Anda di halaman 1dari 6

Dalam ajaran Islam terdapat beberapa pokok ibadah yang menjadi landasan fundamental

agama. Beberapa pokok ibadah mendasar itu disebut dengan rukun Islam yang meliputi 5 pokok
perkara, yaitu syahadat, sholat, zakat,puasa dan haji. Kelima hal tersebut merupakan ciri ibadah
seorang muslim yang membedakan dengan umat beragama lainnya.

Sebagai seorang muslim kita harus menjaga sholat kita, karena sholat merupakan rukun
Islam yang terpenting setelah dua kalimat syahadat.Kedudukannya menjadi perkara yang paling
penting dan utama. Keutamaannya yaitu sholat menjadi induk seluruh ibadah. Setiap muslim
wajib melaksanakan sholat 5 waktu dalam sehari semalam. Sebab setiap muslim yang taat
melaksanakan kewajiban sholat 5 waktu, akan menjadi manusia yang memiliki akhlak paling
baik.

Al-Qur’an sebagai kitab suci umat islam, mengandung hukum dan perintah shalat. Shalat
menjadi kewajiban yang ditentukan waktunya dan muslim yang mengerjakan akan terhindar dari
perbuatan keji dan mungkar. Maka dari itu umat Islam memang seharunya memegang teguh Al-
Qur’an sebagi sumber hukum tertinggi dan menjadi pedoman dalam kehidupannya. Adapun
dasar kewajiban pelaksanaan shalat akan terpengaruh pada akhlak seorang muslim dimana telah
tertulis dalam firman Allah SWT., yang artinya :

“ Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu
duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman” (Q.S. An-Nisa’: 103)

Sholat memang menjadi kewajiban setiap muslim, namum untuk menyempurnakan


sholat adalah dengan melaksanakan sholat secara berjamaah di masjid/musholla. Sholat
berjamaah merupakan shalat yang wajib dilaksanakan oleh orang yang beriman (mukmin).
Menurut Hasbi bahwa apabila kita memperhatikan ayatayat perintah di dalam Al-Qur’an, maka
didapati ayat-ayat yang memberi pengertian bahwa kta diperintahkan shalat berjamaah di masjid-
masjid.3 Hal tersebut dikuatkan dengan Firman Allah SWT yang artinya : Dan dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan ruku´lah beserta orang-orang yang ruku´ (Q.S. Al-Baqoroh: 43).
Menjelaskan untuk melaksanakan shalat bersama-sama (berjamaah) umat Islam diperintahkan
“ruku beserta orang-orang yang ruku’” dimana mengandung shalat berjamaah. Ash Shiddieqy
mengatakan “Ayat di atas memberi kesan kepada kita, bahwa kita diperintahkan bershalat
bersama-sama”.

Shalat berjamaah kedudukannya dalam agama Islam menempati tempat utama. Karena
barang siapa yang mengerjakannya secara istiqomah mendapat tempat yang mulia. Islam
memasukannya kedalam ibadah yang penuh tantangan dan ujian. Pahala yang dijanjikan adalah
sebanyak dua puluh tujuh derajat (tingkatan).5 Shalat berjamaah mempunyai keistimewaan bagi
umat Islam. Dengan shalat berjamaah, derajat seseorang meningkat menjadi 27 kali lipat.
Dengan shalat berjamaah hubungan kemasyarakatan akan terjalin semakin erat. Silaturrahim
terbentuk dan kita semua merasakan manfaatnya. Dengan shalat berjamaah kita tidak akan
melakukan shalat tersebut dengan bermalas-malasan. Jika di rumah atau shalat sendiri, gerakan
dan bacaannya bisa saja tidak sempurna, tapi kalua melakukan shalat berjamaah, gerakan dan
bacaan akan mengikuti imam sehingga sempurna.

