Anda di halaman 1dari 5

Sintesis dan Karakterisasi Hidroksiapatit dari Cangkang Kerang Darah dengan

Proses Hidrotermal Variasi Suhu dan pH


Bona Tua1), Amun Amri2), dan Zultiniar2)
1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia 2)Dosen Jurusan Teknik Kimia
Laboratorium Teknik Reaksi Kimia
Jurusan Teknik Kimia S1, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293
*Email : bonaanfield@gmail.com

ABSTRACT
Hydroxyapatite (HAp) Ca10(PO4)6(OH)2 is a calcium phosphate compound
which is bioactive ceramic material with high bioafinitas. It is one of bones and teeth
constituent. In this research, HAp was synthesized by hydrothermal process with pH
reaction of 8, 10, 12 and temperature reaction of 130, 150 and 170oC. Samples were
characterized by Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). The results of FTIR analysis
revealed that synthesis of HAp with hydrothermal process showed the formation of
hydroxyapatite with the presence of peaks PO43- and OH-. The best condition in this
research at pH 12 with reaction temperature 170oC.

Keywords: Blood cockle shell, characterization, hydroxyapatite, hydrothermal.

1. PENDAHULUAN
Tulang merupakan penopang kimia murni, bahan alam seperti batu
tubuh manusia. Tulang memiliki kapur atau biomaterial seperti kulit
kapasitas untuk mengalami pertumbuhan kerang, terumbu karang, tulang, kulit
regeneratif. Pada pembentukan tulang, telur yang mengandung kalsium.
sel- sel tulang keras membentuk Aplikasi utama hidroksiapatit sintetis
senyawa kalsium fosfat dan senyawa saat ini adalah sebagai keramik
kalsium karbonat. Senyawa kalsium biokompatibel yang dapat berkontak
fosfat ini yang memberikan sifat keras dengan jaringan tulang (bone tissue) dan
dalam jaringan tulang. Kristal kalsium sebagai coating (pelapis) pada implan
fosfat dalam jaringan tulang tersebut tulang ke dalam tubuh manusia
dikenal sebagai kristal apatit [Muntamah, [Muntamah, 2011].
2011]. Berdasarkan penelitian Tim Riset
Pengganti jaringan tulang yang Bioceramics Minifactory UGM [2010]
rusak dapat menggunakan biomaterial kebutuhan implan tulang indonesia
dengan cara diimplantasikan ke dalam diperkirakan 10 ton/tahun. Dari angka
jaringan tulang. Biomaterial merupakan tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan
material yang disintesis dari bahan implan tulang di indonesia sangat tinggi.
organik. Material yang digunakan Pada penelitian ini penulis akan
sebagai pengganti jaringan tulang adalah memanfaatkan bahan biomaterial
hidroksiapatit [Muntamah, 2011]. sebagai raw material untuk sintesis
HAp. Penelitian ini menggunakan
Hidroksiapatit (HAp), kerang darah sebagai sumber kalsium.
Ca10(PO4)6(OH)2, merupakan mineral
utama yang ditemukan dalam tulang dan
gigi. Sintesis hidroksiapatit dapat
dilakukan dengan menggunakan bahan

