Anda di halaman 1dari 20

MINI RISET

PERKEMBANGAN JUMLAH PENDDUDUK DUNIA SAAT INI SEJAK PENCIPTAAN

MINI RISET
Mk : PEND. AGAMA
KRISTEN PROTESTAN
Prodi : S1 Pendidikan Teknik
Bangunan
Prodi Pend. Teknik Bangunan
Skor Nilai :

DISUSUN OLEH :

NAMA : AGNES T.D SITOMPUL

NIM : 5183311007

Dosen Pengampu : Pdt. Selfi Sihombing. S.Th.,M.Si.,M.Pdk

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia -Nya
sehingga saya dapat menyusun MINI RISET ini yang berjudul tentang “ PERKEMBANGAN
JUMLAH PENDUDUK DUNIA SAAT INI SEJAK PENCIPTAAN “ dengan lancar dan tepat
waktu.

Saya menyadari dalam membuat laporan Mini Riset ini bukanlah semata mata hanya
karena kerja saya namun dibantu oleh teman saya dan juga arahan dari dosen pengampu. Mini
Riset ini berisikan tentang Perkembangan Jumlah Penduduk Dunia Saat Ini Sejak Penciptaan.

Saya menyadari bahwa tiada gading yang tidak retak. Meski telah disusun dengan
maksimal tentu laporan MR ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Medan , Mei 2020

Agnes TD Sitompul

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................... i

Daftar isi.................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan.................................................................................................. 3

1.3. Tujuan...................................................................................................... 3

BAB II IDENTITAS REFERENSI BUKU............................................................ 4

BAB III KERANGKA BERPIKIR......................................................................... 5

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................ 7

4.1. Perkembangan Jumlah Populasi Dari

Awal Penciptaan Hingga Sekarang.......................................................... 7

4.2. Kedatangan Kekristenan Di Nusantara.............................................. 10

4.3 Kesulitan................................................................................................. 14

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................

5.1. Kesimpulan................................................................................................ 16

5.2. Saran........................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pertumbuhan populasi dunia terjadi begitu cepat dari masa ke masa. Bumi merupakan satu-
satunya planet yang menjadi tempat tinggal manusia semakin padat menampung jutaan kelahiran
bayi tiap harinya. Pertumbuhan populasi yang tidak terkendali akan menyebabkan kepadatan
penduduk. Hal ini merupakan fenomena yang terjadi, karena program menahan laju
pertumbuhan penduduk yang belum berhasil.

Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan jumlah penduduk dunia akan mencapai angka


tujuh miliar pada Oktober 2011, meningkat hampir dua ratus persen dibandingkan tahun 1950
yang hanya berjumlah 2,5 miliar jiwa (Liu, www.kompas.com, Juli 2011). Leeuwenhoek seorang
ahli geometri dalam buku How Many People Can The Earth Support? Karya Joel Cohen seorang
ahli biologi populasi mengatakan, kawasan daratan yang berpenghuni di bumi luasnya 13.385
kali luas Belanda, jadi bumi hanya bisa menampung kurang dari 13.385 miliar manusia (Kunzig,
2011: 28). Kondisi seperti itu mungkin akan terjadi mengingat laju pertumbuhan populasi yang
kian melesat.

Diperkirakan masa ledakan pertumbuhan populasi berakhir di tahun 2050, bumi akan
dipenuhi lebih dari sembilan miliar jiwa. Tantangannya adalah bagaimana saling berbagi dan
menjaga keberlanjutan bumi dan meningkatkan kesejahteraan dengan semakin banyaknya orang
di dunia. Dwight E. Lee dan Devey Bland menuliskan angka pertama yang dikemukakan
mengenai jumlah penduduk dunia hanya sejumlah 125.000 orang, diperkirakan hidup satu juta
tahun yang lalu (Mantra, 2000: 45). Tapi kini pertumbuhan populasi yang cepat menimbulkan
keuntungan dan kerugian terhadap kelangsungan hidup manusia di dunia. Manusia merupakan
makhluk hidup yang secara lahiriah diciptakan menjadi individu, namun dalam kehidupan
manusia tidak dapat dipisahkan dengan lingkungannya. Maka manusia juga dikenal sebagai
makhluk sosial. Populasi dunia yang terus meningkat juga akan menimbulkan beragam
permasalahan salah satunya adalah masalah kependudukan.

