Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan


hidayah-Nya berupa rahmat akan ilmu pengetahuan sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat
waktu
Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak yang
telah mendukung dan berkontribusi dalam memberikan ide ide
kreatif demi kelancaran pembuatan makalah ini
Melalui makalah ini saya berharap bisa memberikan
pemahaman tentang kerangka teori akuntansi syariah sebagai
pondasi dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT khususnya
dalam implementasi transaksi akuntansi syari’ah tersebut dalam
kehidupan masyarakat.
Saya menyadari bahwasanya makalah ini belum mencapai
kesempurnaan dikarenakan masih terdapat kekurangan dan
kesalahan, maka kritik dan saran dari pembaca sangat saya
harapkan sebagai bahan evaluasi untuk memperbaikinya.

26 Desember 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prinsip dasar akuntansi syariah dalam hal aplikasinya harus
berlandasakan nilai-nilai islam yaitu Dasar hukum dalam
Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah Nabwiyyah,
Ijma (kespakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa
tertentu, dan ‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan
dengan Syariah Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki
karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah Akuntansi
Konvensional.
Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan norma-
norma masyarakat islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang
berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan
Akuntansi tersebut. Akuntansi syariah syarat dengan norma dan
etika dalam bermuamalah, menurut Yusuf al-Qardhawi jika kita
berbicara tentang norma dalam bermuamalah kita akan
menemukan empat sendi utama, keempat sandi tersebut adalah
ketuhanan, etika, kemanusiaan, dan sikap pertengahan. Keempat
sendi tersebut merupakan ciri khas bermuamalah dalam islam,
bahkan dalam realitanya merupakan milik bersama umat islam dan
tampak dalam segala hal yang berbentuk islami.
Dengan lahirnya akuntansi syari’ah sebagai salah satu cabang
ilmu dari akuntansi sangat baik karena banyak membawa dampak
positif khususnya dalam bidang perekonomian dalam suatu
negara yang menganutnya. Namun untuk sejauh ini masyarakat di
sekitar belum sepenuhnya memahami akan pengaplikasian
akuntansi syari’ah di lingkungan dan cara penempatannya.
1

1
Rizal Yaya DKK, Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba
Empat, 2012,hlm.8
Maka dari itu makalah ini disusun agar kita mampu
mengetahui seperti apa kerangka teori akuntansi syariah. Dan
setelah mengetahui dasar kerangka teori akuntansi syari’ah kita
akan menambah pengetahuan tentang akuntansi syariah dan
mempermudah untuk mempraktikan Akuntansi syari’ah di
kehidupan nyata. Karena banyak manfaat dari akuntansi syari’ah
ini.

B. Permasalahan
1. Apa pengertian akuntansi syari’ah?
2. Bagaimana konsep akuntansi syari’ah?
3. Bagaimana prinsip-prinsip dalam akuntansi syari’ah?
4. Apa persamaan dan perbedaan akuntansi syari’ah dengan
akuntansi konvensional?

C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian akuntansi syari’ah
2. Untuk memahami konsep akuntansi syari’ah
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam akuntansi syari’ah
4. Untuk mengetahui perbandingan antara persamaan dan
perbedaan akuntansi syari’ah dengan akuntansi konvensional
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian akuntansi syari’ah


Dari sisi ilmu pengetahuan, Akuntansi berasal dari bahasa
inggris,accounting, dalam bahasa Arabnya disebut “muhasabah”
yang berasal dari kata hasaba, hasiba, muhasabah atau wazan
yang lain adalah hasaba, hasban, hisabah, artinya menimbang,
memperhitungkan mengkalkulasikan, mendata, atau menghisab,
yakni menghitung dengan seksama atau teliti yang harus dicatat
dalam pembukuan tertentu. Secara umum akuntansi adalah ilmu
informasi yang mencoba mengkonversi bukti dan data menjadi
informasi dengan cara melakukan pengukuran atas berbagai
transaksi dan akibatnya yang dikelompokkan dalam account,
perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva, utang, modal, hasil,
biaya, dan laba. Sedangkan pengertian syariah adalah aturan yang
ditetapkan oleh Allah SWT dalam melakukan seluruh kegiatan
baik ibadah mahdhoh seperti shalat, zakat, puasa, dan haji
maupun muamalah. Akuntansi Syari’ah adalah secara etimologi,
kata akuntansi..
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa Akuntansi Syari’ah Adalah kegiatan mencatat,
menggolongkan, mengikhtisarkan, sehingga dihasilkan informasi
keuangan dalam bentuk laporan keuangan yang dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan berdasarkan prinsip akad-akad
syari’ah, yaitu tidak mengandung zhulum (Kezaliman),riba,
maysir (judi), gharar (penipuan), barang yang haram dan
membahayakan.
Menurut surat Al Baqarah ayat 282, Allah memerintahkan untuk
melakukan penulisan secara benar atas segala transaksi yang
pernah terjadi selama melakukan muamalah2

