Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Setelah dilakukan penerapan Asuhan Keperawatan keluarga pada BYL. Neng Iis dengan
Gangguan Sistem Keamanan dan Proteksi dengan Diagnosa Medis Bayi cukup bulan (BCB)
Sesuai Masa Kehamilan (SMK), bekas Section Ceasar (SC) yang mendapatkan penanganan di
Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit Cahya Kawaluyan Pada tanggal 02 Juni 2021 Klien
datang ke IGD Rumah Sakit Cahya Kawaluyan dengan keluhan Baru di lahirkan di Ruang
IGD dan dipindahkan Ke ruang Yosef. Dilihat dari keluhan klien Kita segera mengambil
tindakan untuk membantu Persalinan pada Ny. Iis hasil yang di dapat kita mendiagnosis jika
BYL. Ny Iis ini merupakan Bayi cukup bulan (BCB) Sesuai Masa Kehamilan (SMK), bekas
Section Ceasar (SC). maka pada BAB pembahasan penulis akan menjabarkan adanya
kesesuaian maupun kesenjangan yang terdapat pada pasien antara teori dengan kasus.
Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan yang dimulai dari
pengkajian, merumuskan diagnosa, merumuskan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan
evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses perawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan dasar utama
dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kenyataan. Kebenaran data
sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosa keperwatan dan memberikan
pelayanan keperawatan sesuai dengan respon individu (Nursalam, 2011). Pengkajian
keluarga yang perlu dilakukan menurut Friedman (2010), yaitu mengidentifikasi data
sosial-budaya, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stres serta strategi
koping keluarga. Pengumpulan data keluarga berasal dari berbagai sumber wawancara
klien tentang peristiwa yang lalu dan saat ini, temuan objekif seperti observasi rumah
keluarga dan fasilitasnya serta penilaian subjektif seperti pengalaman yang dilaporkan
keluarga. Sesuai dengan teori yang dijabarkan diatas, penulis melakukan pengkajian
kepada BYL. Ny. Iis serta keluarga dengan menggunakan metode pengkajian
keluarga, wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik.
Saat dilakukan pengkajian, BYL. Ny Iis lahir normal, dengan tindakan Sectio
Caesaria. Bayi Cukup bulan, tidak ada keluhan penyakit menyertai. Bayi Sehat Berat
Bayi Lahir: 2800 gram Panjang Badan Lahir :49 cm. Ny. Iis mendapatkan bekas Sectio
Caesaria.
Keluhan yang di dapat dari mengkaji BYL. Ny. Iis sesuai dengan teori tentang berat
badan bayi lahir normal. Berat badan bayi termasuk kedalam berat badan normal dan
bayi tidak ada penyakit yang menyertai.
Suatu pengkajian yang komperhensif atau menyeluruh, sistematis dan logis akan
mnegarah dan mendukung identifikasi masalah kesehatan klien. Masalah ini
menggunakan data pengkajian sebagai dasar dari informasi untuk menegakan
diagnosis keperawatan (Nursalam,2011 : 159) pada saat melakukan pengkajian data
yang di dapat pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan tandadan gejala yang di
sebutkan pada tinjauan teori. Sehingga terdapatnya kesinambungan antara kasus yang
nyata dengan teori yang di dapat.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada
pengkajian, yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan
etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa
keperawatan mengacu pada rumusan PES (problem, etiologi dan simptom) dimana
untuk problem menggunakan rumusan masalah dari NANDA, sedangkan untuk
etiologi dapat menggunakan pendekatan lima tugas keluarga atau dengan
menggambarkan pohon masalah (Padila, 2012).
Diagnosa yang di temukan pada BYL.Ny. Iis :
A. Risiko infeksi dibuktikan dengan bayi baru lahir, adaptasi fisiologis bayi, peningkatan
paparan organisme pathogen lingkungan, efek prosedur pemotongan tali pusat.
B. Risiko hipotermia dibuktikan oleh bayi baru lahir, suhi lingkungan rendah, pemakaian
pakaian yang tipis, terapi radiasi mtahari, transfer panas.
C. Risiko jatuh dibuktikan dengan usia kurang dari 2 tahun, lingkungan tidak
aman,penurunan tingkat kesadaran.
D. Persiapan peningkatan menjadi orang tua bd. Keluarga pada tahap Beginning family
dibuktikan dengan pasien mengatakan baru pertama kali operasi, keluarga
mengeksprisikan keinginan untuk menjadi orang tua, dukungan emosi dan pengertian
pada bayi.
Diagnosa pertama yaitu : Risiko infeksi dibuktikan dengan bayi baru lahir,
adaptasi fisiologis bayi, peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan,
efek prosedur pemotongan tali pusat. Di dukung dengan keadaan bayi baru lahir
bisa terdapatresiko infeksi dari paparan adaptasi fisiologis lingkungan sekitarnya.

