Oleh:
VIRGO MANDALA PUTRA
NIM. 2019.C.11a.1033
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I TINJAUAN PUSTAKA......................................................................1
1.1 Konsep Dasar Kehamilan..................................................................1
1.1.1 Definisi...........................................................................................1
1.1.2 Anatomi Fisiologi..........................................................................1
1.1.3 Etiologi...........................................................................................7
1.1.4 Klasifikasi......................................................................................7
1.1.5 Patofisiologi...................................................................................8
1.1.6 Manifestasi.....................................................................................9
1.1.7 Komplikasi.....................................................................................13
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang.................................................................14
1.1.9 Penatalaksanaan Medis..................................................................15
1.2 Konsep Dasar Antenatal Care (ANC)...............................................16
1.2.1 Definisi...........................................................................................16
1.2.2 Tujuan ANC...................................................................................16
1.2.3 Tempat Pelayanan ANC................................................................16
1.2.4 Langkah-langkah dalam perawatan kehamilan ANC....................17
1.2.5 Kebijakan Kunjungan ANC...........................................................20
1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan....................................................21
1.3.1 Pengkajian......................................................................................21
1.3.2 Diagnosa........................................................................................27
1.3.3 Intervensi.......................................................................................29
1.3.4 Implementasi..................................................................................33
1.3.5 Evaluasi..........................................................................................33
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN............................................................34
SAP...................................................................................................................47
LEAFLET........................................................................................................54
iii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................55
iv
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1
Memproduksi kolostrum, sekresi cairan yang berwarna kuning yang kaya
akan antibodi, yang mulai diproduksi pada akhir minggu 16 kehamilan.
2
Pertumbuhan uterus, dapat dipalpasi di atas simpisis pubis pada
kehamilan 12–14 minggu. Setelah 4 bulan kehamilan, kontraksi uterus
dirasakan pada dinding abdomen (Braxton Hicks sign) dengan ciri:
kontraksi/mulas ireguler/tidak teratur, kontraksi tidak terasa sakit yang
terjadi berselang seling selama kehamilan. Ujung servix lembut (goodell
sign), tanda ini terjadi karena peningkatan vaskularisasi, hiperplasi,
hipertropi. Gerakan pasif fetus yang tidak terikat (ballotement). Gerakan
bayi (quickening) biasanya sulit dibedakan dari peristaltik.
c. Vagina dan vulva
Pada vagina dan vulva terjadi peningkatan vaskularisasi menghasilkan
warna ungu kebiru–biruan pada mukosa vagina dan cervix (chadwick sign).
Leukorrhea adalah lendir putih kental, cairan yang kental dan banyak ini
terjadi karena respon rangsangan serviks oleh progesteron & estrogen.
Kondisi pH sekresi vagina berkisar 3,5–6 selama kehamilan. pH vagina
yang asam dapat menghambat pertumbuhan bakteri namun candida albicans
dapat tumbuh pada pH asam ini. Hal ini yang menyebabkan ibu hamil
berisiko terjadi kandidiasis.
d. Sistem kardiovaskuler
Hemodelusi (volume darah meningkat 40–50%, volume plasma
meningkat, hemoglobin menurun) atau anemia fisiologis kehamilan.
Peningkatan volume darah mengakibatkan peningkatan curah jantung
sehingga jantung memompa dengan kuat dan terjadi sedikit dilatasi.
Progesteron menimbulkan relaksasi otot polos dan dilatasi pembuluh
darah yang akan mengimbangi peningkatan kekuatan jantung sehingga
tekanan darah mendekati normal dan mudah terjadi hipotensi supinasio
karena vena cava inferior tertekan oleh isi uterus. Tekanan pada vena iliaka
dan vena cava inferior oleh uterus menyebabkan peningkatan tekanan vena
dan mengurangi aliran darah ke kaki terutama pada posisi lateral sehingga
menyebabkan edema, varises vena dan vulva, hemoroid.
3
Gambar a. Perubahan letak jantung dan paru–paru sela kehamilan.
Gambar b. Kondisi kompresi vena cava.
e. Sistem respirasi
Peningkatan konsumsi oksigen 15–20 %, gejala dan tanda klinis yang
timbul berupa peningkatan tidal volume 30–40 %, dan dispnea.
f. Sistem perkemihan
Peningkatan level progesteron menyebabkan relaksasi otot polos.
Gejala dan tanda klinis yang timbul berupa dilatasi renal pelvis dan ureter
sehingga meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK), penurunan tonus
bladder disertai peningkatan kapasitas bladder sehingga frekuensi berkemih
meningkat dan terjadi inkontinensia. Edema sering terjadi karena penurunan
aliran renal (aliran darah ke ginjal) pada trimester ketiga.
Perubahan pada saluran perkemihan tejadi karena faktor hormonal dan
mekanis. Progesteron memiliki efek relaksan pada serabut otot polos, terjadi
dilatasi, pemanjangan dan penekukan ureter; penumpukan urin (terjadi pada
ureter bawah), penurunan tonus kandung kemih sehingga pengosongan
kandung kemih tidak tuntas. Frekuensi berkemih meningkat akibat
pembesaran kehamilan terutama pada akhir kehamilan. Penurunan tonus
otot dasar panggul dan penurunan tekanan akibat penambahan berat isi
uterus sehingga mengakibatkan stres inkontinensia akibat desakan yang
ditimbulkan peningkatan tekanan intrabdomen yang mendadak
g. Sistem gastrointestinal/ pencernaan
Peningkatan Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dan perubahan
metabolisme karbohidrat dapat menyebabkan mual muntah pada trimester I.