Hal tersebut menunjukkan keutamaan sholat berjamaah, dimana setiap muslim untuk
melaksanakan sholat berjamaah 5 waktu dengan istiqomah. Membisasakan (istiqomah) sholat
berjamaah memang tergantung pada kemauan dan minat setiap muslim dalam melakukannya.
Kebisasaan sholat berjamaah harus diterapkan sedini mungkin pada peserta didik. Maka kita
harus memunculkan minat setiap peserta didik untuk melaksanakan sholat berjamaah. Dimana
minat dapat mendorong seseorang untuk kecenderungan hati yang tinggi terhdap sesuatu. Minat
tidak timbul dengan sendirinya, ada unsur kebutuhan, misalnya minat belajar, minat terhadap
suatu benda atau hal-hal lainnya.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat dalam
melaksanakan sholat berjamaah yaitu:

1. Faktor dorongan yang berasal dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebututhan yang
berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.
2. Faktor motif sosial. Timbulnya minat dari seseorang dapat didorong dari motif sosial
yaitu kebututhan untuk mendapatkan penghargaan dan lingkungan dimana mereka
berada.
3. Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukutan intensitas seseorang dalam menaruh
perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau objek tertentu.
Hukum Shalat Berjamaah

Para Ulama ada yang menyatakan bahwa shalat berjamaah hukumnya fardhu kifayah. Artinya,
kewajiban yang cukup dilaksanakan oleh sebagian umur saja. Jika ada sebagian umat yang
melaksanakannya maka yang lainnya tidak berdosa. Seperti halnya mengurus jenazah. Ada pula
yang menyatakan bahwa shalat berjamaah hukumnya sunah muakkadah, sunah yang ditekankan.
Sebagiannya lagi ada yang menyatakan bahwa ia fardhu ‘ain, wajib bagi setiap individu yang tidak
‘udzur (halangan). Wanita dan lelaki yang ‘udzur menurut pendapat ini hukumnya tidak
wajib.Namun para ulama telah sepakat bahwa shalat di Masjid merupakan ibadah yang paling
agung. Tetapi setelah itu mereka berbeda pendapat tentang status hukum shalat jamaah di Masjid itu
sendiri, apakah fardhu ‘ain (wajib bagi masing-masing individu), atau fardhu kifayah, atau sunah
muakad, sebagai berikut :
1.      Fardhu ‘ain. Ketatapan ini berasal dari Imam Ahmad dan lainnya dari para Imam salaf dan
fuqaha’ khalaf
2.      Fardhu kifayah. Inilah yang rajih dalam madzhab syafi’i juga pendapat sebagian sahabat Malik
dan pendapat dalam madzhab Ahmad.
3.      Sunah muakad. Dan itulah yang populer dari sahabat-sahabat Abu Hanifah dan mayoritas
sahabat-sahabat Imam Malik, serta banyak dari sahabat Imam Syafi’i, dan disebutkan sati
riwayat dari Imam Ahmad
4.      Fardhu ‘ain dan syarat sahnya shalat. Itulah pendapat satu kelompok dari sahabat lama Ahmad
dan sekelompok ulama salaf. Dan ini pula yang menjadi pilihan Ibnu Hazm dan lainnya.

 Syarat-Syarat Shalat Jamaah.


Untuk melaksanakan shalat berjamaah, ada beberapa syarat yang harus diketahui diantarany :
1. Mengetahui semua gerakan imam
2. Harus niat menjadi makmum
3. Tidak berdiri lebih depan dari imam
4. Tidak mendahului gerakan (rukun Fi’li) imam
5. Shalat makmum harus sama dengan shlat imam ( dalam hal niat waktu shalat)
6. Jarak antara imam dan makmum, atau antara makmum dengan baris makmum yang
terakhir tidak boleh lebih dari 300 hasta.
7. Tidak ada dinding yang memisahkan antara imam dan makmum. Kecuali bagi makmum
perempuan dengan syarat ada seorang atau lebih dari mereka yang dapat melihat semua
gerakan imam.

