Anda di halaman 1dari 7

Jurnal ILMU DASAR, Vol.2 No.

1, 2001 :20-

Pengaruh Temperatur Terhadap Reaksi Fosfonat dalam Inhibitor Kerak


pada Sumur Minyak
(The Effect of Temperature to Phosphonate Reaction in Scale Inhibitor at
the Oil Fields)
Asnawati
Staf Pengajar Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Jember

ABSTRACT
One way to prevent the scale formation at the oil fields is by injecting the scale inhibitor into the
formation of water. Temperature in formation of water is high enough to influence stability of
inhibitor. Therefore it is necessary to study how the temperature influences it. For this purpose, types
of scale inhibitor used were Jet-Cote 592 and Servo UCA 301. They were injected into formation of
water in Pematang and South Bekasap. The ascorbat acid method with spectrometry was used to
determine the existing phosphate and phosphonate in scale inhibitor. The result showed that the
temperature influenced the alteration of phosphonate, it would become higher when the temperature
was increasing. The alteration of phosphonate formed in South Bekasap and Pematang oil field
formation of water is 5.99% and 8.36% for Servo-UCA 301, 6.13 and 8.24 for Jet-Cote 592.

Key words : temperature, phosphonate, scale inhibitor, spectrometry.

PENDAHULUAN umum digunakan sebagai inhibitor adalah


Kerak (scale) merupakan masalah yang cukup kondesat fosfat dan dehidrat fosfat. Anorganik
kompleks dan selalu terjadi diladang-ladang fosfat banyak digunakan sebagai scale inhibitor
minyak. Kerak didefinisikan sebagai suatu sebelum berkembangnya fosfonat, fosfat ester
deposit dari senyawa-senyawa anorganik yang dan polimer. Pada dasarnya bahan-bahan kimia
terendapkan dan membentuk timbunan kristal ini mengandung group P-O-P dan cendrung untuk
pada permukaan suatu subtansi (Kemmer, 1979). melekat pada permukaan kristal. Ikatan oksigen-
Kerak yang terbentuk pada pipa-pipa akan fosfor ini sangat tidak stabil dalam larutan encer
memperkecil diameter dan menghambat aliran dan akan terhidrolisa (bereaksi dengan air)
fluida pada sistem pipa tersebut. Terganggunya menghasilkan ortofosfat yang tidak aktif atau
aliran fluida menyebabkan suhu semakin naik tidak berfungsi sebagai scale inhibitor. Reaksi ini
dan tekanan semakin tinggi maka kemungkinan biasa disebut sebagai reversi (Cowan, 1976).
pipa akan pecah dan rusak. Scale inhibitor organik yang biasa
Salah satu cara untuk mencegah digunakan: organo fosfonat, organo fosfat ester
terbentuknya kerak diladang-ladang minyak dan polimer-polimer organik. Organo fosfat ester
adalah dengan menginjeksikan bahan-bahan efektif untuk kerak CaSO4, organo fosfonat
kimia pencegah kerak (scale inhibitor) ke dalam efektif untuk kerak CaCO3 dan polimer-polimer
air formasi. Prinsip kerja dari scale inhibitor organik efektif untuk kerak CaCO3, CaSO4 dan
yaitu pembentukan senyawa kompleks (chelat) BaSO4.
antara scale inhibitor dengan unsur-unsur Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
pembentuk kerak. Senyawa kompleks yang dalam pemilihan inhibitor adalah : keefektifan,
terbentuk larut dalam air sehingga menutup kestabilan, kacocokan dan biaya. Sifat dari scale
kemungkinan pertumbuhan kristal yang besar. Di inhibitor yang sangat diharapkan stabil dalam air
samping itu dapat mencegah kristal kerak untuk pada waktu yang panjang dan temperatur yang
melekat pada permukaan pipa (Patton, 1981). tinggi. Organo fosfor lebih stabil dari anorganik
Pada umumnya scale inhibitor yang polifosfat. Ikatan langsung antara karbon-fosfor
digunakan di ladang-ladang minyak dibagi atas menyebabkan organo fosfat lebih stabil melawan
dua tipe yaitu scale inhibitor anorganik dan scale reversi terhadap waktu, temperatur dan pH
inhibitor organik. Senyawa anorganik fosfat yang (Cowan, 1976).
Jurnal ILMU DASAR, Vol.2 No.1, 2001 :20-26

