Anda di halaman 1dari 6

RESUME

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I

Dosen : Amiyani Kristina, Ns., M.Kep

Dibuat Oleh:

Janwaria Changrila

NIM : 2019.C.11a.1034

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI S-1 KEPERAWATAN TINGKAT 3A

TAHUN AJARAN 2021/2022


Tugas Resume

 Sejarah Perkembangan Keperawatan Di Indonesia


Di Indonesia Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia Abad Ke-16 –
Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera dengan
melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.

a. Tahun1807 Pemerintahan Jendral Daendels, melakukan pelatihan dukun bayi


dalam praktek persalinandalam rangka upaya penurunan angka kematian
bayi,tetapi tidak berlangsung lama karena langkanya tenaga pelatih.
b. Tahun 1850Diadakan pelatihan dibidang kebidananpertama oleh RS. Militer Batavia
c. Tahun 1882Dimulainya usaha kesehatan oleh Belanda, yaitu Millitair Geness
Kundege Dienst (MDG) & Burgelyke Geness Kudige Dienst (BGD)dengan tujuan
untuk melancarkan pengobatan kepada orang Belanda pada waktu para
pekerjaperkebunan terjangkit penyakit. Selanjutnya melayani masyarakat umum(saat
berdiri Rockefeller Foundation).
d. Tahun 1888Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, kemudian
berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan
Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria,
lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
e. Tahun 1925Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah
Belandamengembangkan daerah percontohan dengan melakukan propaganda
(pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya
angka kematian dan kesakitan.
f. Tahun 1927 STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah
menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah
menjadi FKUI. Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan
tenaga-tenaga (dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat
Indonesia.
g. Tahun 1930 Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan
Tahun 1935 –Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi,
dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
h. Tahun 1951Diperkenalkannya konsep Bandung Planoleh Dr.Y. Leimena dan
dr.Patah (yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam
pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan,
konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Gagasan inilah yang kemudian
dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat
primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan
Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970
dan kemudian disebut Puskesmas.
i. Tahun 1952
Pelatihan intensif dukun bayi.
j. Tahun 1956Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek
percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan
pusat pelatihan, sebuah model keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan
dan pelayanan medis.
k. Tahun 1967 Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat
terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia. Kesimpulan seminar ini adalah
disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.
l. Tahun 1968Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas
adalah sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh
pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan
mudah dijangkau, dalamwilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di
kotamadya/kabupaten.
m. Tahun 1969 Sistem Puskesmas disepakati dua saja, yaitu tipe A (dikepalai
dokter) dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal
dengan masa Pelita I, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah
kecamatan dari sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.Kemudian Pelita II mulai
dikembangkan PKMD, sebagai bentuk operasional dari Primary Heatlh
Care(PHC). Pada saat ini juga mulai timbul kesadaran untuk keterlibatanpartisipasi
masyarakat dalam bidang kesehatan.
n. Tahun 1979 -1982 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu
tipe Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi
puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan standard).
o. Tahun 1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga
berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi).
Dikenal sebagai masa Pelita IV dimana PHC/PKMD diwarnai dengan prioritas
untuk menurunkan tingkat kematian bayi, anak dan ibu serta menurunkan tingkat
kelahirandan menyelenggarakan posyandu di tiap desa.
p. Awal tahun 1990-an Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang
juga memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok.

 Periode perkembangan keperawatan dan kesehatan masyarakat

1. Periode pertama (1882)


Dimulainya usaha kesehatan oleh Belandan. Yaitu Militair Geness kundege Dienst
(MDG) & Burelyke geness kudige Dienst (BGD).Dengan tujuan untuk melancarakan
pengobatan kepada orang belanda pada waktu para pekerja perkebunan terjangkit penyakit.
Kemudian berkembang melayani para pekerja perkebunan tersebuat, selanjutnya melayani
masyarakat umum (saat berdiri Rockefeller Foundation).

2. Perode kedua (Zaman penjajah jepang)


Dikenal adanya dinas kesehatan masyarakat atau Dienst van De volks Genzonhei
(DVG). Sebagai penganti, BGD bertugas melaksanakan usaha di bidang preventif dan kuratif.
Kedua usaha ini tidak ada hubungannya dan masing-masing berjalan sendiri.

