Anda di halaman 1dari 12

Pemecahan Masalah Lapisan Sesi Jaringan LAN

 
1. Domain Name System (DNS)

A. Pengertian DNS
Sistem Penamaan Domain ; SNR (bahasa Inggris: (Domain Name System;
DNS) adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi tentang nama host
ataupun nama domain dalam bentuk basis data tersebar (distributed database) di
dalam jaringan komputer, misalkan: Internet. DNS menyediakan alamat IP untuk
setiap nama host dan mendata setiap server transmisi surat (mail exchange server)
yang menerima surel (email) untuk setiap domain. Menurut browser Google
Chrome, DNS adalah layanan jaringan yang menerjemahkan nama situs web
menjadi alamat internet. DNS menyediakan pelayanan yang cukup penting untuk
Internet, ketika perangkat keras komputer dan jaringan bekerja dengan alamat IP
untuk mengerjakan tugas seperti pengalamatan dan penjaluran (routing), manusia
pada umumnya lebih memilih untuk menggunakan nama host dan nama domain,
contohnya adalah penunjukan sumber universal (URL) dan alamat surel. Analogi
yang umum digunakan untuk menjelaskan fungsinya adalah DNS bisa dianggap
seperti buku telepon internet di mana saat pengguna mengetikkan
www.indosat.net.id di peramban web maka pengguna akan diarahkan ke alamat IP
124.81.92.144 (IPv4) dan 2001:e00:d:10:3:140::83 (IPv6). (wikipedia, 2016).

Suatu host pada jaringan Transmission Control Protocol/Internet Protocol


(TCP/IP) harus memiliki alamat IP agar dapat diakses. Alamat IP yang digunakan
sekarang (IP versi 4) dibentuk dalam format angka long integer 32-bit yang
dikelompokkan menjadi empat kelompok (untuk setiap kelompoknya masing-
masing terdiri dari 8 bit). Bila dalam suatu jaringan TCP/IP memiliki banyak
sekali host, maka tidak mudah bagi manusia untuk mengingat alamat-alamat IP
yang ada (tentu saja bagi komputer hal ini bukan menjadi masalah). Karena itulah
alamat-alamat IP tersebut perlu dipetakan menjadi nama yang dapat diingat
manusia secara mudah dengan menggunakan DNS. Misalnya seperti IP Address
222.124.194.11 yang dipetakan menjadi www. unsri.ac.id sehingga lebih mudah
diingat.

Dalam teknologi internet sekarang ini, DNS pun merupakan jantung yang
sangat berperan penting. Setiap kali kita meggunakan internet dalam kegiatan kita
sehari-hari, maka setiap kali itu pula secara tidak langsung kita menggunakan
DNS (Domain Name System). Pengunaan DNS didalam internet tersebut meliputi
aplikasi email (electronic mail), browsing, ssh/telnet, ftp, maupun aplikasi yang
lain yang ada kaitannya dengan internet. Oleh karena itu Pengetahuan dan
pengertian tentang DNS merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh operator
maupun pengguna internet.

DNS dapat dianalogikan sebagai pemakaian buku telepon dimana orang


yang ingin kita hubungi, berdasarkan nama untuk menghubunginya dan menekan
nomor telefon berdasarkan nomor dari buku telepon tersebut. Hal ini terjadi
karena komputer bekerja berdasarkan angka, dan manusia lebih cenderung bekerja
berdasarkan nama.

Misalkan domain name yahoo.com mempunyai alamat IP 202.68.0.134,


tentu mengingat nama komputer lebih mudah dibandingkan dengan mengingat
alamat IP. Didalam DNS, sebuah name server akan memuat informasi mengenai
host-host di suatu daerah/zone. Name server ini dapat mengakses server-server
lainnya untuk mengambil data-data host di daerah lainnya. Name server akan
menyediakan informasi bagi client yang membutuhkan, yang disebut resolvers.

B. Fungsi Utama Sistem DNS

1. Menerjemahkan nama-nama host (hostnames) menjadi nomor IP (IP


address) ataupun sebaliknya, sehingga nama tersebut mudah diingat oleh
pengguna internet.
2. Memberikan suatu informasi tentang suatu host ke seluruh jaringan
internet. DNS memiliki keunggulan seperti:
 Mudah, DNS sangat mudah karena user tidak lagi direpotkan untuk
mengingat IP address sebuah komputer cukup host name (nama Komputer).
 Konsisten, IP address sebuah komputer boleh berubah tapi host
name tidak berubah. Contoh:
– unsri.ac.id mempunyai IP 222.124.194.11, kemudian terjadi perubahan
menjadi 222.124.194.25, maka disisi client seolah-olah tidak pernah ada
kejadian bahwa telah terjadi perubahan IP.
– Simple, user hanya menggunakan satu nama domain untuk mencari baik
di Internet maupun di Intranet.