4
Peningkatan progesteron menyebabkan penurunan tonus otot dan
memperlambat proses digestif sehingga menyebabkan konstipasi dan
pengosongan lambung menjadi lambat. Perubahan mengecap dan membaui
sehingga menyebabkan mual.
h. Sistem musculoskeletal
Peningkatan estrogen menyebabkan peningkatan elastisitas dan
relaksasi ligament sehingga menimbulkan gejala nyeri sendi. Sedangkan
peregangan otot abdomen karena pembesaran uterus menyebabkan diastasis
recti.
5
Gambar 2. Kondisi perut ibu hamil dengan striae (A) dan linea nigra
(B).
i. Sistem integument
Peningkatan estrogen dan progesterone merangsang peningkatan
penyimpanan melanin sehingga menyebabkan linea nigra, cloasma
gravidarum, warna areola, putting susu, vulva menjadi lebih gelap. Striae
gravidarum/ stretch marks terjadi akibat kulit perut, payudara, pantat
teregang sehingga serabut kolagen mengalami rupture.
j. Sistem endokrin
Peningkatan prolaktin dan oksitosin memfasilitasi laktasi, menstimulasi
kontraksi uterus.
6
membutuhkan informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan
bayinya serta perawatan kehamiannya (Widatiningsih & Dewi, 2017).
c. Trimester III (Periode menunggu dan waspada)
Trimester ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-
waktu ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya
tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Respon terhadap perubahan
gambaran diri yaitu ibu merasa dirinya aneh dan jelek (Widatiningsih &
Dewi, 2017).
Ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan
kehilangan perhatian kusus yang diterima selama hamil. Pada trimester
inilah ibu memerlukan ketenangan dan dukungan yang lebih dari suami,
keluarga dan bidan. Trimester ini adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran
bayi dan menjadi orang tua (Widatiningsih & Dewi, 2017).
1.1.3 Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek :
a. Ovum: Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri
dari suatu nucleus yang terapung – apung dalam vitelus dilingkari oleh
zona pellusida dan kromoson radiata.
b. Spermatozoa: Spermatozoa adalah berbentuk seperti terdiri dari kepala
berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti leher yang menghubungkan
kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak.
c. Konsepsi: Konsepsi adalah peristiwa penyatuan antara sperma dan
ovum di tuba fallopi.
d. Nidasi: Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium.
e. Plasenta: Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin yang
berguna untuk pertukaran zat antara ibu, anaknya dan sebaliknya.
1.1.4 Klasifikasi
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017), kehamilan dibagi menjadi :
1. Kehamilan Trimester I (1-12 minggu)
7
2. Kehamilan Trimester II (13−27 minggu)
3. Kehamilan Trimester III (28−40 minggu)
Penembusan zona
Fertilisasi Zona pellusida Oosit+ sel Sperma
radiata
8
Trimester 3
1.1.6 Manifestasi
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017) tanda – tanda kehamilan
dibagi menjadi tiga yaitu tanda dugaan hamil (presumtif sign), tanda tidak
pasti hamil (probable sign), dan tanda pasti hamil (positive sign).
1. Tanda−tanda dugaan hamil (presumtif sign)
Tanda dugaan (presumtif) yaitu perubahan fisiologis yang dialami pada
wanita namun sedikit sekali mengarah pada kehamilan karena dapat
ditemukan juga pada kondisi lain serta sebagian besar bersifat subyektif dan
hanya dirasakan oeh ibu hamil. Yang temasuk presumtif sign adalah:
a. Amenorea
Haid dapat berhenti karena konsepsi namun dapat pula terjadi
pada wanita dengan stres atau emosi, faktor hormonal, gangguan
metabolisme, serta kehamilan yang terjadi pada wanita yang tidak haid
karena menyusui ataupun sesudah kuretase. Amenorea penting dikenali
untuk mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT) dan hari perkiraan
lahir (HPL).
b. Nausea dan vomitus (mual dan muntah)
Keluhan yang sering dirasakan wanita hamil sering disebut
dengan morning sickness yang dapat timbul karena bau rokok, keringat,
masakan, atau sesuatu yang tidak disenangi. Keluhan ini umumnya
terjadi hingga usia 8 minggu hingga 12 minggu kehamilan.
c. Mengidam
Ibu hamil ingin makanan atau minuman atau meginginkan
sesuatu. Penyebab mengidam ini belum pasti dan biasanya terjadi pada
awa kehamilan.
d. Fatique (Kelelahan) dan sinkope (pingsan)
Sebagian ibu hamil dapat mengalami kelelahan hingga pingsan
terlebih lagi apabila berada di tempat ramai. Keluhan ini akan
meghilang setelah 16 minggu.
9
e. Mastodynia
Pada awal kehamilan mamae dirasakan membesar dan sakit. Ini
karena pengaruh tingginya kadar hormon esterogen dan progesteron.
Keluhan nyeri payudara ini dapat terjadi pada kasus mastitis,
ketegangan prahaid, penggunaan pil KB.
f. Gangguan saluran kencing
Keluhan rasa sakit saat kencing, atau kencing berulang – ulang
namun hanya sedikit keluarnya dapat dialami ibu hamil. Penyebabnya
selain karena progesteron yang meningkat juga karena pembesaran
uterus. Keluhan semacam ini dapat terjadi pada kasus infeksi saluran
kencing, diabetes militus, tumor pevis, atau keadaan stress mental.
g. Konstipasi
Konstipasi mungkin timbul pada kehamilan awal dan sering
menetap selama kehamilan dikarenakan relaksasi otot polos akibat
pengaruh progesteron. Penyebab lainnya yaitu perubahan pola makan
selama hamil, dan pembesaran uterus yang mendesak usus serta
penurunan motilitas usus
h. Perubahan Berat Badan
Berat badan meningkat pada awal kehamilan karena perubahan
pola makan dan adanya timbunan cairan berebihan selama hamil.
i. Quickening
Ibu merasakan adanya gerakan janin untuk yang pertama kali.
Sensasi ini bisa juga karena peningkatan peristaltik usus, kontraksi otot
perut, atau pergerakan isi perut yang dirasakan seperti janin bergerak.
