Anda di halaman 1dari 14

“ANALISIS FORECASTING KENDAL INTERNATIONAL PORT”

TUGAS BESAR UAS


MATA KULIAH PORT TRAFFIC FORECASTING
KELOMPOK KABUPATEN BEKASI (KELAS B)

Disusun Oleh :
• Ahnaf Elvaretta Ramadhan (180511071022)
• Ali Kutup (180511071030)
• Noor Rika Wihartanti (180511071023)

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNIK

INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI

2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar Mata Kuliah
Port Traffic Forecasting yang berjudul “Analisis Forecasting Kendal International Port”.

Laporan Tugas Besar ini dibuat guna memenuhi syarat kelengkapan Ujian Akhir
Mata Kuliah Port Traffic Forecasting. Laporan ini dibuat mengacu pada Tugas Analisis
forecasting Kendal International port bentuk file Excel yang akan dilampirkan terpisah.

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Wegit Triantoro, S.T, MSc selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Port Traffic Forecasting yang telah membantu kami baik secara
moral maupun materi. Tak lupa kami mengucapkan Terimakasih atas bantuan dari
segenap Dosen ITL Trisakti yang turut membantu kami dalam memberikan Informasi
maupun pandangannya untuk Tugas Besar ini. Dan Terima kasih juga saya ucapkan
kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan Laporan Tugas Besar ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa Laporan Tugas Besar yang kami buat ini masih jauh dari
kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan Tugas Besar ini bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 22 Juni 2020


Penulis

Kelompok Kab. Bekasi


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kabupaten Kendal merupakan satu dari 35 kabupaten/kota yang berada dalam
wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan posisi geografis berkisar antara 109o40’ – 110 o 18’
Bujur Timur dan 6o 32’ – 7o 24’ Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Kendal di sebelah
utara berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah timur berbatasan dengan kota Semarang,
Sebelah selatan berbatasan dengan Kab. Semarang dan Kab. Temanggung, dan Sebelah
Barat berbatasan dengan Kab. Batang.
Topografi Kabupaten Kendal terbagi dalam tiga jenis yaitu :
Daerah pegunungan yang terletak di bagian paling selatan dengan ketinggian
antara 0 sampai dengan 2.579 m dpl. Suhu berkisar antara 25o C. Kemudian daerah
perbukitan berada di sebelah tengah dan dataran rendah serta pantai di sebelah utara
dengan ketinggi an antara 0 s/d 10 m dpl dan suhu berkisar 27o C.

