Anda di halaman 1dari 6

1. "Ya Rasul, siapakah orang yang harus aku hormati di dunia ini.

" Rasul menjawab,


"Ibumu." Kemudian dia bertanya lagi, "Lalu siapa?" Rasul menjawab, "Ibumu."
"Kemudian lagi, ya Rasul," tanya orang itu. "Rasul menjawab, "Ibumu." Lalu, laki-
laki itu bertanya lagi; "Kemudian, setelah itu siapa, ya Rasul?" "Bapakmu," jawab
Rasulullah.`

Dari hadits tersebut secara jelas, kita semua wajib menghor mati lebih tinggi sosok
ibu di dunia ini. itulah pen ting nya setiap anak memberikan rasa hormat dan patuh ke
pa da kedua orang tuanya, terutama ibunya. Sebab, kasih sa yang yang diberikan
seorang ibu, melebihi sayangnya terha dap yang lain. Mereka rela berkorban
segalanya demi si buah hati yang dicintainya. Mereka rela merasakan panasnya ma ta
hari di siang hari, dan dingin di waktu malam, tanpa pernah lelah untuk melindungi
anak–anak dan keluarganya.

2. Persalinan normal adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu pada usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) tanpa diserai adanya
penyulit. (APN, 2008)POGI. 2008 . Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR

3. Persalinan dibagi menjadi tiga kala yaitu:

1. Kala satu yang merupakan stadium dilatasi serviks; kala satu berlangsung mulai
dari onset persalinan hingga dilatasi serviks yang lengkap

2. kala dua yang merupakan stadium ekspulsi ; kala dua berlangsung mulai dari
dilatasi lengkap serviks hingga pelahiran bayi

3. kala tiga yang merupakan stadium pelepasan dan pelahiran plasenta; kala tiga
berlangsung dari saat pelahiran bayi hingga plasenta dan selaput ketuban

4.kontraksi, nyeri di punggung, sering buang air kecil, keluar darah bercampur lendir,
dan pecahnya selaput ketuban

Sumber: http://ibuhamil.com/diskusi-umum/15530-sinyal-melahirkan-normal.html
Like us: IbuHamil.com on Facebook - @infoibuhamil on Twitter

1.PASSAGE (JALAN LAHIR)

 Adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina.
 Agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan,
maka jalan lahir tersebut harus normal
 Rongga-rongga panggul yang normal adalah : pintu atas panggil hampir
berbentuk bundar, sacrum lebar dan melengkung, promontorium tidak
menonjol ke depan, kedua spina ischiadica tidak menonjol kedalam, sudut
arcus pubis cukup luas (90-100), ukuran conjugata vera (ukuran muka
belakang pintu atas panggul yaitu dari bawah simpisis ke promontorium) ialah
10-11 cm, ukuran diameter transversa (ukuran melintang pintu atas panggul)
12-14 cm, diameter oblique (ukuran sserong pintu atas panggul) 12-14 cm,
pintu bawah panggul ukuran muka melintang 10-10,5 cm.
 Jalan lahir dianggap tidak normal dan kemungkinan dapat menyebabkan
hambatan persalinan apabila : panggul sempit seluruhnya, panggul sempit
sebagian, panggul miring, panggul seperti corong, ada tumor dalam panggul
 Dasar panggul terdiri dari otot-otot dan macam-macam jaringan, untuk
dapat dilalui bayi dengan mudah jaringan dan otot-otot harus lemas dan mudah
meregang, apabila terdapat kekakuan pada jaringan, maka otot-otot ini akan
mudah ruptur.
 Kelainan pada jalan lahir lunak diantaranya disebabkan oleh serviks yang
kaku (pada primi tua primer atau sekunder dan serviks yang cacat atau
skiatrik), serviks gantung (OUE terbuka lebar, namun OUI tidak terbuka),
serviks konglumer (OUI terbuka, namun OUE tidak terbuka), edema serviks
(terutama karena kesempitan panggul, sehingga serviks terjepit diantara kepala
dan jalan lahir dan timbul edema), terdapat vaginal septum, dan tumor pada
vagina.
2.聽 POWER (KEKUATAN)

 Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his
atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu
 Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh
adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim
 His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan
 Kontraksi adalah gerakan memendek dan menebalnya otot-otot rahim yang
terjadi diluar kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian syaraf simpatik
 Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap setelah
adanya kontraksi
 His yang normal adalah timbulnya mula-mula perlahan tetapi teratur,
makin lama bertambah kuat sampai kepada puncaknya yang paling kuat
kemudian berangsur-angsur menurun menjadi lemah
 His tersebut makin lama makin cepat dan teratur jaraknya sesuai dengan
proses persalinan sampai anak dilahirkan
 His yang normal mempunyai sifat : kontarksi otot rahim mulai dari salah
satu tanduk rahim, kontraksi bersifat simetris, fundal dominan yaitu menjalar
ke seluruh otot rahim, kekuatannya seperti memeras isi rahim, otot rahim yang
berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga terjadi retraksi dan
pembentukan segmen bawah rahim, bersifat involunter yaitu tidak dapat diatur
oleh parturient,
 Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder yang
berperan dalam persalinan, tenaga ini digunakan pada saat kala 2 dan untuk
membantu mendorong bayi keluar, tenaga ini berasal dari otot perut dan
diafragma. Meneran memberikan kekuatan yang sangat membantu dalam
mengatasi resistensi otot-otot dasar panggul
 Persalinan akan berjalan normal, jika his dan tenaga meneran ibu baik
 Kelainan his dan tenaga meneran dapat disebabkan karena
hypotonic/atonia uteri dan hypertonic/tetania uteri
kelainan kekuatan his dan meneran, dapat disebabkan oleh :

1). Kelainan kontraksi rahim

 inersia uteri primer dan sekunder


 tetania uteri dapat mengakibatkan partus presipitatus, asfiksia intrauterin
sampai kematian janin dalam rahim
 inkoordinasi kontraksi otot rahim yang disebabkan karena usia terlalu tua,
pimpinan persalinan salah, induksi perrsalinan, rasa takut dan cemas
2). Kelainan tenaga meneran

 Kelelahan
 Salah dalam pimpinan meneran pada kala 2
3.聽 PASSANGER

 Passenger terdiri dari janin dan plasenta


 Janin merupakan passanger utama, dan bagian janin yang paling penting
adalah kepala, karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90%
bayi dilahirkan dengan letak kepala
 Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger adalah
kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan
kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun letak sungsang
4.聽 PSYCHE (PSIKOLOGIS)

 Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi penyebab


lamanya persalinan, his menjadi kurang baik, pembukaan menjadi kurang
lancar
 Menurut Pritchard, dkk perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama
yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh terhadap
kontraksi rahim dan dilatasi serviks sehingga persalinan menjadi lama.
Peran Perawatan Dalam Persalinan

Dalam perawatan persalinan ada beberapa pemenuhan kebutuhan secara fisik dan
psikologis ibu selama persalinan (Sumarah, dkk, 2009):

1. Kebutuhan fisik

a. kebersihan dan kenyamanan ibu dalam inpartu akan merasa sangat panas dan
berkeringat oleh karena itu ibu akan membutuhkan kesempatan untuk mandi atau
bersiram, hal ini dapat dilakukan bila ibu masih memungkinkan untuk berjalan. Tetapi
bagi ibu yang sudah tidak mungkin untuk melakukan, maka peran bidan dan keluarga
untuk membantunya dengan dengan menyeka dengan waslap yang dibasahi dengan
air dingin pada muka, leher dan tangan serta bagian kemaluan dibersihkan dengan
kapas lembab. Demikian juga baju yang basah karena keringat atau air ketuban perlu
diganti dengan yang bersih. Mulut dapat disegarkan dengan kumur-kumur atau gosok
gigi.

b. Posisi ialah dalam kehamilan ibu sudah aktif berproses dalam menghadapi
persalinan misalnya ibu sudah senam, latihan jalan-jalan, jongkok, ibu akan
menggunakan posisi tidur senyaman mungkin yang telah dilakukan selama kehamilan
seperti jongkok, merangkak atau berdiri.
Hal ini akan meningkatkan keinginan merubah posisi pada saat persalinan karena
sudah dilatih pada saat hamil. Hal ini juga merupakan satu upaya untuk mengatasi
kontraksi bila dibandingkan dengan ibu yang tidak pernah melatih pada saat hamil.
Tempat tidur untuk persalinan dirancang secara khusus yang dapat diubah-ubah
sesuai dengan kebutuhan. Posisi alternatif yang digunakan dalam persalinan adalah
menghindari posisi telentang, ibu berusaha untuk menggunakan posisi senyaman
mungkin.

