Pengelolaan Lingkungan
Kelompok 3:
SEKOLAH VOKASI
2021
Kelas/Prodi : C/D4 K3 2020
Kelompok : 3
___________________________________________________________________________
___
1. Pengertian lingkungan
Penggunaan istilah “Lingkungan” seringkali digunakan secara bergantian dengan
istilah “Lingkungan Hidup”. Kedua istilah tersebut meskipun secara harfian dapat
dibedakan, tetapi pada umumnya digunakan dengan makna yang sama, yaitu lingkungan
dalam pengertian yang luas, yang meliputi lingkungan fisik, kimia, maupun biologi
(lingkungan hidup manusia, lingkungan hidup hewan, dan lingkungan hidup tumbuhan).
Istilah lingkungan yang dipergunakan merupakan terjemahan dari
istilah “Environment” dalam bahasa Inggris atau “I’evironement” dalam bahasa Perancis,
”Umwelt” dalam bahasa Jerman, “Millieu” dalam bahasa Belanda, “Alam sekitar” dalam
bahasa Malaysia, “Kapaligiran” dalam bahasa Tagalog, atau “Sin-vat-lom” dalam bahasa
Thai. Istilah tersebut secara tehnis dimaksud dengan lingkungan hidup atau lebih lengkap
lagi lingkungan hidup manusia. Menurut para ahli definisi lingkungan:
Definisi lingkungan itu sendiri menurut Abdurahman adalah : “Lingkungan
adalah semua benda dan kondisi termasuk didalamnya manusia dan tingkah
perbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan
mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia."
Menurut Siswanto Sunarso pengertian “lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.”2
Secara garis besar pengelompokan lingkungan hidup manusia terdiri atas tiga golongan antara
lain:
Uraian diatas memberikan gambaran kepada kita bahwa manusia dalam hidupnya
mempunyai hubungan timbal balik dengan lingkungannya. Manusia dalam hidupnya baik
secara pribadi maupun sebagai kelompok masyarakat selalu berinteraksi dengan lingkungan
dimanapun ia hidup dalam artian manusia dengan berbagai aktifitasnya akan mempengaruhi
lingkungannya dan perubahan lingkungan akan mempengaruhi kehidupan manusia Manusia
merupakan salah satu bagian dari lingkungan hidup, yang mana dalam keberlangsungannya
tingkah laku manusia akan mempengaruhi makhluk hidup lainnya karena semua unsur
lingkungan hidup berkaitan satu dengan yang lainnya. Dalam lingkungan hidup terdapat
ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh
dan saling mempengaruhi dalam produktivitas lingkungan hidup.
Otto Soemarwoto, menyatakan :“Manusia seperti halnya dengan makhluk hidup berinteraksi
dengan lingkungan hidupnya. Ia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan sebaliknya, ia
dipengaruhi lingkungan hidupnya”
Otto Soemarwoto menjelaskan pula bahwa sifat lingkungan ditentukan oleh bermacam-macam
faktor :
Secara khusus kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala
sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di
bumi.Komponen komponen lingkungan hidup dapat
Air juga digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, yaitu untuk
menunjang kegiatan industri dan teknologi. Kegiatan industri dan teknologi tidak dapat
terlepas dari kebutuhan akan air. Dalam hal ini air sangat diperlukan agar industri dan
terknologi dapat berjalan dengan baik.Kegiatan industri dan teknologi dalam
pelaksanaanya tidak jarang membuang air yang sisa produksi ke dalam sungai secara
langsung, seharusnya dalam pembuangan air sisa produksi (air limbah) harus diolah
sedemikian rupa menggunakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) sehingga
pada saat di buang ke sungai tidak menyebabkan pencemaran karena telah sesuai
dengan standar baku muku yang ada.
Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan
dari kemurniannya.43 Pada prakteknya pencemaran air ini terjadi di dalam sungai
hingga masuk ke sumur, sehingga masyarakat sulit untuk mendapatkan air bersih yang
digunakan untuk kehiduapan sehari-hari.
