PENDAHULUAN
PENYAJIAN
a) Faktor keturunan
b) Ibu obesitas
c) Pertambahan berat badan ibu pada waktu hamil
berlebihan
d) Ibu diabetes
b. Gangguan emosional
Biasanya pada anak yang lebih besar, makanan menjadi
pengganti untuk mencapai kepuasan dalam memperoleh
kasih sayang.
c. Gaya hidup masa kini
Anak-anak sekarang cenderung suka makanan “fast food”
yang tinggi kalori, tinggi lemak, dan relatif murah, seperti
humburger, pizza, kentang goring, es krim, aneka macam
mie, dan lainnya.
2. Penggunaan kalori yang kurang
Pemakaian energi yang kurang dapat terjadi pada anak yang
kurang beraktivitas fisik.
3. Hormonal
Penyebab obesitas yang cukup jarang adalah fungsi
hipotalamus yang abnormal sehingga terjadi hiperfagia (nafsu
makan yang berlebihan) karena tejadi gangguan pada pusat
kenyang di otak.
c) Tanda dan Gejala
Anak obesitas tidak hanya lebih berat daripada anak
seusianya, tetapi pertumbuhan tulangnya juga lebih cepat matang.
Anak obesitas relatif lebih tinggi pada masa remaja awal, tetapi
pertumbuhan memanjangnya lebih cepat selesai, sehingga hasil
akhirnya mereka mempunyai tinggi badan relatif lebih pendek
daripada anak sebayanya.
Bentuk muka anak obes tidak proporsional, hidung dan mulut
relatif kecil, dan memiliki dagu ganda. Terdapat timbunan lemak
pada daerah payudara. Perut menggantung dan sering disertai
striae. Alat kelamin pada anak laki-laki seolah-olah kecil, karena
adanya timbunan lemak pada daerah pangkal paha. Paha dan
lengan atas besar, jari-jari tangan relatif kecil dan runcing. Sering
terjadi gangguan psikologis, baik sebagai penyebab ataupun akibat
dari obesitasnya.
d) Faktor Resiko
1. Herediter ( Faktor keturunan)
Ada kecenderungan menjadi gemuk pada keluarga tertentu.
Kalau salah satu orangtua obes, anaknya mempunyai resiko
40% menjadi obes, sedangkan jika kedua orangtuanya obes,
resiko menjadi 80%.
2. Suku/bangsa
Pada suku/bangsa tertentu, kadang-kadang terlihat banyak
anggotanya yang menderita obesitas.
3. Pandangan masyarakat yang salah, yaitu bayi yang sehat adalah
bayi yang gemuk.
4. Anak cacat dan anak yang kurang aktivitas karena masalah
fisik/cara mengasuhnya.
5. Umur orangtua yang sudah lanjut
6. Meningkatnya keadaan sosial ekonomi seseorang.
e) Patofisiologi
Terjadinya obesitas menurut jumlah sel lemak adalah :
1. Jumlah sel lemak normal, tetapi terjadi hipertropi/pembesaran
2. Jumlah sel lemak meningkat/hyperplasia dan juga terjadi
hipetropi
f) Pencegahan
Pencegahan harus dilakukan sedini mungkin dan dimulai
sejak dari bayi, yaitu dengan memberikan ASI. Bayi yang minum
ASI jarang mengalami obesitas, karena ASI mempunyai
mekanisme tersendiri untuk mengontrol berat badan bayi.
Komposisi ASI pada saat baru mulai disusui (foremilk)
mengandung lemak yang sedikit, sedangkan pada akhirn menyusu
(hind milk) kadar lemaknnya lebih tinggi.
g) Penanganan
Diagnosis
1. Hitung Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu dengan BB (kg)
dibagi tinggi badan (m) kuadrat
2. Anamnesis keluarga
- Identifikasi obesitas pada keluarga terdekat (ayah dan ibu)
- Evaluasi adanya penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2
dan kanker pada keluarga
b. Etiologi
Penyebab autis sangat kompleks, yang telah diketahui
sekarang adalah karena adanya gangguan pada fungsi susunan
syaraf pusat. Gangguan fungsi ini diakibatkan karena kelainan
struktur otak yang mungkin terjadi pada saat janin usia dibawah 3
bulan. Ibu mungkin mengidap virus TORCH (tokso, rubella,
cytomegalic, herpes), mengkonsumsi makanan yang mengandung
zat kimia yang mengganggu pertumbuhan sel otak, menghirup
udara beracun, mengalami pendarahan hebat. Faktor genetic juga
memegang peran terhadap munculnya autism. Diperkirakan
kehidupan manusia yang terlalu banyak memakai zat kimia
beracun dapat menyebabkan mutase kelainan genetic. Pencernaan
yang buruk juga memegang peran yang penting, seringkali
adanya jamur yang terlalu banyak di usus sehingga menghambat
sekresi enzim. Usus tidak dapat menyerap sari-sari makanan
tetapi berubah menjadi “morfin” yang mempengaruhi
perkembangan anak.
c. Gejala Gangguan Perkembangan Autism
Beberapa gejala yang dapat diamati dan perlu diwaspadai
menurut usia adalah :
1) Usia 0-6 bulan
- Bayi Nampak terlalu tenang
- Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik
- Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi
- Tidak pernah terjadi kontak mata atau senyum secara
social
- Bila digendong mengepal tangan atau menegangkan kaki
secara berlebihan
2) Usia 6-12 bulan
- Kalau digendong kaku atau tegang
- Tidak tertarik pada mainan
- Tidak bereaksi terhadap suara atau kata
- Selalu memandang suatu benda atau tangannya sendiri
secara lama (akibat terlambat dalam perkembangan
motoric halus dan kasar)
3) Usia 2-3 tahun
- Tidak berminat atau bersosialisasi terhadap anak-anak lain
- Tidak ada kontak mata
- Tidak pernah focus
- Kaku terhadap orang lain
- Senang digendong dan malas menggerakkan tubuhnya
4) Usia 4-5 tahun
- Suka berteriak-teriak
- Suka membeo atau menirukan suara orang atau
mengeluarkan suara-suara aneh
- Gampang marah atau emosi apabila rutinitasnya diganggu
dan kemauannya tidak dituruti
- Agresif dan mudah menyakiti diri sendiri
d. Penatalaksanaan
ADHD merupakan gangguan yang bersifat heterogen dengan manifestasi
klinis beragam. Sampai saat ini belum ada satu jenis terapi yang dapat diakui
untuk menyembuhkan anak dengan ADHD secara total. Berdasarkan National
Institute of Mental Health, serta organisasi profesi lainnya di dunia seperti
American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP),
penanganan anak dengan ADHD dilakukan dengan pendekatan komprehensif
berdasarkan prinsip pendekatan yang multidisiplin dan multimodal.
Tujuan utama penanganan anak dengan ADHD ialah:
- Memperbaiki pola perilaku dan sikap anak dalam menjalankan fungsinya
sehari-hari terutama dengan memper-baiki fungsi pengendalian diri.
- Memperbaiki pola adaptasi dan penyesuaian sosial anak sehingga
terbentuk kemampuan adaptasi yang lebih baik dan matang sesuai dengan
tingkat perkembangan anak.
Berdasarkan prinsip pendekatan yang multidisiplin dan multimodal ini
maka terapi yang diberikan dapat berupa obat, diet, latihan, terapi perilaku,
terapi kognitif dan latihan keterampilan sosial; juga psikoedukasi kepada
orang tua, pengasuh serta guru yang sehari-hari berhadapan dengan anak
tersebut.
e. Evidance Based