Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penghantar Asuhan Kebidanan

Disusun Oleh:

Suci Indah Sari

200206003

Dosen Pengampu

Nevy Susianty

KEBIDANAN

FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2021
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb

Bismillahirahmanirahim

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan semesta alam atas izin dan karunia
Nya,kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Tidak lupa kami haturkan
shalawat kepada nabi junjungan alam yakni nabi besar Muhammad Saw, semoga syafaat nya
mengalir pada kita di hari kelak.

Penulisan makalah ini berjudul” Konsep Umum Persalinan” untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah “Penghantar Asuhan Kebidanan”.

Kami menyadari masih banyak kekurangan di dalam makalah ini, semoga bisa di ambil
manfaat dan dapat menambah wawasan bagi yang membacanya.

Akhirukalam, wassalamualaikum wr.wrb

Pekanbaru ,14 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Kehamilan merupakan satu periode dimana seorang wanita membawa embrio di dalam
rahimnya. Bagi sebagian wanita yang telah menikah, kehamilan merupakan suatu hal
yang diidam-idamkan dan merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT. Menurut
Raflesia Veronica (2009), kehamilan adalah salah satu ekspresi perwujudan diri,
perwujudan identitas sebagai calon ibu dan ayah yang merupakan kebanggaan tersendiri
bagi wanita yang mengalaminya sebagai cara mewujudkan feminisme. Namun, pada
proses kehamilan seringkali wanita merasa kesulitan dalam mengerjakan aktivitas
kesehariannya, hal tersebut karena kehamilan akan meningkatkan hormon estrogen dan
progesteron yang menyebabkan wanita sering merasa mual, muntah, pusing, dan
sebagainya.

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalanlain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya
kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan
diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2013). Persalinanadalah proses dimana
bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta
secara lengkap. (Sondakh, 2015).

Selama kehamilan, didalam tubuh perempuan terdapat dua hormon yang dominan yaitu
esterogen dan progesteron. Hormon esterogen berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas
otot rahim serta memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin, prostaglandin, danmekanis. Sedangkan, hormon progesteron berfungsi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalanlain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya
kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan
diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2013).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. (Sondakh, 2015).

Proses persalinan dimulaidengan kontraksi uterus yang teratur dan menyebabkan


perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhirnya dengan lahirnya
plasenta secara lengkap (Kumalasari, 2015:97).

Persalinan adalah proses parasimpatis, Kondisi fisiologis yang perluistirahat,


ketenteraman, Rasa nyaman, percaya diri, terutama harus ada rasa Aman (reuwer dkk,
2009).

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang
bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9
bulan. Selama persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Sedang
peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya
komplikasi, disamping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu
bersalin. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses di mana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir (Saifuddin, 2002).

2.2 Jenis Persalinan

a.Persalinan spontan

Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir ibu.

b.Persalinan buatan

Persalinan yang di buat dengan tenaga dari luar misalnya vacum atau tindakan caesaria.

c.Persalinan anjuran

Persalinan yang tidak di mulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban, pemberian piticin atau prostaglandin.

Persalinan berdasar umur kehamilan


a.Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22mg atau bayi dengan beratbadan
kurang dari 500gr.
b.Partus immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22mg dan 28mg atau bayi dengan berat badan 500g
dan 999g.
c.Partus prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28mg dan 37mg atau dengan berat badan 1000g dan
2499g.
d.Partus matures/aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37mg dan 42mg atau bayi dengan berat badan 2500g
atau lebih.

e.Partus post matures/aterm Pengeluaran buah kehamilan setelah 42mg.