Menurut Wisnu Arya Wardhana, menyatakan, “Indikator atau tanda bahwa air
lingkungan terlah tercemar adalah adannya perubahan atau tanda yang diamati melalui
:
3. Kerusakan lingkungan
- Batasan dikatakan kerusakan lingkungan
Batas lingkungan dikatakan mengalami kerusakan menurut UU 32 tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup berada pada Bab I Ketentuan
Umum pasal 1 nomor 15 :
Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup adalah ukuran batas perubahan sifat
fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang oleh lingkungan
hidup untuk dapat tetap melestarikan fungsinya.
Salah satu tindakan perbuatan yang bisa dikenakan sangsi UU No.32 tahun
2009 adalah perbuatan yang bisa mengakibatkan pencemaran lingkungan dan
kerusakan lingkungan definisi dari pencemaran Lingkungan menurut
Pasal 1 ayat (14) UU No. 32 Tahun 2009 adalah:
"Masuknya dan dimasukkannya makhluk hidup ,zat,energi atau kompenen lain
kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang ditetapkan . Kemudian definisi kerusakan lingkungan menurut
Ayat 1 ayat (16) UU No. 32 Tahun 2009 adalah "Tindakan orang yang
menimbulkan. Perubahan langsung atau tidak langsung pada sifat fisik, kimia, dan/atau
alami lingkungan sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
lingkungan di katakan tercemar ketika bergabungnya komponen baru yang merupakn
komponen asing bagi lingkungan tersebut, komponen tersebut berupa zat-zat polutan
yang bersifat merusak pada komponen lainnya. ciri-ciri lingkungan yang tercemar :
c.) merugikan
contoh : pada mulanya air bening ( tidak tercemar) terlihat bersih dan tak berbau
semantara ketika sudah tercemar sampah akan berubah warna dari bening menuju kusam,
berbau, kotor, dan terdapat zat-zat yang menggagu ekosistem lain bagi yang mengkonsumsinya
Suatu lingkungan dikatakan tercemar jika dalam lingkungan tersebut terdapat polutan
dan zat2 pencemar (seperti zat kimia berbahaya, CO2, CO) dalam tingkat akumulasi yang
tinggi. Hal ini menyebabkan penurunan daya hidup makhluk hidup yang tinggal disekitar
lingkungan tersebut, dan seiring berjalannya waktu terjadi penurunan jumlah makhluk hidup
yang diiringi dengan rusaknya ekosistem.
4. Pengertian industri
Pengertian industri secara luas ialah setiap kegiatan manusia yang bergerak
dalam bidang ekonomi yang memiliki sifat produktif dan komersial dalam rangka untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut KBBI “Kamus Besar Bahasa Indonesia”
Industri merupakan kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan
sarana dan peralatan misal mesin
Menurut Undang-Undang No 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian
Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi
untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Menurut Bambang Utoyo
Pengertian industri secara sempit ialah semua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
manusia untuk mengolah bahan mentah yang ada menjadi bahan setengah jadi atau
mengolah barang setengah jadi tersebut menjadi barang yang sudah benar-benar jadi
sehingga memiliki berbagai kegunaan yang lebih bagi kepentingan manusia.
Menurut Tim Grasindo
Industri merupakan segala macam pekerjaan yang menghasilkan uang.
Menurut Sukimo
Industri ialah perusahaan yang menjalankan kegiatan ekonomi yang tergolong dalam
sektor sekunder.
Menurut Teguh S. Pamudi
Industri merupakan sekelompok perusahaan yang menghasilkan produk yang dapat
saling menggantikan satu sama lain.
Menurut Kartasapoetra
Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi dan atau barang jadi, menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi lagi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun industri dan
perekayasaan industri.
Menurut Dra. Sri Milaningsih
Industri berasal dari bahasa latin yaitu industria yang berarti buruh atau tenaga kerja.