3. Periode ketiga
Dimulai setelah Indonesia merdeka (bandung plan) disusun suatu rencana kesehatan
masyarakat, bertujuan untuk menyatukan upaya kuratif dan preventif. Pelaksanaanya
diserahkan kepada inspektur kesehatan jawa barat, dipimpin oleh dr, H. A. patah selanjutnya
menyusun pilot project asuhan kesehatan ,masyarakat, yang kemudian berkembang menjadi
konsep puskesmas.

 Bentuk-bentuk pendekatan keperawatan komunitas dan partisipasi masyarakat

Pendekatan dalam partisipasi masyarakat, antara lain sebagaia berikut :Pendidikan


partisipasi. Dalam kegiatan ini komunitas dilibatkan dalam perencanan, penyelesaian
masalah, tetapi biasanya dengan pendekatan ini proses perubahan lambat. Namun
keuntungannya, kelompok/masyarakat merasa memiliki dan komunnitas berubah, dalam
jangka waktu yang panjang.Pendidikan langsung (perintah). Dalam pendekatan ini proses
berubah ditentukan oleh kekuatan luar, proses berubah berjalan cepat. Namun kerugiannya,
masyarakat merasa memiliki dan perubahan hanya berlangsung dalam jangka pendek.
Kegiatan – kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditingkatkan kepada persiapan –
persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administrative, dan program – program
kesehatan yang akan dilaksanakan.Dalam tahap persiapan sosial ada tiga kegiatan yang harus
dilakukan, antara lain sebagai berikut.Pengenalan masyarakat. Tahap ini dapat dilakukan
melalui jalur formal – sebagai pihak yang bertanggung jawab secara teknis, administrative
dan birokratif terhadap suatu wilayah yang akan dijadikan daerah binaan. Pendekatan
terhadap informal leader umumnya melalui pemerintahan setempat yang bertanggung jawab
terhadap wilayah tersebut dan pusat kesehatan masyarakat atau instansi terkait yang
bertanggung jawab dalam bidang kesehatan masyarakat. Pendekatan ini diawali dengan surat
permintaan daerah binaan yang akan dijadikan lahan praktik dan dilengkapi proposal rencana
pembinaan. Selanjutnya, mengadakan pendekatan dengan tokoh-yokoh di wilayah
tersebut.Pengenalan masalah. Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara
menyeluruh, dapat dilakukan survey kesehatan masyarakat dalam ruang lingkup terbatas,
sehingga masalah – masalah yang dirumuskan benar – benar masalah yang menjadi
kebutuhan masyarakat setempat. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat sangat diperlukan,
sehingga mereka menyadari sepenuhnya masalah yang mereka hadapi dan mereka sadar
bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Masalah yang ditemukan pada tahap ini tentunya
tidak hanya satu masalah, sehingga perlu disusun skala prioritas penanggulangan masalah
bersama – sama masyarakat formal dan informal.Penyadaran masyarakat. Tujuan tahap ini
adalah menyadarkan masyarakat agar mereka :Menyadari masalah- masalah kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi;Secara sadar mereka ikut berpartisispasi dalam kegiatan
penanggualangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi;Tahu cara
memenuhi kebutuhan upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan sesuai denngan potensi
dan sumber daya yang ada pada mereka.Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan
kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan dan keperawatan diperlukan suatau mekanisme
yang terencana dan terorganisasi denga baik.
Istilah yang sering digunakan dalam keperawatan komunitas untuk menyadarkan
masyarakat adalah lokakarya mini kesehatan, musyawarah masyarakat desa atau rembuk
desa. Hal – hal yang perlu mendapat perhatian dalam penyadaran masalah adalah; Libatkan
masyarakat; Dalam menyusun rencana penanggulangan masalah disesuaikan dengan potensi
dan sumber daya yang ada pada masyarakat;Hindari konflik dari berbagai kepentingan dalam
masyarakat; Kesadaran dari kelompok- kelompok kecil masyarakat hendaknya disebarkan
kepada kelompok masyarakat yang lebih luas;Adakan interaksi dan interelasi dengan tokoh –
tokoh masyarakat secara intensif dan akrab, sehingga mereka dapat di manfaatkan untuk
usaha motifasi, komunikasi-yang kemudian dapat menggugah kesadaran masyarakat Dalam
mengatasi sifat-sifat masyarakat, perawat komunitas dapat memanfaatkan jalur
kepemimpinan masyarakat setempat untuk mendapatkan legitimasi, sehingga kesadaran
masyarakat dapat dipercepat. Dari penjelasan tersebut diatas dapat dipahami bahwa dalam
pembelajaran praktik di komunitas yang harus di lakukan adalah pertemuan (temu kenal).

Anda mungkin juga menyukai