Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/323749889

PERANAN INOVASI KEMASAN DALAM MEMBENTUK DIFERENSIASI PRODUK


(suatu studi pada produk AMDK merek Aqua)

Article · June 2002

CITATIONS READS

0 2,881

1 author:

Abdullah Ramdhani
University of Garut
32 PUBLICATIONS   245 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

two second order confirmatory factor analysis of corporate culture View project

All content following this page was uploaded by Abdullah Ramdhani on 14 March 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PERANAN INOVASI KEMASAN
DALAM MEMBENTUK DIFERENSIASI PRODUK
(suatu studi pada produk AMDK merek Aqua)

Abdullah Ramdhani
Fakultas Ekonomi~Universitas Garut
Jalan Cimanuk No. 285A Garut 44151

ABSTRAK

Pada tingkat persaingan yang sangat ketat setiap perusahaan harus bisa menciptakan
perbedaan penawaran atas produknya dibanding dengan produk pesaing. Hal ini
disadari oleh Aqua sebagai perusahaan pertama produk AMDK (Air Minum dalam
Kemasan) di Indonesia. Dalam hal ini Aqua berusaha menciptakan suatu point of
differentiation dengan terus-menerus melakukan inovasi terhadap kemasannya. Inovasi
kemasan ini diharapkan dapat menjadi suatu the real point of differentiation yang dimiliki
Aqua. Inovasi kemasan yang diharapkan sebagai alat pembeda dengan produk
pesaing masih perlu diuji, sehingga dilakukan penelitian untuk mengetahui seberapa
besar peranan inovasi kemasan Aqua dalam membentuk point of differentiation dengan
melihat variabel-variabel yang terdapat dalam kemasan yaitu ukuran, bentuk, bahan,
warna, dan label. Pada penelitian ini digunakan sampel sebanyak 75 orang yaitu
konsumen yang mengkonsumsi air minum dalam kemasan. Konsumen yang
mengkonsumsi AMDK merek lain tidak dianggap sebagai anggota populasi,
sehingga dalam penentuan jumlah anggota populasi sama dengan tingkat penjualan
Aqua selama dua minggu dalam berbagai ukuran.

Kata Kunci : Inovasi; Elemen-elemen Kemasan; Diferensiasi Produk

1 Pendahuluan

Sebagai pelopor dalam bisnis AMDK, PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. menyadari bahwa dengan
banyaknya pesaing yang bermunculan dalam bisnis ini membuat merek Aqua menjadi merek generik.
Artinya, konsumen sudah tidak peduli merek AMDK yang dikonsumsi, mereka tetap menyebutnya Aqua.
Kesadaran ini membuat Aqua mulai mengkomunikasikan produknya dan mulai melakukan inovasi-inovasi
terutama pada bentuk dan desain kemasannya. Tepatnya pada tanggal 4 September 1999, Grup Aqua
melakukan Aliansi dengan Grup Danone, salah satu perusahaan makanan dan minuman dalam kemasan
yang berbasis di Perancis. Dan pada awal tahun 2000 Grup Aqua mulai mengkomunikasikan aliansi
tersebut sekaligus melakukan perubahan pada kemasannya.

27
Jurnal Wacana Ekonomi, Juni 2002. Vol. 1, No. 1

Inovasi berhubungan dengan pengerjaan sesuatu, perwujudan sesuatu, penerapan sesuatu, tentang usaha-
usaha yang tanpa henti dan tentang pencapaian hasil. Inovasi lebih mengarah pada banyak orang dan apa
yang dikerjakan dan mengisyaratkan kegunaan serta keuntungan yang ingin dimiliki dan sebagian besar
organisasi. Menurut JB Say dalam Drucker (1994) mendefinisikan inovasi sebagai upaya mengubah hasil
sumber daya. Sedangkan para ahli ekonomi moderen mendefinisikan inovasi atas dasar permintaan
daripada penawaran, yaitu mengubah nilai dan kepuasan yang diperoleh konsumen dari sumber daya.

Inovasi yang dilakukan perusahaan biasanya menyangkut dua hal yaitu inovasi teknologi dan inovasi
simbolis. Inovasi teknologi merupakan perubahan yang dilakukan atas perubahan kecanggihan teknologi.
Robertson dalam Assael (Sutisna, 2001) membagi inovasi teknologi ke dalam tiga tipe yaitu : Countinous
Innovation; Dynamically Countinous Innovation; dan Discontinous Innovation. Inovasi simbolis tidak hanya bersifat
teknologi saja. Perubahan-perubahan yang dilakukan untuk membawa nilai-nilai sosial baru juga dapat
dikategorikan sebagai inovasi. Hirsman dalam Sutisna (2001) mendefinisikan inovasi simbolis sebagai
sesuatu yang membawa pengertian sosial baru.