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 1


2. Metode Penelitian pH reaksi 8, 10, 12. Proses pencampuran
2.1 Alat dan Bahan ini dilakukan dalam vessel hidrotermal
Alat-alat yang digunakan adalah dan dipanaskan selama 16 jam di dalam
vessel hydrothermal, furnace dan oven. oven.
Juga dibutuhkan alat penghalus dan Tahap pemurnian dilakukan untuk
penyaring untuk mendapatkan cangkang memisahkan hidroksiapatit dari sisa
kerang yang homogen dan halus. Alat reaktan dengan air sehingga hasil yang
pendukungpenelitan yaitu, gelas ukur, didapat lebih murni dan dapat
batang pengaduk, erlenmeyer, corong, dikarakteristik lebih lanjut. Proses
kertas saring dan kertas indikator pH. pemurnian ini dilakukan dengan
Setelah terbentuk Hidroksiapatit akan menyaring campuran hidroksiapatit dari
disaring menggunakan kertas saring dan sisa reaktan dengan kertas saring.
dikarakterisasi dengan alat FTIR, XRD, Endapan yang didapat dikeringkan
SEM. dalam oven pada suhu 105°C dan
Bahan utama yang digunakan ditimbang hingga beratnya konstan.
adalah cangkang kerang darah. Selain itu
bahan yang digunakan adalah 2.4 Penafsiran Data
(NH4)2HPO4, NH4OH dan aquades (Hien Data yang diperoleh pada analisa
dkk., 2010). sampel baik menggunakan FTIR, XRD,
dan SEM-EDX akan dibandingkan
2.2 Variabel Penelitian dengan hidroksiapatit standar. Penentuan
Prosedur penelitian ini kondisi terbaik sintesis hidroksiapatit
menggunakan tiga variabel tetap dan dua akan dilihat beradasarkan karakteristik
variabel berubah. Variabel tetap pada hasil yang sesual dengan karakteristik
penelitian ini adalah ukuran partikel 200 hidroksiapatit standar melalu FTIR,
mesh, waktu hidrotermal 20 jam dan XRD, dan SEM-EDX.
rasio mol Ca/P 1,67. Variabel berubah
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pada penelitian ini adalah suhu
3.1 Karakterisasi Hidroksiapatit
hidrotermal 130, 150, 170 oC dan pH
dengan FTIR
reaksi 8, 10, 12.
Karakterisasi dengan FTIR
dilakukan untuk mengidentifikasi gugus
2.3 Prosedur Penelitian fungsi HAp. Gugus fungsi yang teramati
Kulit kerang darah dibersihkan
pada FTIR untuk HAp komersial yaitu
terlebih dahulu kemudian dikeringkan
gugus fosfat (PO43-) pada bilangan
untuk menghilangkan kadar air. Kulit
gelombang 1156-1000 cm-1, 960 cm-1,
kerang yang telah kering selanjutnya
600-560 cm-1 dan 460 cm-1, gugus
dihaluskan menggunakan lumpang, lalu
hidroksil (OH-) pada bilangan
diayak menggunakan ayakan 200 mesh.
gelombang 3700-2600 cm dan 630 cm-
-1
Cangkang kerang darah telah 1
, gugus karbonat (CO32-) pada bilangan
dihaluskan selanjutnya dikalsinasi
gelombang 1640 cm-1, 1460 cm-1, 1450
didalam furnace dengan suhu 900°C
cm-1, 1418 cm-1, 1384 cm-1 dan gugus
selama 2 jam untuk mendapatkan CaO.
hidrogen fosfat (HPO42-) pada bilangan
CaO hasil kalsinasi dianalisa dengan
gelombang 875 cm-1 [Cimdina &
AAS untuk mengetahui kadar CaO.
Natalija, 2012]. Berikut hasil krakterisasi
Tahap sintesis hidroksiapatit
FTIR akan terlihat pada gambar 3.1.
dilakukan dengan mencampurkan CaO
dan (NH4)2HPO4 dengan variasi suhu
hidrotermal 130, 150, 170oC dan variasi

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 2


kristal yang baik ditunjukkan dengan
puncak yang tajam pada data hasil
analisa FTIR. Hal ini membuktikan
bahwa HAp yang didapatkan pada
sintesis dengan suhu 170oC lebih baik
dari pada sampel yang disintesis pada
suhu 130 dan 1500C untuk pH 12.
Hasil perbandingan data FTIR
menunjukkan gugus PO43- dan OH- pada
pH 12 memiliki puncak yang lebih
tajam dari pada pH 10 dan pH 8 yang
menandakan semakin banyak kandungan
PO43- dan OH-. Hasil analisa FTIR
menunjukkan bahwa semakin
meningkatnya pH reaksi, puncak PO43-
dan OH- yang diperoleh semakin tajam.
Dari perbandingan data FTIR
diketahui bahwa semakin tinggi suhu
reaksi maka semakin sedikit CO32- yang
terbentuk. Semakin sedikit CO32- yang
Gambar 3.1 Hasil Analisa FTIR pada terbentuk maka akan semakin banyak
pH 12 dan suhu 130, 150, HAP yang terbentuk [Suryadi, 2011].
170oC Berdasarkan perbandingan gugus
Adanya gugus PO43- dan OH- karbonat yang terbentuk dapat
yang merupakan gugus fungsional dari disimpulkan bahwa suhu terbaik pada
HAp mengindikasikankan adanya penelitian ini adalah suhu 170oC.
kandungan HAp pada sampel [Harahap, Semakin tinggi suhu reaksi, maka
2015]. Gugus PO43- dan OH- yang semakin sedikit gugus karbonat yang
muncul dengan puncak yang lebih tajam terbentuk. Semakin sedikit karbonat
menandakan intensitas absorbsi yang yang terbentuk maka semakin banyak
lebih tinggi. Semakin tinggi intensitas HAp yang terbentuk.
absorbsi, semakin banyak kandungan Semakin tinggi pH reaksi maka
PO43- dan OH- [Walendra, 2012]. semakin tajam puncak gelombang
Semakin tajam puncak gugus PO43- sampel. Semakin tajam puncak
mengindikasikan pertumbuhan gelombang semakin tinggi intesitas
kristalinitas yang semakin baik, yang serapan. Semakin tinggi intesitas serapan
artinya HAp yang didapat semakin baik menandakan banyaknya gugus PO43-dan
[Harahap, 2015]. OH- yang terbentuk. Semakin tajam
Berdasarkan hasil analisa FTIR puncak reaksi juga menunjukkan tingkat
pada gambar 3.1 menunjukkan bahwa kristalinitas yang baik. Jadi dapat
pada pH 12, suhu 1700C memiliki disimpulkan suhu terbaik pada penelitian
puncak yang lebih tajam dan memiliki ini adalah 170oC dan pH reaksi terbaik
gugus PO43- yang lebih banyak dari pada pada pH 12.
sampel pH 12 pada suhu 130 dan 150oC. Hasil analisa FTIR juga
Sesuai dengan penelitian menunjukkan adanya pengotor CO3-.
Purnama [2006] bahwa semakin tinggi Gugus CO3- muncul karena pada saat
suhu reaksi maka pembentukan kristal sintesis sampel masih mengandung
akan semakin meningkat. Pertumbuhan CaCO3 [Suryadi, 2011].

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 3


Menurut Suryadi [2011], CaCO3 diusahakan untuk mengurangi tingkat
merupakan penghambat dalam kontaminasi sampel dengan udara bebas
pembentukan hidroksiapatit. Karbonat agar sampel tidak teroksidasi caranya
yang masuk kedalam kisi kristal akan dengan menyimpan sampel di tempat
mempengaruhi nilai rasio Ca/P dari HAp yang tertutup dan tidak terkena sinar
dan juga bidang kristalnya. Ion karbonat matahari langsung. Hal ini bertujuan
yang masuk dalam kisi kristal HAp akan agar saat pengujian hasil yang di dapat
menggantikan ion hidroksil (OH-) atau memuaskan dan tidak mengandung
fosfat PO43- dan akan menghasilkan senyawa oksida.
Carbonated-HAp (CHA). Peneliti berikutnya disarankan
Sesuai dengan hasil analisa FTIR menggunakan pH di atas 10 dan suhu di
pengotor berupa ion karbonat terdeteksi atas 1400C. Karena pada penelitianini
pada bilangan gelombang 1497-1417 pH dibawah 12 dan suhu dibawah 1400C
cm-1. Ion CO32- dapat dikurangi dengan masih menghasilkan karbonat yang
mengoptimalkan proses kalsinasi CaCO3 dapat menggangu terbentuknya
menjadi CaO. hidroksiapatit.

4. KESIMPULAN DAN SARAN 5. DAFTAR PUSTAKA


4.1 Kesimpulsan Cimdina, L. B. dan Natalija, B. (2012).
Kesimpulan dari hasil kegiatan Research of Calcium Phosphates
penelitian ini sebagai berikut. Using Fourier Transform Infrared
Spectroscopy, Infrared
1. Dari analisa FTIR, pada tiap
Spectroscopy-Material Science,
sampel terdapat gugus PO43- dan
Engineering, and Technology,
OH- yang mengindikasikan
Theophile Theopanides (Ed.).
adanya kandungan hidroksiapatit http://www.intechopen.com.
pada sampel. ISBN: 978-953-51-0537-4.
2. Semakin tinggi pH dan Suhu Hien, V.D., D. Q.Huong, P. T.N. Bich.
semakin murni HAp yang 2010. Study of The Formation of
didapat, hal ini dibuktikan dari Porous Hidroksiapatit Ceramics
semakin sedikitnya karbonat From Corals via Hidrotermal
yang terbentuk. Semakin tinggi Proces. Journal of Chemistry.
pH dan suhu, semakin tajam Vol. 48 (5). P. 591 ± 596.
puncak gelombang pada analisa Harahap, A. W. 2015. Sintesis
FTIR. Kondisi terbaik pada Hidroksiapatit Melalui
penelitian ini didapat pada Precipitated Calcium Carbonate
sintesis HAp dengan pH 12 dan (PCC) Cangkang Kerang Darah
suhu reaksi 170 0C Dengan Metode Hidrotermal
3. Hasil analisa FTIR menunjukkan Pada Pengaruh pH Dan Waktu
ada pengotor berupa gugus CO3-. Reaksi. Skripsi Sarjana. Fakultas
Teknik. Universitas Riau.
4.2 Saran Pekanbaru.
Berdasarkan pengalaman peneliti Muntamah, 2011. Sintesis dan
dalam sintesis HAp dari cangkang Karakterisasi Hidroksiapatit dari
kerang darah (anadara granosa) dengan Limbah Cangkang Kerang Darah
proses hidrotermal, bagi yang akan (anadara granosa,sp). Tesis IPB,
melakukan penelitian ini disarankan Bogor.
untuk melakukan sintesis HAp dengan
sempurna dan hati-hati. Penelitian

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 4


Purnama, E. F., Nikmatin, S., Langenati,
R. 2006. Pengaruh Suhu Reaksi
Terhadap Derajat Kristalinitas
Dan Komposisi Hidroksiapatit
Dibuat Dengan Media Air Dan
Cairan Tubuh Buatan (Synthetic
Body Fluid). ISSN 1411-1098.
Hal: 154-162.
Suryadi. 2011. Sintesis dan
Karakterisasi Hidroksiapatit
dengan Proses Pengendapan
Kimia Basah. Skripsi. Universitas
Indonesia. Depok.
Tim Riset Bioceramics Minifactory
UGM, 2010. Jumlah Kebutuhan
Implan Tulang indonesia.
Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Walendra, 2011. Sintesis dan
Karakterisasi Hidroksiapatit
Berpori dari Cangkang Kerang
Darah. Tesis IPB. Bogor.

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 5

Anda mungkin juga menyukai