10
kehamilan mulai 16 minggu. Warna akan semakin gelap jika terpapar
sinar matahari. Perubahan kulit lainnya bisa berupa hiperpigmentasi di
sekitar aerola dan putting mamae, munculnya linea nigra yaitu
pigmentasi pada linea medialis perut yang tampak jelas mulai dari pubis
sampai umbilikus. Perubahan pada kulit terjadi karena rangsangan
Melanotropin Stimulating Hormone/MSH.
Striae gravidarum berupa garis−garis tidak teratur sekitar perut
berwarna kecoklatan, dapat juga berwarna hitam atau ungu tua (striae
livide) atau putih (striae albicans) yang tejadi dari jaringan koagen yang
retak diduga karena pengaruh adrenocortikosteroid. Seringkali terjadi
bercak−bercak kemerahan (spider) karena kadar esterogen yang tinggi.
c. Perubahan Payudara
Pembesaran dan hipervaskularisasi mamae terjadi sekitar
kehamilan 6 sampai 8 minggu. Pelebaran aeroa dan menonjolnya
kalenjer montgomery, karena rangsangan hormon steroid. Pengeluaran
kolostrum biasanya kehamilan 16 minggu karena pengaruh prolaktin
dan progesteron.
d. Pembesaran Perut
Biasanya tampak setelah 16 minggu karena pembesaran uterus.
Ini bukan tanda diagnostik pasti tapi harus dihubungkan degan tanda
kehamilan lain. Perubahan kurang dirasakan primigravida, karena
kondisi otot−otot masih baik. Pembesaran perut mungkin dapat ditemui
pada obesitas, kelemahan otot perut, tumor pelvik dan perut, ascites,
hernia perut bagian depan.
e. Epulis
Hipertropi pada gusi belum diketahui penyebabnya secara jelas.
Dapat tejadi juga pada infeksi lokal, pengapuran gigi atau kekurangan
vitamin C.
f. Balotement
Pada kehamilan 16 sampai 20 minggu pemeriksaan palpasi kesan
seperti ada masa yang keras, mengapung dan memantul di uterus. Dapat
terjadi pada tumor uterus, mioma, acites, dan kista ovarium.
11
g. Kontraksi Uterus
Kontraksi uterus yang dirasakan seperti tertekan dan kencang,
disebut kontraksi brackston Hics. Uterus mudah terangsang oeh
peninggian hormon oksitosin gejala ini biasanya mulai usia kehamilan
28 minggu pada primi dan semakin lanjut kehamilannya semakin sering
dan kuat.
h. Tanda Chadwick dan Goodell
Terjadi perubahan warna pada vagina atau porsio mejadi kebiruan
atau ungu yang disebut tanda chadwick. Perubahan konsistensi serviks
menjadi lunak disebut tanda goodell.
12
e. Ultrasonografi
USG dapat digunakan umur kehamilan 4 sampai 5 minggu untuk
memastikan kehamilan dengan melihat adanya kantong gestasi, gerakan
janin dan deyut jantung janin.
f. Electrocardiography
ECG jantung janin mulai terihat pada kehamilan 12 minggu.
1.1.7 Komplikasi
Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI yaitu,
jikatidak melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan
terjadikomplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi 2 kelompok sebagai
berikut :
a. Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi
Perdarahan
Pre-eklampsia/eklampsia
Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
Hidramnion
Ketuban Pecah Dini
b. Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
Penyakit Jantung
Tuberculosis
Anemia
Malaria
Menurut Prawirohardjo (2010; h.282-284) komplikasi kehamilan adalah
sebagai berikut :
1. Perdarahan.
2. Preeklamsi.
3. Nyeri hebat di daerah abdominopelvikum. terbagi menjadi :
a. Trauma abdomen,
b. Preeklamsia.
c. Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan.
d. Bagian-bagian janin sulit teraba.
13
e. Uterus tegang dan nyeri.
f. Janin mati dalma rahim.
14
Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
Mengetahui posisi plasenta
Mengetahui adanya IUFD
Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin
15
diminum dengan air jeruk yang mengandung vitamin C untuk
mempermudah penyerapan.
16
Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015), pelayanan ANC bisa
diperoleh dari pelayanan kesehatan tingkat primer (Polindes, Poskesdes,
BPM, BPS, posyandu dan Puskesmas), pelayanan kesehatan tingkat
sekunder (Rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta) dan
pelayanan kesehatan tingkat tersier (Rumah sakit tipe A dan B baik milik
pemerintah maupun swasta).
17
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal
untuk mendeteksi pertubuhan janin sesuai atau tidak dengan umur
kehamilan. Jika fundus uteri tidak sesuai degan umur kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (T5)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan
untuk mngetahui letak janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin
bukan kepala, atau keapala janin belum masuk ke panggul berarti ada
kelainan letak, panggul sempit, atau ada masalah lain.
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap
kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120x/menit atau DJJ cepat
lebih dari 160x/menit menunjukkan adanya gawat janin.
f. Pemberian imunisasi TT (T6)
Untuk mencegah terjadinya tetanun neonatorum, ibu hamil harus
mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining
status imunisasinya. Pemberian imunisasi TT pad ibu hamil disesuaikan
dengan status imunisasi T ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status
imunisasi T2 agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu
hamil dengan status imunisasi T5 (TT long life) tidak prlu diberikan
imunisasi TT lagi.
g. Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe) (T7)
Untuk mencegah anemia zat besi, setiap ibu hamil hamil harus
mendapat tablet tambah darah ( tablet zat besi) dan asam folat minimal 90
tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.
h. Tes Laboratorium (T8)
Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin
adalah pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu
hamil yaitu golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik
daerah endemis (malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium
18
khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi
pada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal tersebut
meliputi :
1. Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya
untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan
apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
2. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan
minimal sekali pada trimester I dan sekali pada trimester III.
