Anda di halaman 1dari 5

Mukhamad Aria Laksana | Faktor – Faktor Yang Berpengaruh pada Timbulnya Kejadian Sesak Napas Penderita Asma

Bronkial

Faktor – Faktor Yang Berpengaruh pada Timbulnya Kejadian Sesak Napas


Penderita Asma Bronkial

Mukhamad Aria Laksana1, Khairun Nisa Berawi2


1Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Asma bronkial merupakan gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemen selularnya.
Sampai saat ini kematian disebabkan oleh serangan asma seperti sesak napas, mengi, dan lain-lain. Menurut World Health
Organization (WHO), tahun 2008 tercatat sebanyak 300 juta orang menderita asma dan 225 ribu penderita meninggal
karena asma diseluruh dunia. Prevalensi asma di seluruh dunia adalah sebesar 8-10% pada anak dan 3-5% pada dewasa.
Pada tahun 2007, Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) mencatat prevalensi asma belum diketahui secara pasti, namun
diperkirakan 5-7% penduduk Indonesia menderita asma. Karena tingkat kejadiannya yang tinggi menyebabkan banyak
penelitian mengarahkan penelitiannya pada faktor risiko timbulnya asma. Faktor genetik dan lingkungan telah diketahui
berpengaruh terhadap timbulnya gejala dan sebagai faktor risiko asma. Terdapat berbagai faktor lain yang
mempengaruhi prevalensi penyakit ini diantaranya usia, jenis kelamin, ras, sosio – ekonomi, dan faktor lingkungan. Faktor -
faktor tersebut mempengaruhi angka terjadinya serangan asma, derajat asma dan juga kematian yang disebabkan penyakit
asma.

Kata Kunci: Asma, mengi, sesak napas

Factors - Factors Influencing the Incidence of Genesis Shortness of Breath


Bronchial Asthma Sufferers
Abstract
Bronchial asthma is a chronic inflammatory disorder of the airways that involves many cells and cellular elements. Until
now, the death is caused by an asthma attack such as shortness of breath, wheezing, and others. According to World Health
Organization (WHO), in 2008 there were 300 million people suffer from asthma and 225 thousand people die from asthma
worldwide. The prevalence of asthma worldwide is equal to 8-10% of children and 3-5% in adults. In 2007, Riset Kesehatan
Dasar (Riskesda) notes the prevalence of asthma is not known with certainty, but an estimated 5-7% of the Indonesian
population suffer from asthma. Due to the high attack rate is causing a lot of research directed research on risk factors for
asthma. Genetic and environmental factors has been known to affect the onset of symptoms and risk factors for asthma.
There are various other factors that influence the prevalence of this disease include age, gender, race, socio - economic and
environmental factors. These factors affect the rate of occurrence of asthma attacks, the degree of asthma and deaths
caused asthma.

Keywords: Asthma, wheezing, shortness of breath

Korespondensi: Mukhamad Aria Laksana, alamat Jalan Nusa Indah RT/RW 05/05 Sukoharjo 3, Kec. Sukoharjo, Kab.
Pringsewu, Lampung, HP 089630367000, e-mail sivilization.joan@gmail.com

Pendahuluan seratus juta penduduk di seluruh dunia


Asma bronkial merupakan gangguan menderita asma dengan peningkatan
inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan prevalensi pada anak – anak.1
banyak sel dan elemen selularnya. Inflamasi Sesak napas atau Dispnea adalah
kronik menyebabkan peningkatan keadaan sulit bernapas dan merupakan gejala
hiperresponsif jalan napas yang menimbulkan utama dari penyakit kardiopulmonal.
gejala episodik berulang berupa mengi atau Seseorang yang mengalami sesak napas sering
wheezing, sesak napas, dada terasa berat, dan mengeluh napasnya menjadi pendek atau
batuk, terutama pada malam hari atau dini hari. merasa tercekik.1
Asma bronkial merupakan penyakit yang masih Sampai saat ini kematian disebabkan
menjadi masalah kesehatan masyarakat di oleh serangan asma seperti sesak napas, mengi,
hampir semua negara di dunia, diderita oleh dan lain-lain, yang seharusnya tidak perlu
anak - anak sampai dewasa dengan derajat terjadi masih saja tetap ditemukan, meskipun
penyakit yang ringan sampai berat, bahkan perkembangan dalam hal pengobatan sudah
dapat mengancam jiwa seseorang. Lebih dari demikian majunya. Kematian pada penderita
Majority | Volume 4 | Nomor 9 | Desember 2015 |64
Mukhamad Aria Laksana | Faktor – Faktor Yang Berpengaruh pada Timbulnya Kejadian Sesak Napas Penderita Asma
Bronkial

