Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PERALATAN PELAYANAN KAPAL

DAN BARANG
“GENERAL CARGO PELABUHAN CIREBON”

Dosen: Silvia Dewi Kumalasari, S.T., M.T.

DISUSUN OLEH:

Gisyella lessyl (19E511071033)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KELAUTAN
ITL TRISAKTI
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “GENERAL
CARGO PELABUHAN CIREBON”

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk Ibu Silvia untuk memenuhi tugas Peralatan
Pelayanan Kapal dan Barang. Selain itu, tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai informasi terkait Pelabuhan Cirebon
terkhususnya mengenai terminal general cargo.

Selama penulisan makalah ini, saya banyak mencari berbagai sumber dari internet,
dan beberapa jurnal. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Ibu Silvia selaku dosen Peralatan Pelayanan Kapal dan Barang di ITL Trisakti atas
arahanya.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena adanya
keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran
yang bersifat membangun akan saya terima dengan senang hati. saya berharap, semoga
laporan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Jakarta, 23 April 2020

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pengertian pelabuhan berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik


Indonesia PM 51 Tahun 2015 tentang penyelenggaran pelabuhan, pelabuhan adalah
tempat yang terdiri atas daratan dan perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, naik turun penumpang dan bongkar muat barang, berupa terminal dan
tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanaan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan
antarmoda transportasi. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pelabuhan merupakan fasilitas yang dibutuhkan untuk moda transportasi dengan skala
yang besar. Indonesia sebagai negara perairan dengan luas wilayah perairan 3.257.483
km2 dengan luas wilayah daratan 1.922.570 km2 menurut Badan Informasi Geospasial
(BIG), tentunya membutuhkan pelabuhan dengan fasilitas yang memadai mengingat
keuntungan dari segi geografis untuk melakukan transportasi dengan moda perkapalan.
Kondisi ini lah yang menyebabkan dibutuhkannya pelabuhan yang dapat melayani
transportasi dan pengiriman untuk kebutuhan antar pulau dan provinsi di indonesia,
seperti pada hal nya di pulau jawa yang merupakan pulau dengan tingkat penduduk yang
lebih tinggi di bandingkan pulau lainnya dengan pelabuhan utama yang memiliki
kapasitas yang besar yaitu Tanjung Priok di bawah pengolahan PT.
Pelabuhan Indonesia II (Persero). Tentunya pelabuhan ini pada akhirnya akan
menemui kapasitas puncaknya hingga tidak dapat menampung aktifitas yang ada, oleh
karena itu berdiri lah beberapa pelabuhan penyangga yang salah satunya adalah
pelabuhan Cirebon. Pelabuhan ini di fasilitasi untuk keperluan bongkar muat curah
kering, curah cair dan general cargo serta fasilitas pendukung lainnya. Komoditi yang
paling menonjol pada pelabuhan ini dihasilkan oleh batubara dengan presentase 80%
bongkar muat batubara dan 20% berupa pupuk, gypsum dan aspal. Status pelabuhan ini
yang berada pada bayang-bayang pelabuhan Tanjung Priok seperti yang di utarakan oleh
pihak PELINDO II Cirebon yang tercatat pada harian kompas 7 desember 2016, pihaknya
mencatat sekitar 60 % komoditas jawa barat, seperti rotan dan palawija dikirim melalui
Pelabuhan Tanjung Priok yang sebenarnya akan lebih dekat dan juga hemat apabila
menggunakan Pelabuhan Cirebon.