Cara melaksanakan shalat jamaah


Agar lebih tepat dalam mempraktekkan shalat berjamaah, kita harus memperhatikan posisi
(tumit) kaki-kaki dalam mengatur shaf, bukan memposisikan posisi badan.
Berikut cara-cara berjamaah :
1. Posisi satu orang makmum
Dalam hal ini berarti shalat berjamaah dilakukan oleh dua orang. Maka makmum harus berada
disamping kanan imam dengan posisi ujung jari-jari kaki makmum bertepatan dengan ujung
tumit imam.
2. Posisi dua orang makmum
Jika datang satu orang makmum lainnya, maka berdiri disamping kiri imam, sejajar dengan
makmum sebelah kanan dan tidak ada peraturan mundur jika hanya dua makmum.
3. Posisi tiga orang makmum
Jika datang makmum ketiga, maka berdirilah tepat dibelakang imam dengan jarak disesuaikan
kebutuhan tempat untuk sujud. Kemudian kedua makmum pertama harus mundur hingga sejajar
dengan makmum ketiga, walaupun tanpa ada isyarat dari makmum ketiga.
4. Posisi lebih dari tiga makmum
Jika datang makmum berikutnya, maka diutamakan agar berdiri sebelah kanan hingga penuh,
baru kemudian memenuhi sebelah kiri.
5. Niat menjadi makmum
Lafazh  niat untuk  menjadi imam adalah sebagai berikut
Misal shalat dhuhur
‫ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَ َد ًءا إِ َما ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى‬
ٍ ‫الظه ِْر أَرْ بَ َع َر َك َعا‬
ُّ   ‫ض‬ َ ُ‫ا‬
َ ْ‫صلِّي فَر‬
Artinya :”aku sengaja shalat fardhu zuhur empat rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena
Allah”.
Akan tetapi niat menjadi imam bukanlah hal yang wajib dilakukan. Seorang imam bleh berniat
seperti biasa tanpa ada kata IMAAMAN kecuali ketika berjamaah untuk shalat jum’at, maka
berniat menjadi imam adalah kewajiban yang apabila tidak dilakukan shalat jum’atnya tidak sah
semuanya.
6. Niat menjadi makmum
Lafazh niat untuk  menjadi imam adalah sebagai berikut
Misal shalat dhuhur :
‫ت ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَ َد ًءا َمأ ُموْ ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى‬
ٍ ‫الظه ِْر أَرْ بَ َع َر َك َعا‬
ُّ   ‫ض‬ َ ُ‫ا‬
َ ْ‫صلِّي فَر‬
 Artinya :”aku sengaja shalat fardhu zuhur empat rakaat menghadap kiblat sebagai makmum
karena Allah”.
Dalam shalat berjama’ah ada dua istilah yang penting kita ketahui yaitu : makmum Muafiq dan
makmum Masbuq. Makmum muafiq  adalah makmum yang mengikuti berjamaah sejak pertama
iqamah, atau dia adalah makmum yang menyaksikan takbiratul ihram imam. Sedangkan
makmum masbuq adalah makmum yang tidak menyaksikan takbiratul ihram imam.

Manfaat Salat Berjamaah


        Dengan melaksanakan salat secara berjamaah, ada beberapa manfaat yang dapat kita petik,
diantaranya :
1.      Merealisasikan salat pada waktunya, karena salat pada awal waktu merupakan salah satu
pekerjaan yang paling disukai Allah swt.
2.      Merespon panggilan muadzin dengan niat salat berjamaah.
3.      Berjalan menuju masjid dengan tenang.
4.      Allah menjadi saksi atas setiap orang yang memelihara salat berjamaah di masjid dengan
penuh keimanan.
5.      Setiap langkah yang diayunlan seorang muslim untuk menegakkan salat berjamaah terhitung di
sisi Allah sebagai pahala dan ganjaran baginya.
6.      Orang yang merealisasikan salat berjamaah akan terbebas dari perangkap setan dengan segala
kejahatannya, dan dengan demikian ia telah bergabung ke dalam jamaah muslimin sehingga
setan menghindar darinya.
7.      Pada salat jamaah terkandung didalamnya makna ta’wun ‘alal biri wa taqwa (tolong menolong
dalaam kebijakan dan takwa) serta amar ma’ruf  dan nahi mungkar.
8.      Di dalam salat berjamaah, suara kaum muslimin terhimpun menjadi satu, hati-hati merekaa
berpadu saling mengidentifikasi satu dengan lainnya sehingga tergalang rasa solidaritas diantara
mereka.
9.      Salat berjamaah melahirkan rasa kelembutan dan kasih sayang sesama muslim, menghilangkan
sifat kesombongan dan besar diri serta dapat mempererat ikatan persaudaraan seagama (ukhuwah
Islamiyah) maka terjadilah interaksi langsung antara kalangan tua dengan yang muda dan antara
orang kaya dan yang miskin.
10.  Kita dapat memetik banyak pelajaran keimanan dari salat berjamaah ini, kita dapat mendengar
langsung alunan ayat-ayat Al-Qur’an yang menggetarkan hati.

http://repository.stitradenwijaya.ac.id/411/2/bab1.pdf

http://makalahkampus15.blogspot.com/2018/01/makalah-shalat-jamaah.html

Anda mungkin juga menyukai