asma pada dasarnya terjadi karena kesalahan peningkatan dari 1.653 pasien pada tahun
klinikus sendiri seperti kegagalan mengenai 1998 menjadi 2.210 pasien pada tahun 2000
serangan asma akut terutama yang berat, dan meningkat 3 kali lipat di tahun 2011.9
membuat program penatalaksanaan yang
tidak tepat atau pengobatan yang tidak Isi
memadai. Gejala serangan asma dapat terjadi Asma adalah satu keadaan yang
sangat ringan, singkat, dan sembuh spontan. ditandai dengan terjadinya penyempitan
Namun sebaliknya dapat pula terjadi sangat bronkus yang berulang tetapi reversibel, dan di
berat, berlangsung lama, sehingga sulit antara episode tersebut terdapat keadaan
ditanggulangi.2 ventilasi yang normal. Batasan asma yang
Faktor yang mempengaruhi prevalensi lengkap yang dikeluarkan oleh Global Initiative
penyakit asma antara lain usia, jenis kelamin, for Asthma (GINA) didefinisikan sebagai
ras, sosio-ekonomi dan faktor lingkungan. gangguan inflamasi kronik saluran nafas
Faktor - faktor tersebut dapat mempengaruhi dengan banyak sel yang berperan, khususnya
terjadinya serangan asma, derajat asma dan sel mast, eosinofil, dan limfosit T. Pada orang
juga kematian akibat penyakit asma.4 yang rentan terhadap inflamasi ini
Menurut laporan ahli internasional pada menyebabkan sesak nafas berulang, perasaan
peringatan hari asma sedunia 4 maret 2004 tercekik dan batuk, khususnya pada malam
yang lalu, yang bertema Burden of asthma, atau dini hari.3
prevalensi asma di dunia akan meningkat Asma merupakan suatu gangguan yang
dalam beberapa tahun mendatang. Di tahun kompleks yang melibatkan faktor autonom,
2005, diperkirakan penderita asma di seluruh imunologis, infeksi, endokrin dan psikologis
dunia mencapai 400 juta orang, dengan dalam berbagai tingkat pada berbagai individu.
bertambahnya 180.000 setiap tahunnya.5 Aktivitas bronkokontriktor sistem saraf di
Pada tahun 2008, WHO (World Health pengaruhi oleh bagian kolinergik sistem saraf
Organization) mencatat sebanyak 300 juta otonom. Ujung sensoris vagus pada epitel jalan
orang menderita asma dan 225 ribu penderita nafas, disebut reseptor batuk atau iritan,
meninggal karena asma diseluruh dunia. Angka tergantung pada lokasinya, mencetuskan
kejadian asma 80% terjadi di negara refleks arkus cabang aferens, yang pada ujung