Sumber : www.cirebonport.co.id/hinterland

Gambar 1.1. Hinterland Pelabuhan Cirebon

Penyusunan rencana kebutuhan pengembangan pelabuhan didasarkan pada


pendekatan penilaian kapasitas pelabuhan dan memperhatikan skema pembangunan
pelabuhan. Selain kebijakan pemerintah, ¡juga telah diperhatikan program pembangunan
pelabuhan strategis di Indonesii. Pelabuhan Cirebon mempunyai wilayah hinterland yang
paling luas di antara pelabuhan yang ada di Provinsi Jawa Barat. Potensi yang ada dapat
dikelompokkan menjadi 4 Kelompok besar antara lain
1. Peti Kemas
2. Curah Cair
3. Curah Kering dan
4. General Kargo
Potensi inilah yang dilakukan bongkar muatnya di Pelabuhan Cirebon. Dari hasil
analisis Potensi Bongkar Muat barang yang perlu pengapalan melalui Pelabuhan Cirebon
dan hasil analisis kemampuan dan daya tampung pelabuhan Ciebon terlihat bahwa
kondisi pelabuhan yang ada sudah tidak lagi mampu melayani tuntutan bongkar muat
dimasa mendatang. Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan akan sarana dan
prasarana Bongkar muat barang diperlukan pengembangan wilayah darat maupun
perairannya. Dalam hal ini solusi pengembangan satu satunya hanya denga melakukan
reklamsai untuk menambah daratan yang diperlukan dan melakukan pengerukan baik
untuk kolam maupun alur pelayarannya. Dengan terbatasnya lahan darat ditambah dengan
adanya permintaan daerah untuk menjadikan sebagian wilayah pelabuhan sebagai
Heritage dan perlu diadakannya terminal penumpang, maka dipandang perlu untuk
melakukan rekonfigurasi pemanfaatan lahan yang ada. Dalam kerangka besar
rekonfigurasi ini Pelabuhan Cirebon dikondisikan sebagai pelabuhan yang mempunyai
porsi seimbang untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Minimal masih terdapat 4 Terminal
yang perlu dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan sarana bongkar muat barang dan
naik turunnya penumpang, empat terminal tersebut adalah:
1. Terminal Penumpang
2. Terminal Peti Kemas
3. Terminal Curah Kering
4. Terminal Multi purpose
V-9 Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan sedikit perubahan tata kelola
dalam pelaksanaan bongkar muatnya, kebutuhan terminal yang ada tidak dipisahkan
dengan jelas pada peruntukan dermaga dan daerah yang ada di belakangnya. Akan tetapi
dibuat lebih fleksibel dengan merencanakan dermaga yang ada menjadi dermaga
multipurpose termasuk di dalamnya adalah dermaga curah cair, alih fungsi dock yard
yang ada menjadi terminal penumpang, yang lain seperti peti kemas, curah kering dan
relokasi Dock Yard memanfaatkan penambahan lahan darat dengan reklamasi laut.
Melihat dari kondisi ini lah maka dibutuhkan kajian terhadap kinerja Terminal
Muarajati terhadap aktifitas bongkar muat curah kering kurang lebih 10 tahun mendatang,
kajian ini dilakukan untuk melihat tingkat efektifitas fasilitas yang ada untuk keperluan
bongkar muat curah kering 10 tahun mendatang. Tentunya apabila terjadi penambahan
alat perlu di lakukan pengecekan juga terhadap kekuatan dermaga untuk menahan
pengadaan alat yang baru karena beban yang bekerja tentunya akan bertambah dengan
aktifitas yang bertambah pula. Maka berdasarkan latar belakang tersebut, Tugas makalah
ini bertujuan melakukan penganalisis yang membahas “Genel Cargo Pelabuhan Cirebon”.
1.2 Rumusan Masalah

Kondisi dimana Pelabuhan Cirebon adalah pelabuhan berkembang dan pelayanannya


terus di kembangkan demi meningkatkan nilai ekonomi wilayah jawa barat, membuat
pelabuhan ini akan mengundang pengguna jasa di sekitar jawa barat untuk beralih dari
pengiriman dan penerimaan barang yang melalui Pelabuhan Cirebon. Tentunya hal ini akan
membuat kondisi terminal dan fasilitas yang ada menemui titik puncaknya sangat efektif.
Ketika Pelabuhan sudah menemui titik sangat efektif karna fasilitas yang memadai maka kapal
akan lebih cepat dalam proses bongkar muat sehingga lebih ekonomis. Oleh karena itu maka
rumusan masalah dalam penganalisa ini adalah “Apa sajakah perlatan dan pelayanan kapal
dan barang diterminal General Cargo Pelabuhan Cirebon?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui letak Pelabuhan.