c. kontak fisik ialah selama proses persalinan ibu tidak suka dengan
bercakap-cakap tetapi ibu akan merasa nyaman dengan kontak fisik. Keluarga
hendaknya didorong untuk mau berpegangan tangan, menggosok-gosok
punggungnya, menyeka wajahnya dengan air dingin menggunakan waslap atau
dengan mendekapnya atau mengelus-elus perutnya, memijat kaki atau teknik-teknik
lain yang Serupa. bila memungkinkan dilakukan ransangan pada puting susu dan
klitoris untuk mendorong pelepasan oksitosin dan kelenjar pituitrin yang akan
merangsang kontraksi menjadi semakin kuat, secara alamiah. Keluarga didorong
untuk membantu merubah posisi tidur ibu. Bidan hendaknya peka akan keinginan
pasangan dan menghormatinya.

d. Pijatan ialah ibu yang mengeluh sakit pinggang atau nyeri selama
persalinan mungkin merasa pijatan akan sangat meringkan keluhan. Bidan/
keluarga dapat melakukan pijatan melingkar di daerah lumbosarkalis, menekan
daerah lutut dengan posisi ibu duduk, atau mengelus-elus di daerah perut.

e. Perawatan kandung kemih ialah keinginan untuk berkemih pada ibu inpartu sering
terganggu dengan adanya kontraksi, oleh karena itu pengamatan terhadap kandung
kemih haruslah diperhatikan karena dapat menghambat turunnya bagian terendah
janin dan kontraksi uterus. Setiap 4 jam kandung kemih harus dikontrol dan
diupayakan ibu dapat kencing sendiri dengan mencoba untuk kencing di pispot
dengan disiram dengan air dingin atau diransang dengan membuka kran agar
meransang ibu untuk ingin kencing.

2. kebutuhan Psikologi Ibu yaitu pada ibu hamil terjadi perubahan psikologi, demikian
juga pada ibu bersalin. Perubahan psikologi pada ibu bersalinan merupakan hal yang
wajar, hampir semua ibu mengalaminya tergantung kepekaan dari setiap individu.
Meskipun demikian ibu memerlukan bimbingan dari keluarga dan petugas penolong
persalinan, agar ibu dapat menerima keaadaan yang terjadi dan dapat memahami
sehingga ibu dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Pada ibu bersalin
sering merasa cemas, memikirkan hal-hal yang akan terjadi antara lain perasaan
sakit, takut menghadapi persalinan, penolongnya sabar tidak, apakah anaknya cacat.
Banyak pikiran yang menghantui selama persalinan. Hal ini dapat menambah rasa
sakit, oleh karena itu ibu bersalin memerlukan teman/ pendamping selama
persalinan.

Penelitian menunjukkan bahwa kehadiran seorang pendamping pada saat persalinan


dapat menimbulkan efek positif terhadap persalinan yang dapat menurunnya
persalinan dengan tindakan. Jika persalinannya adalah persalinan pertama, pasien
tersebut mungkin merasa cemas dan mengkhawatirkan bagaimana harus bersikap
sekalipun sudah mempersiapkan dengan baik sebelumnya. Bahkan bagi ibu yang
sudah mengalami persalinan, setiap persalinan mungkin merupakan peritiwa yang
berbeda, hampir dapat dipastikan bahwa ia akan menemui paling beberapa dokter
yang baru. Tanpa tergantung pada pengalaman pasien sebelumnya apakah ia adalah
pasien, bidan atau dokter, kita harus memastikan bahwa pasien memahami apa yang
tengah terjadi dalam proses persalinan, perawatan secara umum yang dapat
diberikan antara lain: (Farrer, 2001)

a. Kenyamanan yaitu Ranjang harus dijaga agar tetap kering, Cairan ketuban dapat
mengalir terus. Perawatan mulut perlu diperhatikan, khususnya jika asupan cairan per
oral dibatasi. Pasien akan berterima kasih jika tangan serta wajahnya sering
dibersihkan, dan pembasuhan vulva dilakukan setiap 4 jam sekali. Nyeri punggung
sering dikeluhkan, keluhan ini dapat diredakan dengan mengurut secara perlahan tapi
kuat dari dasar tulang belakang. Penggunaan bantal keras (bukan bantal biasa)
semakin populer sebagai sarana yang efektif untuk menyangga punggung selama
persalinan.