berkembang yang diakibatkan kemiskinan, eferens merangsang kontraksi otot polos
rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan bronkus. Neurotransmisi Peptida Intestinal
dan fasilitas pengobatan. Untuk sepuluh tahun Vasoaktif (PIV) memulai relaksasi otot polos
kedepan angka kematian yang disebabkan oleh bronkus. Neurotransmisi Peptida Vasoaktif
penyakit asma diseluruh dunia diperkirakan merupakan suatu Neuropeptida dominan yang
akan meningkat 20%, jika tidak terkontrol dilibatkan pada terbukanya jalan nafas. Faktor
dengan baik. Prevalensi asma di seluruh dunia imunologi penderita asma ekstrinsik atau
adalah sebesar 8-10% pada anak dan 3-5% alergi, terjadi setelah pemaparan terhadap
pada dewasa, dan dalam 10 tahun terakhir ini faktor lingkungan seperti debu rumah, tepung
meningkat sebesar 50%.6 sari dan ketombe. Faktor endokrin juga
Tingkat kejadiannya yang tinggi mengakibatkan yang asma lebih buruk dalam
menyebabkan banyak penelitian mengarahkan kondisi kehamilan dan saat mentruasi atau
penelitiannya pada faktor risiko timbulnya pada wanita menopause, dan asma membaik
asma. Faktor genetik dan lingkungan telah pada beberapa anak saat pubertas. Faktor
diketahui berpengaruh terhadap timbulnya psikologis emosi pada beberapa anak dapat
gejala dan sebagai faktor risiko asma.7 memicu gejala dan dewasa yang berpenyakit
Pada tahun 2007, RISKESDA (Riset asma, tetapi emosional atau sifat-sifat perilaku
Kesehatan Dasar) mencatat prevalensi Asma yang dijumpai pada anak asma lebih sering dari
belum diketahui secara pasti, namun pada anak dengan penyakit kronis lainnya.9
diperkirakan 5-7% penduduk Indonesia Faktor risiko asma dibagi menjadi dua,
menderita Asma.8 faktor risiko yang berhubungan dengan
Di Rumah Sakit Persahabatan sebagai terjadinya asma dan faktor risiko yang
salah satu pusat rumah sakit khusus paru di berhubungan dengan terjadinya eksaserbasi
Indonesia, didapatkan data jumlah pasien asma atau serangan asma yang disebut faktor
yang masuk ruang gawat darurat mengalami pencetus. Faktor risiko yang mencetuskan
Majority | Volume 4 | Nomor 9 | Desember 2015 |65
Mukhamad Aria Laksana | Faktor – Faktor Yang Berpengaruh pada Timbulnya Kejadian Sesak Napas Penderita Asma
Bronkial

