1. Pengertian Rasio Likuiditas dapat didefinisikan sebagai rasio yang menunjukan
kapabilitas perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas dikenal juga sebagai rasio yang dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat kapabilitas perusahan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo (Hery, 2016: 149). Sejalan dengan itu Prastowo, (2011:83) mengatakan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang mengambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek. Rasio likuiditas atau disebut juga rasio modal kerja bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Berdasarkan pengertian diatas maka rasio likuiditas adalah rasio keuangan yang menunjukan kemampuan finansial perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya tepat waktu kepada kreditor. 2. Tujuan dan Manfaat Melalui rasio likuiditas, pemilik perusahaan dapat menilai kemampuan manajemen dalam mengelola dana yang telah dipercayakan, termasuk dana yang dipergunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Investor sangat membutuhkan rasio likuiditas terutama dalam hal pembagian deviden tunai, sedangkan kreditor membutuhkannya untuk pedoman pengembalian pinjaman pokok dengan bunganya. Kreditor maupun supplier lazimnya akan menyerahkan pinjaman/utang kepada perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas tinggi. Tujuan dan manfaatnya sebagai berikut: Mengukur kekuatan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang yang akan segera jatuh tempo. Mengetahui kapasitas perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan total asset lancar. Mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan asset sangat lancar. Menaksir skala uang kas perusahaan dalam membayar utang jangka pendek Perencanaan finansial di masa depan terutama yang berhubungan dengan perencanaan kas dan kewajiban jangka pendek. Mengetahui keadaan dan posisi likuiditas perusahaan masing-masing periode dengan membandingkannya. RASIO LEVERAGE 1. Pengertian Leverage ratio atau yang lebih akrab disebut dengan rasio leverage adalah rasio keuangan yang menunjukkan tingkat utang yang telah dikeluarkan oleh suatu badan usaha atau bisnis. Rasio leverage disebut juga dengan istilah rasio solvabilitas dapat dipahami sebagai rasio keuangan yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang jangka panjangnya. Utang jangka panjang itu sendiri dimaknai sebagai kewajiban atau utang yang waktu jatuh temponya lebih dari satu tahun. Rasio leverage membandingkan antara total beban utang perusahaan terhadap aset atau ekuitasnya. Artinya, rasio ini menunjukkan seberapa banyak aset perusahaan yang dimiliki oleh para pemegang saham dibandingkan dengan aset yang dimiliki oleh para kreditur atau pemberi utangnya. Suatu perusahaan dikatakan memiliki tingkat leverage yang tinggi, apabila jumlah aset yang dimiliki perusahaan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah aset krediturnya. Sebagai salah satu parameter untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan, rasio leverage dibutuhkan untuk membantu manajemen dan investor dalam memahami tingkat struktur modal pada perusahaan terkait. Selain itu, rasio ini juga mencerminkan sumber pembiayaan dalam operasional bisnis atau kegiatan bisnis perusahaan, dari utang ataukah ekuitas. 2. Manfaat Secara umum rasio leverage berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya baik dalam jangka pendek maupun panjang. Rasio ini juga digunakan untuk mengetahui komposisi modal yang bersumber dari utang atau pinjaman. Dalam menganalisis keuangan perusahaan, rasio leverage memiliki peranan penting. Sebab, rasio ini dapat menginformasikan sumber dana yang digunakan untuk membiayai operasional atau kegiatan bisnis perusahaan, dari modal sendiri ataukah utang. Selain itu, perusahaan juga dapat mengevaluasi kemampuannya dalam melunasi utangutangnya saat jatuh tempo. RASIO AKTIVITAS 1. Pengertian Rasio aktivitas adalah salah satu rasio yang membandingkan antara tingkat penjualan dan investasi pada semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Analisis rasio aktivitas ini diperlukan oleh suatu perusahaan barang ataupun jasa untuk menilai efisiensi suatu perusahaan dalam memanfaatkan aset yang dimiliki. 2. Tujuan Berikut ini adalah beberapa tujuan yang hendak dicapai perusahaan dari penggunaan rasio aktivitas antara lain: Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable), di mana hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih. Untuk menghitung berapa hari rata-rata persediaan tersimpan dalam gudang. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan (working capital turn over). Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Untuk mengukur penggunaan semula aktiva perusahaan dibandingkan dengan penjualan.