Menurut Buzalmi (1986) sebagian besar letaknya berdekatan dengan sumur bagian
pada ladang-ladang minyak daerah Bekasap dan dua (Bekasap Selatan 6, Pematang 31,
Pematang terbentuk kerak CaCO3. Organo Bekasap Selatan 4 dan sumur Pematang13).
fosfonat merupakan scale inhibitor yang cocok
untuk mencegah kerak tersebut. Prinsip Metoda
Temperatur reservoir minyak dan gas bumi Dalam penelitian ini dipakai metoda asam
terutama ditentukan oleh kedalamannya, makin askorbat secara spektrometri. Konsentrasi fosfat
dalam makin tinggi temperaturnya. Di lain pihak total (ortofosfat total) ditentukan dengan merubah
nilai dari temperatur ini ditentukan oleh gradien semua fosfor ke dalam bentuk ortofosfat dengan
panas bumi. Nilai rata-rata gradien panas bumi cara destruksi (digestion) menggunakan amonium
2oF/kaki atau 1,11oC/kaki. Kedalaman sumur persulfat sebagai oksidator, sedangkan untuk
minyak daerah Bekasap dan Pematang lebih penentuan fosfat saja tidak dilakukan destruksi.
kurang 4500 kaki dan temperatur reservoir Dalam metoda asam askorbat, amonium molibdat
195oF. dan potasium antimonil tartrat bereaksi dengan
Mengingat temperatur reservoir daerah ortofosfat dalam media asam membentuk asam
Bekasap dan Pematang cukup tinggi dan pospomolibdat dan kemudian direduksi menjadi
kestabilan inhibitor yang sangat dipengaruhi kompleks molibdat oleh asam askorbat.
oleh temperatur maka dalam tulisan ini dikaji Pengaruh temperatur terhadap perubahan
berapa besar pengaruh temperatur untuk fosfonat menjadi fosfat ditentukan dengan
mempercepat terjadinya reaksi hidrolisa tersebut. menvariasikan temperatur antara 100-210oF dan
kandungan fosfonatnya ditentukan dengan cara
merubah semua fosfor ke dalam bentuk
METODOLOGI
ortofosfat.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Water
Penentuan fosfat (ortofosfat) total.
Analysis PT Caltex Facific Indonesia Duri Riau.
Sampel 50 mL dimasukkan ke dalam beaker
gelas, ditambahkan 0,4 g amonium persulfat dan
Bahan dan Alat
1 mL H2SO4 6M. Larutan ini kemudian
Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam
didestruksi sampai hampir kering, dibiarkan
penelitian ini adalah : asam askorbat, asam
dingin. Setelah dingin diberi indikator
sulfat, natrium hidroksida, antimonil potasium
phenolftalen, ditambah NaOH 6M sampai warna
tartrat, amonium molibdat, phenolftalen dan
pink muncul, kemudian dinetralkan dengan
amonium persulfat. Sedangkan alat yang
H2SO4 5N sampai warna pink hilang. Larutan ini
digunakan : spektronik 1201 dan seperangkat
diencerkan sampai volume 50 mL. Dimasukkan 8
peralatan gelas.
mL reagen singel (asam sulfat pekat + antimonil
Penyediaan Sampel potasium tartrat + amonium molibdat + asam
Sampel yang dianalisa dibagi menjadi 3 bagian : askorbat) dan dibiarkan selama 40 menit. Diukur
1. Sampel bahan kimia (chemical) yang belum %T dengan alat spektrometer pada panjang
dinjeksikan ke dalam sumur minyak. Bahan gelombang maksimum 880 nm.
kimia yang diambil merk Jet-Cote 592 dan
Servo-UCA 301. Penentuan Fosfat (Ortofosfat Saja)
2. Sampel air formasi dari sumur yang Sampel 50 mL dimasukkan ke dalam beaker
diinjeksi dengan 2 macam bahan kimia di gelas, ditambah 8 mL reagen singel dan dibiarkan
atas. Sampel ini diambil dari sumur Bekasap selama 40 menit dan diukur %T dengan alat
Selatan 10 dan sumur Pematang 8 untuk spektrometer pada panjang gelombang
yang diinjeksi dengan Jet-Cote 592 dan maksimum 880 nm.
sumur Bekasap Selatan 11 dan Pematang 2
untuk yang diinjeksi dengan dengan Servo- HASIL DAN PEMBAHASAN
UCA 301. Penentuan Fosfonat dalam Scale Inhibitor
3. Sampel air formasi dari sumur yang tidak Jet-Cote 592 dan Servo-UCA 301 merupakan
diinjeksi dengan scale inhibitor yang scale inhibitor fosfonat yang berwujut cair. Hasil
Jurnal ILMU DASAR, Vol.2 No.1, 2001 :20-