terjadinya Asma Bronkial diantaranya asap ruangan. Tingkat tingginya polusi udara dalam
rokok, tungau debu rumah, polusi udara, ruangan menjadi perhatian khusus, karena
perubahan cuaca, dan jenis makanan. banyak orang yang menghabiskan sebanyak 90
Asap rokok dapat menyebabkan asma, persen dari waktu mereka di dalam ruangan.
baik pada perokok itu sendiri maupun orang- Efek kesehatan polusi udara dalam ruangan
orang yang terkena asap rokok. Suatu bisa menjadi lebih buruk bagi orang-orang
penelitian di Finlandia menunjukkan bahwa dengan gangguan pernapasan seperti asma.3
orang dewasa yang terkena asap rokok Kualitas udara di luar ruangan
berpeluang menderita asma dua kali lipat merupakan masalah kesehatan masyarakat
dibandingkan orang yang tidak terkena asap yang utama. Di luar ruangan, seperti polusi
rokok. Studi lain menunjukkan bahwa akibat zat kimia hasil pabrikan, kendaraan
seseorang penderita asma yang terkena asap bermotor, dan orang yang bekerja di
rokok selama satu jam, maka akan mengalami lingkungan berdebu atau asap dapat memicu
sekitar 20% kerusakan fungsi paru. Pada anak- serangan sesak napas yang berkepanjangan.
anak, asap rokok akan memberikan efek lebih Polusi udara di luar ruangan memberikan efek
parah dibandingkan orang dewasa, ini yang merugikan kesehatan seperti penyakit
disebabkan lebar saluran pernafasan anak jantung, kanker, asma, penyakit pernapasan,
lebih sempit, sehingga jumlah nafas anak akan dan bahkan kematian. Paling berisiko dari
lebih cepat dari orang dewasa. Akibatnya, polusi udara di luar ruangan adalah anak-anak,
jumlah asap rokok yang masuk ke dalam remaja, orang dewasa yang lebih tua, dan
saluran pernapasan menjadi lebih banyak orang dengan penyakit paru-paru, seperti asma
dibanding berat badannya. Selain itu, karena dan penyakit paru obstruktif kronis.3
sistem pertahanan tubuh yang belum Kondisi cuaca yang berlawanan seperti
berkembang, munculnya gejala asma pada temperatur dingin, tingginya kelembaban
anak-anak jauh lebih cepat dibanding orang dapat menyebabkan asma lebih parah,
dewasa.3 epidemik yang dapat membuat asma menjadi
Tungau debu rumah adalah hewan lebih parah berhubungan dengan badai dan
(Dermatophagoides Pteronyssinus) yang sangat meningkatnya konsentrasi partikel alergenik.
kecil sekitar 0,5 mm yang umum di jumpai di Dimana partikel tersebut dapat menyapu
tempat tinggal manusia. Tungau debu rumah pollen sehingga terbawa oleh air dan udara.
biasanya berada di karpet dan jok kursi yang Perubahan tekanan atmosfer dan suhu
kotor, terutama yang berbulu tebal dan lama memperburuk asma dengan serangan sesak
tidak dibersihkan, juga dari tumpukan koran, napas dan pengeluaran lendir yang berlebihan.
buku, pakaian yang kotor. Tungau debu rumah Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi,
yang menyerang penderita asma bronkial hujan, badai selama musim dingin. Udara yang
disebabkan oleh masuknya suatu alergen ke kering dan dingin menyebabkan sesak di
dalam saluran napas seseorang sehingga saluran pernafasan.3
merangsang terjadinya reaksi hipersensitivitas Penderita asma berisiko mengalami
tipe I atau reaksi alergi.3 reaksi anafilaksis akibat alergi makanan fatal
Polusi udara adalah suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa. Makanan yang
dimana udara mengandung bahan kimia, terutama sering mengakibatkan reaksi yang
partikel, organisme hidup lainnya yang fatal tersebut adalah kacang, ikan laut dan
menyebabkan kerugian atau ketidaknyamanan telur. Alergi makanan seringkali tidak
pada manusia. Polusi udara di bagi menjadi 2 terdiagnosis sebagai salah satu pencetus asma
yaitu : meskipun penelitian membuktikan alergi
Polusi udara dalam ruangan dapat makanan sebagai pencetus bronkokontriksi
menimbulkan ancaman kesehatan yang serius, pada 2% - 5% anak dengan asma.3
seperti semprotan minyak wangi, semprotan Serangan asma ditandai adanya kalor
nyamuk, debu dalam lemari, dan lain-lain. (panas karena vasodilatasi), rubor (kemerahan
Menurut Studi EPA ( Environment Protecting karena vasodilatasi), tumor (eksudasi plasma
Agency/ Badan Perlidungan Lingkungan Hidup) dan edema), dolor (rasa sakit karena rangsang
menunjukkan bahwa tingkat polusi udara sensoris), dan functio laesa (fungsi terganggu).
sebanyak 2-5 kali lebih tinggi udara dalam Gejala-gejala tersebut dapat ditemukan pada
ruangan dibandingkan udara luar penderita asma tanpa membedakan
Majority | Volume 4 | Nomor 9 | Desember 2015 |66
Mukhamad Aria Laksana | Faktor – Faktor Yang Berpengaruh pada Timbulnya Kejadian Sesak Napas Penderita Asma
Bronkial

penyebabnya baik yang alergik maupun non atau sesak dada merupakan keluhan yang
alergik. Baik asma yang alergik maupun non sering ditampilkan. Mengi merupakan suara
alergik ditemukan adanya inflamasi dan siulan tinggi melengking saat menghembuskan
hiperaktivitas saluran napas. Oleh karena itu napas.10
paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai
keadaan tersebut. Jalur imunologis didominasi Ringkasan
oleh IgE dan jalur saraf autonom. Pada jalur IgE, Asma bronkial merupakan gangguan
masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah inflamasi pada saluran pernafasan yang
oleh APC (Antigen Presenting Cells = sel penyaji melibatkan dari elemen selularnya. Akibat
antigen), untuk selanjutnya hasil olahan terjadinya proses inflamasi menyebabkan
alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (T penyempitan pada jalan nafas dan timbulnya
helper). Sel T helper ini memberikan instruksi gejala seperti sesak napas, batuk, dan dada
melalui interlukin atau sitokin agar sel-sel yang terasa berat, yang semakin berat saat
plasma membentuk IgE, serta sel-sel radang malam hari. Terdapat faktor-faktor yang dapat
lain seperti mastosit, makrofag, sel epitel, mempengaruhi prevalensi penyakit asma
eosinofil, neutrofil, trombosit serta limfosit antara lain usia, jenis kelamin, suku, sosial,
untuk mengeluarkan mediator radang. ekonomi dan lingkungan. Faktor-faktor
Mediator-mediator radang seperti histamin, tersebut dapat mempengaruhi terjadinya
prostaglandin (PG), luekotrin (LT), Tromboksin serangan asma, derajat asma dan juga
(TX) yang akan mempengaruhi organ sasaran kematian akibat penyakit asma.
sehingga menyebabkan peningkatan
permeabilitas dinding vaskular, edema saluran Simpulan
napas, infiltrasi sel radang, sekresi mukus dan Terdapat 5 faktor risiko yang
fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan berhubungan dengan timbulnya asma
hiperaktivitas saluran napas. Jalur non alergik diantaranya asap rokok, tungau debu rumah,
selain merangsang sel inflamasi, juga polusi udara, perubahan cuaca, dan jenis
merangsang sistem saraf autonom dengan makanan.
hasil akhir berupa inflamasi dan hiperaktivitas
saluran napas. Penyempitan saluran napas Daftar Pustaka
dapat terjadi baik pada saluran napas besar, 1. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep
sedang, kecil. Gejala mengi menandakan Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-6..
adanya penyempitan di saluran napas besar, Jakarta: EGC; 2006.
sedangkan pada saluran napas yang kecil gejala 2. Bakta IM, Suastika IK. Gawat Darurat di
batuk dan sesak lebih dominan. Pada serangan Bidang Penyakit Dalam. Jakarta: EGC; 2006.
asma yang lebih berat lagi banyak saluran 3. Beasley B, Holt S, Fabian D, Masoli M.
napas dan alveolus tertutup oleh mukus GINA (Global Initiative for Asthma). Global
sehingga tidak memungkinkan lagi terjadinya Strategy For Asthma Management And
pertukaran gas. Hal ini menyebabkan Prevention. New Zealand: Medical
hipoksemia dan kerja otot-otot pernapasan Research Institute of New Zealand; 2012.
bertambah berat serta terjadinya peningkatan 4. Rahajoe, Nastiti N, Supriyatno. Buku Ajar
produksi CO2 yang disertai dengan penurunan Respirologi Anak. Jakarta: IDAI; 2008.
ventilasi alveolus menyebabkan retensi CO2 5. Hadibroto, Iwan, Alam S. Asma. Jakarta:
(hiperkapnia) dan terjadinya asidosis PT. Gramedia Pustaka Utama; 2006.
9
repiratorik atau gagal napas. 6. PDPI (Perhimpunan Dokter Paru
Gambaran klinis asma klasik adalah Indonesia). Asma Pedoman Diagnosis Dan
serangan episodik batuk, mengi, dan sesak Penatalaksanaan Di Indonesia. Jakarta:
napas. Pada awal serangan sering gejala tidak FKUI; 2004
jelas seperti rasa berat di dada, dan pada asma 7. Guyton AC, John EH. Buku Ajar Fisiologi
alergik mungkin disertai pilek atau bersin. Kedokteran. Jakarta: EGC; 2007.
Terlebih lagi pasien asma alergik juga 8. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi, Konsep
memberikan gejala terhadap faktor pencetus Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-6.
non alergik seperti asap rokok, asap yang Jakarta: EGC; 2006.
merangsang, infeksi saluran napas atas
ataupun perubahan cuaca. Batuk di malam hari
Majority | Volume 4 | Nomor 9 | Desember 2015 |67
Mukhamad Aria Laksana | Faktor – Faktor Yang Berpengaruh pada Timbulnya Kejadian Sesak Napas Penderita Asma
Bronkial

9. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi IK, Setiati S. 10. Greenberg MI. Teks Atlas Kedokteran
Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5. Jakarta: Kedaruratan. Jakarta: Erlangga; 2008.
Internal Publishing; 2009.

Majority | Volume 4 | Nomor 9 | Desember 2015 |68

Anda mungkin juga menyukai