Anda di halaman 1dari 6

.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses untuk menggabungkan/menyatukan

individu yang sedang mengalami pertumbuhan kedalam kebersamaan di

masyarakat. Sebagai usaha sadar, pendidikan diarahkan untuk menyiapkan peserta

didik melalui bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka mengisi peranan

tertentu di masyarakat pada masa yang akan datang (Syafarudin, 2002 : 87).

Dengan demikian hakekat pendidikan meliputi 3 aktivitas: mendidik, mengajar

dan melatih.

“Kegiatan mendidik, mengajar dan melatih yang dilaksanakan


merupakan usaha untuk memberikan sejumlah pengetahuan atau
keterampilan tertentu yang dilakukan secara berulang-ulang. Pada
pelaksanaanya ketiga kegiatan tersebut harus berjalan secara terpadu,
serempak dan berkelanjutan disesuaikan dengan perkembangan sasaran
didik serta keadaan lingkungannya”.

Dalam ruang lingkup pendidikan Nasional, sekolah menjadi sesuatu yang

sentral bagi penyelenggaraan proses pendidikan. Sehingga tercapai tidaknya

tujuan pendidikan nasional tidak lepas dari peran sekolah. Oleh karena itu sekolah

memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar menjadi bermutu. Menurut

Syafarudin (2002:88) mengutip pendapat Ben M. Harris (1975) dalam bukunya

Supervisor Behaviour in Education mengatakan ada lima bidang fungsi sekolah

yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Mengajar, fungsi ini merupakan pokok untuk mencapai tujuan utama


keseluruhan operasional sekolah.

1
2

2) Pelayanan khusus kepada siswa, antara lain: memberikan perawatan,


konseling, psikologi, bis angkutan, dokter dan alat-alat seperti halnya guru
di kelas yang merupakan bidang fungsi sekolah.
3) Manajemen, fungsi ini merupakan cirri usaha yang tidak berhubungan
dengan pengajaran dan juga murid. Usaha ini merupakan kewajiban
manager, kepala sekolah, pengawas, dewan sekolah dan pengawas seperti
halnya guru dalam kelas.
4) Supervisi, supervisi memberikan dukungan pelayanan kepada fungsi
pengajaran secara tinggi yang berhubungan dengan pengajaran bagi anak-
anak
5) Administrasi, disini ada koordinasi pasilitas pengawasan menjadi
karakteristik pekerjaan kepala sekolah.

Dalam konteks mengajar pada masa pandemi covid 19 ini , setiap

melakuakan proses pembelajaran disekolah selalu timbul permasalahan baik yang

langsung dari siswa seperti saat dalam pembelajaran ada siswa yang hanya

mendengarkan tanpa menulis, bahkan ada siswa yang berbicara dengan temannya,

sehingga siswa kurang berpartisifasi aktif dalam pembelajaran, ada pula

permasalahan dari model pembelajaran yang membosankan. Hal tersebut menjadi

permasalahan yang memprihatinkan. Jika permasalahan itu dibiarkan maka akan

berdampak pada karakter siswa yang cenderung menjadi pemalas. Seperti yang

terjadi pada siswa kelas IV SDN II Jatimulya Kecamatan Kasokandel Kabupaten

Majalegka, hasil belajar mereka masih banyak yang belum tuntas ( dibawah KKM

) berawal dari hal tersebut, muncul tuntutan kepada para guru agar mampu

menjadi guru yang kreatif dengan cara mengkondisikan kegiatan belajar mengajar

menjadi sebuah proses yang mengantarkan keberhasilan belajar siswa. Sehingga

proses pendidikan berhasil dengan baik.

Atas dasar fenomena diatas, penulis berkeinginan untuk melakukan

penelitian terhadap peningkatan hasil belajar bahasa indonesia pada materi

menggali isi puisi, menggunakan model pembelajaran Jigsaw.


3

Dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Menggali Isi Puisi ( Penelitian Tindakan Kelas
Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar )”. Dengan harapan pembelajaran itu
menjadi hal yang baru dan menarik bagi siswa. Penelitian tersebut akan penulis
lakukan di kelas IV SD Negeri II Jatimulya Kecamatan Kasokandel Kabupaten
Majalengka. Dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, penulis menetapkan rumusan masalah

sebagai berikut:

1) Apakah penggunaan Model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan aktifitas

belajar bahasa indonesia pada materi menggali isi puisi pada siswa kelas IV

SD Negeri II Jatimulya Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengk ?