2.3. Teori yang berhubungan dengan mulainya Persalinan

a.Estrogen-Progesterone Theory
Teori ini mengatakan bahwa hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi sebagai
penenang dalam miometrium selama kehamilan akan mengalami penurunan 1 hingga 2
minggu sebelum memasuki masa inpartu. Sedangkan hormon prostagladinmengalami
peningkatan pada minggu ke 15 sampai kehamilan aterm. Dengan demikian, kadar
estrogen dan progesteron menurun dalam siklus maternal, maka kontraksi uterus terjadi
sebagai awitan persalinan.
b.Oxytoxin Theory
Dalam teori oksitosin mengatakan bahwa oksitosin merangsang secara langsung pada
uterusmelalui reseptor yang ada pada myometrium secara tidak langsung meningkatkan
produksi hormonprostaglandin didalam decidua. Uterus mengalami peningkatan
sensitivitasnya terhadap hormone oksitosin sejak awal kehamilan
c.Fetal Endocrine Control
TheoryTeori ini mengemukakan bahwa saat fetus telah mencapai usia aterm,system
endokrin pada fetus seperti kelenjar adrenal mensekresikan hormone
corticosteroidyangdiduga merangsang disekresinya hormone prostaglandin yang
menstimulasi terjadinya persalinan.
d.Teori Menuanya Plasenta
Teori ini menjelaskan bahwa dengan tuanya plasenta,arteri spiralis dan plasenta
mengalami proses pengapuran yang berakibatkan menurunnya sirkulasi uteroplasenter
sehingga fetus mengalami devisiensi nutrisi dan O2(oksigen) sehinggasecara alamiah
uterus berkompensasi untuk mengeluarkan isinya.
e.Teori Berkurangnya Nutrisi Janin
Teori ini berbeda dengan teori sebelumnya, pada teori ini menjelaskan bahwa bila nutrisi
ibu berkurang sehingga nutrisi
9tidak cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan vetus maka vetus akan segera
dikeluarkan.(Wagiyo,2016).

2.4 Tanda Tanda Persalinan

Tanda dan gejala persalinan dibagi menjadi 2 yaitu:


a.Tanda-tanda palsu
1)His dengan interval tidak teratur
2)Frekuensi semakin lama tidak mengalami peningkatan
3)Rasa nyeri saat kontraksi hanya pada bagian depan
4)Jika dibawa jalan-jalan, frekuensi dan intensitas his tidak mengalami peningkatan
5)Tidak ada hubungan antara derajat pengerasan uterus saat his dengan intensitas rasa
nyeri
6)Tidak keluar lendir dan darah
7)Tidak ada perubahan servik uteri
8)Bagian presentasi janin tidak mengalami penurunan
9)Bila diberi obat sedative, his menghilang
b.Tanda-tanda Pasti
1)His dengan interval teratur
2)Frekuensi semakin lama semakin meningkat, baik durasi maupun intensitasnya
3)Rasanya nyeri menjalar mulai dari belakang kebagian depan
4)Jika dibawa jalan-jalan frekuensi dan intensitas his mengalami peningkatan

5)Ada hubungan antara derajat pengerasan uterus saat his dengan intensitas rasa nyeri

6)Keluar lendir dan darah

7)Servik uteri mengalami perubahan yang progresif dari melunak, menipis dan
berdelatasi

8)Bagian presentasi janin mengalami penurunan

9)Bila diberi obat sedative, His menghilang(Wagiyo,2016).

2.5 Tahapan Proses Persalinan

Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka dari 0 sampai 10 cm.
Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II dinamakan dengan kala pengeluaran
karena kekuatan his dan kekuatan mengejan, janin di dorong keluar sampai lahir. Dalam
kala III atau disebut juga kala 12urie, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan.
Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian (Sumarah, 2011).
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai membuka
dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darahkapiler sekitar kanalis
servikalis karena pergeseran-pergeseran ketika serviks mendatar dan membuka (Rohani,
2013).
Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10 cm atau
pembukaan lengkap. Proses ini terjadi dua fase yakni fase laten selama 8 jam dimana
serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif selama 7 jam dimana serviks membuka dari
3-10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi salama fase aktif. Pada permulaan his
kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturientatau ibu yang sedang
bersalin masih dapat berjalam-jalan (Sulistyawati, 2013 ).

