Anda di halaman 1dari 10

PEMBEBAS

PALESTINA
TERDAHULU
Salahuddin Al-Ayyubi
Part 4

@amipertiwi
AWAL DARI
KEPEMIMPINAN
SALAHUDDIN
Mesir di Bawah Pemerintahan
Fathimiyah
Kemenangan pasukan Muslim saat Pengepungan
Damaskus (1148 M / 543H) belum sepenuhnya
mengakhiri Perang Salib. Sebab setelah
Pengepungan Damaskus berakhir, Al-Quds
(Yerussalem) masih dijajah oleh pasukan Salib.

Kaum Muslim saat itu pun belum mengakhiri


perpecahan kaum Muslim. Sebab pemerintahan
alirah Syi’ah seperti Fathimiyah masih bertahan
sampai tahun 1171 M. Salah satu wilayah
kekuasaan Fathimiyah saat itu adalah Mesir.

Jalur perluasan Fathimiyah, mulai dari Ifriqiya (Tunisia saat ini) ke


Marrakesh di barat dan Mesir, kemudian Levant dan Hijaz di timur.

@amipertiwi
Sebelum kepemimpinan Salahuddin, Mesir
mengalami pemberontakan internal.
Pemerintahan Fathimiyyah pun gagal
mengendalikan keamanan dalam wilayah Mesir.
Pemberontakan tersebut muncul karena
persengketaan antar wazir.

Keadaan di Mesir saat itu memicu keinginan 2


tokoh untuk menguasainya. Mereka adalah Nur
Ad-Din (penguasa Damaskus) dan Raja Almaric
(pasukan Salib di Yerussalem).

Wilayah Mesir yang


tengah mengalami
pemberontakan
internal menjadi
perhatian Kaum
Muslim dan Pasukan
Salib

@amipertiwi
Perebutan Mesir Tahap Pertama
Shawir As-Sa’di ialah seorang mantan wazir
Fathimiyyah (558H / 1163M) di bawah
kepemimpinan Al-Adid. Saat Shawir dan anak
lelakinya menjadi korup, Dirgham (pejabat militer)
bersama Al-Adid menyusun strategi untuk
menurunkan Shawir dari jabatan wazir.

Akhirnya Shawir diturunkan dari kursi


pemerintahan dan dipaksa untuk meninggalkan
wilayah Fathimiyyah. Setelah itu posisi wazir
diduduki oleh Dirgham.

Setelah Shawir
meninggalkan
Mesir, ia pergi ke
Damaskus untuk
bertemu Nur Ad-
Din

@amipertiwi
Shawir yang masih berkeinginan untuk
menguasai Mesir saati itu pergi ke Damaskus.
Di sana, beliau menemui Nur Ad-Din untuk
bekerjasama menaklukkan Mesir. Meskipun Nur
Ad-Din juga ingin menaklukkan Mesir, beliau
tetap was-was dengan permintaan Shawir.

Kemudian turunlah kabar bahwa Raja Almaric


berhasil menaklukkan Mesir diikuti dengan
Durgham yang memutuskan untuk bersekutu
dengan pasukan Salib. Mendengar kabar
tersebut, Nur Ad-Din pun bekerjasama dengan
Shawir untuk melawan Dirgham.

Ilustrasi
kedatangan
Raja Almaric
dan tentara
Salib di Mesir

@amipertiwi
Nur Ad-Din mengirimkan Shawir bersama
Salahuddin dan Shirkuh (paman Salahuddin) ke
Mesir untuk menurunkan Durgham dari kursi wazir.
Shawir pun berhasil menduduki kembali jabatan
wazir dalam Fathimiyyah.Tapi sayang sekali, Shawir
diam-diam bersekutu dengan Raja Almaric dan
pasukan Salib

Setelah itu, Shirkuh beserta pasukannya (termasuk


Salahuddin) melawan pasukan Salib di Bilbeis pada
tahun 559 H / 1164 M. Fokusnya Raja Almaric
terhadap kondisi Mesir menjadi peluang bagi Nur
Ad-Din. Dengan begitu, Nur Ad-Din menaklukkan
Banias dan Harem (wilayah jajahan Raja Almaric).
Raja Almaric tentu tidak rela wilayah jajahannya
diambil. Akhirnya sang Raja membuat gencatan
senjata dengan pasukan Shirkuh dengan syarat
bahwa kedua pasukan meninggalkan wilayah Mesir.

Peta Penaklukan
Mesir oleh Pasukan
Salib dan Pasukan
Muslim

@amipertiwi
Perebutan Mesir Tahap II
Shirkuh masih ingin menaklukkan Mesir untuk
mengepung pasukan Salib, kemudian Nur Ad-Din
mengizinkannya. Pada tahun 1166 M sampai 1167 M,
pasukan Shirkuh termasuk Salahuddin memasuki
Mesir. Amalric dan Shawir pun segera
menggerakkan pasukan Salib untuk melawan
pasukan Shirkuh. Pasukan Shirkuh pun berhasil
menghindari tentara Salib dengan berbagai strategi.

Akhirnya pada bulan Maret 1167 kedua sekutu


bertempur dan pasukan Shirkuh menang. Pasukan
Shirkuh kemudian berjalan ke kota Alexandria yang
sebagian besar penduduknya menganut Islam
Sunni. Namun, pasukan Salib menyusuli mereka
dengan cepat.

Kota Alexandria di
Mesir menjadi
incaran pasukan
Shirkuh dan pasukan
Salib

@amipertiwi
Shirkuh dan pasukkan utamanya meninggalkan kota
itu. Beliau menyerahkan kota Alexandria kepada
Salahuddin dan pasukan kecilnya, kedua sekutu pun
mulai berperang. Salahuddin dan pasukannya
berhasil mempertahankan kota Alexandria meskipun
ada penderitaan akibat berperang dengan pasukan
Salib. Akhirnya Shirkuh dan pasukan Salib melakukan
genjatan senjata dengan kesepakatan bahwa kedua
sekutu akan menarik pasukannya dari Alexandria.

Illustrasi perang
antara pasukan
Salahuddin dan
Pasukan Salib di
Kota Alexandria

@amipertiwi
Bersambung ke konten selanjutnya,
masih di akun yang sama!

Nantikan kisah selanjutnya...

@amipertiwi

Anda mungkin juga menyukai