Menurut I Made Sandi
Industri merupakan usaha untuk memproduksi barang jadi dengan bahan baku atau
bahan mentah melalui proses produksi penggarapan dalam jumlah besar sehingga
barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi dengan mutu
setinggi-tingginya.
Menurut Badan Pusat Statistik
Industri ialah sebuah kesatuan unit usaha yang menjalankan kegiatan ekonomi dengan
tujuan untuk menghasilkan barang atau jasa yang berdomisili pada sebuah tempat atau
lokasi tertentu dan memiliki catatan administrasi sendiri.
Menurut Anto Pracoyo Dan Tri Kurnawangsih
Industri ialah sebuah kumpulan dari beberapa perusahaan firma yang menghasilkan
barang atau jasa yang sejenis yang ada dalam sebuah pasar.
Menurut Hinsa Sahaan
Industri ialah bagian dari proses yang mengelola bahan mentah menjadi bahan baku
atau bahan baku menjadi barang jadi sehingga menjadi barang yang bernilai bagi
masyarakat.
Menurut Wirastuti Dan Dini Natalia
Industri ialah kegiatan mengolah bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi
barang jadi yang mendatangjan keuntungan.
Menurut Hasibuan
Pengertian industri sangat luas, dapat dalam lingkup makro maupun mikro, secara
mikro industri ialah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-
barang yang homogen atau barang-barang yang mempunyai sifat yang saling
mengganti sangat erat. Dari segi pembentukan pendapatan yakni cenderung bersifat
makro.
Industri ialah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah, jadi batasan industri
yaitu secara mikro sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang sedangkan
secara makro dapat membentuk pendapatan.
Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Sumatera Utara
Industri ialah suatu aktivitas untuk mengubah bahan baku menjadi barang setengah jadi
atau barang jadi dengan tujuan untuk dijual.
Menurut Martin “Dalam Kartasapoetra, 2000”
Indsutri ialah kumpulan dari berbagai perusahaan “firm” yang memproduksi “a” bahan
mentah yang sama “b” proses produksi yang sama dan “c” hasil yang sama.
Menurut Moh. Hatta
Industri ialah upaya untuk mengubah struktur pertanian ke dalam struktur industri.
Menurut Encyclopedia Indonesia
Industri merupakan bagian dari proses produksi yang tidak mengambil bahan-bahan
tersebut langsung dari alam untuk konsumsi, tetapi bahan-bahan diproses dan akhirnya
menjadi komoditas yang berharga kepada masyarakat.
Menurut George T. Renner
Industri merupakan semua kegiatan manusia dalam ekonomi produktif/memproduksi
barang dan uang.
Menurut Encyclopedia Americana
Industri merupakan kegiatan kelompok yang menumbuhkan benda ekonomi dan
pengguna.
Menurut Sudut Pandang Geografi
Industri merupakan sesuatu yang merupakan perpaduan dari subsistem fisik dan
subsistem manusia.
- Pengaruh industri terhadap lingkungan dan apa yang harus dilakukan
1. Polusi tanah
a) Pemilihan lokasi pembangunan yang tidak terlampau dekat dengna pemukiman warga
setempat.
b) Adanya upaya memperkecil jumlah limbah yang dihasilkan oleh industri tersebut;
misalnya dengan pemilihan bahan baku dan peralatan yang ramah lingkungan.
c) Adanya usaha mencegah terjadinya pencemaran lingkungan sekitar. Contohnya,
dengan melakukan pengelolaan limbah secara bijak atau menyediakan tempat
penyaluran limbah yang tidak mengganggu kesehatan lingkungan sekitar.
d) Menghijaukan lingkungan di sekitar lokasi pendirian industri. Hal ini bisa dilakukan
oleh penyelenggara industri dan masyarakat sekitar. Seperti yang kita ketahui,
pepohonan ataupun tanaman hijau lainnya mempunyai dampak signifikan dalam
menetralkan udara yang kotor, ataupun menjadi sumber penampungan air bersih.