Diagnosa kedua yaitu : Risiko hipotermia dibuktikan oleh bayi baru lahir, suhu
lingkungan rendah, pemakaian pakaian yang tipis, terapi radiasi matahari,
transfer panas.
Data ini di dukung dengan keadaan bayi baru lahir dan keadaan suhu sekitar yang
dingin, bayi harus mendapat transfer panas dari tempat tidurnya.

Diagnosa Ketiga Yaitu : Risiko jatuh dibuktikan dengan usia kurang dari 2 tahun,
lingkungan tidak aman,penurunan tingkat kesadaran. Data ini di dukung oleh
tingkat keamanan pada lingkungan sekitar.

Diagnosa Keempat yaitu : Persiapan peningkatan menjadi orang tua b.d Keluarga
pada tahap Beginning family dibuktikan dengan pasien mengatakan baru
pertama kali operasi, keluarga mengeksprisikan keinginan untuk menjadi orang
tua, dukungan emosi dan pengertian pada bayi.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosis keperawatan,
pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga, dengan merumuskan tujuan,
mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan sumber, serta menentukan
prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi dirancang bagi
keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010).
Dalam menysun rencana tindakan keperawatan kepada klien berdasarkan prioritas
masalah yang di tegakan tidak semua rencana tindakan pada teori di masukan dan di
tegakan pada tinjauan kasus karena pada tinjauan kasus disesuaikan dengan keluhan
dan keadaan klien.

Intervensi untuk diagnosa pertama yaitu : Risiko infeksi dibuktikan dengan bayi
baru lahir, adaptasi fisiologis bayi, peningkatan paparan organisme pathogen
lingkungan, efek prosedur pemotongan tali pusat. Intervensi yang di lakukan
adalah Meminimalisir penularan mikrooganisme dari luar ruangan,Menjaga
kebersihan dari tali pusat, Orang tua bayi selalu bersiaga dan memantau kondisi bayi
Intervensi untuk diagnosa kedua yaitu Risiko hipotermia dibuktikan oleh bayi baru
lahir, suhu lingkungan rendah, pemakaian pakaian yang tipis, terapi radiasi
matahari, transfer panas. rencana yang di lakukan adalah Mengetahui status suhu
bayi apa sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan Agar kehangatan bayi tidak
berpindah melalui transfer panas

Intervensi untuk diagnosa ketiga yaitu Risiko jatuh dibuktikan dengan usia kurang
dari 2 tahun, lingkungan tidak aman,penurunan tingkat kesadaran. rencana yang
di lakukan adalah Perawat dapat memodifikasikan lingkungan yang sesuai untuk bayi
baru lahir,Tetap mengingtakan perawat bahwa bayi merupakan klien dengantingkat
risiko yang tinggi.

Intervensi untuk diagnosa keempat yaitu : Persiapan peningkatan menjadi orang


tua b.d Keluarga pada tahap Beginning family dibuktikan dengan pasien
mengatakan baru pertama kali operasi, keluarga mengeksprisikan keinginan
untuk menjadi orang tua, dukungan emosi dan pengertian pada bayi.
Rencana yang di lakukan adalah Kesiapan mental orang tua sangat penting bagaimana
orang tua dapat menerima informasi,Sehingga orang tua beradaptasi dengan pola tidur
yang berubah di awal tahun pertama
4. Implementasi Keperawatan
Tahap implementasi adalah tahap dimana perawat mengaplikasikan Asuhan
Keperawatan intervensi nya kepada pasien guna membantu klien mencapai tujuan
yang telah di tetapkan. (asmadi 2008)

untuk diagnosa pertama yaitu Risiko infeksi dibuktikan dengan bayi baru lahir,
adaptasi fisiologis bayi, peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan,
efek prosedur pemotongan tali pusat. Intervensi yang di lakukan adalah
Meminimalisir penularan mikrooganisme dari luar ruangan,Menjaga kebersihan dari
tali pusat, Orang tua bayi selalu bersiaga dan memantau kondisi bayi