Kendal mempunyai luas wilayah sebesar 1.002,23 Km2 untuk daratan dan luas
wilayah sebesar 313,20 Km2 totalnya seluas 1315,43 Km2 yang terbagi menjadi
20 Kecamatan dengan 265 Desa serta 20 Kelurahan.
Kabupaten Kendal mempunyai pantai sepanjang 41,0 Km2, terbentang di 25
Kelurahan/Desa yaitu desa Mororejo, Wonorejo (Kecamatan Kaliwungu), kemudian Desa
Purwokerto,Turunrejo (Kecamatan Brangsong), kemudian Kelurahan Banyutowo,
Karangsari, Bandengan, Balok, Kalibuntu (Kecamatan Kendal), kemudian Desa Wonosari,
Kartika Jaya, Pidodo Wetan, Pidodo Kulon (Kecamatan Patebon), kemudian Desa
Margorejo, Korowelang Anyar, Korowelang Kulon, Kalirandu Gede, Kali Ayu,Juwiring,
Sidomulyo (Kecamatan Cepiring), selanjutnya Desa Kali Rejo,Tanjung Mojo, Jungsemi,
Sendang Kulon (Kecamatan Kangkung), serta Desa Sendang Sikucing, Gempol Sewu
(Kecamatan Rowosari).
Kabupaten Kendal bisa dikatakan sebagai kabupaten yang mempunyai wilayah
agraris. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian.
Dari seluruh luas lahan yang ada di Kabupaten Kendal, dipergunakan untak tanah sawah
26 persen, tegalan 20 persen, perkebunan 8 persen dan Lain-lain sebesar 46 persen.
Keberadaan Pelabuhan Kendal di Desa Wonorejo, Kecamatan Kaliwungu sangat
menguntungkan Kabupaten Kendal dalam mengembangkan kerja sama antar
Kota/Kabupaten khususnya dalam sektor ekonomi. Di Pelabuhan Kendal terdapat 2
Pelabuhan yaitu Pelabuhan Penyeberangan dan Pelabuhan Niaga. Pelabuhan Kendal
dapat dicapai melalui jalur alternatif/lingkar/luar kota kaliwungu. Proyek pembangunan
Pelabuhan Kendal dimulai sejak 2001.
Pelabuhan Kabupaten Kendal dibangun dan dikembangkan dengan maksud
sebagai penyangga Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang sudah padat. Rute untuk
jalur penyeberangan di Pelabuhan Kendal adalah Kendal – Kumai. Beberapa waktu lalu
juga telah dilakukan uji coba Kapal Kalibodri bersandar di dermaga dan hasilnya kapal bisa
berlabuh sesuai harapan (17 September 2013) dan uji coba jalur di Pelabuhan Kendal
pada tanggal 9 Agustus 2014 ke Raja Ampat.
Ada beberapa alasan mengapa perlu dilakukan pengembangan Pelabuhan
Tanjung Emas Semarang, Yaitu:
• Sebagai penunjang bagi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Karena traffic
muatan baik peti kemas maupun curah sudah sangat padat di Tanjung Emas
Bahkan dari data grafik di atas, traffic peti kemas maupun curah di tahun 2020 ke
depan telah melebihi kapasitas Pelabuhan Tanjung Emas.
• Adanya Permasalahan geografi di Pelabuhan Tanjung Emas

1. Land subsidence Semarang terbesar 17.3 cm/th sepanjang daerah pantai


2. Sifat land subsidence Semarang adalah homogen sepanjang area pantai
3. Peyebab utama adalah kombinasi antara pengambilan air tanah dan compaqsi
dari tahah endapan akibat beban bangunan

Dari alasan-alasan permasalahan di atas, dapat disimpulkan perlu adanya


pengembangan pelabuhan Tanjung Emas untuk bisa tetap melayani Bongkar Muat barang
secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, disini kami melakukan analisis dalam bentuk
Tugas Besar UAS PTF dengan judul “ANALISIS FORECASTING KENDAL INTERNATIONAL
PORT”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis dapat menarik
permasalahan yang nantinya akan dilakukan pengkajian serta juga akan dilakukan
pembahasan yang jauh lebih mendalam lagi. Adapun yang menjadi rumusan masalahnya
ialah :
1. Bagaimana cara mengetahui daerah-daerah di Pulau Jawa yang kemungkinan
menjadi Hinterland Pelabuhan Kendal?
2. Bagaimana hubungan GDP Pulau Jawa dengan Throughput Pelabuhan dan juga
persebaran Peti Kemas?
3. Bagaimanakah proses menentukan demand dan forecast Pelabuhan Kendal dan
juga perkembangan demand beberapa tahun ke depan?

C. Tujuan
Tugas laporan ini bertujuan untuk melihat bagaimana demand dan forecast
hinterland Pelabuhan Kendal beberapa tahun ke depan. Apakah traffic muatan di
Pelabuhan Kendal akan ramai sesuai dengan tujuan dibangunnya pelabuhan ini untuk
menunjang ramainya traffic muatan yang kemungkinan sudah tidak dapat dilayani di
Pelabuhan Tanjung Emas ke depannya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Area Selection (Sheet 1)