1
Besarnya populasi dianggap telah menimbulkan ketimpangan global karena sumber daya
alam (SDA) yang ada tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan seluruh manusia. Hal inilah
yang dituduh sebagai penyebab kemiskinan, 4 kehancuran lingkungan, dan kerawanan sosial
(Rikasari, www.detik.com, Juli 2010). Keadaan seperti itu seperti sudah ditakdirkan dari awal
kemunculan manusia, Toynbee dalam Daldjoeni mengatakan sejak dari awal sejarahnya manusia
memang selalu terancam dengan dunia luarnya. Tantangan dari lingkungan alam berupa iklim,
perairan, tanah, hutan, harus dijawab sendiri oleh akalnya.

Manusia juga diposisikan sebagai makhluk yang lebih kuat bertahan hidup dengan alat-alat
yang dibuatnya guna mempertahankan diri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Keharusan
manusia untuk menjawab semua tantangan dari lingkungan merupakan salah satu pendorong
bagi perkembangan peradabannya. Data mencatat pada tahun 1650 jumlah penduduk negara
Eropa, Amerika Serikat, Amerika Tengah dan Amerika Selatan sebesar 113 juta jiwa, pada tahun
1750 menjadi 152,4 juta jiwa, dan kemudian satu abad berikutnya menjadi 325 juta jiwa
penduduk dunia. Jadi dalam dua abad jumlahnya menjadi tiga kali lipat (Mantra, 2000: 59).

Pada 1975 hanya ada tiga kota di seluruh dunia yang berpenduduk 10 juta jiwa. Kini ada 21
megakota serupa, sebagian besar di negara berkembang yang daerah perkotaanya menyerap
penduduk dunia yang terus bertambah banyak. Tingginya laju pertumbuhan penduduk di
beberapa bagian dunia membuat ilmuwan semakin giat berpikir untuk menganalisis fenomena
kemanusiaan tersebut, maka lahirlah beberapa ilmuwan demografi dengan teori-teorinya.

Sekarang memasuki abad ke-20 apa yang diramalkan seorang Malthus menjadi kenyataan.
Dunia semakin tidak mampu menampung pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Akibat dari
masalah kependudukan juga sudah mulai menghantui dunia. Kini, baru orang-orang mulai
percaya teori yang disampaikan Malthus tersebut. Fenomena dan kutipan-kutipan di atas
hanyalah bagian dari pemberitaan serta fakta tentang masalah kependudukan yang kini sedang
terjadi. Manusia sebagai aktor utama terhadap kelangsungan kehidupan bumi seisinya. Maka
banyak dampak yang timbul akibat ulah manusia terhadap tempat tinggalnya (bumi) sering
diulas di berbagai media cetak maupun elektronik.

2
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perkembangan jumlah populasi dari awal penciptaan hingga sekarang ?


2. Bagaimana kedatangan kekristenan di Nusantara ?
3. Apa saja masalah atau kesulitan dalam kependudukan akibat meningkatnya populasi ?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui perkembangan jumlah populasi dari awal penciptaan hingga sekarang


2. Untuk memahami awal kedatangan kekristenan di Nusantara
3. Untuk mengetahui kesulitan yang dialami akibat meningkatnya populasi

3
BAB II

IDENTITAS REFERENSI BUKU

2.1 Buku I

Judul : Manusia Dari Penciptaan Sampai Kekekalan


Penulis : Hendra Rey
Tahun : 2002
Penerbit : Yayasan Penerbit Gandum Mas
Kota Terbit : Bandung
Jumlah Halaman : 138

2.2 Buku II

Judul : Sejarah Perkembangan Populasi


Penulis : Christian Science
Tahun : 1992
Penerbit : CV. Sinar Baru
Kota Terbit : Bandung
Jumlah Halaman :127

2.3 Buku III

Judul : Populasi dalam Ilmu Theologi


Penulis : Nico Syukur Dister
Tahun : 1999
Penerebit : Kanisius
Kota Terbit : Yogyakarta
Jumlah Halaman : 275

Buku IV

Alkitab

4
BAB III

KERANGKA BERPIKIR

Manusia memegang peran sebagai lakon utama dalam setiap tindakan yang
dilakukannya. Ledakan populasi dunia merupakan salah satu akibat yang ditimbulkan oleh
perilaku manusia sendiri. Kurangnya kontrol dan tanggung jawab terhadap kuantitas keturunan
menjadikan percepatan laju pertumbuhan penduduk semakin meningkat dalam jangka waktu
lima dasawarsa terakhir.