2
Rizal Yaya DKK, Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta:
Salemba Empat, 2012,hlm. 36

5
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen
berikut ini:
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
7. Catatan Atas Laporan Keuangan
B. Konsep Akuntansi Syari’ah
 Tujuan akuntansi syari’ah
Adapun tujuan akuntansi keuangan syariah adalah sebagai
berikut:
1) Untuk menentukan hak dan kewajiban dari pihak yang
terlibat dengan lembaga keuangan syariah tersebut,
termasuk hak dan kewajiban dari transaksi yang belum
selesai, terkait dengan penerapan, kewajaran dan ketaatan
atas prinsip dan etika syariat Islam
2) Untuk menjaga aset dan hak-hak lembaga keuangan
syariah
3) Untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan
produktivitas dari lembaga keuangan syariah
4) Untuk menyiapkan informasi laporan keuangan yang
berguna kepada pengguna laporan keuangan sehingga
mereka dapat membuat keputusan yang tepat dalam
berhubungan dengan lembaga keuangan
5) Diungkapkan dengan baik, akan meningkatkan
kepercayaan pengguna serta meningkatkan pemahaman
informasi akuntansi sehingga akhirnya akan meningkatkan
kepercayaan atas lembaga keuangan syariah3

3
Rizal Yaya DKK, Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba
Empat, 2012,hlm. 40
6) Mendukung penyususnan standar akuntansi yang
konsisten. Sehingga meningkatkan kepercayaan pengguna
laporan keuangan
7) Sebagai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi
 Dasar hukum akuntansi yari’ah
Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber
dari Al Quran, Sunah Nabawiyyah, Ijma (kesepakatan para
ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu), dan ‘Uruf
(adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah
Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki
karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah Akuntansi
Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai
dengan norma-norma masyarakat islami, dan termasuk disiplin
ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada
tempat penerapan Akuntansi tersebut.
 Ciri-ciri Akuntansi syari’ah
Ciri-ciri dari akuntansi syari’ah adalah sebagai berikut:
1. Dilaporkan secara benar (QS. 10:5)
2. Cepat dalam pelaporannya (QS.2:202, 19:4,5)
3. Dibuat oleh ahlinya (akuntan) (QS.13:21, 13:40)
4. Terang, jelas, tegas dan informatif (QS. 17:12, 14:41)
4
5. Memuat informasi yang menyeluruh (QS.6:552, 39:10)
6. Informasi ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dan
membutuhkan   (QS.2:212, 3:27)

4
Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syari’ah,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.hlm. 26

7
7. Terperinci dan teliti (QS.65:8)
8. Tidak terjadi manipulasi (QS.69:20, 78:27)
 Karakteristik Akuntansi Syari’ah
Berikut ini adalah persyaratan dan kaarakteristik dalam
implementasi transaksi akuntansi syari’ah:
1. Transaksi syari’ah dilakukan berdasarkan prinsip saling
paham dan saling ridha
2. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui, sepanjang objeknya
halal dan baik(thayib)
3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan
pengukur nilai. Bukan sebagai komoditas
4. Tidak mengandung unsur riba
5. Tidak mengandung unsur kezaliman
6. Tidak mengandung unsur maysir
7. Tidak mengandung unsur gharar
8. Tidak mengandung unsur haram
9. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang(time value
of money). Karena keuntungan yang didapat dalam
kegiatan usaha terkait dengan resiko yang melekat pada
kegiatan usaha tersebut sesuai dengan prinsip al-ghunmu
bil ghurmi(no gain without accompany risk)
10. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang
jelas dan benar serta untuk keuntungan semua pihak tanpa
merugikan pihak lain.
sehingga tidak diperkenankan menggunakan standar ganda
harga satu akad serta tidak menggunakan dua transaksi
bersamaan yang berkaitan(ta’alluq) dalam satu akad
11. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan
(najasy) maupun rekayasa penawaran(ihtikar)
12. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap
menyuap(risywah).5
5
Dwi suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syari’ah.hlm.
35
Menurut As-sa‟dy terdapat kaidah-kaidah dalam transaksi
antara lain:
a. Keharaman riba
b. Pengharaman transaksi yang mengandung unsur gharar dan
bahaya
c. Pengharaman transaksi yang mengandung unsur penipuan
d. Transaksi dilakukan atas dasar saling ridha antara penjual
dan pembeli
e. Transaksi hanya dilakukan oleh pemilik barang atau pihak
yang mewakili
f. Jika akad mengandung unsur yang dapat meninggalkan
sesuatau yang wajib atau melanggar sesuatu yang
diharamkan, maka hukumnya haram dan tidak sah.
C. Prinsip-prinsip akuntansi syari’ah
1. Prinsip Pertanggungjawaban (Accountanbility)
Merupakan konsep yang tidak asing lagi dikalangan
masyarakat muslim. pertanggungjawaban selalu berkaitan
dengan konsep amanah. Bagi kaum muslim, persoalan
amanah merupakan hasil transaksi manusia dengan Sang
Khalik mulai dari alam kandungan. Manusia dibebani oleh
Allah, untuk menjalankan fungsi kekhalifahan di muka bumi.
inti kekhalifahan adalah menjalankan atau menunaikan
amanah.6
Banyak ayat Al Quran yang menjelaskan tentang proses
pertanggungjawaban manusia sebagai pelaku amanah Allah
dimuka bumi.
Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahan individu
yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu melakukan