Untuk pembahasan Di sheet 1 ini kami melakukan forecast daerah di Pulau Jawa
yang kemungkinan menjadi Captive dan juga Contestable Hinterland bagi Pelabuhan
Kendal.
Cara menentukan daerah-daerah tersebut ialah :
1. Menentukan Besaran Threshold atau Acuan Jarak sebagai penentu
Hinterland Category suatu Kab/Kota
Dalam menentukan Threshold ini membutuhkan data asumsi Average
trucking cost dan besaran Total saving cost dari sisi shipper barang untuk pindah
ke Pelabuhan Kendal.
Data asumsi ini kami dapatkan berdasarkan Informasi yang kami dapat dari
beberapa dosen Fakultas Teknik ITL Trisakti maupun dosen luar Fakultas Teknik
ITL Trisakti.
Dari Informasi tersebut kami memutuskan untuk “TOTAL SAVING COST”
ialah sebesar Rp. 1.000.000,00 kemudian untuk “AVERAGE TRUCKING COST” kami
menggunakan data sebesar Rp. 12.000/km sudah termasuk biaya BBM dan
sebagainya.
Kemudian kita hanya perlu membagi TOTAL SAVING COST dengan
TRUCKING COST untuk mendapatkan besar THRESHOLD. Disini kami mendapat
hasil Threshold ialah sebesar 83 km
Dari threshold tersebut kami membuat batasan jarak untuk menentukan
Hinterland Category nya

Inilah yang menjadi acuan untuk menentukan warna pada tiap Kab./Kota

2. Membuat daftar atau list Kabupaten/Kota di seluruh Provinsi di Pulau


Jawa
Dari arahan dosen pengampu sendiri sebaiknya kita memasukkan seluruh
Kab/Kota seluruh provinsi agar bisa melihat dengan objektif daerah mana yang
bisa menjadi Captive dan Contestable Hinterland. Dan juga agar Forecast ini
semakin mendekati dengan hasil kenyataan di lapangan nantinya.
Disini kami hanya memasukkan empat provinsi di Pulau Jawa, kami tidak
memasukkan Provinsi Banten dan DKI Jakarta. Alasannya ialah mengacu pada
tugas forecast Patimban sebelumnya provinsi tersebut masuk ke dalam warna
Abu-Abu (Not part of patimban Hinterland). Dan juga di tugas ini kami mencoba
daerah terdekat dari DKI Jakarta misalnya Kota Bekasi masuk ke warna Abu-Abu
sehingga kami tidak memasukkan Provinsi Banten dan DKI Jakarta.
Kemudian kami mencari jarak dari tiap Kab./Kota tersebut menuju
Pelabuhan Kendal dan juga 3 Pelabuhan existing lainnya.
Untuk menentukan Warna dari tiap Kab/Kota ialah dengan melihat ke
acuan dari gambar yang kami lampirkan sebelumnya. Dengan melihat acuan
tersebut kami mendapatkan hasil:
• Tidak ada daerah yang masuk ke dalam warna biru (Captive Hinterland), menurut
kami ini karena di daerah Jawa Tengah sendiri seluruhnya menjadi Contestable
Hinterland bagi kedua Pelabuhan akibat jarak Kedua Pelabuhan yang dekat, dan
juga threshold kami yang lumayan besar.
• Seluruh Kab./Kota di Jawa Tengah di Jogja masuk ke dalam warna Hijau
(Contestable Hinterland), 10 Kab./Kota Jawa Barat masuk ke warna Hijau, dan 6
Kab./Kota di Jawa Timur masuk ke warna Hijau. Sehingga total ada 56 Kab./Kota
yang menjadi Contestable Hinterland Pelabuhan Kendal

B. GDP To TEU Conversion (Sheet 2)


Di sheet ke 2 ini, data yang ada itu bertujuan untuk melihat berapa perbandingan
antara GDP Di satu Pulau Jawa dengan Troughput 3 Pelabuhan Existing di Pulau Jawa. Hal
tersebut berguna untuk melihat hubungan GDP dengan besar TEU Petikemas.
Di sheet 2 ini memerlukan data transhipment di 3 Pelabuhan tersebut, yaitu :
• Data Transhipment Pelabuhan Tanjung Priok
Disini kami mendapat data dari berita di web tentang persentase transhipment di
pelabuhan Tj.Priok yaitu sebesar 22%, yang kemudian kami pastikan lagi dengan
bertanya kepada salah satu dosen Fakultas Teknik ITL Trisakti.
Untuk Transhipment di Tj. Emas dan Tj. Perak kami tidak bisa mendapatkan
informasinya sehingga hanya Tj.Priok saja yang hanya kami input.
Setelah dapat data transhipment, kemudian kita harus mengalikan dengan
throughput tahunan Tj. Priok. Kemudian kita harus menjumlahkan semua throughput 3
pelabuhan lalu dikurangi dengan besar transhipment Tj.Priok tadi untuk dapat Volume
Pulau Jawa.
Kemudian untuk dapat besaran GDP To TEU Conversion yaitu TEU per IDR Trillion
kita hanya perlu membagi Volume Pulau Jawa tahun 2018 dibagi dengan Total GDP Pulau
Jawa tahun 2018 kemudian dikali 1000, dari perhitungan tersebut kami mendapat hasil
sebesar 1,552344