2) Untuk mengetahui arus barang di Pelabuhan beberapa tahun terakhir.
3) Untuk mengetahui alur proses pelayanan kapal.
4) Untuk mengetahui fasilitas apa saja dalam pelayanan kapal.
5) Untuk mengetahui alur proses pelayanan barang.
6) Untuk menegathui apa saja fasilitas barang.

1.4 Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian ini Mahasiswa Teknik Kepelabuhan A 2019 dapat


mengetahui lebih dalam tentang proses pelayanan dan apa saja peralatan untuk pelayanan
kapal diterminal General Cargo di Pelabuhan Cirebon.
BAB 2

METODE PENELITIAN

Penelitiaan ini di lakukan dengan mengindentifikasi data-data yang sudah diberikan


lalu di lakukan penganalisaan serta penjabaran yang sesuai dengan data dan rumusan
masalah yang ada. Penganalisaan dan penyelesaain dalam penelitian ini di dapatkan dari
buku jurnal, dan data internet.

2.1 Metode Pengumpulan Data


Dalam pengerjaan tugas akhir digunakan data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dengan melakukan observasi langsung ke lokasi tinjauan dan
wawancara dengan pihak lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dari data- data
yag telah ada juga dari bahan literatur yang sudah diteliti sebelumnya.

Data PT. Pelindo II


cabangcirebon

Buku
Pengambilan data Sekunder
Literat
ur

Website (internet,
makalah, dll)

Gambar 3.6 Diagram Alir Pengumpulan Data


BAB 3

HASIL DAN PEMABAHASAN

3.1 Lokasi Pelabuhan Cirebon

Pelabuhan Cirebon terletak di kota Cirebon, pantai Utara Jawa Barat,


kuranglebih 250 km dari Jakarta kearahTimur. Posisi geografis Pelabuhan ini terletak
pada koordinat: 06042' 55,6" Lintang Selatan; 108034'13,89" Bujur Timur.

Gambar 3.1 Lokasi Pelabuhan Cirebon3


Gambar 3.2 Pelabuhan Cirebon Di Kota Cirebon3
3.2 Kolam dan Alur Pelabuhan

Pelabuhan Cirebon memiliki alur sepanjang 2.500 m dengan lebar 70 m dan


kedalaman hingga -7 m LWS.

Tabel 3.1 berikut menerangkan lebih jelas data kolam dan alur Pelabuhan Cirebon.
Tabel 3.1 Kolam dan Alur Peabuhan Cirebon3

NO URAIAN SATUAN VOLUME KETERANGAN

I. ALUR MASUK

- Panjang Meter
2.500 Kedalaman (7) M Lws
Meter
- Lebar
70

II KOLAM PELABUHAN Ha 10,92


Ha
- KolamMuarajati I 2,66
Ha Kedalaman (7) M Lws
- KolamPelabuhan I 2,66 Kedalaman (6) M Lws
Ha
- KolamPelabuhan II Ha 4,30 Kedalaman (6) M Lws
Kedalaman (4) M Lws
- KolamKhususPelra 1,12

III. PENAHAN GELOMBANG

- Panjang
Meter 1.406
Gambar 3.3 Layout Pelabuhan dan Alur Masuk Pelabuhan Cirebon
3.3 Fasilitas Pokok Dan Penunjang Pelabuhan Lay Out Pelabuhan
Pelabuhan Cirebon dapat dicapai dengan mudah melalui jalan darat, baik dari
arah Jakarta, Provinsi Jawa Tengah maupun dari kota Bandung. Kemudahan ini
mendukung kelancaran distribusi barang dari dan ke Pelabuhan Cirebon. Pelabuhan
Cirebon didukung oleh kedalaman kolam sampai -6,5 m LWS. Sedangkan kapal yang
memiliki draft lebih dapat dilayani di daerah lego jangkar kurang lebih 10 km lepas
pantai. Dengan luas 51 ha Daerah Lingkungan Kerja dan 25 ha Daerah Lingkungan
Kepentingan, serta perairan Pelabuhan seluas 8.410,91 ha, Pelabuhan Cirebon
diharapkan bisa menampung segala kebutuhan dalam mendukung kegiatan bongkar
muat barang.
Fasilitas dermaga Pelabuhan Cirebon dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini

Tabel 3.5 Dermaga di Pelabuhan Cirebon

NO URAIAN SATUAN VOLUME KETERANGAN

I. DERMAGA KOLAM MUARAJATI

- Muarajati I & III (Beton)


Meter 355 Kedalaman (6) M Lws

II. DERMAGA KOLAM PELABUHAN II

- Muarajati II (Sheet pile Beton)


Meter 248 Kedalaman (6) M Lws
- Linggarjati (Sheet pile Beton) Meter Kedalaman (6) M Lws
131
- Pelita I - III (Beton) Meter Kedalaman (6) M Lws
111

III. DERMAGA KOLAM PELABUHAN I

- Surya Sumantri I - IV (Beton)


Meter 68 Kedalaman (3-4) M Lws
- Samadikun (Beton) Meter Kedalaman (3-4) M Lws
67
- Perniagaan I - IV (Beton) Meter Kedalaman (2-3) M Lws
44

IV. DERMAGA KOLAM KHUSUS PELRA

- Pelra (Kayu)
Meter 150 Kedalaman (2) M Lws

PENAHAN GELOMBANG Meter 1.406

Pergudangan dan Lapangan Penumpukan Gudang yang terdapat di Pelabuhan Cirebon


sebanyak 5 buah dengan luas total 8.342 m2 dan perincian secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel
III.2

3.4 Spesifikasi Kapal Yang Tambat Di Pelabuhan


Kunjungan Kapal Arus kunjungan kapal di Pelabuhan Cirebon dalam kurun waktu 2003-
2014 mengalami perkembangan cukup fluktuatif, rata-rata pertumbuhan dalam kurun waktu tersebut
berdasarkan unit kapal mengalami penurunan sebesar -1,03 % sedangkan berdasarkan GT kapal
rata-rata pertumbuhan mengalami peningkatan yaitu sebesar 5,76%. Selain kapal barang dan Curah
Cair juga Ponton Batu bara 270 Feet.
3.5 Kapal Pandu dan Kapal Tunda

Pelabuhan Cirebon memiliki 1 (satu) unit Kapal Pandu kapasitas 2 400 PK


dan 2 (dua) buah kapal tunda masing-masing berkapasitas 1.700 PK dan 1.200 PK.
Daerah pandu Pelabuhan Cirebon meliputi koordinat batas :

06040' 00'' LS; 108037' 40'' BT

06044' 30'' LS; 108037' 40'' BT

06044' 30'' LS; 108035' 40'' BT

06040' 00'' LS; 108033' 10'' BT


Tabel 3.6 Kapal Pandu dan Kapal Tunda di Pelabuhan Cirebon3

No Uraian Satuan Volume

1 KAPAL PANDU Unit 1

2 KAPAL TUNDA Unit 1

3.6 Fasilitas Bongkar Muat

Pemanfaatan teknologi dapat dilihat dengan adanya fasilitas bongkar muat serta
fasilitas tekomunikasi sebagai fasilitas yang membantu kegiatan operasional pelabuhan.
Kegiatan operasional di Pelabuhan Cirebon dilakukan 7 hari 24 jam dengan
menggunakan sistem truck-loosing yaitu kegiatan angkutan langsung dari dan ke
pelabuhan tanpa menggunakan fasilitas gudang, lapangan penumpukan atau tangki
timbun. Fasilitas bongkar muat pelabuhan dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7 Fasilitas Bongkar Muat Pelabuhan3