Hal ini semakin memprihatinkan ketika jumlah populasi yang kian meningkat tanpa
dibarengi dengan peningkatan sarana dan prasarana yang memadai dalam menunjang kehidupan
yang manusiawi. Fenomena masalah kependudukan yang terjadi secara global sekarang, seperti
peristiwa yang terjadi karena efek domino.

Permasalahan kependudukan awalnya terjadi karena kuantitas populasi global yang tak
dapat terbendung. Keadaan tersebut menimbulkan rentetan masalah baru, yang kesemua
korbannya menjadi beban manusia juga. Masalah yang timbul akibat ledakan populasi global
antaralain kemiskinan, kerusakan lingkungan, ketahanan pangan terancam, pengangguran,
tingginya angka kematian ibu dan bayi, kriminalitas, dan kualitas kesehatan dan pendidikan yang
buruk.

Mayoritas umat Kristen Indonesia adalah umat Protestan. Dari 23,5 juta total penduduk
Indonesia beragama Kristen, sekitar 16,5 juta orang mengikuti ajaran-ajaran Protestan,
sementara7 juta orang lainnya mengikuti ajaran-ajaran Katolik. Komunitas-komunitas Kristen
tersebar secara tidak merata di seluruh negeri. Namun, seperti yang bisa dilihat dari peta di
bawah, kebanyakan dari komunitas ini bertempat tinggal di wilayah Timur Indonesia yang
memiliki kepadatan penduduk lebih rendah.

5
Agama Kristen bermula sebagai sebuah sekte agama Yahudi di kawasan Syam, Timur
Tengah, pada pertengahan abad pertama tarikh Masehi. Selain agama Yahudi era kenisah kedua,
keyakinan-keyakinan besar yang turut mempengaruhi agama Kristen perdana adalah agama
Majusi dan ajaran-ajaran Gnostik. 

John Bowker berpendapat bahwa gagasan-gagasan Kristen seperti "para malaikat, kiamat,
pengadilan terakhir, kebangkitan, serta surga dan neraka mendapatkan bentuk dan maknanya dari
kepercayaan-kepercayaan agama Majusi". Agama Kristen mula-mula bertumbuh di bawah
kepemimpinan kedua belas rasul, khususnya Petrus dan Paulus, yang dilanjutkan oleh
para uskup perdana yang dihormati oleh umat Kristen selaku pengganti para rasul.

6
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 PERKEMBANGAN JUMLAH POPULASI DARI AWAL PENCIPTAAN HINGGA


SEKARANG
Pada Kejadian 1:26-28, “26 Berfirmanlah Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut
gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung burung-burung
di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di
27
bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah
28
diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka. Allah memberkati mereka,
lalu Allah berfirman kepada mereka : “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi
dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas
segala binatang yang merayap di bumi.” Pada ayat ini dijelaskan bahwa manusia diciptakan
segambar dan serupa dengan Allah. Dan manusia diberi kuasa atas ciptaan Allah yang ada di
bumi serta Allah berfirman agar semua semakin bertambah banyak sehingga kita dapat mengisi
dan memenuhi bumi. Sehingga manusia diberi kuasa oleh Allah untuk beranakcucu.

Kemudian pada Kejadian 2, dijelaskan bahwa Allah membentuk manusia dari debu tanah dan
menghembuskan nafas kehidupan ke dalam hidungnya, demikianlah manusia menjadi makhluk
hidup. Selanjutnya Allah membuat Taman Eden untuk tempat manusia pertama yang
diciptakanNya. Di Taman Eden Allah menumbuhkan berbagai pohon dari bumi dan di Taman
Eden Ada 4 sungai yang mengaliri Taman Eden untuk membasahi taman itu. Yang pertama
yakni sungai Pison, lalu yang kedua yaitu sungai Gihon, kemudian yang ketiga adalah sungai
Tigris dan syang keempat adalah sungai Efrat.