C. Demand and Forecast (Sheet 3)


Di sheet 3, cara untuk mendapatkan demand dan forecast pelabuhan Kendal ialah:
1. Kami menginput kembali daerah Kab./Kota di sheet 1 yang masuk ke
dalam warna biru dan hijau, Kemudian kami cari PDRB Kab./Kota tersebut.
PDRB Kab./Kota harus dalam satuan IDR b sehingga karena data kamidalam satuan
(Juta Rupiah) maka kami bagi 1000 terlebih dahulu. Lalu untuk mendapat besaran
TEU di tiap daerah tersebut caranya ialah perkalian antara data TEU per IDR
Trillion dengan PDRB daerah tersebut kemudian dibagi 1000.
2. Menentukan asumsi persentase Captive Dan Contestable Hinterland
Untuk Captive Hinterland besar persentase sudah jelas 100% akan masuk
ke Kendal. Namun untuk Contestable Hinterland diperlukan dasar asumsi,
Kelompok kami menggunakan data persentase sebesar 55% yang akan masuk ke
Kendal, dasar asumsi kami ialah melihat acuan data pada PDF pengembangan
Pelabuhan Kendal dari Dosen Pengampu:

• Pertama, dari segi akses wilayah, kondisi geografis, kondisi topografi dan
lokasi Pelabuhan Kendal yang cukup strategis
Kemudian dari data PDF tersebut tertulis bahwa Pengembangan
Pelabuhan berada di Kecamatan Kaliwungu dan berbatasan langsung dengan
kawasan strategis ekonomi dengan luas 1000 Ha berada di dalam kawasan
pelabuhan dan 2850 Ha berada di dalam kawasan industry
• Kedua, Aksesibilitas darat (Hinterland connectivity) pelabuhan Kendal bagus

Maka dari acuan asumsi di atas kami memutuskan besaran persentase


ialah sebesar 55% Contestable Hinterland akan masuk ke Pelabuhan Kendal.
Lalu untuk menentukan besaran Captive and Contestable Hinterland
tinggal kita jumlahkan saja data TEU di tiap daerah HIJAU dan BIRU, karena kami
tidak ada daerah biru maka 0, untuk daerah HIJAU kami mendapat sebesar 2071
TEU

3. Masuk ke Forecast Kendal Potential Demand


Di bagian ini kita memerlukan data asumsi “Growth Rate” Pelabuhan
Kendal, Kelompok kami menentukan dan berasumsi bahwa kira-kira Growth Rate
Pelabuhan Kendal ialah sebesar 8%, berdasarkan acuan sebagai berikut:
• Pertama, dari acuan kapasitas Pelabuhan Tanjung Emas sendiri untuk petikemas
sudah melebihi kapasitas dari tahun 2020 sampai beberapa tahun ke depan,
sehingga kemungkinan akan banyak Petikemas yang akhirnya masuk ke Pelabuhan
Kendal.
• Kedua, Potensi kawasan industry Jawa Tengah yang menurut kami akan
berkembang pesat tiap tahunnya. Bisa dilihat dari gambar di atas
• Ketiga, dari tabel di bawah ini bisa kita lihat Daerah Kendal sendiri terdapat
daerah kawasan industry yang cukup luas, belum lagi daerah kawasan industry
sekitarnya. Dan akses hinterland yang sangat bagus.

