Anda di halaman 1dari 4

1.

Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah sebuah uji untuk melihat suatu nilai residual terdistribusi normal atau tidak.
Uji normalitas tidak dilakukan pada masing-masing variabel akan tetapi pada nilai residualnya. Uji
normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal P Plot, uji Chi Square, Skewness dan
Kurtosis atau uji Kolmogorov Smirnov.

Uji Linearitas
Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai
hubungan linear atau tidak. Uji ini jarang digunakan pada berbagai penelitian, karena
biasanya model dibentuk berdasarkan telaah teoretis bahwa hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikatnya adalah linear. Hubungan antar variabel
yang secara teori bukan merupakan hubungan linear sebenarnya sudah tidak dapat
dianalisis dengan regresi linear, misalnya masalah elastisitas.

Uji Otokorelasi
Uji otokolerasi adalah suatu keadaan dimana variabel pengganggupada periode
tertentu berkolerasi dengan variabel penganggu pada periode lain sehingga variabel
gangguan tidak acak. Otokolerasi hanya muncul dalam data runtut waktu dan
ditandai oleh pola kesalahan yang beruntun.

Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas adalah uji untuk melihat ada atau tidaknya kolerasi yang tinggi antara
variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di
antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel
terikatnya menjadi terganggu.
Beberapa alternatif cara untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah sebagai berikut:
1.Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang tinggi.
2. Menambah jumlah observasi.
3. Mentransformasikan data ke dalam bentuk lain, misalnya logaritma natural, akar kuadrat atau
bentuk first difference delta.

Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melakukan uji apakah pada sebuah model regresi terjadi ketidaknyamanan
varian dari residual dalam satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Apabila varian berbeda,
disebut heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas
pada suatu model regresi linier berganda, yaitu dengan melihat grafik scatterplot atau dari nilai
prediksi variabel terikat yaitu SRESID dengan residual error yaitu ZPRED. Apabila tidak terdapat
pola tertentu dan tidak menyebar diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y, maka dapat
disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk model penelitian yang baik adalah yang tidak
terdapat heteroskedastisitas.

Uji Endoginetis
Uji yang dilakukan dari asumsi bahwa suatu persamaan tunggal bisa menjelaskan hubungan secara
keseluruhan. Variabel penjelas bersifat endogeneous yang dapat terjadi karena adanya kolerasi
antara variabel pengganggu dari variabel endogen model lain yang menjadi variabel penjelas
model diamati sekarang dengan variabel pengganggu model yang sedang diamati.
2. Hambatan keuangan:
- Tidak memiliki kontribusi ekuitas yang cukup
- Sulit untuk mendapatkan dukungan keuangan dari pemerintah
- Sulit untuk mendapatkan pinjaman dari bank
- Tidak mempunyai cukup uang untuk menjalankan bisnis ini
- Fasilitas kredit bank memiliki suku bunga yang tinggi
b. Hambatan ekonomi dan teknologi:
- Sistem telekomunikasi yang buruk untuk bisnis
- Tingkat inflasi yang tinggi dalam perekonomian
- Bisnis memiliki biaya produksi yang tinggi
- Kurangnya ketersediaan teknologi
- Pemerintah mengenakan pajak tinggi dan tarif lainnya
c. Hambatan infrastruktur
- Kurangnya dukungan dari pemerintah untuk bisnis
- Masalah listrik dan gas untuk bisnis
- Biaya tinggi pendaftaran dan izin usaha
- Jalan yang buruk merupakan kendala utama bagi usaha
- Penyediaan air juga masalah besar bagi bisnis