6
Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syari’ah,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.hlm.30

9
pertanggungjawaban apa yang telah diamanatkan dan
diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait.
2. Prinsip Keadilan
Menurut penafsiran Al-Qur’an surat Al-Baqarah: 282
terkandung prinsip keadilanyang merupakan nilai penting
dalam etika kehidupan sosial dan bisnis, dan nilaiInheren
yang melekat dalam fitrah manusia. Hal ini berarti bahwa
manusia itu pada dasarnya memiliki kapasitas dan energi
untuk berbuat adil dalam setiap aspek kehidupannya. Pada
konteks akuntansi, menegaskan kata adil dalam ayat 282
surat Al-Baqarah, dilakukan oleh perusahan harus dicatat
dengan benar. Misalnya, bila nilai transaksi adalah sebesar
Rp. 265 juta, maka akuntan (perusahaan) harus mencatat
dengan jumlah yang sama dan sesuai dengan nominal
transaksi. Secara sederhana dapat berarti bahwa setiap
transaksi yang dengan kata lain tidak ada window dressing
dalam praktik akuntansi perusahaan.
3. Prinsip Kebenaran
Prinsip ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan
prinsip keadilan.Sebagai contoh, dalam akuntansi kita selalu
dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran laporan.
Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila
dilandaskan pada nilai kebenaran. Kebenaran ini akan dapat
menciptakan nilai keadilan dalammengakui, mengukur, dan
melaporkan tansaksi-transaksi dalam ekonomi. Maka,
pengembangan akuntansi Islam, nilai-nilai kebenaran,
kejujuran dan keadilan harusdiaktualisasikan dalam praktik
akuntansi.Secara garis besar, bagaimana nilai-nilaikebenaran
membentuk akuntansi syari’ah dapat diterangkan.7

7
Dwi suwiknyo,analisis laporan keuangan perbankan syariah, hlm.
32
Dari penjelasan di atas bahwa kata keadilan dalam kontek aplikasi
akuntansi mengandung dua makna:8
- Keadilan mengandung makna yang berkaitan dengan moral,
yaitu kejujuran, yang menempatkan faktor yang sangat
dominan.
Tanpa kejujuran, informasi yang dihasilkan oleh seorang
akuntan akan berakibat fatal pada pemakai dan pengguna
laporan keuangan. Sehingga pengambilan keputusan pun salah
dan secara tidak langsung berdampak pada masyarakat banyak.
- Kata keadilan bersifat fundamental. Dimana kata adil disini
merupakan sebagai pendorong untuk melakukan upaya-upaya
dekontruksi terhadap keadaan akuntansi modern menuju pada
akuntansi yang lebih baik dan termodernisasi sesuai dengan
nilai-nilai Islam yang ada.
Menurut pandangan beberapa kalangan yang lain akuntansi
Islam(syari’ah)mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut
adalah:
1. Prinsip Legitimasi Muamalat yaitu sasaran-sasaran, transaksi-
transaksi, tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan itu sah
dan benar menurut syariat.
2. Prinsip Entitas Spiritual adalah adanya pemisahan kegiatan
investasi dari pribadi yang melakukan pendanaan terhadap
kegiatan investasi dalam aktivitas perusahaan.
3. Prinsip Kontinuitas yaitu prinsip yang keberadaanya dapat
memberikan pandangan bahwa perusahaan itu akan terus
menjalankan kegiatannya sampai waktu yang tidak diketahui,
dan dilikuidasinya merupakan masalah pengecualian, kecuali
jika terdapat indikasi yang mengarah kepada kebalikannya.