No Uraian Satuan Volume

1 ALAT BONGKAR MUAT

1. Forklift Kap. 5 Ton Unit 1

2. Mobile Crane Kap. 25 Ton Unit 1

3. Wheel Loader Kap. 5 M3 Unit 2

4. Excavator KapasitasKap. 2,1 m3 Unit 4

5. Dump Truck Kap. 20 Ton Unit 4

6. Rampdoor Unit 2

2 PMK Kapasitas 5000 Liter Unit 1

3.7 Data Operasional


3.4.1 Arus Kunjungan Kapal

Arus kunjungan kapal di Terminal PT. Pelindo II Cabang Cirebon – Pelabuhan


Cirebon dalam kurun waktu 2003-2014 mengalami perkembangan cukup fluktuatif,
rata-rata pertumbuhan dalam kurun waktu tersebut berdasarkan unit kapal mengalami
penurunan sebesar - 1,03 % sedangkan berdasarkan GT kapal rata-rata pertumbuhan
mengalami peningkatan yaitu sebesar 5,76%. Arus kapal didominasi oleh arus
kunjungan kapal dalam negeri, Pada tahun 2014 unit kapal rata-rata arus kunjungan
kapal dalam negeri sebesai 94,60 % dari seluruh arus kunjungan kapal yang ada begitu
pula GT rata-rata arus kunjungan kapal dalam negeri sebesai 91,17 % dari seluruh arus
kunjungan kapal.

Untuk lebih jelasnya mengenai arus kunjungan kapal di Terminal PT. Pelindo II
Cabang Cirebon – Pelabuhan Cirebon tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel 3.8
berikut.

Tabel 3.8 Arus Kunjungan Kapal Pelabuhan Cirebon Tahun 2010-2014

ArusKapal (Unit) ArusKapal (GT)


Tahun PLN PDN PR PL Jumlah PLN PDN PR PL Jumlah

2010 46 1,538 40 17 1,641 85,789 1,853,945 6,445 11,608 1,957,787

2011 46 1,466 22 3 1,537 107,199 1,901,600 2,930 543 2,012,272

2012 51 1,513 11 12 1,587 139,529 2,038,938 2,399 1,991 2,182,857

2013 65 1,331 9 2 1,407 170,870 1,800,508 1,812 1,800 1,974,990

2014 54 1,468 11 3 1,536 128,369 2,008,356 1,100 1,256 2,139,081

Sumber :Data Operasional Pelabuhan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Cirebon, 2015
Keterangan: PLN = Pelayaran Luar Negeri PDN = Pelayaran Dalam Negeri PR = Pelayaran
Rakyat PL = PelayaranLainnya
Gambar 3.9 Chart ArusKapalBerdasarkanPelayaran

3.5 Arus Barang Berdasarkan Perdagangan

Arus barang berdasarkan perdagangan di terminal PT. Pelindo II Cabang


Cirebon – Pelabuhan Cirebon Tahun 2003-2014 dapat dibedakan atas ekspor dan impor
serta bongkar dan muat. Untuk arus barang perdagangan luar negeri hampir seluruhnya
merupakan impor, namun untuk arus barang ekspor hanya ada pada tahun 2003, 2008,
dan 2009. Rata-rata arus barang yang terbesar antara barang bongkar dan muat adalah
beasarkan barang yang bongkar (98%) dibandingkan barang yang dimuat (2%).Namun
untuk tugas akhir ini penulis meninjau dalam kurun waktu 5 tahun. Gambar 3.10
sebagai berikut menjabarkan data arus barang berdasarkan perdangan dalam kurun
waktu 5 tahun.