untuk diagnosa kedua yaitu Risiko hipotermia dibuktikan oleh bayi baru lahir,
suhu lingkungan rendah, pemakaian pakaian yang tipis, terapi radiasi matahari,
transfer panas. rencana yang di lakukan adalah Mengetahui status suhu bayi apa
sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan Agar kehangatan bayi tidak berpindah
melalui transfer panas
untuk diagnosa ketiga yaitu Risiko jatuh dibuktikan dengan usia kurang dari 2
tahun, lingkungan tidak aman,penurunan tingkat kesadaran. rencana yang di
lakukan adalah Perawat dapat memodifikasikan lingkungan yang sesuai untuk bayi
baru lahir,Tetap mengingtakan perawat bahwa bayi merupakan klien dengantingkat
risiko yang tinggi.

Untuk diagnosa keempat yaitu Persiapan peningkatan menjadi orang tua b.d
Keluarga pada tahap Beginning family dibuktikan dengan pasien mengatakan
baru pertama kali operasi, keluarga mengeksprisikan keinginan untuk menjadi
orang tua, dukungan emosi dan pengertian pada bayi.
Rencana yang di lakukan adalah Kesiapan mental orang tua sangat penting bagaimana
orang tua dapat menerima informasi,Sehingga orang tua beradaptasi dengan pola tidur
yang berubah di awal tahun pertama
5. Evaluasi Keperawatan
Dari 4 diagnosa yang sudah penulis tegakan sesuai dengan apa yang penulis temukan
dalam studi kasus dan melakukan Asuhan Keperawatan kurang lebih sudah mencapai
hasil yang optimal,maka dari itu dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan untuk
bisa mencapai hasil yang optimal memerlukan adanya kerja sama antara penulis
perawat dokter dengan klien dan keluarga klien dan tim medis lainnya.
Data diambil selama 2 hari berturut turut 03 juni 2021-04 juni 2021
Data 03 juni2021 :
Diagnosa pertama yakni : Risiko infeksi dibuktikan dengan bayi baru lahir,
adaptasi fisiologis bayi, peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan,
efek prosedur pemotongan tali pusat. masalah sudah teratasi sebagian karena
keadaan bayi sudah membaik
Diagnosa kedua yakni : Risiko hipotermia dibuktikan oleh bayi baru lahir, suhu
lingkungan rendah, pemakaian pakaian yang tipis, terapi radiasi matahari,
transfer panas. Masalah belum tertasi, karena suhu badan bayi masih tinggi.
Diagnosa ketiga yakni : Risiko jatuh dibuktikan dengan usia kurang dari 2 tahun,
lingkungan tidak aman,penurunan tingkat kesadaran. Masalah sudah teratasi dan
bayi mendaptkan pemantauan ketat (humpty dumpty)
Diagnosa Keempat yakni : Persiapan peningkatan menjadi orang tua b.d
Keluarga pada tahap Beginning family dibuktikan dengan pasien mengatakan
baru pertama kali operasi, keluarga mengeksprisikan keinginan untuk menjadi
orang tua, dukungan emosi dan pengertian pada bayi. Masalah teratasi
sepenuhnya keluarga klien mengetahui jelas prosedurnya.
Data 04 juni 2021:
Diagnosa pertama yakni : Risiko infeksi dibuktikan dengan bayi baru lahir,
adaptasi fisiologis bayi, peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan,
efek prosedur pemotongan tali pusat. masalah sudah teratasi sepenuhnya sebagian
karena keadaan bayi sudah membaik
Diagnosa kedua yakni : Risiko hipotermia dibuktikan oleh bayi baru lahir, suhu
lingkungan rendah, pemakaian pakaian yang tipis, terapi radiasi matahari,
transfer panas. Masalah belum tertasi sepenuhnya,karena suhu tubuh bayi sudah
normal.
Diagnosa ketiga yakni : Risiko jatuh dibuktikan dengan usia kurang dari 2 tahun,
lingkungan tidak aman,penurunan tingkat kesadaran. Masalah sudah teratasi dan
bayi mendaptkan pemantauan ketat (humpty dumpty)
Diagnosa Keempat yakni : Persiapan peningkatan menjadi orang tua b.d
Keluarga pada tahap Beginning family dibuktikan dengan pasien mengatakan
baru pertama kali operasi, keluarga mengeksprisikan keinginan untuk menjadi
orang tua, dukungan emosi dan pengertian pada bayi. Masalah teratasi
sepenuhnya keluarga klien mengetahui jelas prosedurnya.

Anda mungkin juga menyukai