8
Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syari’ah,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.hlm.42

11
4. Prinsip Matching yaitu suatu cermin yang memantulkan
hubungan sebab akibat antara dua sisi, dari satu segi, dan
mencerminkan juga hasil atau dari hubungan tersebut dari
segi lainnya.
D. Persamaan dan perbedaan akuntansi syari’ah dengan akuntansi
konvensional
Akuntansi syari’ah dan akuntansi konvensional merupakan
sifat akuntansi yang diakui oleh masyarakat ekonomi secara
umum. Keduanya merupakan hal yang tidak terpisahkan dari
masalah ekonomi dan informasi keuangan suatu perusahaan atau
sejenisnya. Untuk membedakan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah
dalam akuntansi syari’ah dan akuntansi konvensional, dapat
diuraikan sebagai berikut:
 Persamaan prinsip akuntansi syari’ah dan akuntansi
konvensional
1. Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit
ekonomi
2. Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu
atau tahun pembukuan keuangan
3. Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal
4. Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip
penentuan barang
5. Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip
perbandinganincome dengan cost(biaya)
6. Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan
perusahaan
7. Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau
pemberitahuan9
9
https://www.academia.edu/37539901/Makalah_Akuntansi_Syar
iah
 Perbedannya menurut Husein syahatah, dalam buku pokok-
pokok pikiran akuntansi Islam. Antara lain tercatat pada hal-
hal sebagai berikut:
a) Para ahli akuntansi modern berbeda pendapat dalam cara
menentukan nilai atau harga untuk melindungi modal
pokok, dan juga hingga saat ini apa yang dimaksud dengan
modal pokok (kapital) belum ditentukan.
Sedangkan konsep Islam menerapkan konsep penilaian
berdasarkan nilai tukar yang berlaku, dengan tujuan
melindungi modal pokok dari segi kemampuan produksi di
masa yang akan datang dalam ruang lingkup perusahaan
yang kontinuitas
b) Modal dalam konsep Akuntansi konvensional terbagi
menjadi dua bagian, yaitumodal tetap (aktiva tetap) dan
modal yang beredar (aktiva lancar), sedangkan didalam
konsep Islam barang-barang pokok dibagi menjadi harta
berupa uang (cash)dan harta berupa barang (stock),
selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik dan barang
dagang
c) Dalam konsep Islam, mata uang seperti emas, perak, dan
barang lain yang sama kedudukannya, bukanlah tujuan dari
segalanya, melainkan hanya sebagai perantara untuk
pengukuran dan penentuan nilai atau harga, atau sebagai
sumber harga atau nilai
d) Konsep konvensional mempraktekan teori pencadangan dan
ketelitian dari menanggung semua kerugian dalam
perhitungan, serta mengenyampingkan laba yang bersifat
mungkin.10
10
https://www.academia.edu/37539901/Makalah_Akuntansi_Syar
iah

13
Sedangkan konsep Islam sangat memperhatikan hal itu
dengan cara penentuan nilai atau harga dengan berdasarkan
nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan untuk
kemungkinan bahaya dan resiko.11
e) Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal,
mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi, dan juga
uang dari sumber yang haram. Sedangkan dalam konsep
Islam dibedakan antara laba dari aktivitas pokok dan laba
yang berasal dari kapital (modal pokok) dengan yang
berasal dari transaksi, juga wajib menjelaskan pendapatan
dari sumber yang haram jika ada.
Dan berusaha menghindari serta menyalurkan pada tempat-
tempat yang telah ditentukan oleh para ulama fiqih. Laba
dari sumber yang haram tidak boleh dibagi untuk mitra
usaha atau dicampurkan pada pokok modal
f) Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu
hanya ada ketika adanya jual-beli, sedangkan konsep Islam
memakai kaidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya
perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik
yang telah terjual maupun yang belum. Akan tetapi, jual
beli adalah suatu keharusan untuk menyatakan laba, dan
laba tidak boleh dibagi sebelum nyata laba itu diperoleh.
g) Komponen laporan keuangan entitas syariah meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan
perubahan ekuitas, laporan perubahan dana investasi terikat,
laporan sumber dan penggunaan dana zakat, laporan sumber

11
https://www.academia.edu/37539901/Makalah_Akuntansi_Syar
iah
dan penggunaan dana qardh dan catatan atas laporan
keuangan.