 Pasar monopoli

Struktur pasar monopoli hanya memiliki pengusaha tunggal dalam pasar dan tanpa pesaing. Pasar
dengan struktur ini memiliki barang substitusi yang tidak sempurna. Harga produk monopoli tetap
bertahan dan permintaan tidak akan menurun meski harga produk lain menurun. Pengusaha
tunggal ini dapat sepenuhnya menetapkan harga jual, kuantitas produk siserta kebijakan lainnya.
Pada struktur ini, hanya ada satu perusahaan tetapi memungkinkan jumlah penjual produk lebih
dari satu tanpa adanya komoditas pengganti. Selain itu tidak ada keleluasaan untuk memasuki
pasar dan penggunaan iklan tidak diperlukan. Contohnya seperti PLN, PDAM, PT KAI,
Pertamina dan lain-lain.
 Pasar oligopoli

Pada struktur pasar oligopoli, jumlah penjual dengan barang substitusi sangat sedikit. Kurva
permintaan yang berlaku memiliki elastisitas silang yang tinggi. Jumlah perusahaan dalam pasar
yang sedikit membuat struktur pasar ini tidak memberikan keleluasaan untuk memasuki pasar.
Selain itu, penetapan harga harus disepakati bersama oleh setiap perusahaan yang ada di dalam
pasar. Contoh dari pasar oligopoli anta lain industri motor, industri air mineral, industri
rokok dan lain sebagainya.

 Pasar persaingan monopolistik

Struktur pasar persaingan monopolistik adalah gabungan antara struktur pasar persaingan
sempurna dan monopoli. Pada struktur ini, perusahaan diberi keleluasaan untuk masuk dan keluar
dari pasar. Selain itu, barang yang dihasilkan beragam dan tidak sejenis. Contoh dari pasar
monoplistis seperti produsen sabun, sampo, pasta gigi, motor, dan sebagainya.

3. 1. Menentukan berapa pendapatan yang ingin dihasilkan dari produk tersebut.

Besarnya pendapatan disini artinya menghasilkan pemasukan dimana uang tersebut tidak hanya
untuk menutupi berbagai biaya yang muncul tapi juga mendapatkan profit yang digunakan untuk
mengembangkan usaha. Kesalahan yang jamak terjadi ialah pengusaha menganggap tingkat
penjualan hanya ditentukan oleh harga semata. Padahal besarnya penjualan sangat tergantung pada
pemilihan konsumen dan strategi penjualan yang tepat.

2. Menentukan prioritas usaha

Meningkatkan market share melalui produk yang kita hasilkan juga tidak boleh dilupakan. Yang
harus diingat adalah produk harusnya dikenal karena berkualitas, bukan hanya karena harga murah
semata.

3. Mempertimbangkan kemampuan konsumen.

Dalam menentukan harga, perusahaan yang baik akan menggunakan berbagai alat dan faktor untuk
mengukur kemampuan konsumen. Semakin tahu kondisi konsumen yang dituju, maka akan
semakin tahu pula berapa harga jual yang bisa dipatok. Melakukan survei berdasar demografis dan
barang apa saja apa yang biasa di beli adalah jenis riset yang dapat membantu memberikan
gambaran berapa harga yang mestinya ditentukan.

4. Biaya Produksi.
Besarnya biaya produksi juga menjadi dasar penentuan harga yang tentu saja ditambah dengan
profit yang diinginkan. Perlu diingat bahwa biaya sebuah produk tidak hanya yang nampak, tapi
juga termasuk biaya overhead.

5. Sesuai dengan target awal.

Menetapkan target pendapatan juga merupakan bagian penting dalam menetapkan harga. Faktor
yang menentukan harga produk diantaranya, biaya produksi, biaya pemasaran, dan promosi.

6. Mengetahui harga kompetitor.

Mengetahui harga kompetitor bisa jadi membantu kita dalam menentukan harga jual produk
Misalnya, apakah produk kompetitor sebanding dengan produk kita. Jika iya, maka harga
kompetitor tersebut kita jadikan patokan. Perhatikan pula apakah produk yang kita hasilkan
memiliki added value dibandingkan dengan produk pesaing.

7. Monitor harga.

Setelah harga ditentukan, maka memonitor harga secara berkelanjutan harus dilakukan karena
harga juga menentukan tingkat keuntungan yang didapatkan.

Anda mungkin juga menyukai