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut
menderita anemia atau tidak selama kehamilannya, karena kondisi
anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam
kandungan. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil pada
trimester II dilakukan atas indikasi.
3. Pemeriksaan protein dalam urine
Pemeriksaan protein dalam urine pada ibu hamil dilakukan
pada trimester II dan III atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk
mengetahui adanya protein uria pada ibu hamil. Protein uria merupakan
salah satu indikator terjadinya preeklampsi pada ibu hamil.
4. Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes melitus harus
dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali
pada trimester I, sekali pada trimester II dan sekali pada trimester III.
5. Pemeriksaan darah malaria
Semua ibu hamil didaerah endemis malaria dilakukan
pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrining pada kunjungan
pertama antenatal. Ibu hamil di daerah non endemis malaria dilakukan
pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi.
6. Pemeriksaan tes sifilis.
19
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan didaerah dengan resiko
tinggi dan ibu hamil yang diduga menderita sifilis. Pemeriksaan sifilis
sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.
7. Pemeriksaan HIV
Tes HIV wajib ditawarkan oleh tenaga kesehatan kesemua ibu
hamil secara inklusif dengan pemeriksaan laboratorium rutin lainnya
didaerah epidemi meluas dan terkonsentrasi dan didaerah epidemi HIV
rendah penawaran tes HIV oleh tenaga kesehatan diprioritaskan pada
ibu hamil dengan IMS dan TB. Teknik penawaran ini disebut Provider
Initiated Testing And Counselling (PITC) atau tes HIV atas Inisiatif
Pemberi Pelayan Kesehatan (TIPK).
8. Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai
menderita tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi tuberkulosis
tidak mempengaruhi kesehatan janin.
i. Tatalaksana Kasus / penanganan kasus (T9)
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-
kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
j. Temu Wicara/Konseling (T10)
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal
yang meliputi : kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami /
keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada
kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi,
asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular dan tidak menular,
penawaran untuk melakukan tes HIV, inisiasi menyusui dini dan pemberian
ASI eksklusif, KB pasca persalinan, imunisasi, peningkatan kesehatan pada
kehamilan.
20
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017) WHO menyarankan
kunjungan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan yang dilakukan pada
waktu tertentu karena terbukti efektif. Model kunjungan ANC yang sedikit
(4 kali sesuai standar) untuk ibu hamil resiko rendah sudah menjadi
kebijakan program ANC di Indonesia.
Bukti terkini menunjukkan bahwa ANC 4 kali selama hamil yang
diberikan dengan tujuan tertentu dan berkualitas terbukti efektif dan tidak
memengaruhi outcome (ibu dan bayi) hanya saja kepuasan klien berkurang
karena sedikitnya ANC ini. Ibu yang tidak rutin ANC cenderung melahirkan
BBLR 1,5 kali lebih besar daripada yang rutin.
Menurut Walyani (2015) menjelaskan pemeriksaan pertama segera
dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid, dan pemeriksaan ulang
setiap bulan sampai umur kehamilan 7 bulan, setiap 2 minggu sampai umur
kehamilan 8 bulan, dan setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan
sampai terjadi kehamilan.
21
• Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien/klien.
• Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
• Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan
ditanyakan tentang keberapa kalinya.
• Lama Perkawinan
Kalau orang hamil suda lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan
2. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
• Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien
datang mencari pertolongan.
• Riwayat keluhan utama
P : Provokasi / palatif (penyebab)
Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
R : Region / dimana gejala dirasakan
S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
2) Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur
kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, teraphie
yang didapatkan, penyuluhan yang didapatkan, bila mulai didapatkan
gerakan anak,kalau kehamilan masih muda adalah mual, muntah, sakit
kepala, perdarahan.kalau kehamilan tua adalah bengkak di kaki/muka,
sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
3) Riwayat kesehatan dahulu
22
a) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa
hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu haid
atau tidak.
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat
atau tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
c) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB. Hal
ini penting diketahui apakah kehamilan sekarang direncanakan atau tidak.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit
menular yang dapat mempengaruhi persalinan.
23
7) Anggota bawah : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat paha,
CRT kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan dehidrasi.
b. Palpasi
1) Tujuan :
Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia
kehamilan.
Menentukan letaknya anak dalam rahim
2) Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis
pubis dan puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
3) Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara
internasional
Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.
16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat
24 minggu – setinggi pusat
28 minggu – 3 jari diatas pusat
32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
36 minggu – 3 jari dibawah px
40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
4) Menurut leopold
a) Leopold I
Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat ke arah
muka penderita.
Rahim dibawa ke tengah
Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak
yang terdapat dalam fundus
Tujuan : untuk mengetahui usia kehamilan dan TFU dan bagian
apa yang di fundus.
b) Leopold II
24
Keadaan tangan pindah ke samping
Tentukan dimama punggung anak , punggung anak terdapat di
pihak yang memberikan rintangan yang terbesar, carilah bagian-
bagian kecil, yang biasanya terletak bertentangan dengan pihak
yang memberi rintangan terbesar.
Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak
lintang.
Tujuan : untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan
dimana letaknya bagian-bagian kecil.
c) Leopold III
Dipergunakan satu tangan saja.
Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
Tujuanya : menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan
apakah bagian bawah anak ini sudah/belum terpegang oleh pintu
atas panggul.
d) Leopold IV
Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki si
penderita
Dengan kedua tangan di tentukan apa yang menjadi bagian
bawah
Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu
atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah.