Berapapun banyaknya perhatian yang dicurahkan pada desain sebuah kemasan, akan tiba juga saatnya
kemasan tersebut perlu diubah. Tak satupun desain kemasan bertahan terus-menerus, dan kemasan yang
paling menjual memperoleh keuntungan dari perubahan gradual yang akan membuatnya tetap mutakhir.
Sebuah kemasan yang suatu ketika kelihatan segar dan menarik bisa menjadi pudar, dan sedikit terlihat
ketinggalan mungkin bukan sesuatu yang jelek, tetapi citra usang bisa mematikan penjualan.

Stanton (1993) mendefinisikan kemasan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi bungkus
atau kemasan sutu produk. Sementara itu Berkowitz et al., dalam Fandi Tjiptono (1992) menyebutkan
bahwa pemberian kemasan pada suatu produk dapat memberikan tiga manfaat yaitu : manfaat komunikasi;
manfaat fungsional; dan manfaat perseptual.

Pada dasarnya setiap kemasan mengandung informasi. Dalam penyampaian informasi maupun pesan-pesan
yang diinginkan produsen, kemasan harus dapat menyelaraskan elemen-elemen yang terdapat dalam
kemasan, yakni ukuran, warna, bahan, label, dan bentuk. Seluruh elemen tersebut harus menjadi satu
kesatuan yang harmonis sehingga dapat menjadi suatu bentuk diferensiasi produk. Hal ini dapat
digambarkan sebagai berikut :

Ukuran kemasan

Warna kemasan

Diferensiasi
Bahan kemasan Produk

Label kemasan

Bentuk kemasan

Gambar 1. Elemen-elemen dalam kemasan yang menjadi point of differentation

28
Ramdhani-Peranan Inovasi Kemasan dalam Membentuk Diferensiasi Produk,

Ukuran kemasan yang ditetapkan pada dasarnya merupakan keputusan pemasaran setelah melalui beberapa
penelitian. Salah satunya adalah kebiasan konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk. Dalam penelitian
mengenai kebiasaan konsumen dalam mengkonsumsi, perlu diperhatikan juga masalah geografis dan
demografis. Jika sebuah produk telah menjadi produk global, diperlukan strategi yang lebih kompleks
mengenai segmentasi secara geografis dan demografis. Hal ini dikarenakan kebiasaan mengkonsumsi tidak
sama diseluruh wilayah. Pertimbangan lain dalam menentukan ukuran kemasan adalah pertimbangan
emosional konsumen, dimana konsumen biasanya mengasosiasikan kemasan besar dengan sesuatu yang
lebih murah, dan sebaliknya.

Warna merupakan salah satu alat yang paling potensial dalam proses penjualan, warna memiliki daya tarik
emosional bagi manusia. Orang menyenangi warna dan bereaksi terhadap warna di bawah sadarnya. Suatu
pembawaan menyenangi warna merupakan bagian dari kejiwaan manusia. Warna bisa membantu untuk
mengurangi hambatan penjualan dan desain grafis dapat membuat daya tarik maksimum melalui (Danger,
1992) : respon fisiologis; respon psikologis; daya tarik pada indera; daya tarik emosi

Dalam memilih bahan kemasan yang sesuai, desainer harus memahami karakter fisik dan kimia dari produk
yang akan dikemas, dan mempertimbangkan pemahaman mendalam tentang produk dan segi
perlindungannya akan membuat kemasan memiliki jenis bahan yang paling cocok untuk digunakan.
Pertimbangan lainnya adalah strategi pemasaran, yaitu yang berhubungan dengan sasaran konsumen,
karakteristik dan kebutuhan mereka. Hal ini berkaitan dengan masalah pesan dan image yang akan
dikomunikasikan melalui kemasan.

Label adalah pesan informatif tertulis yang harus berdasarkan fakta tentang suatu produk. Pemasangan
label yang tepat adalah vital bukan hanya memenuhi tertib hukum, tetapi juga menyediakan informasi
tentang produk dan bagaimana menggunakannya. Fungsi umum dari label minuman untuk
mengidentifikasikan mereknya dengan segera; agar menyampaikan asosiasi yang tepat produk atau cita
rasanya; agar menarik perhatian; dan menciptakan citra mutakhir tanpa menghilangkan identitas merek.
Label sangat berguna bagi konsumen, karena sebelum memutuskan membeli, konsumen dapat
mempertimbangkan banyak hal yang berkaitan dengan produk tersebut.