C. Konsep dan Hirarki DNS

DNS adalah suatu bentuk database yang terdistribusi, dimana pengelolaan


secara lokal terhadap suatu data akan segera diteruskan ke seluruh jaringan
(internet) dengan menggunakan skema client-server. Suatu program yang
dinamakan name server, mengandung semua segmen informasi dari database dan
juga merupakan resolver bagi client-client yang berhubungan ataupun
menggunakannya.

Struktur dari database DNS bisa diibaratkan dengan dengan struktur file
dari sebuah sistem operasi UNIX. Seluruh database digambarkan sebagai sebuah
struktur terbalik dari sebuah pohon (tree) dimana pada puncaknya disebut dengan
root node. Pada setiap node dalam tree tersebut mempunyai keterangan (label)
misalnya, .org, .com, .edu, .net, .id dan lain-lainnya, yang relatif rerhadap
puncaknya (parent).Ini bisa diibaratkan dengan relative pathname pada sistem file
UNIX,seperti direktori bin, usr, var, etc dan lain sebagainya. Pada puncak root
node dalam sebuah sistem DNS dinotasikan dengan “.” atau “/” pada sistem file
UNIX.

Pada setiap node juga merupakan root dari subtree, atau pada sistem file
UNIX merupakan root direktori dari sebuah direktori. Hal ini pada sistem DNS
disebut dengan nama domain. Pada tiap domain juga memungkinkan nama
subtree dan bisa berbeda pula, hal ini disebut subdomain atau subdirektori pada
sistem file UNIX. Pada bagian subdomainjuga memungkinkan adanya subtree lagi
yang bisa dikelola oleh organisasi yang berbeda dengan domain utamanya.

D. Struktur Database DNS

Struktur DNS Domain Name Space merupakan hirarki pengelompokan domain


berdasarkan nama. Domain ditentukan berdasarkan kemampuan yang ada di
struktur hirarki yang disebut
level yang terdiri dari :
1. Root-Level Domains : merupakan level paling atas di hirarki yang di
ekspresikan berdasarkan periode dan dilambangkan oleh “.”.
2. Top-Level Domains :berisi second-level domains danhostsyaitu :
 com : organisasi komersial, seperti IBM (ibm.com).
 edu : institusi pendidikan, seperti U.C. Berkeley (berkeley.edu).
 org : organisasi non profit, Electronic Frontier Foundation
(eff.org).
 net : organisasi networking, NSFNET (nsf.net).
 gov : organisasi pemerintah non militer, NASA (nasa.gov).
 mil : organisasi pemerintah militer, ARMY (army.mil).
 xx : kode negara (id:Indonesia,au:Australia)
3. Second-Level Domains : berisi domain lain yang disebut subdomain.
Contoh, unsri.ac.id. Second-Level Domains unsri.ac.id bisa mempunyai
host www.unsri.ac.id
4. Third-Level Domains : berisi domain lain yang merupakan subdomain dari
second level domain diatasnya. Contoh, ilkom.unsri.ac.id.
Subdomain ilkom.unsri.ac.id juga mempunyai host ilkom.unsri.ac.id.
5. Host Name : domain name yang digunakan dengan host name akan
menciptakan fully qualified domain name (FQDN) untuk setiap komputer.
Contohnya, jika terdapat www. unsri.ac.id, www adalah hostname
dan unsri.ac.id adalah domain name.

E. DNS Zone

Terdapat dua bentuk Pemetaan DNS Zone, yaitu:

 Forward Lookup Zone : Melakukan pemetaan dari nama menuju IP


address.
 Reverse Lookup Zone : Melakukan pemetaan dari IP address menuju
nama.

