QBL 3 BPH
QBL 3 BPH
Disusun oleh :
Kelas G
Tutor Keperawatan Medikal Bedah II
3. Prevelensi BPH
Secara spesifik,sekitar 43% laki-laki berusia 40-an akan tampak jelas
mengalami BPH . 50% laki-laki pada usia 50-an,75%-88% laki-laki pada usia 80-
an,Dan hampir 100 % laki-laki yang berusia 90 tahun keatas.
Prevelensi BPH pada tingkat yang cukup akan menyebabkan LUTS yang
mengganggu mulai dari derajat sedang hingga berat namun bervarisi dari sekitar 17%
laki-laki pasa usia 50—an,27% laki-laki usia 60-an dan 30% laki-laki pada usia 70-an.
Orang eropa dan afrika amerika memiliki angka prevelensi BPH yang
serupa,namun asia amerika censerung memiliki angka BPH yang lebih rendah.
Insiden BPH paling rendah diantara imigran dan meningkat pada generasi
berikutnya yang menunnjukkan adanya perbedaan llingkungan dan ras.
Etiologi BPH
Mutiara Tobing
Fiqih Nur Aida
Kelenjar prostat sangat tergantung pada hormon androgen. Faktor lain yang erat
kaitannya dengan BPH adalah proses penuaan.
Faktor kemungkinan penyebab antara lain:
1. Dihydrotestosteron
Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen menyebabkan epitel dan stroma dari
kelenjar prostat mengalami hiperplasia
2. Perubahan keseimbangan hormon estrogen-testosteron
Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon estrogen dan penurunan testostero
yang mengakibatkan hiperplasia stroma
3. Interaksi stroma-epitel
Peningkatan epidermal gorwt faktor atau fibroblast growth faktor dan penururnan
transforming growth faktor beta menyebabkan hiperplasia stroma dan epitel
4. Berkurangnya sel yang mati
Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup stroma dan epitel dari
kelenjar prostat
5. Teori sel stem
Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transit
Pemeriksaan Penunjang
Menurut doenges (1999), pemeriksaan penunjang yang mesti dilakukan pada pasien dengan
BPH adalah:
1. Laboratorium
a. Sedimen urin
Untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi saluran kemih.
b. Kultur urin
Mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi sekaligus menentukan
sensitifikasi kuman terhadap beberapa antimikroba yang diujikan.
c. Pemeriksaan PSA (Prostate Specific Antigen)
PSA disintesis oleh sel epitel prostat dan bersifat organ specific tetapi bukan
cancer specific. Kadar PSA di dalam serum dapat mengalami peningkatan pada
keradangan, setelah manipulasi pada prostat (biopsi prostat atau TURP), pada retensi
urine akut, kateterisasi, keganasan prostat, dan usia yang makin tua. Serum PSA dapat
dipakai untuk meramalkan perjalanan penyakit dari BPH; dalam hal ini jika kadar
PSA tinggi berarti:
1) pertumbuhan volume prostat lebih cepat,
2) keluhan akibat BPH/laju pancaran urine lebih jelek, dan
3) lebih mudah terjadi retensi urine akut
2. Pencitraan
1) Foto polos abdomen
Mencari kemungkinan adanya batu saluran kemih atau kalkulosa prostat dan
kadang menunjukan bayangan buli-buli yang penuh terisi urin yangf merupakan
tanda dari retensi urin.
4) Systocopy
Untuk mengukur besar prostat dengan mengukur panjang uretra parsprostatika
dan melihat penonjolan prostat ke dalam rectum.
Zahrotul Mutingah (1710711088)
Chaerani (1710711096)
2. Penghambat 5α-Reduktase
Penghambat 5α-Reduktase memperlambat pertumbuhan
prostat dengan menghambat konversi testosteron menjadi
dihidrotestosteron (DHT) pada kelenjar prostat. Inhibitor
ini juga menurunkan kadar PSA serum dan dapat
menyamarkan kejadian kanker prostat.
Contoh obat dalam kategori inu adalah finasteride
(proscar) dan dutasteride (avodart). Obat-obatan ini harus
dimakan selama 6-12 bulan untuk menilai kemampuan
maksimum untuk menghilangkan LUTS yang
mengganggu.
Karena 5α-Reduktase juga dapat bekerja pada jaringan hepar
dan finasteride utamanya dimetabolisme oleh hati, uji fungsi
hati penting dilakukan sebelum terapi dimulai.
Efek sampingnya ringan dan meliputi perunuran volume
ejakulasi, penurunan libido, dan disfungsi ereksi pada 1%-5%
laki-laki yang mengonsumsi salah satu obat ini. Kedua agens
dapat menyebabkan perkembangan abnormal fetus laki-laki.
Oleh karena itu, wanita hamil tidak boleh menyentuh obat
tanpa sarung tangan atau berkontak dengan semen dari laki-
laki yang mengonsumsi obat ini.
Beberapa pria dengan BPH mungkin tidak memperhatikan gejala apapun. Mereka
mungkin tidak tahu bahwa mereka memiliki masalah prostat sampai mereka tiba-tiba
mengalami ketidakmampuan menyakitkan untuk buang air kecil. Kondisi ini dikenal sebagai
retensi urin akut. Ini menuntut penanganan segera. Jika tidak, komplikasi lain mungkin
terjadi.
● Komplikasi dapat berupa: perdarahan, infeksi, obstruksi persisten, pergeseran kateter
yang tidak disengaja, stenosis uretra, epididimitis, inkontinensia urine, disfungsi
ereksi, ejakulasi retrograde.
● Klien dengan kandung kemih yang terlalu aktif, frekuensi berkemih, dan urgensi
sensorik pada awalnya dapat menemukan adanya peningkatan frekuensi kebocoran
urine atau inkontinensia urine.
● Disfungsi ereksi terjadi hanya jika saraf mengalami kerusakan selama pembedahan
reseksi prostat
● Ejakulasi retrograd terjadi karena verumontanum rusak selama kebanyakan bedah
prostat sehingga semen masuk ke dalam kandung kemih dan dikeluarkan saat
berkemih
● Retensi urin akut
Ini adalah ketidakmampuan mendadak untuk buang air kecil. Kandung kemih menjadi
bengkak dan nyeri. Ini adalah keadaan darurat yang memerlukan perhatian medis
segera.
Infeksi saluran kemih
Urin sisa yang disebabkan oleh BPH dapat menyebabkan infeksi saluran kemih
rekuren.
BPH dapat meningkatkan risiko pembentukan batu kandung kemih. Pasir/batu dalam
urin BPH dapat menyebabkan perdarahan.
BPH dapat menyebabkan obstruksi saluran kandung kemih. Bila kandung kemih
harus bekerja lebih keras untuk mendorong urin keluar dalam jangka waktu yang
lama, dinding otot kandung kemih membentang dan melemahkan dan tidak lagi
berkontraksi dengan benar.
BPH berat dapat menyebabkan air seni kembali ke dalam dan merusak ginjal.
Hidronefrosis, uremia dan bahkan gagal ginjal bisa terjadi.
Dipercaya bahwa BPH tidak menyebabkan kanker, namun kedua kondisinya bisa ada
bersamaan.
Askep benigna prostat
A. Pengkajian
c. intervensi