Manusia pertama diciptakan Allah Adalah seorang laki-laki yang diberi nama Adam.
Kemudian Allah mengatakan bahwa tidak baik untuk hidup seorang diri sehingga Allah
mengambil salah satu rusuk, dibangunNya lah seorang perempuan dan memberi nama Hawa.

Kemudian, Adam dan Hawa melanjutkan untuk berketurunan sampai kepada manusia sekarang
sehingga populasi di bumi bertambah banyak.

7
Manusia diperkirakan hidup di dunia sudah sekitar dua juta tahun yang lalu. Pada waktu
itu jumlahnya masih sangat sedikit. Bahkan pada 10.000 tahun sebelum masehi, penduduk dunia
diperkirakan baru sekitar 5 juta jiwa. Namun demikian, pada tahun pertama setelah masehi,
jumlah penduduk dunia telah berkembang hampir mencapai 250 juta jiwa.
Dari tahun pertama setelah masehi, sampai kepada masa permulaan revolusi industri di
sekitar tahun 1750, populasi dunia telah meningkat dua kali lipat menjadi 728 juta jiwa. Selama
200 tahun berikutnya (1750 – 1950) tambahan penduduk sebanyak 1,7 milyar jiwa. Tetapi dalam
25 tahun berikutnya (1950 – 1975), ditambah lagi dengan 1,5 milyar jiwa, yang jika dijumlahkan
seluruhnya pada akhir tahun 1975 telah mencapai hampir 4 milyar jiwa.
Pada tahun 1986, populasi dunia sudah mendekati angka 5 milyar, yang diperingati secara
simbolis dengan kelahiran salah satu bayi di negara Yugoslavia tepat pada tanggal 11 Juli 1987.
Pada tahun 2005 jumlah penduduk dunia sudah mencapai angka 6,45 milyar.
Pertumbuhan Penduduk Dunia

8
Dari pertambahan absolut populasi dunia ini, dapat dikemukakan bahwa sejak tahun 1650
Masehi sampai tahun 2005 Masehi, pertambahan penduduk dunia persatuan waktu adalah
sebanyak 16,63 juta orang pertahun atau 1,39 juta orang perbulan atau 45,6 ribu orang perhari
atau 1899 orang perjam atau 32 orang permenit. Bagaimana dengan pertumbuhan penduduk
Indonesia ? Sebelum abad 19, data statistik penduduk di Indonesia relatif belum lengkap. Catatan
yang relatif lebih cermat mengenai jumlah penduduk di Indonesia baru dapat diperoleh pada
tahun 1930, melalui pelaksanaan Sensus Penduduk (SP). Dari SP 1930 tersebut, jumlah
penduduk di Indonesia diperkirakan sebanyak 60,7 juta jiwa. Periode berikutnya, sensus baru
dilaksanakan pada tahun 1961. Berdasarkan sensus ini, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 97
juta.
Setelah tahun 1961 ini, pencacahan penduduk telah dilaksanakan secara lebih teratur
dengan cakupan wilayah yang sudah relatif lengkap, baik melalui Sensus Penduduk maupun
melalui SUPAS (Survai Penduduk Antar Sensus). Berdasarkan pencacahan tersebut, pada tahun
1971 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 119 juta jiwa, kemudian bertambah menjadi 147 juta
pada tahun 1980, menjadi 179 juta pada tahun 1990, bertambah lagi menjadi dan 206 juta pada
tahun 2000 dan 213 juta pada tahun 2005
Pertumbuhan Penduduk Indonesia

Dari pertambahan absolut penduduk Indonesia ini selama tahun 1930 sampai tahun 2005,
dapat diringkaskan pertambahan penduduk Indonesia persatuan waktu adalah sebesar setiap
tahun bertambah 2,04 juta orang pertahun atau, 170 ribu orang perbulan atau 5.577 orang perhari
atau 232 orang perjam atau 4 orang permenit