b. Aktivitas yaitu biasanya ibu hamil dianjurkan untuk berjalan-jalan sampai proses
persalinannya memasuki stadium dimana ibu, lebih aman atau nyaman berbaring
ditempat tidur. Bentuk-bentuk kegiatan untuk menghilangkan kebosanan atau
mengalihkan perhatian seperti membaca atau merajut dapat dianjurkan, atau dapat
memperbaiki teknik-teknik relaksasi pernapasan.

c. Cairan yaitu catatan asupan dan keluaran cairan terus dibuat selama proses
persalinan. Dianjurkan agar pasien minum sedikit-sedikit tapi sering, jenis minuman
yang dianjurkan adalah cairan yang jernih tanpa soda, misalnya air putih, minuman
yang mengandung glukosa, sari buah, sekitar 75 ml per jam. Cairan infus biasanya
baru diberikan jika asupan cairan terganggu seperti pada keadaan muntah-muntah
atau keluaran urinenya jelek.

d. Mikturisi yaitu keluaran urine harus dicatat. Ibu hamil harus dianjurkan untuk
mengosongkan kandung kemihnya paling tidak setiap 2 jam sekali, karena kandung
kemih yang penuh dapat menghalangi kerja uterus dan memenuhi rongga panggul.
Katerisasi hanya dilakukan jika ibu hamil tidak mampu buang air kecil dan setelah
tindakan keperawatan yang lazim sudah dicoba. Semua urine yang dikeluarkan
selama persalinan harus dikumpulkan untuk pemerikasan aseton dan protein. Jika
terlihat renik protein pada stick test, urine tersebut didihkan. Pereklamsia dapat

muncul untuk pertama kali pada saat ibu hamil dalam proses persalinan.

e.Makanan yaitu penyerapan makanan dari lambung dan usus akan mengalami
pelambatan yang cukup berarti selama persalinan. Makanan padat biasanya tidak
boleh diberikan selama persalinan. Sebagai penggantinya dianjurkan makanan cair,
berbentuk jeli atau lunak. Biasanya selera makan ibu hanya terhadap jenis-jenis
makanan ringan.

Simpulan

Bahwa dalam suatu persalinan dibutuhkan suatu persiapan dan perawatan yang
sangat baik dari ibu primipara dan multipara agar dapat melakukan persalinan yang
lancar begitu juga bagi keluarga

Saran
Dalam pelayanan keperawatan baik keperawatan komunitas maupun keperawatan
maternitas perlu dipertimbangkan dilakukannya penyuluhan bagi ibu bersalin dalam
upaya mengatasi masalah yang berhubungan dengan persalinan serta faktor yang
mempengaruhinya. Informasi yang diberikan akan menggantikan ketidaktahuan
ataupun memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perubahan-perubahan
yang mempengaruhi fisik maupun psikologisnya.

Daftar Pustaka

Bobak, ledermilk Jensen. (2004). keperawatan maternitas. Jakarta: Buku Kedokteran,


EGC

Farrer , Helen. (2001). perawatan maternitas, Jakarta: Yasmin asih-Edisi 2, EGC

Kusmiyati, yuni, dkk. (2009). perawatan ibu hamil. Yogyakarta: Fitramaya

Maryunani, anik. (2010). Perawatan dan pasca persalinan, dikutip dari


situs http://www.citrajorney.wordpress.com/2009/06/02

Manuaba, I.B.G.  (2008). ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga


berencana untuk pendidikan bidan, Jakarta: Buku Kedokteran, EGC

Pemny Simkin, Aneheta.  2005, buku saku persalinan, Jakarta: Buku Kedokteran


yuyun yuningsih, EGC

Musbikin, imam. (2006). Persiapan menghadapi persalinan. Jakarta: Buku Kedokteran


Yuyun Yuningsih, EGC

Sumarah, dkk. (2009). perawatan persalinan, Yogyakarta: Fitramaya

5.

Anda mungkin juga menyukai