Forward Lookup Zone


Cara kerja DNS tersebut dengan Forward Lookup Zone dapat kita lihat
pada contoh berikut ini. Misal kita browsing di warnet, dan akan menghubungi
www. unsri.ac.id . Maka alur kerjanya adalah:
1. PC kita mengontak Server DNS lokal (biasanya terletak pada jaringan ISP)
untuk menanyakan IP Address unsri.ac.id.
2. Server DNS lokal akan melihat ke dalam cache-nya.
3. Jika data itu terdapat di dalam cache server DNS server lokal, maka server
tersebut akan memberikan alamat IP tersebut ke Browser. Jika tidak, maka
server tersebut mengontak server DNS di atasnya (biasanya disebut Root
DNS server “.”) untuk mengetahui alamat IP dari name server yang
mengelola Top Level Domain .id.
4. Pada name server yang mengelola Top Level Domain .id, maka server
akan menanyakan IP dari name server pengelola domain ac.id.
5. Kemudian server akan mengontak name server pengelola domain ac.id,
disini server akan menanyakan alamat IP dari second level
Domain unsri.ac.id.
6. Setelah mendapatkan IP dari name server pengelola second level
Domain unsri.ac.id, Pada name server yang mengelola unsri.ac.id, maka
DNS server kita akan menanyakan alamat FQDN dari unsri.ac.id.
7. Setelah mendapatkan IP dari http://www.unsri.ac.id, maka server akan
memberikan alamat IP tersebut ke PC yang me-request tadi, dan membuat
cache terhadap alamat yang telah dicari. Sehingga jika ada permintaan lagi
untuk mengakses http://www.unsri.ac.id, maka DNS Server akan
memberikan alamat yang telah disimpan didalam cache tanpa harus
menghubungi server diatasnya. Jadi permintaan terhadap server diatasnya
hanya jika alamat yang akan diakses
belum terdapat pada cache.
8. Setelah PC mendapatkan alamat IP dari http://www.unsri.ac.id barulah PC
tadi bisa mengakses unsri.ac.id

F. Reverse Domain Server

Di dalam jaringan TCP/IP diperlukan juga pemetaan dari IP address ke


hostname.Pemetaan ini merupakan pemetaan balik dari pemetaan hostname ke IP
address yang disebut reverse domain. Tujuannya untuk menyimpan informasi
ataupun statistik yang disimpan dalam satu log file. Selain itu juga diperlukan
untuk security jaringan (authorization check). Jika menggunakan host table
(/etc/hosts) maka pemetaan hostname ke IP address merupakan pemetaan satu ke
satu. Resolver akan mencari hostname pada host tabel secara sekuensial. Dengan
menggunakan DNS proses pencarian IP address dari suatu hostname dapat dengan
mudah dilakukan. Tapi proses pencarian hostname dari suatu host dengan IP
address tertentu memerlukan proses pencarian yang cukup lama karena harus
dilacak ke seluruh domain name server.

Solusi yang digunakan adalah dengan membuat suatu domain dengan


menggunakan IP address sebagai domain. Pada jaringan TCP/IP top level domain
yang menggunakan IP address sebagai domain diberi nama in-addr. arpa.
Pemberian nama sub domain dibawah top level domain ini mengikuti aturan
sebagai berikut:

 Sub domain dibentuk dengan menuliskan sub domain dalam format


representasi IP address dalam bentuk dot-octet.
 Pembentukan sub domain di bawah top level domain dimulai dari oktet
pertama dari IP address (IP address terdiri dari 32 bit=4 oktet) dan sub
domain selanjutnya dibentuk dari oktet ketiga dan demikian seterusnya.
Contoh:
Sebuah network dengan IP address 222.124.194.XX (Network Klas C, XX
= variable 0 s.d. 255) dikoordininasikan oleh DNS server ns1.unsri.ac.id.
Agar DNS ini dapat merupakan server untuk reverse domain pada IP
address di atas maka reverse domain yang harus dibuat adalah
194.124.222.in-addr.arpa
Keterangan :
 Network dengan IP address 222.124.194.XX bila direpresentasikan dalam
bentuk dot-octet adalah 222.124.194.

 Oktet pertama dari IP address network di atas adalah 222, oktet kedua 124,
dan octet ketiga 194 maka sub domain di bawah top level domain in-
addr.arpa adalah 222.in-addr.arpa. Subdomain berikutnya adalah oktet
kedua yaitu 124, maka di bawah sub-domain 222.in-addr.arpaterdapat lagi
sub domain 124.222.in-addr.arpa. Kemudian subdomain berikutnya adalah
octet ketiga yaitu 180, maka di bawah subdomain 124.222.in-
addr.arpa terdapat subdomain 194.124.222.in-addr.arpa.