Kala II merupakan kala pengeluaran bayi dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi
lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi
hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada
multigravida. Diagnosis persalinan ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva
dengan diameter 5-6 cm (Sulistyawati, 2013 ). Gejala utama kala II menurut Jenny J.S
Sondakh (2013) yakni :

1)His semakian kuat dengan interval 2 sampai 3 menit dengan durasi 50 sampai 100
detik.

2)Menjelang akhir kala I ketuban pecah yangditandai dengan pengeluaran cairan secara
mendadak.

3)Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan untuk mengejan
akibat tertekannya pleksus frankenhauser.

4)Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga kepala
membuka pintu, subocciput bertindak sebagai hipoglobin kemudian secara berturut-turut
lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, serta kepala seluruhnya.

5)Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala
pada punggung.

6)Setelah putar paksi luar berlangsung maka persalinan bayi ditolong dengan dengan cara
memegang kepala pada os occiput dan di bawah dagu, kemudian ditarik dengan
mengunakan cunam ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan ke atas untuk
melahirkan bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir ketiak dikait untuk melahirkan sisa
badan bayi, kemudian bayilahir diikuti oleh sisa air ketuban.

Kala III adalah waktu untuk pelepasan plasenta dan pengeluaran plasenta. Setelah kala II
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10
menit. Dengan lahirnya bayi dan proses retraksi uterus, maka plasenta lepas dari lapisan
nitabusch. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-
tanda sebagai berikut :
1)Uterus menjadi berbentuk bundar
2)Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim

3)Tali pusat bertambah panjang

4)Terjadi perdarahanPlasenta dan selaput ketuban harus diperiksa secara teliti setelah
dilahirkan, bagian plasenta lengkap atau tidak. Bagian permukaan maternal yang normal
memiliki 6 sampai 20 kotiledon. Jika plasenta tidak lengkap maka disebut ada sisa
plasenta serta dapat mengakibatkan perdarahan yang banyak dan infeksi (Sondakh, 2013).

KalaIV dimulai dari lahirnya plasenta selama 1 sampai 2 jam. Pada kala IV dilakukan
observasi terhadap perdarahan pascapersalinan, palingsering terjadi pada 2jam pertama.
Observasi yang dilakukan menurut Sulistyawati (2013) adalah sebagai berikut :

1)Tingkat kesadaranpasien.

2)Pemeriksaan tanda-tanda vital yakni tekanan darah, nadi, dan pernafasan.

3)Kontraksi uterus.

4)Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak


melebihi 400 sampai 500cc.

2.6 Tujuan Asuhan Persalinan

Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data dengan cara:

a. Anamnese
b. Pemeriksaan Fisik

c. Pemeriksaan Khusus

d. Pemeriksaan PenunjangData dasar ini meliputi pengkajian riwayat, pemeriksaan fisik,


dan hasil pemeriksaan sebelumnya.

a. Mengidentifikasi identitas ibu dan suami (Nama, Umur, Suku, Agama, Status
Pernikahan, Pendidikan Terakhir, Pekerjaan , Alamat)

b. Keluhan yang dialami dan dirasakan oleh ibuc. Riwayat kehamilan, persalinan, dan
nifas yang lalu

d. Riwayat reproduksi (Menarche, Lama Haid, Siklus Haid, Dismenorhe)

e. Riwayat kesehatan keluarga

f. Riwayat kontrasepsi (Metode Kontrasepsi, Efek Samping, Alasan Penghentian)

g. Pola kebutuhan sehari-hari (Nutrisi, Eliminasi, Personal Hygiene)

h. Data psikososial, spiritual dan ekonomi

i. Pemeriksaan Khusus (USG, Rontgen)

j. Pemeriksaan penunjang (Darah dan Urin)

k. Pemeriksaan fisik

1) Penampilan dan emosional ibu

2) Pengukuran fisik (Tinggi Badan, Berat Badan, LILA)

3) Tanda-tanda vital (Tekanan Darah, Pernapasan, Nadi, dan Suhu)

4) Pemeriksaan kepala, wajah, dan leher (Rambut, Wajah, Mulut, Leher)

5) Pemeriksaan dada dan abdomen (Payudara dan Perut)

6) Pemeriksaan genitalia (Vagina)7) Pemeriksaan tungkai (Tangan dan Kaki).