e) Adanya kesadaran dari pihak terkait mengenai limbah yang dibuang sembarang.
f) Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan
yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal. Dokumen
amdal tersebut memuat mengenai pengkajian dampak rencana usaha dan/atau kegiatan,
Evaluasi kegiatan disekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, saran masukan serta
tanggapan masyarakat terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan, prakiraan terhadap
besaran dampak serta sifat penting dampak yang terjadi jika rencana usaha dan/atau
kegiatan tersebut dilaksanakan, evaluasi secara holistik terhadap dampak yang terjadi
untuk menentukan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup; dan rencana
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Dokumen amdal tersebut disusun oleh
pemrakarsa dengan melibatkan masyarakat. Masyarakat yang dimaksud yaitu
masyarakat yang terkena dampak, pemerhati lingkungan hidup, dan yang terpengaruh
atas segala bentuk keputusan dalam proses amdal. Masyarakat juga dapat mengajukan
keberatan terhadap dokumen amdal.
a. Suatu kegiatan industri juga harus dilengkapi dengan izin lingkungan. Izin
lingkungan merupakan persyaratan untuk memperoleh izin usaha atau
kegiatan. Apabila izin lingkungan dicabut maka izin usaha atau kegiatan
pun dibatalkan. Suatu usaha atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak penting terhadap lingkungan hidup, ancaman terhadap ekosistem
dan kehidupan, atau kesehatan dan keselamatan manusia juga wajib
melakukan analisis risiko lingkungan hidup. Analisis risiko lingkungan
hidup tersebut meliputi pengkajian risiko, pengelolaan risiko, dan/atau
komunikasi risiko.
Selain itu wewenang Pemerintah juga diatur dalam UU pasal 9 yang berisikan bahwa :
Upaya perlindungan sumber daya alam tidak hanya mencakup beberapa obyek saja
melainkan di bidang yang luas termasuk perlindungan flora dan fauna. Flora dan fauna
merupakan sumber daya alam yang harus dilestarikan. Manusia juga bergantung pada flora dan
fauna. Untuk menjaga kelestariannya, pemerintah membuat UU yang bertujuan untuk
melindungi kepunahan dari tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dan
berusaha meningkatkan jumlah populasinya. Sehingga flora dan fauna tetap lestari.
ISO 14000
ISO 14000 lahir karena adanya keterkaitan anatara dunia usaha dengan lingkungan,
sudah sejak lama disadari sejak diadakannya “Conference On Human and Environment” oleh
PBB pada tahun 1972. Dalam konferensi tersebut memunculkan pemikiran bahwa
perkembangan industry yang tidak terkendali akan mempengaruhi kelangsungan dan
keberlangsungan usaha itu sendiri.
Saat ini ISO 14000 mencakup beberapa kelompok pengelolaan lingkungan dan sudah
mencakup enam aspek diantaranya adalah:
1) ISO 14001
System manajemen lingkungan/ Environmental Management System (EMS).
2) ISO 14010-14015
Audit lingkungan/ Environmental Auditing (EA).
3) ISO 14031
Evaluasi kinerja lingkungan/ Environmental Performance Evaluation (EPE)
4) ISO 14020-14024
Ecolabel/ Environmental Labelling (EL).
5) ISO 14040-14044
Kajian daur hidup produk/ Life Cycle Analysis (LCA).
6) ISO 14060
7) Term and Definitions (TD)
-Bukti Real Terbitnya Regulasi Tentang Lingkungan
Bukti nyata terbitnya regulasi tentang lingkungan dapat dilihat dari adanya pembagian masalah
regulasi sebagai berikut:
2. Pengertian,definisi ISO :
Seri ISO 14000 merupakan seperangkat standar internasional bidang manajemen
lingkungan yang dimaksudkan untuk membantu organisasi di seluruh dunia dalam
meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungannya. Perumusan standar ISO seri
14000 diprakarsai dunia usaha sebagai kontribusi terhadap pencapaian Pembangunan
Berkelanjutan yang disepakati dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro Tahun 1992.2 Wakil pihak
pemerintah, dunia usaha, pakar, praktisi dan pihak lain yang berkepentingan terlibat dalam
perumusan standar tersebut. Anggota ISO,terdiri dari 110,tidak terdiri dari delegasi pemerintah
tetapi tersusun dari institusi standarisasi nasional sebanyak satu wakil organisasi untuk setiap
negara.