Bentuk kemasan adalah salah satu elemen visual yang penting selain warna dan gambar (Danger, 1992).
Dalam menentukan bentuk desain ini perancang kemasan harus mengerti jenis dan karakteristik produknya
terlebih dahulu. Bentuk juga harus sesuai dengan bahan kemasan yang akan digunakan. Setelah itu barulah
diberi tekstur, apakah permukaannya akan bertekstur halus, bergelombang, bergerigi, atau kasar. Kedua
adalah masalah fungsi dari bentuk tersebut. Misalnya kemudahan dipegang, dibuka, dipindahkan, disimpan,
sampai dengan pertimbangan bagaimana jika kemasan tersebut disusun dalam rak-rak untuk dipajang.
Setelah selesai didesain perlu dibuat contoh asli dari kemasan tersebut. Setelah melalui berbagai uji coba,
kekuatan, kemudahan pengisian, uji visual dan sebagainya, barulah contoh asli tersebut memasuki tahap
produksi masal.Bentuk kemasan yang unik akan memudahkan identifikasi konsumen terhadap suatu
produk, yang nantinya akan memperkuat identitas merek tersebut.

Suatu perusahaan harus mencoba mengidentifikasi cara-cara spesifik yang dapat mendiferensiasikan
produknya untuk mencapai keunggulan kompetitif. Diferensiasi adalah tindakan merancang satu set
perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaingnya (Kotler,
1997). Suatu perusahaan dapat melakukan diferensiasi pada produk utamanya dengan berbagai parameter,
yaitu (Kotler, 1997) : (a) keistimewaan; (b) kualitas kinerja; (c) kualitas kesesuaian; (d) daya tahan; (e)
keandalan; (f) mudah diperbaiki; (g) gaya; (h) rancangan.

29
Jurnal Wacana Ekonomi, Juni 2002. Vol. 1, No. 1

2 Metodologi Penelitian

2.1 Sampel Penelitian

Penentuan sampel pada penelitian ini adalah pembeli AMDK yang dipilih secara sembarang dari 3 toserba.
Jumlah sampel minimum dalam penelitian ini menggunakan cara Slovin, dengan rumus sebagai berikut :

N
n
1  N .e 2

Penjualan Aqua di 3 toserba selama dua minggu diperoleh sebanyak 303 botol Aqua dari berbagai ukuran.
Maka dapat diperoleh ukuran sampel sebagai berikut :

303
n
1  (303 0,102 )

303
n = 75,18 ≈ 75
4,03

2.2 Alat Ukur

Data dikumpulkan dengan mempergunakan alat ukur dalam bentuk kuesioner dengan sejumlah alternatif
jawaban yang diberi skor 1 sampai 5; dimana skor 5 mewakili pernyataan ‘sangat setuju’; skor 4 ‘setuju’;
skor 3 ‘ragu-ragu’; skor 2 ‘tidak setuju’; dan skor 1 ‘sangat tidak setuju’.

2.3 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik korelasi parsial
dan regresi ganda. Pembahasan korelasi parsial berhubungan dengan perlunya mempertimbangkan
pengaruh dari variabel lain dalam menghitung korelasi antar dua variabel yang berarti dengan mengeluarkan
pengaruh dari satu atau beberapa variabel yang disebut variabel kontrol. Regresi ganda digunakan karena
dalam kasus ini terdapat lebih dari satu variabel independen yaitu X1 (ukuran), X2 (warna), X3 (bahan), X4
(label), dan X5 (bentuk) serta satu variabel Y (dependen) yaitu diferensiasi produk. Oleh karena itu regresi
ganda digunakan untuk mengetahui sejauh mana keeratan variabel X (elemen-elemen yang terdapat dalam
kemasan) secara bersama-sama mempengaruhi variabel Y (diferensiasi produk)

3. Hasil Pengolahan Data

3.1 Korelasi Parsial

Dengan menggunakan software SPSS diperoleh masing masing harga korelasi sebagai berikut:

30
Ramdhani-Peranan Inovasi Kemasan dalam Membentuk Diferensiasi Produk,

a. X1 dengan Y jika X2, X3, X4, dan X5 sebagai variabel kontrol

X1 Y
X1 1.0000 .2944
( 0) ( 69)
P = . P = .13

Y .2944 1.0000
( 69) ( 0)
P = .13 P= .

b. X2 dengan Y jika X1, X3, X4, dan X5 sebagai variabel kontrol

X2 Y
X2 1.0000 .0695
( 0) ( 69)
P = . P = .565

Y .0695 1.0000
( 69) ( 0)
P = .565 P= .

c. X3 dengan Y jika X1, X2, X4, dan X5 sebagai variabel kontrol

X3 Y
X3 1.0000 .0165
( 0) ( 69)
P = . P = .891

Y .0165 1.0000
( 69) ( 0)
P = .891 P= .

d. X4 dengan Y jika X1, X2, X3, dan X5 sebagai variabel kontrol

X4 Y
X4 1.0000 .1832
( 0) ( 69)
P = . P = .126

Y .1832 1.0000
( 69) ( 0)
P = .126 P= .

