Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Reproduksi

Disusun Oleh:

Suci Indah Sari

200206003

Dosen Pengampu

Sarah fitria S.Tr Keb,M.Tr Keb

KEBIDANAN

FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2021
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb

Bismillahirahmanirahim

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan semesta alam atas izin dan karunia
Nya,kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Tidak lupa kami haturkan
shalawat kepada nabi junjungan alam yakni nabi besar Muhammad Saw, semoga syafaat nya
mengalir pada kita di hari kelak.

Penulisan makalah ini berjudul” Ibadah Haji” untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
“Penghantar Asuhan Kebidanan”.

Kami menyadari masih banyak kekurangan di dalam makalah ini, semoga bisa di ambil
manfaat dan dapat menambah wawasan bagi yang membacanya.

Akhirukalam, wassalamualaikum wr.wrb

Pekanbaru ,14 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kehamilan merupakan satu periode dimana seorang wanita membawa embrio di dalam
rahimnya. Bagi sebagian wanita yang telah menikah, kehamilan merupakan suatu hal
yang diidam-idamkan dan merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT. Menurut
Raflesia Veronica (2009), kehamilan adalah salah satu ekspresi perwujudan diri,
perwujudan identitas sebagai calon ibu dan ayah yang merupakan kebanggaan tersendiri
bagi wanita yang mengalaminya sebagai cara mewujudkan feminisme. Namun, pada
proses kehamilan seringkali wanita merasa kesulitan dalam mengerjakan aktivitas
kesehariannya, hal tersebut karena kehamilan akan meningkatkan hormon estrogen dan
progesteron yang menyebabkan wanita sering merasa mual, muntah, pusing, dan
sebagainya. Menurut Ai Yeyeh et al (2009), wanita yang sedang mengalami kehamilan
harus siap secara fisik dan juga psikologis. Perubahan fisik yang terjadi ketika hamil akan
terlihat, seperti pembesaran abdomen serta berat badan yang bertambah karena adanya
janin didalam perut. Adapun perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil
diantaranya: Pertama, perubahan sistem reproduksi dan payudara (seperti, perubahan
uterus, serviks uteri, segmen bawah uterus, kontraksi barxton – hikcs, vagna dan vulva,
ovarium, dan mamae). Kedua, perubahan sistem endokrin, kekebalan, dan perkemihan.
Ketiga, perubahan sistem pencernaan, musculoskeletal, kardiovaskuler, integument.
Keempat, perubahan metabolisme, berat dan indeks masa tubuh, sistem pernafasan, dan
sistem persyarafan. Reproduksi ialah suatu proses dimana materi genetis suatu sel
membelah diri menjadi banyak (pembelahan sel somatik).
Cara reproduksi ini disebut pula mitosis yang terjadi pada organ tertentu manusia,
misalnya pada kulit, hati, sumsum tulang. Mitosis diperlukan untuk memperbaiki sel-sel
yang rusak dan untuk tumbuhnya suatu organisme. Sel somatik manusia memiliki 46
kromosom (diploid). Gambar di bawah ini merupakan ilustrasi pembelahan sel secara
mitosis
Sistem reproduksi memiliki keunikannya masing-masing, hal ini tentu saja membuat
adanya perbedaan antara sistem reproduksi pria dan wanita. Untuk sistem reproduksi pria
sendiri, berfungsi sebagai alat produksi dan dan media penyimpanan. Selain dari kedua
hal tersebut, sistem reproduksi pria juga berguna untuk mengantarkan sperma agar bisa
membuahi sel telur.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Reproduksi Wanita

Organ reproduksi wanita merupakan sekelompok organ yang terlibat dalam sistem
reproduksi, dalam hal ini untuk mempersiapkan kehamilan hingga melahirkan. Setiap organ
reproduksi dirancang dengan fungsinya masing-masing. Organ-organ ini dimiliki wanita sejak
lahir, namun kemampuan reproduksinya baru akan dimulai setelah masa pubertas.Struktur dan
organ reproduksi wanita memainkan peran penting dalam proses reproduksi, yang mana meliputi siklus
menstruasi i, konsepsi (ketika sel telur dibuahi oleh sperma), kehamilan, dan persalinan. Menurut
letaknya, organ reproduksi wanita dapat dibagi menjadi dua, yaitu organ yang berada di bagian luar tubuh
dan organ yang berada di dalam tubuh.

A. Organ Reproduksi wanita bagian dalam

Organ reproduksi wanita yang ada di dalam tubuh, terletak dalam rongga panggul (pelvis). Organ-organ
tersebut termasuk:

 Vagina
Organ ini terletak antara bagian bawah rahim dan tubuh bagian luar. Vagina merupakan lorong
atau jalan keluar untuk melahirkan, serta tempat masuknya penis selama berhubungan seksual.

 Serviks

Leher rahim adalah pintu masuk antara vagina dan rahim, yang berupa lorong sempit. Dinding
serviks bersifat fleksibel, sehingga dapat meregang dan membuka jalan lahir saat persalinan.

 Rahim atau uterus


Merupakan organ berbentuk seperti buah pir yang menjadi rumah bagi janin yang sedang
berkembang.
 Ovarium (indung telur)
Organ ini merupakan kelenjar kecil berbentuk oval yang terletak di kedua sisi rahim. Ovarium
berfungsi untuk menghasilkan sel telur dan memproduksi hormon seks utama, yakni estrogen dan
progesteron, yang dilepaskan ke dalam aliran darah.

 Saluran telur atau tuba fallopi


Tuba fallopi adalah saluran sempit yang melekat pada bagian atas rahim mengarah ke ovarium.
Saluran ini merupakan jalan bagi telur dari ovarium ke rahim, serta tempat terjadinya pembuahan
telur oleh sperma.