Jika kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba diluar :
- Convergent → bagian kecil dari kepala turun ke rongga
panggul
- Sejajar → separuh dari kepala masuk ke dalam rongga
panggul
- Divergent → sebagian besar dari kepala masuk kedalam
rongga panggul
25
Tujuan : menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
berapa masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
c. Auskultasi
Djj terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik berselang,
30 menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menit atau tidak teratur,maka anak dalam keadaan asphyxial
(kekurangan O2)
d. Pemeriksaan panggul
Pengukuran Ukuran-ukuran panggul luar, meliputi :
- Distantia spinarum (N = 23-26 cm)
- Distantia cristarum (N = 26-29 cm)
- Conjungtiva externa/boudelogue ( N = 18-20 cm)
- Lingkar panggul ( N = 80-90 cm)
- Distantia spina illiaca posterior superior ( N = 8-10 cm)
- Distantia tuberum (N = 10,5-11 cm)
Pengukuran panggul dalam, meliputi :
- Promotorium (N = tidak teraba)
- Linea inominata ( N = teraba 2/3 bagian)
- Sacrum ( N = cekung)
- Spina ischiadica (N = menonjol)
- Arcus pubis ( N = > 900)
e. Pemeriksaan laboratorium
Urine Albumin
Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada air kemih,
missal : gejala pre-eklampsia, penyakit ginjal, radang kandung
kencing.
Urine Reduksi
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine, sehingga dapat
mendeteksi penyakit DM pada ibu hamil yang merupakan faktor
risiko dalam kehamilan maupun persalinan.
Haemoglobin
26
Untuk mendeteksi adanya anemia, bila Hb kurang dari 10 gr%.
(normalnya : 11 gr%)
f. USG
Untuk mengetahui keadaan janin, letak janin, usia kehamilan dan
perkiraan persalinan.
g. Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi
Perlu disampaikan bagaimana pemenuhan nutrisi selama hamil,
apakah sudah selesai kebutuhan ibu hamil.
Eliminasi
Bagaimana pola BABnya, konstipasi merupakan hal yang umum
selama kehamilan karena aksi hormonal yang mengurangi gerakan
peristaltik usus dan pembesaran uterus yang menahannya. Sering
kencing merupakan hal umum yang terjadi selama bulan pertama dan
terakhir masa kehamilan karena rongga perut dipenuhi oleh
pembesaran uterus.
Istirahat
Waktu istirahat lebih lama ± 10-11 jam untuk wanita hamil.Istirahat
hendaknya diadakan pula waktu siang hari
Aktivitas
Bagi ibu hamil pekerjaan rumah tangga dapat dilaksanakan, bekerja
sesuai kemampuan dan makin dikurangi semakin tuanya kehamilan.
Personal hygiene
Kebersihan tubuh merupakan salah satu pokok-pokok yang perlu
diperhatikan dalam hygiene kehamilan meliputi : kebersihan mulut,
pemeliharan gigi, kebersihan tubuh, kulit, muka dan kebersihan
pakaian luar dan dalam.
Sexual Perlu ditanyakan untuk mengetahui masalah yang terjadi
selama kehamilan, berapa kali dalam seminggu melakukannya.
27
1. Ansietas berhubungan dengan adanya faktor-faktor resiko khusus, krisis
situasi, ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari
tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi. (D0080)
2. Resiko Infeksi berhubungan dengan penyakit kronis, malnutrisi,
peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan, ketidakadekuatan
pertahanan tubuh primer, ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder.
(D0142) 3) Gangguan rasa nyaman berhungan dengan
berhubungan dengan gejala penyakit, ketidakadekuatan sumber daya,
gangguan stimulus lingkungan, efek samping terapi, gangguan adaptasi
kehamilan. (D0074)
3. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan, ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrient, kebutuhan metabolism. (D0019)
28
1.3.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria Hasil) Intervensi
1. Ansietas (D.0080) Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas
keperawatan 3x24 jam
(I.09314)
diharapkan tingkat ansietas
menurun dengan kriteria hasil : Observasi :
1. Verbalisasi kebingungan Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
menurun Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
2. Verbalisasi khawatir Monitor tanda-tanda ansietas
akibat kondisi yang Terapeutik :
dihadapi menurun Ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan kepercayaan
3. Perilaku gelisah menurun Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
4. Perilaku tegang menurun Pahami situasi yang membuat ansietas
5. Keluhan pusing menurun Dengarkan dengan penuh perhatian
6. Diaforesis menurun Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
7. Tremor menurun Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
8. Pucat menurun Edukasi :
9. Konsentrasi membaik Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
10. Pola tidur membaik Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
11. Frekuensi pernapasan, prognosi
nadi dan tekanan darah Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
membaik Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
12. Kontak mata membaik Latih teknik relaksasi
13. Pola berkemih membaik Kolaborasi :
14. Orientasi membaik Kolaborasi pemberian anti ansietas
29
diharapkan tingkat infeksi menurun (I.14539)
dengan kriteria hasil :
1. Kebersihan badan Observasi :
meningkat Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
2. Demam menurun Terapeutik :
3. Kemerahan menurun Berikan perawatan area edema / infeksi
4. Bengkak menurun Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
5. Cairan berbau busuk pasien
menurun Pertahankan teknik anti septik pada pasien beresiko tinggi
Edukasi :
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka/ daerah infeksi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan asupan cairan
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
30
menurun/tidak ada Berikan posisi yang nyaman
3. Gangguan dalam rutinitas Berikan kompres dingin atau hangat
tidak ada Ciptakan lingkungan yang nyaman
4. Menunjukan perasaan rileks Berikan pemijatan
Berikan terapi akupresur
Berikan terapi hypnosis
Dukung keluarga dan pengasuh terlibat dalam terapi/pengobatan
Diskusikan mengenai situasi dan pilihan terapi/pengobatan yang
diinginkan
Edukasi :
Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan terapi/pengobatan
Ajarkan terapi relaksasi
Ajarkan latihan pernapasan
Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi terbimbing
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgesic, antipruritus, anthistamin, jika perlu
4. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
(D0019)
keperawatan ….. x…. jam (I.03119)
diharapkan status nutrisi Observasi :
31
membaik dengan kriteria hasil : Identifikasi status nutrisi
1. porsi makanan yang Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
dihabiskan meningkat Identifikasi makan yang disukai
2. verbalisasi keinginan untuk Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
meningkatkan nutrisi Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
3. pengetahuan tentang standar Pantau asupan makanan
asupan nutrisi yang tepat Pantau berat badan
4. Tanda vital dalam batas Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
normal Terapeutik :
5. frekuensi makan membaik Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
6. nafsu makan membaik Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastric jika asupan oral
dapat di toleransi
Edukasi :
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
32
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri,
antiemetic), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan jika perlu
33
1.3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan,
dimana perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry
1997, dalam Haryanto, 2017).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
Jadi, implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku
perawat yang berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim
kesehatan lain untuk membantu masalah kesehatan pasien yang sesuai
dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah ditentukan dengan cara
mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilakukan.