31
Jurnal Wacana Ekonomi, Juni 2002. Vol. 1, No. 1

e. X5 dengan Y jika X1, X2, X3, dan X4 sebagai variabel kontrol

X5 Y
X5 1.0000 .3121
( 0) ( 69)
P = . P = .008

Y .3121 1.0000
( 69) ( 0)
P = .008 P= .

3.2 Regresi Ganda

Dengan menggunakan software SPSS diperoleh harga korelasi regresi sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Perhitungan Regresi Ganda

Model Summary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .582a .338 .290 2.3587
a. Predictors: (Constant), Bentuk, Warna, Ukuran, Bahan,
Label

Tabel 2. Anova

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 196.124 5 39.225 7.050 .000a
Residual 383.876 69 5.563
Total 580.000 74
a. Predictors: (Constant), Bentuk, Warna, Ukuran, Bahan, Label
b. Dependent Variable: Diferensiasi

3.3 Uji Signifikansi

Kemudian setelah diperoleh harga korelasi dilakukan pengujian keberartian agar diketahui signifikansinya.
Adapun hasil perhitungan dengan α = 0,05 dapat dilihat dalam tabel berikut:

32
Ramdhani-Peranan Inovasi Kemasan dalam Membentuk Diferensiasi Produk,

Tabel 3.
thitung &
Variabel ttabel & Ftabel
Fhitung
X1 → Y 2,559 1,98
X2 → Y 0,578 1,98
X3 → Y 0,137 1,98
X4 → Y 1,548 1,98
X5 → Y 2,729 1,98
X1 sd. X5 → Y 7,050 2,35

4 Pembahasan

Hasil perhitungan X1 dengan Y jika X2, X3, X4, dan X5 sebagai variabel kontrol diperoleh harga korelasi
sebesar 0,2944. nilai ini berada pada interval 0,20 – 0,399, dimana angka tersebut menunjukan bahwa
korelasi rendah, tetapi masih memiliki pengaruh dalam membentuk diferensiasi produk. Sedangkan thitung
sebesar 2,559 dan ttabel 1,98 (thitung > ttabel). Artinya terdapat peranan yang signifikan antara ukuran kemasan
(X1) dengan Y (diferensiasi produk).

Hasil perhitungan X2 dengan Y jika X1, X3, X4, dan X5 sebagai variabel kontrol diperoleh harga korelasi
sebesar 0,0695. nilai ini berada pada interval 0,00 – 0,199, dimana angka tersebut menunjukan bahwa
korelasi sangat rendah. Sedangkan thitung sebesar 0,578 dan ttabel 1,98 (thitung < ttabel). Artinya tidak terdapat
peranan yang signifikan antara warna kemasan (X2) dengan Y (diferensiasi produk).

Hasil perhitungan X3 dengan Y jika X1, X2, X4, dan X5 sebagai variabel kontrol diperoleh harga korelasi
sebesar 0,0165. nilai ini berada pada interval 0,00 – 0,199, dimana angka tersebut menunjukan bahwa
korelasi sangat rendah. Sedangkan thitung sebesar 0,137 dan ttabel 1,98 (thitung < ttabel). Artinya tidak terdapat
peranan yang signifikan antara bahan kemasan (X3) dengan Y (diferensiasi produk).

Hasil perhitungan X4 dengan Y jika X1, X2, X3, dan X5 sebagai variabel kontrol diperoleh harga korelasi
sebesar 0,1832. nilai ini berada pada interval 0,00 – 0,199, dimana angka tersebut menunjukan bahwa
korelasi sangat rendah. Sedangkan thitung sebesar 1,548 dan ttabel 1,98 (thitung < ttabel). Artinya tidak terdapat
peranan yang signifikan antara label kemasan (X4) dengan Y (diferensiasi produk).