9
4.2 KEDATANGAN KEKRISTENAN DI NUSANTARA

Sumber pertama yang diketahui mengenai kehadiran agama Kristen di Nusantara bisa
ditemukan di karya ensikopledi oleh Abu Salih Al-Armini, seorang Kristen Mesir yang hidup di
abad ke-12. Menurut tulisannya, ada sejumlah gereja Nestorian di Sumatra Barat pada saat itu
yang berlokasi dekat dengan sebuah tempat produksi kayu kamper. Namun, para ilmuwan di
masa selanjutnya berargumen bahwa Al-Armini mungkin telah salah mencatat lokasi ini dan
lokasi sebenarnya berada di sebuah kota di India.

Setelah Portugis menaklukkan Malaka (yang kini disebut Malaysia) di tahun 1511, mereka
berlayar lebih jauh ke arah Timur dan menemukan tempat asal rempah-rempah yang diidam-
idamkan yaitu Kepulauan Maluku di mana Sultan Ternate berkuasa. Di sini, Portugis mendirikan
tempat pemukiman kecil. Pada awalnya, hubungan antara orang Portugis yang beragama Katolik
dan penduduk Muslim di Ternate berjalan harmonis karena kedua pihak menyadari keuntungan-
keuntungan kerjasama perdagangan. Dari tahun 1534 dan selanjutnya, para pendeta
berkebangsaan Portugis mulai aktif menyebarkan ajaran Katolik kepada penduduk asli dan pada
akhir abad ke-16 sekitar 20% penduduk Maluku bagian selatan diklasifikasikan sebagai umat
Katolik. Dua lokasi lain, keduanya di wilayah Timur Indonesia, tempat orang-orang Portugis
mendirikan tempat-tempat pemukiman umat Katolik berada di Larantuka (di Pulau Flores) dan
Dili (di Pulau Timor). Namun, terjadi bentrokan antara orang-orang Portugis (yang ingin
memonopoli perdagangan rempah-rempah) dan penduduk Ternate. Hal ini secara serius
mengurangi pengaruh orang-orang Portugis di Kepulauan Maluku.

Orang-orang Belanda dari aliran Protestan-Calvinis mendirikan tempat pemukiman pertama


mereka di Ternate pada tahun 1607. Mereka juga ingin memonopoli perdagangan rempah-
rempah namun jauh lebih berhasil dibandingkan orang-orang Portugis dalam mencapai ambisi
mereka. Selama dua abad selanjutnya, Kesultanan Ternate secara bertahap kehilangan
kekuasaannya, sementara ketiadaan pengaruh Portugis juga menimbulkan konsekuensi bagi
penyebaran kekristenan di wilayah itu. Pada awalnya, orang-orang Belanda hanya memiliki
sedikit minat untuk menyebarkan Injil.

10
Di beberapa wilayah yang dikuasai perusahaan dagang Belanda yaitu VOC (Vereenigde
Oost-Indische Compagnie) orang Belanda memang mendukung aktivitas-aktivitas misionaris.
Namun, di kebanyakan kasus kegiatan misionaris terbatas pada tugas-tugas pastoral untuk
komunitas-komunitas (yang sudah) Kristen yang kebanyakan terdiri dari orang-orang Eropa.
Tidak ada usaha penyebaran agama besar-besaran yang didukung di wilayah-wilayah di bawah
kontrol Belanda. Namun, satu kebijakan cukup jelas: hanya Kekristenan aliran Protestan-
Calvinis Belanda yang diizinkan. Imam-imam Katolik yang sebelumnya menyebarkan ajaran-
ajaran Katolik diusir. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa proses penyebaran ajaran Kristen,
yang dimulai oleh orang-orang Portugis, telah (hampir) berhenti sama sekali ketika Belanda
berkuasa di periode VOC (1602-1798).

4.2.1 Agama Kristen di Indonesia

a. Pra-Penjajahan Belanda

Menurut sebuah naskah Kristen Mesir dari abad ke-12, ada sebuah gereja yang dibangun
di Barus, bandar niaga di kawasan pesisir barat Sumatra Utara. Bandar ini diketahui sering
dikunjungi oleh saudagar-saudagar India, sehingga gereja di Barus mungkin saja memiliki
hubungan dengan umat Kristen Santo Tomas di India.

Setelah berhasil menguasai bandar Goa di India pada 1510 dan merebut


bandar Malaka di Semenanjung Malaya pada 1511, para pelaut Portugis melanjutkan pelayaran
niaganya ke berbagai pelosok kepulauan Nusantara. Pemimpin-pemimpin orang Makassar di
kawasan selatan Pulau Sulawesi beberapa kali mengungkapkan ketertarikan mereka terhadap
agama Kristen pada abad ke-16. Permintaan tenaga misionaris Katolik ke Malaka tidak kunjung
dikabulkan, mungkin karena ketiadaan rempah-rempah di daerah ini, dan masyarakat di kawasan
selatan Pulau Sulawesi akhirnya memeluk agama Islam semenjak 1605. Setelah para saudagar
Portugis dianugerahi hak monopoli niaga cengkih dari Sultan Ternate, komunitas Kristen Katolik
pertama di kepulauan Nusantara akhirnya terbentuk di Halmahera pada 1534.

11
Melalui jalur niaga kayu cendana antara Malaka dan Pulau Timor, saudagar-saudagar
Portugis berhasil menyebarkan agama Kristen Katolik di Pulau Solor, Pulau Timor, dan
Pulau Flores. Pada 1562, para misionaris Dominikan datang dari Malaka dan mendirikan sebuah
gereja di Flores. 

Manado dijadikan pangkalan pertahanan Portugis dalam rangka menghadapi sepak


terjang Kesultanan Ternate. Para misionaris Portugis mendakwahkan agama Kristen di kawasan
utara Pulau Sulawesi antara 1563 dan 1570, namun daerah misi ini akhirnya ditinggalkan ketika
orang-orang Portugis diserang bertubi-tubi selepas peristiwa pembunuhan Sultan Hairun di
Ternate.

b. Zaman Penjajahan Belanda


Gereja Katedral Keuskupan Agung Jakarta Setelah mengalahkan Portugis pada 1605,
Bangsa Belanda mengusir para misionaris Katolik. Kompeni Belanda menaklukkan dan
menduduki Ambon pada 1605. Warga Kristen Katolik di Ambon, Manado, dan Kepulauan
Sangihe-Talaud dipaksa beralih keyakinan menjadi Protestan. Pada 1613, Solor jatuh ke tangan
Belanda sehingga kegiatan misi Katolik meredup di Pulau Flores dan Pulau Timor, meskipun
kedua pulau ini masih dikuasai bangsa Portugis.

Mazhab Protestan masuk ke Nusantara pada zaman penjajahan Belanda. Pada


pertengahan era 1700-an, sudah ada jemaat Lutheran dalam jumlah yang signifikan
di Jakarta dengan sebuah gedung gereja Lutheran yang dibangun oleh Gubernur Jenderal
penganut mazhab Lutheran, Gustaaf Willem van Imhoff, pada 1749. Umat Kristen Katolik baru
diberi kebebasan untuk beribadat di wilayah Hindia Belanda oleh Gubernur Jenderal Herman
Willem Daendels pada 1808. Kebijakan ini lebih ditujukan bagi kepentingan umat Kristen
Katolik berkebangsaan Eropa, karena Gubernur Jenderal Daendels memerintah Hindia Belanda
di bawah rezim Prancis, negara penganut agama Kristen Katolik. Kebebasan beribadah bagi
umat Katolik ini dikukuhkan oleh Thomas Raffles.

12
Pada 1817, pemerintah kolonial Belanda mendirikan Protestantsche Kerk in
Nederlandsch-Indie (Gereja Protestan di Hindia Belanda) atau Indische Kerk (Gereja Hindia)
untuk mewadahi denominasi-denominasi Gereformeerd (Kalvinis), Lutheran, Baptis, Arminian,
dan Menonit.