2) Apakan penggunaan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil

belajar bahasa indonesia pada materi menggali isi puisi pada siswa kelas IV

SD Negeri II Jatimulya Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka pada

mata pelajran bahasa indonesia pada materi menggali isi puisi?

1.3 Batasan Masalah

Merujuk pada identifikasi masalah dan untuk mencapai sasaran dalam

tujuan penelitian sehingga tidak mengarah pada ruang lingkup yang lebih luas,

maka peneliti membatasi pengkajian permasalahan sebagai berikut:

1) Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran Jigsaw.Pada mata pelajran bahasa indonesia pada materi

menggali isi puisi.


4

2) Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri II Jatimulya Kecamatan

Kasokandel Kabupaten Majalengka semester genap tahun pelajaran 2020-

2021.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan keinginan peneliti berupa jawaban yang

hendak dicari melalui proses penelitian. Tujuan penelitian berhubungan erat

dengan rumusan masalah yang diajukan. Berdasarkan rumusan masalah yang

diajukan, tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui aktifitas siswa dalam belajar bahasa indonesia pada materi

menggali isi puisi.

2) Mengetahui hasil belajar bahasa indonesia pada materi menggali isi puisi

Pada siswa kelas IV SD Negeri Jatimulya II Kecamatan Kasokandel

Kabupaten Majaengka setelah menggunakan model pembelajaran Jigsaw.

1.5 Manfaat Penelitian

Bertitik tolak dari tujuan yang dikemukakan diatas, maka setelah

penelitian ini selesai dilakukan dan hasilnya diperoleh, diharapkan memiliki

manfaat sebagai berikut:

1) Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini memberikan gambaran mengenai

pengaruh model pembelajaran jigsaw terhadap hasil belajar siswa sehingga

bisa menjadi acuan dalam memilih model pembelajaran yang lebih cocok

digunakan pada saat peneliti menjadi seorang guru.

2) Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang

baik dalam rangka perbaikan hasil belajar siswa.


5

3) Bagi guru sebagai bahan masukan dalam menentukan alternatif strategi

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

4) Bagi siswa, diharapkan menjadi motivasi untuk meningkatkan hasil belajar

siswa dan memacu keseriusan dalam belajar terutama dalam menerima materi

ajar sehingga diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi siswa yang mengalami

kesulitan dalam pelajaran tematik.

5) Bagi lembaga pendidikan, hasil penelitian dapat memberikan sumbangan

pikiran tentang model pembelajaran jigsaw dalam meningkatkan mutu

pendidikan.

1.6 Anggapan Dasar Dan Hipotesis

1.6.1) Angapan Dasar

Asumsi atau Anggapan dasar merupakan titik tolak penelitian yang


digunakan sebagai dasar penelitian secara umum. Arikunto, S. (2006:65)
penelitian perlu perumusan anggapan dasar, tujuan anggapan dasar adalah : “Agar
ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti, untuk
mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatiannya, dan guna menentukan
dan merumuskan hipotesis.”
Menurut Hamzah, A. (1996:30), “asumsi merupakan hal yang diterima

sebagai dasar, merupakan landasan berfikir, anggapan, dugaan, pikiran”. Adapun

yang menjadi asumsi dalam penilitian ini adalah:

(1) Proses pembelajaran pembelajaran jigsaw merupakan salah satu faktor

yang dapat meingkatkan keaktifan belajar bahasa indonesia pada materi

menggali isi puisi.

(2) Pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia

pada materi menggali isi puisi, sehingga cocok di gunakan dalam

pembelajaran bahasa indonesia pada materi menggali isi puisi.


6

(3) 1.6.2) Hipotesis

Siregar, S. (2004:129) menyatakan bahwa Hipotesis adalah dugaan

(penaksiran) sementara mengenai suatu hal, melalui sekelompok sampel yang

terukur, untuk menjelaskan populasinya, tetapi kebenarannya belum teruji.

Pembuktian dilakukan melalui pengukuran dan analisis terhadap sampel yang

diambil dari populasi.

Berdasarkan hal tersebut dan rumusan masalah dan batasan masalah yang

telah dituliskan, maka hipotesis penelitian ini adalah :

(1) Penggunaan model Pembelajara jigsaw dapat meningkatkan aktifitas belajar

bahasa indonesia pada materi menggali isi puisi.

(2) Penerapan model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar

bahasa indonesia pada materi menggali isi puisi pada siswa kelas IV SDN II

Jatimulya Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka.

Anda mungkin juga menyukai