Hasil perhitungan X5 dengan Y jika X1, X2, X3, dan X4, sebagai variabel kontrol diperoleh harga korelasi
sebesar 0,3121. nilai ini berada pada interval 0,20 – 0,399, dimana angka tersebut menunjukan bahwa
korelasi rendah, tetapi masih memiliki pengaruh dalam membentuk diferensiasi produk. Sedangkan thitung
sebesar 2,729 dan ttabel 1,98 (thitung > ttabel). Artinya terdapat peranan yang signifikan antara bentuk kemasan
(X5) dengan Y (diferensiasi produk).

Tabel 1 menunjukan hasil perhitungan regresi ganda yaitu sebesar 0,582, nilai ini berada pada interval 0,40
– 0,599. Angka ini menunjukan bahwa tingkat hubungan variabel X (inovasi kemasan) terhadap variabel Y
adalah sedang. Sedangkan Fhitung sebesar 7,050 dan Ftabel sebesar 2,35 (Fhitung > Ftabel). Artinya terdapat
peranan yang signifikan antara inovasi kemasan dalam membentuk diferensiasi produk.

33
Jurnal Wacana Ekonomi, Juni 2002. Vol. 1, No. 1

Coefficientsa

Standardi
zed
Unstandardized Coefficien
Coefficients ts
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .585 4.076 .144 .886
Ukuran .425 .166 .311 2.559 .013
Warna .109 .188 .057 .578 .565
Bahan 4.479E-02 .326 .016 .137 .891
Label .562 .363 .179 1.548 .126
Bentuk .386 .141 .291 2.729 .008
a. Dependent Variable: Diferensiasi

5 Kesimpulan

Elemen yang paling berpengaruh dari hasil inovasi kemasan yang dilakukan Aqua adalah pada bentuk
kemasan. Hal ini ditunjukan dari hasil korelasi masing-masing elemen dalam peranannya membentuk
diferensiasi produk, dimana elemen bentuk kemasan mempunyai harga korelasi tertinggi. Artinya,
konsumen dapat dengan mudah membedakan produk AMDK Aqua dengan produk AMDK lainnya.
Elemen kedua dalam kemasan Aqua sebagai poin pembeda adalah pada ukuran kemasan, dimana Aqua
memiliki lebih banyak variasi ukuran dan memiliki perbedaan dengan produk AMDK lainnya. Sedangkan
pada elemen lainnya yakni warna, bahan serta label konsumen merasa lebih kesulitan untuk dapat
membedakan produk Aqua dengan produk AMDK lainnya. Misalnya pada unsur warna, hampir semua
produk AMDK memiliki kesamaan dalam warna kemasannya.

Berdasarkan hasil korelasi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa inovasi yang telah dilakukan oleh
AMDK Aqua bisa dikatakan cukup berhasil, dimana hal ini dipengaruhi oleh inovasi yang telah dilakukan
Aqua pada desain kemasannya yang mencakup ukuran, warna, bahan, label, dan bentuk kemasan. namun
walau begitu Aqua harus tetap berusaha untuk dapat membuat produknya tetap memiliki perbedaan, baik
dari segi penawaran maupun secara fisik. Hal ini dapat dimaksudkan agar Aqua mampu mempertahan
pangsa pasarnya di bisnis AMDK di Indonesia.

34
Ramdhani-Peranan Inovasi Kemasan dalam Membentuk Diferensiasi Produk,

Daftar Pustaka

1. Danger, E.P., (1992), Memilih Warna dalam Kemasan: Pedoman Aplikasi, PT. Pustaka Binaman Pressindo,
Jakarta.

2. Fandy Tjiptono, (1998), Strategi Pemasaran, edisi kedua, cetakan kedua, ANDI Yogyakarta.

3. Henky Nyotowidjaya, (1995), Strategi Aqua dalam Mempertahankan Posisinya Sebagai Market Leader, edisi
Januari-Februari, jurnal Magister Manajemen, IPWI, Jakarta.

4. Husein Umar, SE., MM., MBA, (1999), Metodologi Penelitian: Aplikasi dalam Pemasaran, PT. Gramedia,
Jakarta.

5. Iwan Wirya, (1999), Kemasan yang Menjual: Menang Bersaing Melalui Kemasan, PT. Gramedia, Jakarta.

6. Kotler, Philip, (1997), Manajemen Pemasaran: Analsis, Perencanaan, Implementas, dan Pengendalian, Jilid 1-2,
Edisi Bahasa Indonesia, PT. Prenhallindo, Jakarta.

7. Singggih Santoso, (2001), SPSS Versi 10, Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.

8. Sugiono, DR, (2001), Metode Penelitian Administrasi, cetakan kedelapan, Alfabeta, Bandung.

9. Sutisna, SE., ME. (2001), Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, cetakan pertama, PT. Remaja
Rosdakarya.

35
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai