Dapus 14
Dapus 14
PENDAHULUAN
Latar belakang
tersebut , 61 alita (45,2%) erupakan balita sesuai dengan usia belum pernah dilakukan
kurang gizi dan sisanya (15,6%) merupakan oleh petugas maupun orang tuanya.
balita dengan status gizi baik (Lampita Pemberian stimulasi yang kurang baik dapat
DyahKartikaningsih, 2010). menyebabkan penyimpangan
Jumlah anak usia 1-3 tahun di posyandu perkembangan balita bahkan gangguan
Desa Tawangrejo Kecamatan Takeran yang menetap. Sayangnya, banyak ahli
Kabupaten Magetan sampai dengan bulan kesehatan yang percaya bahwa tidak banyak
Agustus 2009 tercatat sebanyak 101 balita yang dapat dikerjakan untuk mengatasi
.Dari hasil studi pendahuluan yang di kelainan ini dan mereka percaya pula bahwa
laksanakan bulan Juli 2009 terhadap 20 kelainan yang ringan dapat normal dengan
balita dengan menggunakan KPSP, sendirinya. Sikap seperti ini dapat
menunjukkan 12 balita (60%) mempunyai menghambat pemulihannya, bahkan pada
perkembangan normal (nilai KPSP ≥ 9), kasus-kasus tertentu dapat mengakibatkan
sedangkan 8 balita (40%) mempunyai cacat yang permanen, yang seharusnya
perkembangan tidak normal (nilai KPSP ≤ 7) dapat dihindari (Soetjiningsih, 1995 : 63).
dan dilakukan penilaian ulang setelah 2 Salah satu upaya untuk meningkatkan
minggu, apabila menunjukkan nilai yang kualitas sumber daya manusia adalah
sama yaitu 7 maka ada kemungkinan memberikan stimulasi mental dini untuk
penyimpangan. Dari 12 balita (60%) yang perkembangan mental psikososial balita
mempunyai perkembangan normal dinilai karena dalam perkembangan balita terdapat
cara pemberian stimulasinya diketahui masa kritis, dimana diperlukan rangsangan
bahwa 6 balita (50%) cara pemberian atau stimulasi yang berguna agar potensi
stimulasinya baik, 4 balita (33,3%) cara berkembang, sehingga perlu mendapat
pemberian stimulasinya cukup baik, dan 2 perhatian. Perkembangan psiko-sosial
balita (16,7%) cara pemberian stimulasinya sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi
kurang baik. Kemudian dari 8 balita (40%) antara balita dengan orang tuanya atau
yang mempunyai perkembangan tidak orang dewasa lainnya. Perkembangan balita
normal dan dilakukan penilaian tentang cara akan optimal bila interaksi sosial diusahakan
pemberian stimulasinya diketahui bahwa 6 sesuai dengan kebutuhan balita pada
balita (75%) cara pemberian stimulasinya berbagai tahap perkembangannya, bahkan
kurang baik dan 2 balita (25%) cara sejak bayi masih dalam kandungan
pemberian stimulasinya tidak baik. (Soetjiningsih, 1995 : 29).
Pada umumnya balita memiliki pola
perkembangan normal yang merupakan Rumusan Masalah
hasil interaksi banyak faktor yang
mempengaruhi perkembangan balita. Apakah ada hubungan antara pemberian
Menurut Soetjiningsih faktor yang stimulasi usia 1 – 3 tahun dengan
mempengaruhi perkembangan balita antara perkembangan balita di Posyandu Desa
lain : 1) faktor genetik, 2) faktor lingkungan. Tawangrejo Kecamatan Takeran Kabupaten
Faktor lingkungan secara garis besar dibagi Magetan
menjadi lingkungan pranatal dan lingkungan
postnatal. Lingkungan postnatal secara Tujuan Penelitian
umum digolongkan menjadi : a) lingkungan
biologis, b) faktor fisik, c) faktor psikososial, 1. Mengidentifikasi pemberian stimulasi usia
d) faktor keluarga (Soetjiningsih). 1 – 3 tahun di posyandu Desa
Kemampuan dasar yang dirangsang dengan Tawangrejo Kecamatan Takeran
stimulasi terarah adalah kemampuan gerak Kabupaten Magetan.
kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan 2. Mengidentifikasi perkembangan balita
bicara dan berbahasa serta kemampuan usia 1-3 tahun di posyandu Desa
sosialisasi dan kemandirian (Depkes RI, Tawangrejo Kecamatan Takeran
2005 : 15). Kabupaten Magetan.
Selama ini kegiatan yang dilaksanakan di 3. Menganalisis hubungan antara
posyandu Desa Tawangrejo Kecamatan pemberian stimulasi usia 1 – 3 tahun
Takeran Kabupaten Magetan biasanya lebih dengan perkembangan balita di
diprioritaskan untuk memantau pertumbuhan posyandu Desa Tawangrejo Kecamatan
balita dengan melakukan penimbangan berat Takeran Kabupaten Magetan
badan dengan tujuan untuk mengetahui
status gizi atau kondisi kesehatan fisiknya. METODE PENELITIAN
Apabila diketahui pertumbuhan balita terjadi
gangguan baru dilakukan upaya – upaya Dalam penelitian ini digunakan
untuk mengatasinya. Sedangkan kegiatan rancangan cross sectional. Penelitian
untuk memantau perkembangan balita dilaksanakan di Posyandu Desa Tawangrejo
tidak mendapatkan rangsangan yang Ely Chandra. 2005. Baby Guide. Bali : Max
maksimal maka otak balita tidak akan Media
berkembang secara optimal. Hasil penelitian Hurlock, E.B. 1997. Psikologi Perkembangan
di Baylor College Of Madicine menyatakan Suatu pendekatan Sepanjang Rentang
bahwa lingkungan memberi peran yang Kehidupan. Edisi 5 : Jakarta : Erlangga
sangat besar dalam pembentukan sikap, IDAI. 2002. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
kepribadian dan pengembangan Jakarta : EGC
kemampuan balita secara optimal. Balita Lampita Dyah Kartiningsih. 2010. Gangguan
yang tidak mendapat lingkungan baik untuk Perkembangan Motorik Halus pada Balita
merangsang pertumbuhan otaknya, misal Kurang Gizi di Kecamatan SumberJambe
jarang disentuh, jarang diajak bermain, Kabupaten Jember. (Online) (http : //
jarang diajak berkomunikasi, maka anwarsaseke.wordpress.com). Diakses
perkembangan otaknya akan lebih kecil 20- 11 Desember 2010
30% dari ukuran normal seusianya Nina. 2004. Gambaran Persiapan Psikologis
(Depdiknas, 2003:1). Stimulasi diperlukan Anak Usia Toodler Dalam Menghadapi
sebagai upaya merangsang semua indera ; Prosedur Invariatif. Bandung
pendengaran, perhatian, perabaan, Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
pembauan, pengecapan sehingga akan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
memacu berbagai aspek kecerdasan balita, Jakarta : Salemba Medika
emosi, komunikasi bahasa (Ely Chandra, Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian
2005 : 200). Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang
KESIMPULAN DAN SARAN Anak. Jakarta : EGC
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian
Kesimpulan Administrasi. Bandung : Alfabeta
Trie Hariweni. 2003. Pengetahuan, Sikap
Berdasarkan hasil penelitian dapat dan Perilaku Ibu Bekerja Tentang
disimpulkan bahwa perkembangan balita Stimulasi Pada Anak Balita. (Online).
usia 1-3 tahun di Desa Tawangrejo (http://library.usu.ac.id/pdf). Diakses 05
Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan Mei 2009
berhubungan dengan pemberian stimulasi,
dengan tingkat keeratan hubungan kuat.
Saran
DAFTAR PUSTAKA