• Keempat, dari data PDF tersebut, tertulis bahwa kedalaman pelabuhan yang
direncanakan ialah -12 Mlws, Yang menurut kami sangat bagus untuk traffic
kapal yang akan masuk ke Pelabuhan Kendal nantinya, dan infrastruktur serta
fasilitas pelabuhan yang juga harus lebih bagus tentunya dari Pelabuhan
Tj.Emas agar growth rate tersebut dapat dicapai.
• Kelima, disebutkan di PDF adanya rencana pengembangan Kawasan Industri
Kendal, terlihat pada gambar di bawah ini:
Maka, dari data di atas kami simpulkan besaran growth rate ialah 8%. Lalu
untuk cara mencari pertumbuhan tiap tahunsudah tertera di excel untuk
rumusnya tinggal mengalikan volume tahun sebelumnya dengan growth rate dan
ditambah dengan volume tahun lalu juga.
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, telah dijelaskan asumsi-asumsi kami di file excel


berdasarkan dari mana. Mulai dari sheet area selection, GDP To TEU Conversion, serta
Demand and Forecast Pelabuhan Kendal.
Dari pembahasan, dapat kami simpulkan bahwa dengan dibangunnya Pelabuhan
Kendal diperkirakan dapat menunjang padatnya arus petikemas di Jawa Tengah dan
Sekitarnya, dan mengimbangi Over capacity dari Pelabuhan Tanjung Emas.
Namun data tersebut hanyalah forecast semata sehingga agar benar Pelabuhan
Kendal bisa mendapat volume Pelabuhan sebesar tersebut tentunya harus diimbangi oleh
pengadaan fasilitas pelabuhan yang lengkap, kualitas pelayanan bongkar muat yang harus
lebih baik dari Pelabuhan Tanjung Emas, Kelengkapan peralatan Bongkar muat, juga cargo
handling cost yang lebih murah dibanding Tanjung Emas.
Dari PDF juga telah disebutkan Hinterland untuk Pelabuhan Kendal di area Jawa
Tengah, dan juga tidak menutup kemungkinan di area sekitarnya seperti Jawa Barat bisa
masuk ke hinterland Kendal, contoh berdasarkan traffic kapal yang akan masuk ke Kendal
dengan kedalaman pelabuhan -12 m LWS itu akan lebih lengkap
Karena Pelabuhan Kendal ini sudah didukung dengan kawasan industry yang
berkembang pesat, dan lokasi yang strategis, tentunya hal itu harus dimanfaatkan sebaik
mungkin agar pengadaan pelabuhan ini dapat memberikan manfaat bagi perekonomian
daerah tersebut bahkan negara Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

https://bocahkampus.com/contoh-kata-pengantar
https://www.kendalkab.go.id/berita/id/20150203002/pelabuhan_kendal
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kendal
https://www.kendalkab.go.id/sekilas_kendal/detail/kondisi_geografis
File PDF Pengembangan Kendal V3
Dosen Fakultas Teknik, dan Dosen Luar Fakultas Teknik ITL Trisakti

LAMPIRAN

• Disini kami akan melampirkan bukti bahwa kami bertanya langsung pada Seorang Dosen
Luar Fakultas Teknik ITL Trisakti untuk asumsi pada sheet 1
Pak Dosen : “Asumsi total cost sudah final = hemat 1 juta per container saya sudah oke”
Pak Dosen : “Misal pengiriman menggunakan petikemas 20’ dengan jarak 1000 km itu
dengan biaya total 12 juta, maka per km kita anggap saja 12.000”

• Untuk data asumsi transhipment di sheet 2 kami mencari di google dengan link sebagai
berikut :
https://economy.okezone.com/read/2017/04/23/320/1674836/sebelum-ke-amerika-ini-
rute-kapal-raksasa-yang-bersandar-di-priok

Kemudian hasil screenshot tersebut kami tanyakan kembali ke salah satu dosen Fakultas
Teknik ITL Trisakti, apakah sudah betul ini transhipment nya kira-kira, dan beliau
menjawab betul pakai yang 22% seperti di gambar

Anda mungkin juga menyukai