Seiring dengan perumusan ISO seri 14000, Indonesia sebagai salah satu negara yang
aktif mengikuti perkembangan ISO seri 14000 telah melakukan antisipasi terhadap
diberlakukannya standar tersebut. Kementerian Lingkungan Hidup (Bapedal pada waktu itu)
dan BSN bekerjasama dengan Kelompok Kerja Nasional ISO 14000 dan berbagai pemangku
kepentingan sejak tahun 1995 mengkaji, menyebarkan informasi, dan melakukan serangkaian
kegiatan penelitian dan pengembangan penerapan Sistem Manajemen Lingkungan.
Berdasarkan hasil pembahasan dengan pemangku kepentingan di Indonesia, Kementerian
Lingkungan Hidup menyadari potensi penerapan Sistem Manajemen Lingkungan bagi
peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan, peningkatan peran aktif pihak swasta, dan
promosi penerapan perangkat pengelolaan lingkungan secara proaktif dan sukarela di
Indonesia.
Sejak ditetapkannya ISO 14001 menjadi standar internasional dan diadopsi menjadi
SNI 19-14001-1997 sampai saat ini tercatat lebih dari 248 (dua ratus empat puluh delapan)
sertifikat ISO 14001 untuk berbagai unit organisasi perusahaan di Indonesia yang dengan
sukarela menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001.
1. Sertifikasi ini berarti akan membuat suatu organisasi lebih mampu menghemat
keuangannya dengan melakukan konservasi material dan energi.
2. Organisasi yang memiliki sertifikasi ISO 14001 akan mendapatkan peningkatan positif
atas persepsi publik karena tanggung jawab yang ditunjukkannya kepada lingkungan.
Sertifikasi atau registrasi ISO-14001 adalah suatu pengakuan berbentuk sertifikat dari pihak
ketiga (lembaga sertifikasi) atas kesesuaian penerapan sistem manajemen lingkungan
organisasi (perusahaan) terhadap standar ISO-14001.
Organisasi (perusahaan) yang telah memiliki dan menerapkan seluruh persyaratan standar ISO-
14001 dapat mengajukan permohonan sertifikasi kepada lembaga sertifikasi sistem manajemen
lingkungan. Proses sertifikasi mensyaratkan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) organisasi
telah memenuhi ketentuan berikut ini:
1. Audit Tahap Pertama; terdiri dari dua kegiatan, yakni audit kecukupan (adequacy
audit) yaitu pemeriksaan dan penelaahan dokumentasi SML organisasi untuk
menentukan bahwa sistem memenuhi persyaratan standar ISO 14001. Setelah
dokumentasi SML organisasi dinilai cukup, selanjutnya dilakukan audit pendahuluan
(initial audit atau pre-assessment), yaitu pemeriksaan dan pengujian awal implementasi
sistem untuk memastikan sistem telah siap untuk dinilai secara menyeluruh.
2. Audit Tahap Kedua; merupakan penilaian kesesuaian secara menyeluruh terhadap
ISO 14001 organisasi, atau dikenal audit penaatan (compliance audit atau main
assessment).
4. Fungsi ISO
Fungsi ISO 14001 adalah untuk memungkinkan organisasi dari semua jenis atau ukuran untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan yang berkomitmen untuk bertanggung jawab pada
lingkungan; seperti keberlanjutan sumber daya, pencegahan polusi, mitigasi perubahan iklim
dan minimalisasi dampak lingkungan.