1.3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk
mengatasi suatu masalah. (Meirisa, 2013). Pada tahap evaluasi, perawat
dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan,
dan pelaksanaan telah tercapai.
Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperwatan
tetapi tahap ini merupakan bagian integral pada setiap tahap proses
keperawatan. Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan
kecukupan data yang telah dikumpulkan dan kesesuaian perilaku yang
observasi. Diagnosis juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan
kelengkapannya. Evaluasi juga diperlukan pada tahap intervensi untuk
menentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat dicapai secara efektif.
(Nursalam, 2018).
34
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
35
Suku Bangsa : tidak dikaji
Pendidikan terakhir : tidak dikaji
Pekerjaan : tidak dikaji
Golongan Darah : tidak dikaji
Alamat : Jl. Dr. Murjani gg. Rahmat 01
Hubungan dengan Klien : Suami
II. STATUS KESEHATAN
1. Alasan Kunjungan / Keluhan Utama :
Kontrol Kehamilan
2. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :
Pada hari senin tanggal 4 oktober 2021 Ny.A dengan usia kehamilan 20
minggu datang bersama suami ke Puskesmas Pahandut untuk kontrol
kehamilan. Hasil pengkajian, TD 90/60 mmhg, BB 64 kg, TB 155 cm,
LILA 29, hasil palpasi TFU 3 jari dibawah pusat, presentasi kepala
( preskep ), Punggung kanan, DJJ (+).
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami :
Tidak dikaji
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Tidak dikaji
III. RIWAYAT OBSTETRIC DAN GINEKOLOGI
Riwayat Ginekologi:
a. Riwayat Menstruasi :
Menarche : tidak dikaji
Siklus : tidak dikaji
Lamanya Haid : tidak dikaji
Banyaknya : tidak dikaji
Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan, dysmenorhoe) : tidak dikaji
Gangguan sewaktu menstruasi : tidak dikaji
Gejala pre menstruasi : tidak dikaji
HPHT : 20 Mei 2021
Taksiran Persalinan : 27 Agustus 2021
b. Riwayat Perkawinan (suami dan
isteri) :
36
Usia Pernikahan : tidak dikaji
Lamanya Pernikahan : tidak dikaji
Pernikahan Ke : tidak dikaji
c. Riwayat Keluarga Berencana :
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil : tidak dikaji
Waktu dan lamanya penggunaan : tidak dikaji
Apakah ada masalah dengan cara tersebut : tidak dikaji
Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang :
tidak dikaji
Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : tidak dikaji
Riwayat Obstetri :
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G 2 P 1 A 0
Um Masalah
Tgl Jenis Tempat/ Jenis Keada
ur
No partu partu Penolon kelami BB Ha Lahi Nifa an
ham Bayi
s s g n mil r s Anak
il
tidak
dikaji
Keterangan :
Masa hamil : tekanan darah tinggi, bengkak, infeksi
saluran perkemahan, perdarahan, premature, dll
Masalah Lahir/persalinan : SC atas indikasi ………,
perdarahan, kejang-kejang, dll
Masalah Nifas : perdarahan, infeksi, anemia, dll
Masalah bayi : pernapasan, makanan, ikterus, cacat,
meninggal dalam kandungan, meninggal setelah lahir, dll
Keadaan Anak : hidup / mati, sebab kematian :
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
Amenorhoe : tidak dikaji
Keluhan waktu hamil : tidak dikaji
Gerakan anak pertama di rasakan : tidak dikaji
Imunisasi : tidak dikaji
Penambahan BB selama hamil : tidak dikaji
Pemeriksaan kehamilan : teratur
Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : BLUD UPT
PUSKESMAS PAHANDUT
37
Subjektif Objektif
a. K Suhu : - 0C
eadaan Umum Nadi : tidak dikaji x/menit
BB sebelum hamil, tidak Tekanan Darah 90/60 x/menit
dikaji BB 64 kg
Tinggi Badan 155 cm
Kesadaran : Composmentis
Turgor Kulit : tidak dikaji
tidak dikaji
b. K
epala Hyperpigmentasi: tidak dikaji
Cloasma gravidarum: tidak dikaji
c. M Edema: tidak dikaji
uka Simetris: tidak dikaji
Rasa bengkak? tidak dikaji
Mukosa mulut & bibir : tidak dikaji
Keadaan gigi : tidak dikaji
Fungsi Pengecapan : tidak dikaji
d. M Keadaan Mulut : tidak dikaji
ulut Fungsi menelan : tidak dikaji
Keluhan : tidak dikaji
Ukuran pupil : tidak dikaji
Konjungtiva : tidak dikaji
Sklera : tidak dikaji
Fungsi Penglihatan : tidak dikaji
e. M
ata Reaksi alergi : tidak dikaji
Keluhan : tidak dikaji Pernah flu : tidak dikaji
Frekuensinya dalam 1 tahun: tidak
dikaji
Perdarahan/peradangan : tidak dikaji
38
f. H Keadaan/kebersihan : tidak dikaji
idung Keadaan : tidak dikaji
Keluhan : tidak dikaji Fungsi pendengaran : tidak dikaji
Tidak dikaji
j. A Tidak dikaji
bdomen
Tidak dikaji
39
k. G - Distantia cristarum : tidak
enitalia Eksterna dikaji
- Conjugata externa : tidak
l. A dikaji
nus
- Lingkar panggul : tidak dikaji
m. E
Ukuran panggul dalam :
kstremitas atas dan bawah
- Promonotorium : tidak dikaji
- CV : tidak dikaji
2. Pola Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK) : Tidak dikaji
b. Buang Air Besar (BAB) : Tidak dikaji
3. Pola tidur dan istirahat : Tidak dikaji
4. Pola aktivitas dan latihan : Tidak dikaji
5. Personal Hygiene : Tidak dikaji
Kulit : Tidak dikaji
Rambut : Tidak dikaji
Mulut & Gigi : Tidak dikaji
40
Pakaian : Tidak dikaji
Kuku : Tidak dikaji
Vulva Hygiene : Tidak dikaji
6. Ketergantungan fisik : Tidak dikaji
Merokok : Tidak dikaji
Minuman Keras : Tidak dikaji
Obat-obatan : Tidak dikaji
Lain-lain : Tidak dikaji
41
Tidak dikaji
Peran :
Tidak dikaji
Ideal diri :
Tidak dikaji
Identitas diri :
Klien berperan sebagai ibu rumah tangga.
