ASAM BASAaaaa123
ASAM BASAaaaa123
Kata asam berasal dari bahasa latin Acetum yang memiliki arti cuka. Cuka merupakan asam
asetat yang banyak digunakan untuk penyedap makanan, membuat acar,. Selanjutnya rumus
kimia cuka yaitu CH3COOH. Sedangkan basa berasal dari bahasa arab Alqali yang berarti abu,
karena mempunyai sifat yang sama dengan abu. Teori asam basa memiliki beberapa teori yaitu
Para ahli kimia berusaha membuat alat bantu untuk mendeteksi adanya ion H+ pada asam dan
ion OH- pada basa. Alat bantu tersebut adalah Indikator. Indicator dibuat agar kita aman bdari
bahaya keracunan.
Perbedaan kekuatan larutan asam-basa ini dipengaruhi oleh banyak sedikitnya ion-ion
pembawa sifat asam dan ion-ion pembawa sifat basa yang dihasilkan saat terionisasi. Kekuatan
asam dipengaruhi oleh banyaknya ion – ion H+ yang dihasilkan oleh senyawa asam dalam
larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion H+yang dihasilkan, larutan asam dibedakan
menjadi dua macam sebagai berikut. Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya
terion seluruhnya menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi
berkesudahan. Secara umum, ionisasi asam kuat dirumuskan HA(aq)⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq)
sedangkan Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi
menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan. Secara
umum, ionisasi asam lemah valensi satu dirumuskan HA(aq) ⎯⎯→←⎯⎯ H+(aq) + A–(aq).
Konsentrasi ion H+ asam lemah juga dapat dihitung jika derajat ioni-sasinya (α) diketahui.
a) Pengertian pH
Adanya ion H+ dan ion OH- telah memberikan pengertian asam dan basa menurut Arrhanius.
Ion selain dapat menjelasakan sifat asam dan basa juiga dapat menjelaskan derajat keasaman,
semakin besar konsentrasi semakin besar derajat keasamannya. Pada tahun 1909 seorangh ahli
Biokimia mengusulkan agar perhitungan konsentrasi ion yang sangat kecil digunakan istilah pH
yang artinya derajat keasaman. pH didapat dari hasil negative logaritma 10 dari konsenytrasi ion
H+. Harga pH berkisar antara 1 – 14. Untuk menentukan pH hasil reaksi antara asam dan basa,
ada 3 hal yang harus diperhatikan antara lain
b) pH asam
Larutan asam kuat terionisasi sempurna sehingga harga D- nya = 1. Untuk menentukan
[H+] pada asam. Larutan asam lemah mempunyai daya hantar listrik yang lemah karena jumlah
ion-ionnya relatif sedikit. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan.
Setiap asam lemah memiliki harga tetapan ionisasi asam (Ka). Harga Ka menyatakan
ukuran kekuatan asam, makin besar harga makin banyak yang terionisasi (a makin besar)
artinya asam tersebut makin kuat. Konsentrasi ion H+ dalam larutan dapat menunjukkan
derajat keasaman suatu larutan dengan menyatakannya dalam bentuk pH.
c) pH Basa
Basa kuat dalam larutannya akan terionisasi sempurna. Untuk menentukan konsentrasi OH-
pada basa kuat, Reaksi ionisasi basa lemah merupakan reaksi kesetimbangan, maka harga
konstanta kesetimbangan basanya (Kb) dapat ditentukan berdasarkan persamaan reaksi
ionisasinya. Basa lemah sukar larut dalam air, satu-satunya basa lemah yang larut baik dalam
air adalah NH4OH (larutan ammonia). Untuk menentukan konsentrasi OH-sama dengan
cara menentukan H+.
Pada suhu 20 derajat celcius air yang netral memiliki pH=7. Artinya besar pH nya H+ = 10-7 M
artinya bahwa air itu walaupun sedikit terionisasi sebagian menghasilkan ion H+ dan ion OH-.
Dalam menetukan besarnya H+ pada larutan asam dan OH- pada larutan basa secara
stoikiometri maka pH suatu larutan asam dan basa dapat ditentukan dengan rumus H+ = n.Ma
dan OH- = n.Mb
Asam lemah adalah senyawa asam yang bila dilarutkan dalam air terionisasi sebagian sehingga
memiliki harga a lebih kecil dari 1. Dalam larutan asam lemah ada molekul asam yang tidak
terionisasi serta ion-ion sisa asam yang berada dalam kesetimbangan. Sedangkan basa lemah
adalah senyawa basa yang dalam air mengalami ionisasi sebagian. Dalam larutan basa lemah ada
molekul basa yang tidak terionisasi. Ion-ion logam dan ion-ion hidroksil berada dalam
kesetimbangan. Basa lemah mempunyai harga Kb yang kecil.
.
D. Larutan Buffer
Larutan penyangga adalah larutan yang pH-nya praktis tidak berubah meskipun ditambah
sedikit asam, sedikit basa, atau jika diencerkan. Larutan penyangga dibedakan atas larutan
penyangga asam dan larutan penyangga basa. Larutan penyangga asam mengandung suatu
asam lemah (HA) dengan basa konjugasinya (A–). Contoh:CH3COOH + NaCH3COO
(komponen bufer: CH3COOH dan CH3COO–) sedangkan Larutan penyangga basa
mengandung basa lemah (B) dengan asam konju-gasinya (BH+). Contoh: NH3 + NH4Cl
(komponen bufer: NH3 dan NH4+). Kegunaan larutan penyangga tidak hanya terbatas pada
tubuh makhluk hidup. Reaksi-reaksi kimia di laboratorium dan di bidang industri juga banyak
menggunakan larutan penyangga. Reaksi kimia tertentu ada yang harus berlangsung pada
suasana asam atau suasana basa. Buah-buahan dalam kaleng perlu dibubuhi asam sitrat dan
natrium sitrat untuk menjaga pH agar buah tidak mudah dirusak oleh bakteri.
E. Hidrolisis
1) jika larutan asam direaksikan dengan larutan basa akan membentuk senyawa garam. Jika
kita melarutkan suatu garam ke dalam air, maka akan ada dua kemungkinan yang terjadi,
yaitu:
a. Ion-ion yang berasal dari asam lemah (misalnya CH3COO–, CN–, dan S2–) atau
ion-ion yang berasal dari basa lemah (misalnya NH4+, Fe2+, dan Al3+)
akan bereaksi dengan air. Reaksi suatu ion dengan air inilah yang disebut
hidrolisis. Berlangsungnya hidrolisis disebabkan adanya kecenderungan ion-ion
tersebut untuk membentuk asam atau basa asalnya.
b. Ion-ion yang berasal dari asam kuat (misalnya Cl–, NO3–, dan SO42–) atau ion-
ion yang berasal dari basa kuat (misalnya Na+, K+, dan Ca2+) tidak
bereaksi dengan air atau tidak terjadi hidrolisis. Hal ini dikarenakan ion-ion
tersebut tidak mempunyai kecenderungan untuk membentuk asam atau basa
asalnya.
Hidrolisis hanya dapat terjadi pada pelarutan senyawa garam yang terbentuk dari ion-
ion asam lemah dan ion-ion basa lemah. Jadi, garam yang bersifat netral (dari asam
kuat dan basa kuat) tidak terjadi hidrolisis.
Harnanto, Ari., dan Ruminten. 2009. Kimia 2 : Untuk SMA/ MA Kelas XI. Jakarta; Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia 2 : SMA/MA Untuk Kelas XI, Semester 1 dan 2
Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta; Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Fauziah, Nenden. 2009. Kimia 2. Jakarta; Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.