Bagi Lingkungan standar ISO 14001 menjamin berkurangnya pencemaran lingkungan melalui
Bentuk hasil kajian AMDAL berupa dokumen AMDAL terdiri dari lima dokumen, yaitu:
Dasar dari diadakannya AMDAL adalah (PP 27/1999 dan PP 51/1993), pembangunan
berkelanjutan, kegiatan yg menimbulkan dampak perlu dianalisa sejak awal perencanaan untuk
langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif, AMDAL diperlukan
untuk proses pengambilan keputusan dalam pelaksanaan kegiatan yang menimbulkan dampak,
AMDAL bagian dari kegiatan studi kelayakan rencana usaha/kegiatan, komponen AMDAL
meliputi Kerangka Acuan (KA), ANDAL, RKL, RPL. Menurut PP No. 27/1999 Pasal 3 ayat
1, usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup meliputi :
a. Ketua Komisi
Ketua Komisi dijabat oleh Deputi untuk Komisi penilai AMDAL Pusat, Kepala
BAPEDALDA atau pejabat lain yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan
hidup di tingkat propinsi untuk Komisi Penilai AMDAL Propinsi, Kepala
BAPEDALDA atau pejabat lain yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan
hidup di tingkat Kabupaten/Kota.
b. Sekretaris Komisi.
Sekretaris Komisi dijabat oleh seorang pejabat yang menangani AMDAL baik dari
Pusat maupun Daerah (Propinsi dan Kabupaten/Kota).
c. Anggota Komisi
Anggota Komisi terdiri dari: wakil instansi/dinas teknis yang mewadahi kegiatan yang
dikaji, wakil daerah, ahli di bidang lingkungan hidup, ahli di bidang yang berkaitan
dengan rencana kegiatan yang dikaji, wakil masyarakat, wakil organisasi lingkungan,
dan anggota lain yang dianggap perlu.
Prosedur AMDAL terdiri dari:
b. Proses pengumuman
Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib
mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa
melakukan penyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan oleh instansi yang
bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan. Tata cara dan bentuk pengumuman serta
tata cara penyampaian saran, pendapat dan tanggapan diatur dalam Keputusan Kepala
BAPEDAL Nomor 08/2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan
Informasi dalam Proses AMDAL.
a. AMDAL Proyek, yaitu AMDAL yang berlaku bagi satu kegiatan yang berada dalam
kewenangan satu instansi sektoral. Misalnya rencana kegiatan pabrik tekstil yang
mempunyai kewenangan memberikan ijin dan mengevaluasi studi AMDALnya ada
pada Departemen Perindustrian.
b. AMDAL Terpadu/Multisektoral, adalah AMDAL yang berlaku bagi suatu rencana
kegiatan pembangunan yang bersifat terpadu, yaitu adanya keterkaitan dalam hal
perencanaan, pengelolaan dan proses produksi, serta berada dalam satu kesatuan
ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi. Sebagai contoh adalah
satu kesatuan kegiatan pabrik pulp dan kertas yang kegiatannya terkait dengan proyek
hutan tanaman industri (HTI) untuk penyediaan bahan bakunya, pembangkit tenaga
listrik uap (PLTU) untuk menyediakan energi, dan pelabuhan untuk distribusi
produksinya. Di sini terlihat adanya keterlibatan lebih dari satu instansi, yaitu
Departemen Perindustrian, Departemen kehutanan, Departemen Pertambangan dan
Departemen Perhubungan.
c. AMDAL Kawasan, yaitu AMDAL yang ditujukan pada satu rencana kegiatan
pembangunan yang berlokasi dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan
menyangkut kewenangan satu instansi. Contohnya adalah rencana kegiatan
pembangunan kawasan industri. Dalam kasus ini masing-masing kegiatan di dalam
kawasan tidak perlu lagi membuat AMDALnya, karena sudah tercakup dalam AMDAL
seluruh kawasan.
d. AMDAL Regional, adalah AMDAL yang diperuntukan bagi rencana kegiatan
pembangunan yang sifat kegiatannya saling terkait dalam hal perencanaan dan waktu
pelaksanaan kegiatannya. AMDAL ini melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi,
berada dalam satu kesatuan ekosistem, satu rencana pengembangan wilayah sesuai
Rencana Umum Tata Ruang Daerah, contoh AMDAL regional adalah pembangunan
kota-kota baru.
