04211940000048
Kelas Pancasila 6
Departemen FTK Teknik Sistem Perkapalan
Noor Bakry menjelaskan bahwa Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan hasil
perenungan yang mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia. Hasil perenungan itu
semula dimaksudkan untuk merumuskan dasar negara yang akan merdeka. Beberapa ciri
berpikir kefilsafatan meliputi: (1). sistem filsafat harus bersifat koheren ; (2). sistem filsafat
harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala yang terdapat dalam
kehidupan manusia ; (3). sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk
perenungan mendalam yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek
yang sangat fundamental ; (4). sistem filsafat bersifat spekulatif. Sastrapratedja menegaskan
bahwa fungsi utama Pancasila menjadi dasar negara dan dapat disebut dasar filsafat adalah
dasar filsafat hidup kenegaraan atau ideologi negara. Pancasila sebagai dasar filsafat negara
(Philosophische Grondslag) nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
mendasari seluruh peraturan hukum yang berlaku di Indonesia. Artinya, nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan harus mendasari seluruh peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pancasila sebagai genetivus-objektivus, artinya nilai-nilai
Pancasila dijadikan sebagai objek yang dicari landasan filosofisnya berdasarkan sistem-sistem
dan cabang-cabang filsafat yang berkembang di Barat. Pancasila sebagai Genetivus
Subjectivus memerlukan landasan pijak filosofis yang kuat yang mencakup tiga dimensi, yaitu
landasan ontologis, landasan epistemologis, dan landasan aksiologis. Beberapa bentuk
Yasmine Noor Ramadhani
04211940000048
Kelas Pancasila 6
Departemen FTK Teknik Sistem Perkapalan
tantangan terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat muncul dalam bentuk-bentuk Kapitalis dan
Komunisme .
Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa Indonesia,
juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan
kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku. Istilah “etika”
berasal dari bahasa Yunani, “Ethos” yang artinya tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Secara etimologis, etika
berarti ilmu tentang segala sesuatu yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik,
baik pada diri seseorang maupun masyarakat. Ada beberapa aliran etika yang dikenal dalam
bidang filsafat, meliputi etika keutamaan, teleologis, deontologis.
Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk
mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Beberapa
alasan mengapa Pancasila sebagai sistem etika itu diperlukan dalam penyelenggaraan
kehidupan bernegara di Indonesia, meliputi hal-hal sebagai berikut: Pertama, dekadensi moral
yang melanda kehidupan masyarakat, terutama generasi muda sehingga membahayakan
kelangsungan hidup bernegara. Kedua, korupsi akan merajalela karena para penyelenggara
negara tidak memiliki rambu-rambu normatif dalam menjalankan tugasnya. Ketiga, kurangnya
rasa perlu berkontribusi dalam pembangunan melalui pembayaran pajak. Keempat,
pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara di Indonesia ditandai
dengan melemahnya penghargaan seseorang terhadap hak pihak lain.