Gambar 3.10 Chart ArusBarangBerdasarkanPerdaganganTahun 2010-2014


Sumber :Data Operasional Pelabuhan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II
Cabang Cirebon, 2015
Gambar 3.11 Arus Barang Berdasarkan Perdagangan di Pelabuhan Cirebon Tahun 2010-2014

3.6 Arus Barang Berdasarkan Kemasan

Arus barang berdasarkan kemasan di Terminal PT. Pelindo II Cabang Cirebon –


Pelabuhan Cirebon tahun 2003-2014 terdiri dari general cargo, bag cargo, curah cair
non BBM dan curah kering, untuk kemasan peti kemas dianggap tidak ada karena
hanya tahun 2009.Dalam penulisan tugas akhir ini penulis meninjau kurun waktu 5
tahun. Berikut adalah tabel 3.6 yang menerangkan data arus barang berdasarkan
kemasan.

Tabel 3.6 Arus Barang Berdasarkan Kemasan Pelabuhan Cirebon Tahun 2010-2014

Arus Barang Berdasarkan Kemasan (Ton)

Tahun Jumlah
General Bag CurahCair CurahCair Lain-
CurahKering Petikemas
Cargo Cargo BBM Non BBM lain
2010 41,159 215,772 - 355,540 3,085,785 - - 3,698,256
2011 34,342 226,724 - 405,387 3,415,323 - - 4,081,776
2012 25,141 138,769 - 345,561 3,496,344 - - 4,005,815
2013 9,299 120,829 - 346,328 3,569,717 - - 4,046,173
2014 34,387 136,877 - 336,658 4,136,610 - - 4,644,532
Sumber :Data Operasional Pelabuhan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Cirebon,
2015

3.9.1 Arus Barang Berdasarkan Komoditi


Arus barang berdasarkan komoditi dapat dibedakan atas pelayaran antar negara
dan antar pulau. Arus barang komoditi berdasarkan antar Negara di Terminal PT.
Pelindo II Cabang Cirebon – Pelabuhan Cirebon tahun 2008-2014 untuk barang impor
terdiri dari komoditi aspal, gypsum, barang proyek dan semen, sedangkan barang yang
diekspor pada tahun 2008-2009 berupa barang proyek namun untuk tahun selanjutnya
tidak ada.
Arus barang komoditi berdasarkan pelayaran antar pulau tahun 2008- 2014
untuk barang bongkar terdiri dari komoditi batubara, minyak sawit, tepung sagu, pupuk,
gypsum dan lain lain, dalam komoditi ini sebagian besar adalah komoditi batubara
(82% dari barang yang dibongkar). Sedangkan barang yang dimuat terdiri dari komoditi
semen, beras, barang proyek/mesin, alat alat berat, pupuk, dan barang yang lainnya,
dalam komoditi ini sebagian besar adalah komoditi semen (63% dari barang yang
dimuat).
Gambar 3.12 Chart ArusBarangBerdasarkanKomoditi (Impor) Pelabuhan Cirebon Tahun 2010-2014

Sumber :Data Operasional Pelabuhan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang


Cirebon, 2015
Gambar 3.13ArusBarangBerdasarkanKomoditi (Impor) Pelabuhan Cirebon

Gambar 3.14 Chart Arus Barang Berdasarkan Komoditi (Bongkar) Pelabuhan


Cirebon Tahun 2010-2014
Sumber :Data Operasional Pelabuhan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Cirebon,
2015
Gambar 3.15 Arus Barang Berdasarkan Komoditi (Bongkar) Pelabuhan Cirebon

Gambar 3.16 Chart Arus Barang Berdasarkan Komoditi (Muat) Pelabuhan


Cirebon Tahun 2010-2014
Sumber :Data Operasional Pelabuhan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II
Cabang Cirebon, 2015

Gambar 3.17Arus Barang BerdasarkanKomoditi (Muat) Pelabuhan Cirebon


Tahun 2010-2014

3.8 Alur Proses pelayanan Kapal dan Barang

3.8.1 Efisiensi dan Produktifitas Pelabuhan Indikator Pelayanan


Menunjukkan efisiensi waktu pelayanan kapal yang didalamnya terdapat unsur
pelayanan kapal dan pelayanan bongkar-muat barang di pelabuhan. Indikator yang
dipakai adalah Waktu Kapal di Pelabuhan (Ships Turn Round Time/ TR):
1) Waktu Tunggu Kapal di Pelabuhan (Waiting Time/ WT);
2) Waktu kapal di Dermaga (Berth Time/ BT).