2.7 Standar Asuhan Kebidanan

a.Standar I (Pengkajian)
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari semua
sumberyang berkaitan dengan kondisi klien.

b.Standar II (Perumusan Diagnosa danatau Masalah Kebidanan)

Bidan menganalisis data yang diperoleh dari pengkajian, menginterpretasikannya secara


akurat dan logis untuk menegakkan suatu diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

c.Standar III (Perencanaan)

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang telah
ditegakkan.

d.Standar IV (Implementasi)

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan
aman berdasarkan evidence basedkepada pasien dalam bentuk upaya
promotif,preventif,kuratifdan rehabilitatif.Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan
rujukan.

e.Standar V (Evaluasi)

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat


keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan
kondisi klien.

f.Standar VI (Pencatatan Asuhan Kebidanan)

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkatdan jelas mengenai


keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.
Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang disediakan
(rekam medis/ KMS/ status pasien/ buku KIA), ditulis dalam bentuk catatan
perkembangan SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa dan Penatalaksana

2.8 Evidenced Based Dalam Asuhan Persalinan

Contoh EBM Pada Asuhan Persalinan


Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang,
terutama disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan, eklamsia, sepsis dan komplikasi
keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut
sebenarnya dapat dicegah. Melalui upaya pencegahan yang efektif, beberapa negara
berkembang dan hampir semua negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu ke tingkat yang sangat rendah.
Asuhan Kesehatan Ibu selama dua dasawarsa terakhir terfokus pada:

a)      Keluarga Berencana 


Membantu para ibu dan suaminya merencanakan kehamilan yang diinginkan
b)      Asuhan Antenatal Terfokus 
Memantau perkembangan kehamilan mengenali gejala dan tanda bahaya, menyiapkan
persalinan dan kesediaan menghadapi komplikasi
c)      Asuhan Pascakeguguran 
Menatalaksanakan gawat-darurat keguguran dan komplikasinya serta tanggap terhadap
kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya
d)  Persalinan yang Bersih dan Aman serta Pencegahan Komplikasi
Kajian dan bukti ilmiah menunjukkan bahwa asuhan persalinan bersih, aman dan tepat
waktu merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah terjadinya kesakitan dan
kematian

e)  Penatalaksanaan Komplikasi yang terjadi sebelum, selama dan setelah persalinan.


Dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu, perlu diantisipasi adanya
keterbatasan kemampuan untuk menatalaksana komplikasi pada jenjang pelayanan
tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi, dan ketersediaan sarana
pertolongan menjadi penentu bagi keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang
umumnya akan selalu berbeda menurut derajat, keadaan dan tempat terjadinya

Fokus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah
terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari menunggu
terjadinya dan kemudian menangani komplikasi, menjadi pencegahan komplikasi.
Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan pascapersalinan
terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir. Beberapa
contoh dibawah ini, menunjukkan adanya pergeseran paradigma tersebut diatas:

1.      Mencegah Perdarahan Pasca persalinan yang disebabkan oleh Atonia Uteri
Upaya pencegahan perdarahan pascapersalinan dimulai pada tahap yang paling
dini. Setiap pertolongan persalinan harus menerapkan upaya pencegahan perdarahan
pascapersalinan, diantaranya manipulasi minimal proses persalinan, penatalaksanaan aktif
kala III, pengamatan melekat kontraksi uterus pascapersalinan. Upaya rujukan obstetrik
dimulai dari pengenalan dini terhadap persalinan patologis dan dilakukan saat ibu masih
dalam kondisi yang optimal.

2.       Laserasi/episiotomi
Dengan paradigma pencegahan, episiotomi tidak lagi dilakukan secara rutin
karena dengan perasat khusus, penolong persalinan akan mengatur ekspulsi kepala, bahu,
dan seluruh tubuh bayi untuk mencegah laserasi atau hanya terjadi robekan minimal pada
perineum.

