REFERENSI
Syafrudin, dkk. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta.
Penerbit: Trans Info Media
http://adtyasetyawan.files.wordpress.com/2009/01/macam-macam-epidemiologi.pdf diakses
tanggal 20 Juni 2010.
http://www.docstoc.com/docs/36710914/riwayat-alamiah-penyakit. diakses tanggal 20 juni 2010.
http://softnesslight.blogspot.co.id/2011/07/trias-epidemiologi-dan-variabel.html