Harga diri :
Tidak dikaji
4. Hubungan/komunikasi
Bicara : jelas/relevan/mampu mengekspresikan/mampu
mengerti orang lain
Bahasa utama : Bahasa Indonesia
Bahasa daerah : Tidak dikaji
Yang tinggal serumah : Tidak dikaji
Adat istiadat yang di anut : Tidak dikaji
Yang memegang peranan penting dalam keluarga : Tidak
dikaji
Motivasi dari suami : Tidak dikaji
Apakah suami perokok : Tidak dikaji
Kesulitan dalam keluarga : Tidak dikaji
5. Kebiasaan seksual
Gangguan hubungan seksual : Tidak dikaji
Pemahaman terhadap fungsi seksual : Tidak dikaji
6. Sistem Nilai – Kepercayaan
Siapa dan apa sumber kekuatan :
Tidak dikaji
Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk
anda :
Tidak dikaji
Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan
(macam dan frekuensi) : Tidak dikaji
42
Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan
selama di RS : Tidak dikaji
VII.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
HB tidak dilakukan pemeriksaan
Golongan Darah/Rh tidak dilakukan pemeriksaan
Gula Darah tidak dilakukan pemeriksaan
Leukosit tidak dilakukan pemeriksaan
VR/VDRL
2. Urine
Protein tidak dilakukan pemeriksaan
Sedimen tidak dilakukan pemeriksaan
Reduksi tidak dilakukan pemeriksaan
3. Pemeriksaan tambahan
TTT/NST tidak dilakukan pemeriksaan
TTO/OCT tidak dilakukan pemeriksaan
USG tidak dilakukan pemeriksaan
Amnioscopy tidak dilakukan pemeriksaan
TORCH tidak dilakukan pemeriksaan
Rontgent tidak dilakukan pemeriksaan
VIII. PENGOBATAN
No Therapy Dosis Rute Farmakologi
43
Palangka Raya, 4 Oktober 2021
Mahasiswa
ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN MASALAH
DAN OBYEKTIF PENYEBAB
DS : Perubahan fisiologis Gangguan rasa nyaman
pada kehamilan
DO :
- BB : 64 kg
- TB : 155 cm Penekanan pembuluh
darah
- LILA : 29
- TD : 90/60
mmhg Penurunan tekanan darah
- UK : 20 minggu
- Pemfis
Palpasi : TFU 3 kelelahan
jari dibawah
pusat, presentasi
kepala Gangguan rasa nyaman
( preskep ),
Punggung kanan,
DJJ (+)
44
45
PRIORITAS MASALAH
46
2.1 Intervensi Keperawatan
Nama Pasien : Ny.A
Ruang rawat : Puskesmas Pahandut (KIA)
47
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
48
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai ketidaknyamanan yang dialami
oleh ibu hamil pada trimester II, diharapkan ibu dapat mengerti mengenai
macam-macam, penyebab, cara mengatasi, serta tanda-tanda bahaya yang perlu
diwaspadai pada ketidaknyamanan selama kehamilan trimester II.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapat penyuluhan mengenai ketidaknyamanan yang lazim
dialami oleh ibu hamil pada trimester II, diharapkan ibu mampu :
1. Menjelaskan yang dimaksud dengan ketidaknyamanan kehamilan pada
trimester II.
2. Memahami macam-macam ketidaknyamanan dialami ibu hamil trimester II.
3. Menjelaskan macam-macam dan penyebab ketidaknyamanan yang dialami
ibu hamil pada trimester II.
4. Menjelaskan dan mengetahui tanda bahaya yang perlu diwaspadai pada
ketidaknyamanan yang dialami ibu hamil pada trimester II.
5. Mengatasi ketidaknyamanan yang dialami ibu hamil pada trimester II.
B. Materi Penyuluhan
1. Pengertian kehamilan trimester II
2. Jenis-jenis ketidaknyamanan yang dialami ibu hamil
3. Cara mengatasi ketidaknyamanan yang dialami ibu hamil
C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
49
D. Alat/Media
Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Waktu Sasaran
1. Pembukaan : 1. Menjawab salam
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan 2 menit 2. Mendengarkan dan
salam memperhatikan
2. Menjelaskan tujuan dari tujuan
penyuluhan
3. Menyebutkan materi yang akan
diberikan
4. Kontrak waktu penyampaian
materi
2. Pelaksanaan : Menjelaskan tentang :
Mendengar,
1. Pengertian kehamilan trimester II 15 menit
memperhatikan,
2. Jenis-jenis ketidaknyamanan
memberikan
yang dialami ibu hamil
pertanyaan
3. Cara mengatasi ketidaknyamanan
yang dialami ibu hamil
Memberikan kesempatan bertanya atau
feedback kepada sasaran
3. Penutup :
3 menit
50
1. Tanya jawab 1. Memberikan
F. Evaluasi
1. Standar Persiapan:
a. Materi ketidaknyamanan yang di alami oleh ibu hamil pada trimester II
2. Standar Proses:
a. Mengajukan pertanyaan lisan
1) Tes awal
Apakah ibu tahu penyebab keditaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil
trimester II ?