Indikator Luaran (Output)


Menunjukkan besaran luaran dari proses pelayanan untuk periode waktu tertentu:
1) Luaran Dermaga (Berth Output/ BTP);
2) Luaran Tenaga Kerja Bongkar Muat/ TKBM (Gang Output/ TGJ;
3) Luaran Gudang Penumpukan (Shed Output/ STP);
4) Luaran Lapangan Penumpukan (Yard Output/ YTP)

Indikator Utilisasi
Dipakai sebagai alat ukur efisiensi investasi pelayanan jasa pelabuhan yaitu
utilisasi fasilitas dan peralatan, yang terdiri dari:
1) Utilisasi Dermaga (Berth Occupancy Ratio/ BOR);
2) Utilisasi Gudang (Shed Occupancy Ratio/ SOR);
3) Utilisasi Lapangan Penumpukan (Yard Occupancy Ratio/ YOR);
4) Utilisasi Peralatan (Equipment Utilization):
a) Peralatan Apung (Floatting Equipment);
b) Peralatan Bongkar-Muat (Loading- Unloading Equipment).
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Pelabuhan Cirebon memiliki beberapa infrastruktur yang dapat mendukung
kegiatan pelabuhan;
2. Pelabuhan Cirebon memiliki 3 kolam utama, yakni kolam alur masuk
dengan luas 2.500 x 70 meter2, Kolam Pelabuhan dengan luas 10,92
meter2, dan Kola Pelra dengan luas 1.406 meter2;
3. Kondisi kolam utama miliki Pelabuhan Cirebon memiliki kondisi baik,
namun beberapa bagian harus ada perbaikan;
4. Pelabuhan Cirebon memiliki 4 dermaga utama. Keempat dermaga tersebut
adalah Dermaga Muarajati dengan luas 355 meter2, Dermaga Kolam
Pelabuhan II dengan luas 480 meter 2, Dermaga Kolam Pelabuhan I dengan
luas 179 meter2, dan Dermaga Kolam Pelra dengan luas 150 meter2;
5. Kondisi dermaga Pelabuhan ada pada kondisi cukup baik, kecuali
Dermaga Pelra yang telah usang dan harus ada perbaikan. Namun terlepas
daripada itu, dermaga tersebut masih bisa digunakan untuk beberapa
waktu;
6. Luas gudang Pelabuhan Cirebon adalah 8.342 meter2;
7. Kondisi gudang pelabuhan terlihat kurang baik dan usang. Walau
demikian, gudang ini masih bisa digunakan dan perlu ada perbaikan juga
pembaharuan demi keamanan dan keoptimalan aktivitas pelabuhan;
8. Lapangan penyimpanan Pelabuhan Cirebon terdiri atas dua jenis, yakni
lapangan konvensional dengan luas 14.120 meter 2 dan lapangan petikemas
dengan luas 4.000 meter2;
9. Kondisi masing-masing lapangan berada pada kondisi baik dan dapat
digunakan untuk aktivitas bongkar muat dan penyimpanan sementara
barang;
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.trisakti.ac.id/usaktiana/digital/00000000000000082710/05110035_
BAB-III.pdf
http://jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/kepmen/2017/KP_629_TAHUN_2017._.com
pressed_.pdf
https://www.indonesiaport.co.id/cirebon
https://docplayer.info/30745138-Pelabuhan-cirebon-main-facilities-cirebon-
west-java-coordinates-6-42-55-6-s-13-9-e.html
file:///C:/Users/gisye/Dropbox/My%20PC%20(LAPTOP-
0I5QLOHR)/Downloads/73-215-1-SM.pdf
http://www.jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/view/255/340
http://www.indonesiashippingline.com/port/3261-pengembangan-
pelabuhan-cirebon-menjadi-pelabuhan-modern,-tidak-terpengaruh-patimban.html

Anda mungkin juga menyukai