3.      Retensio plasenta


Penatalaksanaan aktif kala tiga dilakukan untuk mencegah perdarahan,
mempercepat proses separasi dan melahirkan plasenta dengan pemberian uterotonika
segera setelah bayi lahir dan melakukan penegangan tali pusat terkendali.

4.       Partus Lama


Untuk mencegah partus lama, asuhan persalinan normal mengandalkan
penggunaan partograf untuk memantau kondisi ibu dan janin serta kemajuan proses
persalinan. Dukungan suami atau kerabat, diharapkan dapat memberikan rasa tenang dan
aman selama proses persalinan berlangsung. Pendampingan ini diharapkan dapat
mendukung kelancaran proses persalinan, menjalin kebersamaan, berbagi tanggung jawab
diantara penolong dan keluarga klien

5.      Asfiksia Bayi Baru Lahir


Pencegahan asfiksia pada bayi baru lahir dilakukan melalui upaya
pengenalan/penanganan sedini mungkin, misalnya dengan memantau secara baik dan
teratur denyut jantung bayi selama proses persalinan, mengatur posisi tubuh untuk
memberi rasa nyaman bagi ibu dan mencegah gangguan sirkulasi utero-plasenter terhadap
bayi, teknik meneran dan bernapas yang menguntungkan bagi ibu dan bayi. Bila terjadi
asfiksia, dilakukan upaya untuk menjaga agar tubuh bayi tetap hangat, menempatkan bayi
dalam posisi yang tepat, penghisapan lendir secara benar, memberikan rangsangan taktil
dan melakukan pernapasan buatan (bila perlu). Berbagai upaya tersebut dilakukan untuk
mencegah asfiksia, memberikan pertolongan secara tepat dan adekuat bila terjadi asfiksia
dan mencegah hipotermia.

6.      Asuhan Sayang Ibu dan Bayi sebagai kebutuhan dasar persalinan
            Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah
mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi.
Perhatian dan dukungan kepada ibu selama proses persalinan akan mendapatkan rasa
aman dan keluaran yang lebih baik. Juga mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan
(ekstraksi vakum, cunam dan seksio sesar) dan persalinan akan berlangsung lebih cepat.
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan :
1. Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan memperlakukannya sesuai
martabatnya.
2. Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum
memulai asuhan tersebut.
3. Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.
4. Mengajurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau kuatir.
5. Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.
6. Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menenteramkan perasaan ibu
beserta anggota keluarga yang lain.
7. Menganjurkan ibu untuk ditemani suaminya dan/atau anggota keluarga yang lain
selama persalinan dan kelahiran bayinya.
8. Mengajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara memperhatikan dan
mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya.
9. Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara konsisten.
10. Menghargai privasi ibu.
11. Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan
kelahiran bayi.
12. Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila ia
menginginkannya.
13. Menghargai dan membolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak memberi
pengaruh yang merugikan.
14. Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan (episiotomi,
pencukuran, dan klisma).
15. Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.
16. Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi.
17. Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu).
18. Mempersiapkan rencana persalinan dan kelahiran bayi dengan baik, bahan-bahan,
perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan. Siap melakukan resusitasi bayi
baru lahir pada setiap kelahiran bayi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalanlain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya
kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan
diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2013).

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang
bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9
bulan. Selama persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Sedang
peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya
komplikasi, disamping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu
bersalin. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke
dalam jalan lahir.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini di harapkan mahasiswa bisa mengimplementasikannya


dalam asuhan kebidanan nanti. Di harapkan saran dan kritik positif yang membangun.
Daftar Pustaka

Jannah, Nurul. 2011. Konsep Dokumentasi Kebidanan.Yogyakarta: Ar’ruz Media.JNPK-


KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: Jhplego.

Marmi, S.ST. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta : PustakaPelajar

Rohani. 2011.Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta:Salemba

Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.Penerbit
Erlangga

Sulistyawati. A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:Salemba

Medika.

Anda mungkin juga menyukai