B. Organ Reproduksi Bagian Luar

Organ reproduksi wanita bagian luar berkelompok di daerah bernama vulva, yang letaknya di luar vagina.
Organ-organ tersebut termasuk:

 Labia
Labia adalah organ reproduksi wanita bagian luar yang terdiri dari dua pasang lipatan kulit di
kedua sisi bukaan vagina, bernama labia mayora dan labia minora. Labia mayora (bibir kemaluan
besar) berada di bagian luar dan akan ditutupi dengan rambut kemaluan setelah memasuki masa
pubertas, sedangkan labia minora (bibir kemaluan kecil) tidak berambut.

 Mons pubis
Tonjolan lemak di atas labia yang ditutupi dengan rambut setelah memasuki masa pubertas.
Bagian ini mengeluarkan zat feromon yang diduga berperan dalam proses terjadinya ketertarikan
seksual.
 Lubang vagina
Ini merupakan pintu masuk ke vagina.

 Lubang uretra
Lubang uretra adalah tempat keluarnya urine dari kandung kemih.

 Klitoris
Klitoris merupakan tonjolan kecil di bagian atas labia minora, yang sangat sensitif dan
merupakan sumber utama kenikmatan seksual wanita.

 Kelenjar Bartholin atau kelenjar vestibular


Kelenjar ini terletak di kedua sisi bukaan vagina, dan berfungsi menghasilkan lendir kental untuk
melumasi vagina ketika berhubungan seksual.

2.2 Payudara

Penyebab seorang ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara, antara lain disebabkan oleh faktor-
faktor berikut kurangnya informasi yang didapat dari tenaga kesehatan, adanya rasa takut dan malas, serta
ketersediaan waktu untuk melakukan perawatan payudara selama kehamilan. Perawatan payudara sangat
penting supaya tidak terjadi komplikasi pada saat menyusui bayinya nanti (Kustamardji, 2009). Sehingga
diperlukan tingkatan perilaku khususnya pada ibu primigravida tentang pentingnya perawatan payudara
saat hamil.

2.3 Hematologi

Homeostasis merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam


mempertahankan kondisi yang di alaminya. Proses homeostasis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalami
stress yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme pertahanan diri untuk
menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat di katakana bahwa homeostasis adalah suatu proses
perubahan yang terus menerus untuk memelihara stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan
sekitarnya. Homeostasis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat di kendalikan oleh suatu system
endokrin dan syaraf otonom. Secara alamiah proses homeostasis dapat terjadi dalam tubuh manusia.
Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostasis ini dapat di lakukan dengan 3 cara yaitu:

1. Self regulation,

System ini dapat terjadi secara otomatis pada orang yang sehat seperti dalam pengaturan proses fisiologis
tubuh manusia.

2. Cara kompensasi

Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan dalam tubuh. Seperti contoh, apabila secara
tiba tiba lingkungan menjadi dingin, maka pembuluh darah bagian perifer akan mengalami konstriksi dan
merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan kegiatan(misalnya mengiggil) yang dapat
menghasilkan panas sehingga suhu tetap stabil, pelebaran pupil untuk meningkatkan presepsi visual pada
saat terjadi ancaman terhadap tubuh, peningkatan keringat untuk mengontrol suhu badan.

3. Cara umpan balik negative

Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam keadaan abnormal tubuh secara
otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan penyimpangan yang terjadi.

2.4. Sistem Endokrin

Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi
internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara
langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk
mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh (Anonim, 2013).
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai
saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon.
Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain
aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi
tubuh (Ulfhitha, 20112).
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya
dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja
antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut (Ulfhitha, 20112):
1.        Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja melalui transmisi
kimia.
2.        Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem saraf. Pada sistem
saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja
endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar
antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu
singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali
sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan waktu
hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa
kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel lainnya.
Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon
tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu (Ulfhitha, 20112).
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut
(Ulfhitha, 20112) :
1.        Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai penghasil
hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan
fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua
sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf
seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2.        Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang benar-benar
berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjat endokrin
sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh).
Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik
vertebrata maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem
endokrin yaitu Insekta, Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar endokrin dapat berupa
sel tunggal atau berupa organ multisel.
Sistem hormon (endokrin) dan saraf  dahulu dianggap sebagai pengatur fisiologi yang
terpisah. Tetapi pandangan tersebut berubah setelah ditemukannya neuron-neuron termodifikasi
yang dapat mensekresi hormon. Beberapa di antara neuron-neuron tersebut menunjukkan
mekanisme pengaturan terhadap kelenjar-kelenjar khusus yang menghasilkan hormon. Sekresi
neuron-neuron termodifikasi tersebut dipengaruhi neuron-neuron “biasa”, dan banyak kelenjar
penghasil hormon (kelenjar endokrin) yang secara langsung diinervasi oleh neuron yang
mempengaruhi aktivitas sekretorinya.
Sistem endokrin Vertebrata melibatkan kelenjar endokrin yang mensintesis dan
melepaskan duta kimia khas ke dalam darah (“the blood spesific chemical messenger”) yang
disebut hormon. Hormon diangkut melalui darah ke jaringan sasaran khas tempat hormon
menyebabkan perubahan aktivitas sel penyusun jaringan tersebut. Karena suatu hormon hanya
mempengaruhi sasaran tertentu, maka sasaran harus dapat menerima sinyal tersebut, berarti
sasaran harus mempunyai reseptor khas agar dapat merespon sinyal. Organ lain yang bukan
sasaran dan dipapar oleh hormon yang sama dengan kadar yang sama harus tidak mampu
merespon, dalam arti harus tidak mempunyai reseptor yang mampu merespon keberadaan
hormon.

2.5 Sistem Metabolisme

Anda mungkin juga menyukai