Secara teknis instansi yang bertanggung jawab dalam merumuskan dan memantau
penyusunan amdal di Indonesia adalah BAPEDAL. Sebagaimana diatur dalam PP 51 tahun
1993, kewenangan ini juga dilimpahkan pada instansi-instansi sektoral serta BAPEDALDA
Tingkat I. Dengan kata lain BAPEDAL Pusat hanya menangani studi-studi amdal yang
dianggap mempunyai implikasi secara nasional. Pada tahun 1999 diterbitkan lagi
penyempurnaan ini adalah untuk memberikan kewenangan proses evaluasi amdal pada daerah.
Materi baru dalam PP ini adalah diberikannya kemungkinan partisipasi masyarakat di dalam
proses penyusunan AMDAL.
Kriteria uji untuk penilaian dokumen AMDAL (KA, ANDAL, RKL dan RPL) yang bersifat
praktis, logis-sistematis dan dapat dipertanggung-jawabkan (akuntabel), yaitu:
a. Uji Administratif
b. Uji Fase Kegiatan Proyek
c. Uji Mutu yang meliputi Uji Mutu Aspek Konsistensi, Uji Mutu Aspek Keharusan, Uji
Mutu Aspek Relevansi, dan Uji Mutu Aspek Kedalaman.
Adapun peraturan perundang-undangan yang dapat digunakan sebagai landasan hukum untuk
penilaian substansi dokumen AMDAL adalah sebagai berikut:
a. Keputusan Menteri Negara LH No. 2 Tahun 2000 tentang Panduan Penilaian Dokumen
AMDAL.
b. Keputusan Kepala Bapedal No. 056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran
Dampak Penting.
c. Keputusan Kepala Bapedal No. 9 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL.
d. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat
dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.
e. Keputusan Menteri Negara LH No. 4 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan
AMDAL Kegiatan Pembangunan di Daerah Lahan Basah.
f. Keputusan Kepala Bapedal No. 299/BAPEDAL/11/96 tentang Pedoman Teknis Kajian
Aspek Sosial dalam AMDAL.
g. Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek
Kesehatan Masyarakat dalam AMDAL.
6. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
1. Pengertian
RKL adalah dokumen yang memuat upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan dan
menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat negatif serta memaksimalkan
dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu kegiatan. Upaya-upaya tersebut dirumuskan
berdasarkan hasil arahan dasar-dasar pengelolaan dampak yang dihasilkan dari kajian
AMDAL. Jadi dapat disimpulkan, RKL sebagai Upaya penanganan dampak besar dan penting
(+/-) terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan
Pemantauan lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan/atau pengamatan yang dilakukan
secara sistematis, berulang dan periodik, dan terencana.
2. Fungsi RKL
Adapun fungsi RKL yaitu untuk meningkatkan dampak positif dan mencegah/
meminimisasi/ mengelola dampak negatif akibat perencaan suatu kegiatan. Selain itu, fungsi
dari pengelolaan lingkungan terhadap pembangunan atau suatu proyek, baik pagi pemerintah,
pemilik usaha, dan masyarakat sekitar yaitu sebagai berikut:
1. Pengertian
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) adalah upaya pemantauan untuk melihat kinerja
upaya pengelolaan yang dilakukan. Selain itu, RPL adalah dokumen yang memuat program-
program pemantauan untuk melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-
dampak yang berasal dari rencana kegiatan. Hasil pemantauan ini digunakan untuk
mengevaluasi efektifitas upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan, ketaatan
pemrakarsa terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk mengevaluasi
akurasi prediksi dampak yang digunakan dalam kajian AMDAL.
2. Fungsi RPL