Dengan maklumat tanggal 11 Desember 1835, Raja Belanda, Willem I, menitahkan


penyatuan seluruh denominasi Lutheran dan Kalvinis (baru terwujud pada 1854), serta
pembentukan majelis gereja tunggal untuk mengawasi seluruh denominasi Kristen Protestan di
Hindia Belanda (terwujud pada 1844).

c. Pasca-Penjajahan Belanda

Setelah Indonesia Merdeka, agama Kristen (Katolik maupun Protestan) terus bertumbuh
sekalipun bangsa Belanda maupun bangsa-bangsa Eropa lainnya diusir dari Indonesia. Agama
Kristen tumbuh sangat pesat selepas pemakzulan Presiden Sukarno pada 1965. Pelarangan
terhadap komunisme dan kebijakan-kebijakan anti-Konfusianisme yang dikeluarkan oleh
rezim Orde Baru mengakibatkan orang berbondong-bondong (sebagian besar adalah orang
Tionghoa) memeluk agama Kristen.

Sejak akhir abad ke-20 sampai dengan awal abad ke-21, banyak misionaris dari Amerika
Serikat yang datang ke Indonesia untuk menyebarkan mazhab Injili dan Pentakosta. Mazhab-
mazhab yang sering kali disebut "karismatik" ini merupakan mazhab-mazhab yang dianggap
"modern" karena menggabungkan keyakinan Kristen tradisional dengan pola pikir modern.

13
4.3 KESULITAN YANG AKAN DIALAMI AKIBAT BERTAMBAHNYA
POPULASI:

1. Ledakan penduduk
Tingginya laju pertumbuhan penduduk di beberapa bagian dunia, sehingga menyebabkan
jumlah penduduk meningkat dengan cepat. Fenomena ledakan penduduk tersebut dapat dilihat
dari berbagai sisi kehidupan yang kini terjadi seperti:

a. Tingginya tingkat kelahiran, kelahiran lebih dikenal dengan istilah fertilitas. Kelahiran
yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan adanya tanda-tanda
kehidupan seperti berteriak, bernafas, jantung berdetak. Apabila pada waktu lahir tidak
ada tanda-tanda kehidupan disebut dengan lahir mati, dalam ilmu demografi tidak
dianggap sebagai peristiwa kelahiran. Proses kelahiran yang lajunya tidak terkontrol
menyebabkan peningkatan angka kelahiran (Mantra, 2000: 190).
b. Kemiskinan, adalah suatu keadaan kekurangan harta atau benda berharga yang diderita
oleh seseorang atau sekelompok orang. Akibat dari kekurangan harta atau benda tersebut
maka seorang atau sekelompak orang itu merasa kurang mampu membiayai kebutuhan-
kebutuhan hidup sebagaimana layaknya (Astika, 2010: 21). Sama seperti KBBI
kemiskinan berarti situasi penduduk atau sebagian penduduk yang berada pada keadaan
minim dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
c. Kelaparan, terjadi akibat tidak tersedianya sumber daya untuk mengembangkan bahan
pangan seperti terbatasnya pasokan air, 42 tanah, energi, dan pupuk. Keadaan seperti ini
hampir terjadi di seluruh penjuru dunia (Weeks, 1986: 5).
2. Kemampuan Alam
Weeks mengatakan penduduk apabila tidak ada pembatasan dalam proses berkembang
biaknya, keberadaan mereka akan cepat memenuhi permukaan bumi. Sedangkan bumi memiliki
batas menampung dan menyediakan energi untuk kehidupan penghuninya (Mantra, 2000: 62).
Keterbatasan kemampuan alam tersebut secara nyata telah terjadi antaralain:

a. Kerusakan lingkungan (ekosistem), proses terjadinya kerusakan lingkungan secara


berurutan terjadi dari kegiatan manusia dan menyebabkan siklus permasalahan lingkungan yang
berkepanjangan. Selain ulah manusia kerusakan lingkungan terjadi karena proses alam yang
tidak dapat diperkirakan (West, 1998: 133). Menurut Lester R. Brown dalam bukunya “Dunia
Penuh Ancaman” mengatakan bahwa kerusakan lingkungan di tanah, air, dan udara sangat
mencemaskan.