2. NetBIOS NetBIOS

A. Pengertian NetBios
Adalah suatu antarmuka (interface) dan sebuah protokol yang
dikembangkan oleh IBM. Fungsi protokol yang dikembangkan oleh IBM. Fungsi
protokol ini berkisar di atas tiga layer paling atas (session, presentation dan
aplication). Dalam model ISO, NetBIOS memberikan suatu interface standard
bagi layer dibawahnya.NetBIOS juga dapat digunakan sebagai sebuah API
(Application Program Interface) untuk pertukaran data. Ia memberi programmer
akses ke berbagai sumber data untuk menciptakan hubungan dua komputer atau
antara dua aplikasi pada komputer yang sama. (azizizzu, 2011).

B. Fungsi NetBIOS

1. Naming Services
Dipergunakan untuk menyebarkan nama group, user dan komputer ke
jaringan. Ia juga bertugas untuk memastikan agar tidak terjadi duplikasi
nama.
2. Data Gram Support
Menyediakan transmisi tanpa koneksi yang tidak menjamin suksesnya
pengiriman paket, besarnya tidak lebih besar dari 512 bytes. Metode
datagram ini digunakan oleh naming services.
3. Session Support
Memungkinkan transmisi dimana sebuah virtual circuit session diadakan
sedemikian rupa sehingga pengiriman paket dapat dipantau dan dikenali.

3. GATEWAY

A. Pengertin Gateway
Pengertian dan Fungsi Gateway secara jelas dan lengkap pada Jaringan
Internet Komputer – Kini banyak orang yang mencintai dunia digital atau dunia
dengan menggunakan komputer. Namun ternyata, kadangkala banyak pula yang
belum memahami beberapa arti dalam dunia komputer, seperti misalnya
Gateway. Gateway merupakan sebuah perangkat dalam komputer yang
difungsikan untuk menghubungkan sebuah jaringan komputer dengan satu
jaringan komputer yang lain atau lebih yang menggunakan protocol informasi
yang tidak sama. Hal ini membuat sebuah informasi dari satu jaringan komputer
dapat diteruskan pada jaringan komputer yang lain yang memilik protocol yang
berbeda.
Gateway atau yang sering disebut juga dengan “Gerbang Jaringan”
merupakan sebuah perangkat yang dapat memudahkan pengguna komputer dan
internet. Salah satu aplikasi atau contoh dari penggunaan Gateway yang dapat kita
lihat adalah pada Email. Seperti yang kita tahu bahwa pertukaran email dapat
dilakukan meskipun dalam sistem yang tidak sama. Kini, seiring dengan semakin
merebaknya penggunaan internet, pengertian Gateway pun sering melakukan
pergeseran atau mengalami salah arti. Banyak orang yang menyamakan Gateway
dengan Router, tapi sebenarnya Gateway dan Router adalah dua perangkat yang
berbeda.
B. Fungsi Gateway

Setelah kita membahas mengenai Pengertian Gateway pada jaringan


komputer, maka kini kami akan membahas mengenai fungsi Gateway untuk
sebuah jaringan internet komputer. Jika dilihat dari pengertiannya, maka kita
mungkin dapat mengatakan bahwa secara umum Gateway berfungsi untuk
menghubungkan sebuah jaringan komputer dengan jaringan komputer yang lain
dengan protocol yang berbeda. Gateway dapat digunakan dalam menghubungkan
IBM SNA dengan digital SNA, Local Area Network atau LAN dengan Wide Area
Network atau WAN. Namun, terdapat pula beberapa fungsi dari Gateway yang
lain jika kita merincinya jauh lebih detail lagi. Berikut:

1. Sebagai Protocol Converting.

Seprerti yang telah dijelaskan di atas bahwa gateway dapat


menghubungkan sebuah jaringan komputer dengan jaringan komputer lain dengan
protocol yang berbeda. Untuk dapat menghubungkan dua jaringan dengan
protocol yang berbeda inilah gateway harus memiliki kemampuan untuk
melakukan konversi protocol sehingga dua protocol yang berbeda ini dapat saling
dikaitkan atau dihubungkan. Sebuah Gateway jaringan merupakan sebuah sistem
internet working yang mengkoneksikan dua jaringan dalam waktu yang sama dan
dapat dikonfigurasikan dalam sebuah perangkat lunak atau software. Nah,
jaringan gateway ini dapat beroperasi dalam setiap tingkat yang ada pada model
lapisan dari OSI atau yang disebut juga dengan Open System Interconnection.

2. Memudahkan akses Informasi.

Tanpa gateway, jaringan komputer dengan protocol yang berbeda tidak


akan pernah dapat dihubungkan satu sama lain. Ketika ini terjadi, maka sudah
pasti bahwa sebuah jaringan komputer tidak akan mampu untuk melakukan akses
informasi dari komputer yang lainnya. Ketika gateway sudah digunakan dan
jaringan komputer tersebut tersambung, maka tentu saja akses informasi pun
dapat berjalan dengan jauh lebih mudah. Maka Gateway pun sangat berguna
untuk digunakan dalam memudahkan melakukan akses informasi.

3. Hardware Sharing,

Bagi pakai hardware secara bersama-sama. Contoh dari Penerapannya


adalah penggunaan Printer Server, dimana 1buah Printer dapat digunakan secara
bersama oleh Client dalam Jaringan.

4. Keamanan dan pengaturan data,

komputer dalam sebuah lingkungan bisnis, dengan adanya jaringan


tersebut memungkinkan seorang administrator untuk mengorganisasi data-data
kantor yang paling penting. Dari pada setiap departemen menjadi terpisah-pisah
dan data-datanya tercecer dimana-mana. Data penting tersebut dapat di manage
dalam sebuah server back end untuk kemudian di replikasi atau dibackup sesuai
kebijakan perusahaan. Begitu pula seorang admin akan dapat mengontrol data-
data penting tersebut agar dapat diakses atau di edit oleh orang-orang yang berhak
saja.

5. Ke-stabilan dan Peningkatan Performa Komputasi,

Dalam kondisi tertentu sebuah jaringan dapat digunakan untuk


meningkatkan performa keseluruhan dari aplikasi bisnis, Dengan cara
memberikan tugas komputasi “lebih” kepada suatu Perangkat yg di distribusikan
ke Komputer yang lain.

4. PROTOKOL
A. Pengertian Protocol
Protokol adalah sekumpulan perintah atau sistem yang mengatur proses
komunikasi, transmisi dan penerimaan informasi, pembacaan pesan serta
pengkoordinasian semua komputer yang terintegrasi dalam jaringan, sehingga
dapat melakukan aktifitas-aktifitas tersebut dengan lancar.Ada pula yang
mengartikan sebagai aturan dalam sebuah jaringan komputer, contohnya untuk
mengirimkan pesan, informasi dan data, serta fungsi lainnya yang harus dipenuhi
pengirim maupun penerima agar komunikasi berlangsung dengan baik, meskipun
sistem yang berada di jaringan itu berbeda-beda.Definisi lain dari protokol ialah
pengaturan yang telah diset dalam jaringan untuk menata atau mengelola
komunikasi antara beberapa perangkat komputer, sehingga komputer anggota
jaringan dengan yang berbeda platform bisa saling berkomunikasi dan melakukan
pertukaran data. Sederhananya, protokol merupakan media yang digunakan untuk
menghubungkan transmitter dan receiver supaya mereka bisa berkomunikasi serta
bertukar informasi.

B. Sejarah Protocol

Protokol jaringan dirancang pertama kali di awal tahun 1970-an. Tapi, kala
itu ia hanya dipakai untuk menghubungkan beberapa node dan tidak diperkirakan
bakal berkembang secara global seperti sekarang. Baru ketika memasuki tahun
1990-an masyarakat sadar bahwa pertumbuhan internet mulai terlihat.
Dari situ, muncullah berbagai macam protokol yang digunakan oleh kalangan
tertentu. Namun, timbul masalah baru, dimana jenis protokol dari pabrik tertentu
tidak bisa saling terhubung dengan protokol lain. Akhirnya, ISO (International
Standard Organization) membuat standarisasi protokol yang dikenal dengan OSI
(Open System Interconnection). Tapi, dalam perkembangannya, OSI digantikan
oleh TCP/IP yang lebih diterima oleh masyarakat.
Awalnya, protokol diciptakan oleh sebuah perusahaan untuk mendukung
komunikasi antar device buatan mereka. Kelemahannya, jika alat tidak dibuat oleh
satu vendor, pertukaran informasi akan sulit dilakukan. Oleh karena itu, protokol-
protokol tersebut mulai tidak dipakai dan digantikan oleh protokol standar. Perlu
diketahui, tidak semua protokol mempunyai fitur atau fungsi yang sama. Sebagian
diantaranya memang serupa, tapi berada di tingkatan yang berbeda. Beberapa
protokol bergabung dengan protokol lain guna membangun sistem komunikasi
yang lebih sempurna.

C. Fungsi Protocol Jaringan

Pada dasarnya, fungsi protokol ada dua, yaitu menghubungkan pengirim


dan penerima untuk menjalin komunikasi serta memberi kelancaran dalam
bertukar informasi. Kegunaannya secara detail sendiri adalah sebagai berikut:

1. Enkapsulasi
Berfungsi sebagai pelengkap informasi yang hendak dikirimkan.
Selanjutnya, paket data itu dikenal dengan sebutan frame. Umumnya, data-data
tersebut ditransmisikan dalam blok-blok serta dikontrol oleh PDU (Protocol Data
Unit).Tiap-tiap PDU berisi data dan kontrol informasi, seperti alamat pengirim
dan atau penerima, kode koreksi (untuk memeriksa urutan frame) dan kontrol
protokol yang berupa informasi tambahan guna mengaplikasikan fungsi-fungsi
protokol. TFTP, HDLC, ATM, AAL5, LLC, frame relay, IEEE 802.3 dan IEEE
802.11 adalah protokol yang memiliki fungsi enkapsulasi.

2. Connection Control
Fungsinya adalah membangun komunikasi antara transmitter dan receiver,
termasuk dalam pengiriman data serta mengakhiri hubungan. Pada pemindahan
informasi tanpa sambungan (sinyal koneksi belum dibangun), PDU diperlakukan
secara sendiri-sendiri, misalnya datagram. Saat koneksi tersedia, terdapat tiga
phase yang terjadi, yakni penetapan lokasi, perpindahan data serta penghentian
sambungan. Selama ada koneksi, connection control bisa menyelamatkan dan
memperbaiki sambungan per tahap untuk mengatasi gangguan yang mungkin
dialami.

3. Flow Control
Protokol yang mempunyai fungsi flow control akan mengatur arus data
dari pengirim ke penerima. Ia bekerja dengan membatasi jumlah data yang
ditransfer. Flow control harus mempunyai fitur Stop and Wait yang prinsip
kerjanya, yaitu transmitter memindahkan frame ke receiver. Setelah diterima,
receiver akan mengirimkan balasan bahwa frame sudah sampai di tujuan dan ia
siap menerima deretan data berikutnya. Jika receiver belum melayangkan balasan,
transmitter tidak akan menyalurkan frame selanjutnya.Fitur Stop and Wait ini
akan lebih efisien apabila dipakai untuk mengirimkan data dengan jumlah frame
sedikit. Sebab, bila terlalu banyak akan membuat frame dipecah menjadi blok-
blok dengan ukuran lebih kecil sebelum ditransmisikan. Flow control harus
diaplikasikan dalam beberapa protokol karena berguna untuk mengatur traffic,
menyediakan spasi dan mendeteksi banjir data di jaringan.

4. Error Control
Tidak dipungkiri bahwa dalam pengiriman data, baik ketika sedang
diproses maupun akan diterima, kesalahan bisa saja terjadi. Dengan adanya fungsi
ini, gangguan-gangguan yang mungkin muncul saat data dikirim dapat
dikendalikan. Runut pendeteksian kekeliruan dan retransmission, yaitu:

 Pengirim memasukkan kode error-detecting ke dalam PDU.


 Penerima mengecek kode pada PDU yang datang.
 Apabila diketahui sedang terjadi kesalahan, paket akan langsung dibuang.
 Jika pemancar tidak mendapat pengakuan dengan segera, protokol pengirim akan
mengirim sinyal retransmit.

5. Fragmentasi dan Reassembly


Fragmentasi merupakan pembagian informasi menjadi beberapa paket
data. Fenomena ini terjadi pada sisi pengirim. Sementara reassembly ialah proses
penggabungan paket-paket tersebut supaya utuh kembali di sisi penerima.
Penggunaan kedua fungsi tersebut bisa mengefisiensikan jalannya pengendalian
kesalahan. Selain itu, pembagian jaringan lebih rata karena mencegah adanya
channel yang mendominasi media transmisi.Tapi, fragmentasi mempunyai
kekurangan, yakni protokol harus membuat PDU sebesar mungkin supaya bisa
memuat beberapa kontrol informasi yang tidak mungkin dipisahkan. Pembuatan
blok yang berukuran kecil juga mengakibatkan biaya pengiriman lebih besar.
Apalagi, waktu yang dibutuhkan untuk memproses blok tidak sebentar. Semakin
banyak blok yang dikirim, maka durasi yang terbuang pun akan bertambah
banyak.

6. Transmission Service
Fungsi protokol yang terakhir ialah memberi pelayanan komunikasi data
yang berhubungan dengan prioritas serta keamanan. Misal, prioritas paket,
kualitas jaringan, pengaturan batas koneksi, pembatasan akses paket dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai