HUKUM LINGKUNGAN
15
FEB S1.Akuntansi F041700009 Annisa Hakim Z., S.Pd., M.Sc.
Abstract Kompetensi
Menjelaskan tentang hukum lingkungan Mahasiswa mampu menjelaskan tentang
hukum lingkungan
PENGERTIAN HUKUM LINGKUNGAN
Hukum lingkungan dalam bahasa asing adalah “Milieurecht” (Belanda), “environment
Law”(Inggris), “Umwelrecht” (Jerman).
Pada tanggal 11 maret 1982 telah diberlakukan undang undang nomor 4 tahun 1982
tentang ketentuan ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup, di singkat dengan UULH
dan disempurnakan dengan UUPLH, tanggal 19 September 1997.
Menurut penjelasan UULH, istilah “lingkungan hidup” dan “lingkungan” dipakai dalam
pengertian yang sama. Lingkungan hidup bedasarkan pasal 1 angka 1 UULH-UUPLH
adalah: kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk
manusia dan prilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain.
A. Class Action
Istilah Class Action (CA) atau disebut pula dengan actio popularis diartikan dalam
bahasa Indonesia secara beragan di sebut dengan gugatan perwakilan, gugatan kelompok
atau ada juga yang menyebutkan gugatan berwakil.
A. Pendahuluan
Penegakan hukum pidana ini dapat menimbulkan faktor penjera (detterant factor) yang
sangat efektif. Penegakan hukum pidana merupakan ultimum remendium atau upaya hukum
terakhir karena tujuannya adalah untuk menghukum pelaku dengan degan hukuman penjara
atau denda.
B. Delik Lingkungan dan Ancaman Hukuman
UUPLH mengatur hal-hal yang tidak di atur dalam UU No.4 tahun 1982, seperti tanggung
jawab perusahaan, delik formil, dan hukuman tata tertib.
Ada dua macam tindak pidana yang diperkenalkan dalam UUPLH yaitu delik materiil, dan
delik formil. Delik materiil adalah perbuatan melawan hukum yang menyebabkan
pencemaran atau perusakan lingkungan hidup. Delik formil adalah perbuatan melanggar
aturan-aturan hukum administrasi.
C. Tindakan Tata Tertib
Tindakan tata tertib merupakan hukuman tambahan selain denda yang dapat digolongkan
sebagai berikut:
a. Perampasan keuntungan yang diperoleh dati tindak pidana
b. Peutupan seluruhnya atau sebagian perusahaan
c. Perbaikan akibat tindak pidana
d. Mewajibkan mengerjakan apa yang dilakukan tanpa hak
e. Meniadakan apa yang dilalaikan tanpa hak
f. Menempatkan perusahaan di bawah pengampuan paling lama tiga (3) tahun
D. Kejahatan Korporasi (Corporate Crime)
Dalam perkembangan pertanggungjawaban Pidana di Indonesia, yang dipertanggung
jawabkan tidak hanya manusia tetapi juga korporasi. Perumusan yang di tempuh oleh
pembuat Undang-undang adalah sebagai berikut:
a. Yang dapat melakukan tindak pidana yang dapat dipertanggungjawabkan adalah
orang.
DAFTAR PUSTAKA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN
Fuady, Munir. Pengantar Hukum Bisnis, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002
Syawali, Husni, dan Nani Sri Imaniyati. Hukum Perlindungan Konsumen, Bandung: Mandar
Maju, 2000