2) Tes akhir
Hal apakah yang harus dilakukan ketika ibu mengalami ketidaknyamanan?
3) Standar Hasil:
a) Ny. A merespon dan menjawab pertanyaan dengan benar
b) Ny. A antusias ingin mengetahui penyebab ketidaknyamanan
c) Ny. A mengajukan beberapa pertanyaan
51
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
KETIDAKNYAMAN YANG DIALAMI IBU HAMIL TRIMESTER II
52
waktu. Rasa sakit biasanya terasa di punggung bawah, ketika Anda berdiri,
duduk atau tidur. Sakit punggung selama kehamilan disebabkan baik karena
harus membawa atau mengangkat beban yang lebih berat kemana-mana,
begitu
pula perubahan pada postur yang mengubah pusat gravitasi Anda ke depan,
memberikan tekanan yang lebih besar pada punggung Anda. Sakit punggung
selama kehamilan juga disebabkan oleh melemahnya otot-otot yang
menunjang tulang belakang Anda.
e. Secret vagina berlebih
Peningkatan cairan serviks selama kehamilan karena pengaruh peningkatan
vaskularisasi dan hiperaemia pada bagian servik vagina dan
perineum.
f. Konstipasi
Sembelit ataau konstipasi adalah suatu keadaan dimana sekresi sisa
metabolisme nutrisi tubuh dalam bentuk feses mengalami gangguan yang
menyebabkan feses menjadu keras dan menimbulkan kesulitan saat defekasi.
g. Penambahan berat badan
Penambahan berat badan merupakan suatu hal yang menjadi bagian pada
proses kehamilan, dimana hal ini menggambarkan keadaan suatu kehamilan
seseorang. Penambahan berat pada kehamilan harus di pantau dengan baik,
hal ini menjadi salah satu indikator keadaan kehamilan
h. Pergerakan janin
Quickening yaitu dimana keadaan di mana ibu merasakan gerakan jenin
pertama kali pada masa kehamilannya. Gerakan janin normal yaitu frekuensi
4 hingga 10 gerakan selama 2 jam. Pergerakan janin merupakan salah satu
tanda yang menjadi petunjuk keadaan janin. Jika terjadi gerakan janin yang
melambat atau lebih cepat, dapat menjadi penanda bahwa kebutuhan janin
tidak terpenuhi secara adekuat atau janin dalam keadaan yang tidak baik.
3. Cara mengatasi ketidaknyamanan yang dialami ibu hamil
a. Pusing
Cara mengatasi:
53
a) Hindari berdiri secara tiba – tiba dari keadaan duduk
b) Hindari berdiri dalam waktu lama
c) Jangan lewatkan waktu makan
d) Berbaring dalam keadaan miring
b. Sering berkemih
Cara mengatasi: Menganjurkan ibu mengurangi asupan cairan 2 jam sebelum
tidur agar istirahat ibu tidak akan terganggu.
c. Nyeri perut bawah
Cara mengatasi:
a) Menghindari berdiri secara tiba – tiba dari posisi jongkok
b) Mengajarkan ibu posisi tubuh yang baik, sehingga memperingan gejala
nyeri yang mungkin timbul
d. Sakit punggung
Cara mengatasi:
a) Melatih postur yang baik. Kedepankan pinggul Anda dan punggung
lurus.
b) Hindari mengangkat yang berat-berat. Dan tekuk lutut Anda jika harus
mengambil sesuatu dari lantai.
c) Duduk dengan punggung lurus dan ditopang dengan baik.
d) Gunakan matras yang kokoh saat Anda tidur.
e) Lakukan latihan lembut yang dapat membantu meregangkan dan
menguatkan otot punggung Anda.
f) Kenakan celana hamil dengan pinggiran elastis lebar yang ada di bawah
lekukan perut Anda untuk mendapat dukungan yang lebih baik.
g) Jika rasa sakitnya sangat hebat, konsultasikan dengan dokter segera
karena bisa jadi itu gejala infeksi atau kondisi medis lainnya. Jika ingin
meminum penghilang rasa sakit, konsultasikan pada dokter Anda
sebelumnya untuk keamanan.
e. Secret vagina berlebih
Cara mengatasi :
a) Mengganti celana dalam sesering mungkin
54
b) Memelihara alat reproduksi tetap kering setelah buang air kecil
f. Konstipasi
Cara mengatasi :
a) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan mengandung serat.
b) Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan hidrasinya, dengan minum
paling sedikit 8 – 10 gelas air dalam sehari
c) Melakukan olahraga ringan secara rutin
g. Penambahan berat badan
Cara mengatasi : mengatur jumlah porsi makanan
h. Pergerakan janin
Cara sederhana untuk mendeteksi dini keadaan janin dengan cara :
a) Menganjurkan ibu untuk menyiapkan 2 buah wadah atau kantong
b) Menyiapkan manik – manik atau koin
c) Pindahkan manik – manik teseut dari tempat yang satu pada tempat
lainnya setiap kali ibu merasakan gerakan janin dalam waktu 2 jam
d) Jika ibu tidak merasakan gerakan janin ketika ibu telah beristirahat dan
memenuhi kebutuhan dasar lainnya, sarankan ibu segera mendatangi
tenaga kesehatan untuk di lakukan pemeriksaan.
55
LEAFLET
56
DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
57