analisa fosfat dan fosfat total dari 0,05 mL scale total yang dikurangi dengan fosfat yang ada di
inhihitor dalam aquades dan air formasi yang dalamnya. Dalam setiap 0.05 mL Jet Cote-592
tidak diinjeksi dengan bahan kimia dapat dilihat terdapat rata-rata 107373 ppm fosfonat dan
pada Tabel 1. 92969 ppm dalam Servo UCA-301. Angka
Hasil di atas menunjukkan bahwa sebelum tersebut menunjukkan bahwa kandungan
scale inhibitor diinjeksikan ke dalam air formasi fosfonat Jet-Cote 592 sedikit lebih tinggi
(sumur minyak) telah ada 8493 ppm dalam Jet dibanding Servo-UCA 301.
Cote-592 dan 5605 ppm dalam Servo UCA-301
fosfat. Fosfat ini mungkin berasal dari fosfonat Pengaruh Temperatur Terhadap Perubahan
yang telah berubah menjadi fosfat. Dalam air Fosfonat
formasi ternyata kandungan fosfatnya lebih Pengaruh temperatur terhadap perubahan
tinggi dibanding dalam aquades, yang berarti di fosfonat menjadi fosfat dapat dilihat pada
dalam air formasi juga terdapat fosfat sehingga gambar 1 dan 2. Dari gambar 1 dan 2 terlihat
scale inhibitor yang diencerkan dalam air fosfonat yang berubah menjadi fosfat semakin
formasi kandungan fosfat lebih tinggi dibanding banyak dengan naiknya temperatur. Pada
dalam aquades. temperatur rendah perubahannya kecil, tetapi
Kandungan fosfonat yang masih aktif semakin naik temperatur semakin banyak
diketahui dengan menentukan kandungan fosfat fosfonat yang berubah menjadi fosfat.

Tabel 1. Kandungan fosfat dan fosfat total dalam scale inhibitor.


Sampel Pengencer Konsentrasi (ppm)
Fosfat Fosfat total Fosfonat
Aquades 5605 120096 114491
Jet-Cote 592 Air sumur Pematang 31 19090 117018 97928
Air sumur Bekasap Selatan 4 24094 133796 109702
Aquades 8493 113418 104925
Servo-UCA 301 Air sumur Pematang 13 20758 104937 84179
Air sumur Bekasap Selatan 6 21647 111450 89803

Hasil diatas menunjukkan bahwa tersebut menunjukkan bahwa kandungan


sebelum scale inhibitor diinjeksikan ke dalam fosfonat Jet-Cote 592 sedikit lebih tinggi
air formasi (sumur minyak) telah ada 8493 ppm dibanding Servo-UCA 301.
dalam Jet Cote-592 dan 5605 ppm dalam Servo
UCA-301 fosfat. Fosfat ini mungkin berasal dari Pengaruh Temperatur Terhadap Perubahan
fosfonat yang telah berubah menjadi fosfat. Fosfonat
Dalam air formasi ternyata kandungan fosfatnya Pengaruh temperatur terhadap perubahan
lebih tinggi dibanding dalam aquades, yang fosfonat menjadi fosfat dapat dilihat pada
berarti di dalam air formasi juga terdapat fosfat gambar 1 dan 2. Dari gambar tersebut terlihat
sehingga scale inhibitor yang diencerkan dalam fosfonat yang berubah menjadi fosfat semakin
air formasi kandungan fosfat lebih tinggi banyak dengan naiknya temperatur. Pada
dibanding dalam aquades. temperatur rendah perubahannya kecil, tetapi
Kandungan fosfonat yang masih aktif semakin naik temperatur semakin banyak
diketahui dengan menentukan kandungan fosfat fosfonat yang berubah menjadi fosfat.
total yang dikurangi dengan fosfat yang ada di
dalamnya. Dalam setiap 0.05 mL Jet Cote-592
terdapat rata-rata 107373 ppm fosfonat dan
92969 ppm dalam Servo UCA-301. Angka
Jurnal ILMU DASAR, Vol.2 No.1, 2001 :20-

% Fosfonat → Fosfat
15
Aquades temperatur dinaikkan menjadi 210oF fosfonat
10
Pematang 13 yang berubah menjadi fosfat meningkat tajam
5 sampai 6,79%. Dalam air formasi pada 200oF
Bekasap Selatan
0 6
perubahannya sekitar 7,2% tetapi pada
90 100 120 140 160 180 200 210 temperatur 210oF perubahannya mencapai
11,74% pada air formasi sumur Pematang dan
Temperatur (oF) 9,19% dalam air formasi sumur Bekasap (lihat
gambar 2). Hasil analisis Jet Cote-592 baik
Gambar 1. % perubahan fosfonat menjadi dalam aquades maupun dalam air formasi sumur
fosfat pada Servo UCA-301 dalam pematang dan Bekasap Selatan tidak jauh
aquades, air formasi daerah Pematang berbeda dengan Servo-UCA 301 yang berarti
dan Bekasap Selatan kestabilannya tidak jauh berbeda, juga keduanya
cocok untuk kerak CaCO3, hanya saja Jet Cote-
% Fosfonat → Fosfat

14
12
592 kandungan fosfonatnya sedikit lebih tinggi
10
Aquades dibanding Servo UCA-301, yang berarti Jet
8
6
Pematang 31 Cote-592 lebih efektif dari Servo UCA-301
Bekasap Selatan 4
4
2
karena semakin banyak kandungan fosfatnya
0 semakin banyak mengikat kerak.
90 100 120 140 160 180 200 210

Scale Inhibitor pada Sumur Minyak


Temperatur (oF) Untuk mengetahui kandungan fosfonat dalam
sumur minyak, dilakukan analisis fosfat dan
fosfat total yang terdapat dalam air formasi yang
Gambar 2. % perubahan fosfonat menjadi telah diinjeksi dengan scale inhibitor.
fosfat pada JC-592 dalam aquades, Kemungkinan besar air formasi juga
air formasi daerah Pematang dan mengandung fosfat maka dilakukan analisis
Bekasap Selatan fosfat pada air formasi dari sumur yang tidak
diinjeksi dengan scale inhibitor. Air formasi
yang dipilih letaknya berdekatan dengan sumur
Hasil analisa Servo UCA-301 dalam minyak yang diinjeksi dengan scale inhibitor.
aquades pada temperatur rendah sampai 200oF Hasil analisa kandungan fosfat dan fosfat total
perubahannya tidak terlalu tajam, hanya kurang pada sumur yang diinjeksi dengan scale inhibitor
dari 3%, tetapi bila temperatur dinaikkan menjadi dan fosfat pada sumur yang tidak diinjeksi
210oF fosfonat yang berubah menjadi fosfat dengan bahan kimia serta perubahan fosfonatnya
meningkat tajam mencapai 6,68% (lihat gambar dapat dilihat pada tabel 2-5. Sampel ini diambil
1). Fosfonat yang berubah menjadi fosfat pada sebanyak 6 kali dengan jarak waktu 3 hari.
air formasi lebih tinggi dibanding dengan dalam Hasil analisis pada tabel 2-5 menunjukkan
aquades, disamping dalam air formasi sendiri bahwa fosfat ada dalam air fomasi sumur yang
mengandung fosfat juga banyak kandungan ion- tidak diinjeksi dengan scale inhibitor.
ion lain yang kemungkinan dapat mempercepat Kandungan fosfat pada air formasi sumur
terjadinya perubahan ini. Menurut minyak daerah Pematang terlihat lebih tinggi
Koesoemadinata dan Lalicker (1959) air formasi dibanding dengan air formasi sumur minyak
mengandung ion-ion seperti kalsium, daerah Bekasap Selatan. Fosfat yang ada dalam
magnesium, aluminium, silika, tembaga, air formasi ini berkisar antara 0,037 ppm sampai
vanadium dan lain-lain. Kemungkinan diantara 0,073 ppm. Hasil analisis menunjukkan bahwa
ion-ion tersebut ada yang bersifat katalis untuk kandungan fosfat tidak sama setiap waktu, hal
reaksi ini sehingga mempengaruhi perubahan ini sangat dimaklumi bahwa sampel yang
fosfonat menjadi fosfat. diambil merupakan sampel yang mengalir. Air
Hasil analisa Jet Cote-592 dalam aquades yang bercampur dengan minyak ini dihisap oleh
pada temperatur rendah sampai 200oF pompa dari dalam tanah yang komposisi
perubahannya kurang dari 4%, tetapi bila kimianya tidak sama.
22 Pengaruh Temperatur Terhadap…………….(Asnawati)

Tabel 2. Jet Cote-592 pada air formasi sumur Pematang


No Pematang 8 Pematang 13 % Fosfonat → fosfat
Fosfat (ppm) Fosfat total (ppm) Fosfat (ppm)

1 O,075 0,428 0,043 7,48


2 0,126 0,499 0,068 11,62
3 0,042 0,306 0,017 8,17
4 0,068 0,344 0,036 9,30
5 0,126 0,646 0,088 5,88
6 0,088 0,473 0,088 6,98
x 0,088 0,449 0,051 8,24

Tabel 3. Jet Cote-592 pada air sumur Bekasap Selatan


No Bekasap Selatan 10 Bek. Sel. 6 % Fosfonat → fosfat
Fosfat (ppm) Fosfat total (ppm) Fosfat (ppm)
1 0,056 0.563 0,030 4,64
2 0,062 0,730 0,023 5,34
3 0,068 0,704 0,036 4,55
4 0,100 0,852 0,043 6,69
5 0,126 0,826 0,055 8,56
6 0,133 0,922 0,068 7,05
x 0.091 0,766 0,043 6,83

Tabel 4. Servo UCA-301 pada air formasi sumur Pematang


No Pematang 2 Pematang 31 % Fosfonat → fosfat
Fosfat (ppm) Fosfat total (ppm) Fosfat (ppm)
1 0,107 0,711 0,059 6,75
2 0,158 0,887 0,094 7,21
3 0,152 0,858 0,094 6,76
4 0,171 0,819 0,075 11,72
5 0,145 0,825 0,081 7,76
6 0,073 0,641 0.036 9,98
x 0,139 0,790 0,073 8,36

Tabel 5. Servo UCA-301 pada air formasi sumur Bekasap Selatan


No Bekasap Selatan 11 Bek. Sel. 4 % Fosfonat → fosfat
Fosfat (ppm) Fosfat total (ppm) Fosfat (ppm)
1 0,094 0,588 0,043 8,67
2 0,068 0,608 0,036 5,26
3 0,102 0,646 0,062 6,19
4 0,065 0,524 0,030 6,68
5 0,071 0,768 0,043 3,36
6 0,049 0,659 0,011 5,77
x 0.075 0,633 0,037 5,99
Jurnal ILMU DASAR, Vol.2 No.1, 2001 :20-

Fosfonat (fosfat total) yang dalam air baik digunakan pada temperatur dibawah 200oF.
formasi berkisar antara 0,306 ppm sampai 0,922 Perubahan fosfonat yang terjadi di dalam air
ppm. Fosfonat yang telah berubah menjadi fosfat formasi sumur minyak Bekasap Selatan dan
dalam air formasi dihitung dengan mengurangi Pematang sebesar 5,99% dan 8,36% untuk Servo-
kandungan fosfat total dengan fosfat. Perubahan UCA 301serta 6,13% dan 8,24% untuk Jet-Cote
fosfonat yang terjadi di dalam air formasi sumur 592.
minyak Bekasap Selatan dan Pematang sebesar DAFTAR PUSTAKA
5,99% dan 8,36% untuk Servo-UCA 301serta Buzalmi, 1990. Perbandingan Efektifitas Kerja
6,13% dan 8,24% untuk Jet-Cote 592. Dari antara Scale inhibitor Perdagangan dengan
angka tersebut terlihat bahwa perubahan fosfonat Scale inhibitor Buatan Sendiri dalam
yang terjadi dalam air formasi sumur daerah Mencegah Terbetuknya Kerak pada Pipa
Pematang lebih tinggi dari daerah Bekasap Saluran Minyak PT CPI Duri, Jurusan
Selatan. Dari gambar 1 dan 2, yaitu scale Kimia Universitas Riau, 61.
inhibitor yang diperlakukan pada temperatur Cowan, J.C. and D.J. Weintritt, 1976. Water-
yang bervariasi menunjukkan bahwa perubahan Formed Scale Deposit. Houston, Texas,
8,36% dan 8,24% terjadi pada temperatur di atas Gulf Publishing Co., 1-484.
200oF, berarti bahwa temperatur reservoir daerah Koesoemadinata, R. P. Geologi Minyak dan Gas
Pematang lebih tinggi dari 200oF. Fosfonat yang Bumi. Edisi 2. Penerbit ITB Bandung,44-47.
belum berubah menjadi fosfat (91%) akan Kemmer F.N., 1979. The Nalco Water Hand
melewati pipa-pipa saluran menuju tangki Book. Nalco Chemical Co. Mc Graw Hill
pengumpul (gathering station). Book CO. New York, 20, 1-19.
Lalicker G.G., 1959. Principles of Petroleum
KESIMPULAN DAN SARAN
Geology. Appletion-Century-Crafts Inc.
Temperatur mempengaruhi perubahan fosfonat
New York, 68-72.
menjadi fosfat dimana perubahannya semakin
Patton C., 1981. Oilfield Water System. 2 ed.
besar dengan semakin naiknya temperatur. Scale
Cambeel Petrolium Series. Oklahoma, 49-
inhibitor Servo UCA-301 dan Jet Cote-592 lebih
79.
Jurnal ILMU DASAR, Vol.2 No.1, 2001 :20-

Skoog, D.A. 1985. Priciples of Instrumental


Analysis. Sounders College Publishing
Philadelphia New York. Chicago San
Fransisco. pp 160-224.
Svehla,G. 1975. Vogel’s Texbook of Macro and
Semimicro Qualitatif Inorganic Analysis. 5
ed. Longman London and New York. pp
354-361.
Alaerts G., Sri, S.S., 1984. Metoda Penelitian
Air. Penerbit Usaha Nasional Surabaya
Indonesia, 231-244.
Bets Labouratories Inc., 1973. Handbook of
Industrial Water Conditioning. 7 ed.,
Pensylvia, USA, 37-39, 225.
Day.R.A., 1983. Kimia Analisa Kuantitatif. Edisi
4. Penerbit Airlangga Jakarta, 383-419.
Ewing W.G., 1975. Instrumental Metods of
Chemical Analysis. Mc Graw Hill,
Kogakhusa LTD. pp. 7-83.
Gould E.S., 1961. Inorganic Reactions and
Structure. Hold Rinehart & Winston, New
York, 246-253.
Lomb. Bausch, 1974. Water Technology.
Analytical Systems Division, 1-5.
Ostrof A.G., 1985. Introductions to Oilfield
Water Technology. Prentice-Hall Inc. New
York, 80-87.

Anda mungkin juga menyukai