Sedangkan komponen laporan keuangan konvensional tidak


menyajikan laporan perubahan dana investasi terikat,
laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan
sumber dan penggunaan dana qardh.12
Dari penjelasan di atas dapat di disimpulkan perbandingan
akuntansi syariah dan akuntansi konvensional sebagai berikut:
 Akuntansi Syari’ah
1. Keadaan entitas didasarkan pada bagi hasil
2. Kelangsungan usaha tergantung pada persetujuan
kontrak antara kelompok yang terlibat dalam aktivitas
bagi hasil
3. Setiap tahun dikenai zakat, kecuali untuk pertanian yang
dihitung setiap panen
4. Menunjukkan pemenuhan hak dan kewajiban kepada
Allah SWT, masyarakat dan individu.
5. Berhubungan erat dngan konsep ketaqwaan, yaitu
pengeluaran materi maupun non-materi untuk memenuhi
kewajiban
6. Berhubungan dengan pengukuran dan pemenuhan tugas
atau kewajiban kepada Allah SWT, masyarakat dan
individu
7. Pemilihan teknik akuntansi dengan memperhatikan
dampak baik buruknya pada masyarakat.
 Akuntansi Konvensional
1. Keadaan entitas dipisahkan antara bisnis dan pemilik

12
http://almursya.blogspot.com/2016/10/makalah-kerangka-dasar-
akuntansi-syariah.html. dikutip pada hari minggu, 22 desember 2019
pukul 17.15 WIB

15
2. Kelangsungan bisnis secara terus menerus, yaitu
didasarkan pada realisasi asset
3. Periode akuntansi tidak dapat menunggu sampai akhir
kehidupan perusahaan denganmengukur keberhasilan
aktivitas perusahaan
4. Bertujuan untuk pengambilan keputusan.
5. Reabilitas pengurang digunakan dengan dasar pembuatan
keputusan.
6. Dihubungkan dengan kepentingan relatif mengenai
informasi pembuatan keputusan.13

13
http://almursya.blogspot.com/2016/10/makalah-kerangka-dasar-
akuntansi-syariah.html. dikutip pada hari minggu, 22 desember 2019
pukul 17.15 WIB
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
       Berdasarkan pemaparan materi pada bab sebelumnya maka
dapat di simpulkan bahwa akuntansi syari’ah pada dasarnya sama
saja dengan akuntansi kovensional, namun tetap ada beberapa hal
yang membedakan keduanya. Perbedaan tersebut dapat ditinjau
dari segi pengertian, konsep dan prinsip. Dalam cakupan
mengenai terminologinya terdapat beberapa istilah penting dalam
akuntansi seperti kejadian,  transaksi, akun, akun rill dan nominal,
buku besar, jurnal, pemindah buku, neraca saldo, ayat jurnal
penyesuaian, laporan keuangan, dan ayat jurnal penutup.  
        Dalam konsep akuntansi syari’ah terdapat bahasan mengenai
pengertian dari akuntansi syari’ah, tujuan, dasar hukum, cirri-ciri,
serta karakteristik dalam pengimplementasian transaksi.
Mengenai paradigma pemikiran teori dan konsep akuntansi Islam
sudah berkembang cukup pesat. Akuntansi syari’ah dapat
dikategorikan sebagai pengetahuan ilmu dalam bidang akuntansi
yang memiliki karakteristik, kebenaran dan nilai-nilai Islami,
yang digali menggunakan epistimologi Islam. Kerangka
konseptual akuntansi syari’ah dikembangkan menggunakan
prinsip dasar paradigma syari’ah

B. Saran
Adapun saran penulis adalah mengenai akuntansi syari’ah ini
ke depannya harus lebih terbuka luas dan berkembang baik dalam
lingkungan masyarakat umum serta pemerintah baik itu seorang
muslim maupun non muslim Karena sudah sudah dipraktekkan di
beberapa negara di dunia dengan menganut sistem akuntansi
syari’ah ini banyak membawa dampak posistif bagi negara
tersebut.  Dan bukan hanya berpikiran bahwa karena berbasis

17
Islam maka hanya kalangan muslim saja yang mengembangkan
tentang akuntansi syari’ah.

DAFTAR PUSTAKA

Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syari’ah,


Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.hlm. 26
http://almursya.blogspot.com/2016/10/makalah-kerangka-dasar-
akuntansi-syariah.html.
(dikutip pada hari minggu, 22 desember 2019 pukul 17.15 WIB)
https://www.academia.edu/37539901/Makalah_Akuntansi_Syariah
(dikutip pada hari minggu, 22 desember 2019 pukul 17.30 WIB)
Rizal Yaya DKK, Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba
Empat, 2012

Anda mungkin juga menyukai