14
b. Polusi, keberadaan populasi manusia yang terus meningkat berpotensi menganggu
ekosistem di bumi. Sebagai contoh Laut Mediterania menjadi hilir saluran pembuangan sampah
400 juta manusia. Hal ini seiring terjadinya kepadatan penduduk, 43 meningkatnya bisinis
pariwisata, perkembangan industri, dan kehidupan maritim yang tidak bertanggung jawab. Dan
akibatnya Laut Mediterania terancam menjadi laut mati (Weeks, 1986: 5). Salah satu contoh
polusi adalah pencemaran air dan udara, kedua aspek penting penunjang kehidupan ini
merupakan sebuah sistem dinamis yang dalam kaitannya dengan

3. Disintegrasi Sosial

Proses terpecahnya suatu kelompok menjadi beberapa unit sosial yang terpisah satu sama
lain, keadaan menjadi terpecah belah dengan imbas hilangnya keutuhan atau persatuan (Suharso,
2005: 124). Disintegrasi merupakan bagian dari perubahan sosial yang lahir karena dampak
masalah kependudukan. Menurut Gillin perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara
hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam
masyarakat (Dewi, www.kompasiana.com, 28 Maret 2012).

a. Kerawanan sosial, ialah suatu keresahan sosial yang berkepanjangan, yang


diakibatkan oleh proses konflik yang 44 ditimbulkan dari perbedaan pendapat suatu
masyarakat/kelompok golongan tertentu, tidak ada pemecahan dan penyelesaian masalah yang
memuaskan antara masyarakat/kelom-pok golongan tersebut. Ketidakpuasan pemecahan masalah
akan memicu keresahan, demonstrasi/ anarkis ataupun separatisme
(www.balitbang.kemhan.go.id, 2011).

b. Konflik antar penduduk, adalah pertentangan antara anggota masyarakat yang dapat
melebar keseluruh lapisan masyarakat (Suharso, 2005: 261).

c. Mobilitas penduduk, dalam ilmu kependudukan dibagi menjadi mobilitas penduduk


vertikal dan mobilitas penduduk horizontal. Mobilitas penduduk vertikal sering disebut dengan
perubahan status pekerjaan. Seseorang yang awalnya bekerja dalam sektor pertanian sekarang
bekerja pada sektor non pertanian. Sedangkan mobilitas penduduk horizontal sering disebut
mobilitas penduduk geografis.

15
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Manusia pertama diciptakan Allah Adalah seorang laki-laki yang diberi nama Adam.
Kemudian Allah mengatakan bahwa tidak baik untuk hidup seorang diri sehingga Allah
mengambil salah satu rusuk, dibangunNya lah seorang perempuan dan memberi nama Hawa.

Kemudian, Adam dan Hawa melanjutkan untuk berketurunan sampai kepada manusia sekarang
sehingga populasi di bumi bertambah banyak.

Kesulitan yang dialami akibat bertambahnya populasi :

1. Ledakan Penduduk
a. Tingginya tingkat kelahiran
b. Kemiskinan
c. Kelaparan
2. Kemampuan Alam
a. Kerusakan Lingkungan
b. Polusi
3. Disintegrasi Sosial
a. Kerawanan Sosial
b. Konflik Antar Penduduk
c. Mobilitas penduduk
5.2 SARAN

Menurut saya jumlah penduduk di bumi ini sudah sangat padat . Sehingga kita tidak lagi
memikirkan bagaimana bumi kita ini selanjutnya . Akibat melejitnya populasi saat ini kita
menjadi merusak alam yang seharusnya kita jaga dan kita pelihara. Oleh sebab itu, seharusnya
kita harus bisa mengurangi angka kelahiran agar tetap terjaga keasrian lingkungan bumi kita ini.
Agar tidak banyak kesulitan yang kita hadapi untuk menjalani kehidupan ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Rey Hendra.2002. Manusia Dari Penciptaan Sampai Kekekalan.Bandung: Yayasan Penerbit


Gandum Mas

Science Christian.1992. Sejarah Perkembangan Populasi.Bandung: CV. Sinar Baru

Dister, Niko syukur.1999. Populasi dalam Ilmu Theologi.Yogyakarta:Kanisius

Alkitab

17

Anda mungkin juga menyukai