Anda di halaman 1dari 8
SNI Penyusunan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah SNI Standar Nasional Indonesia SNE 13-7124-2005 Penyusunan peta zona kerentanan gerakan tanah ICS 07.060 Badan Standardisasi Nasional SNT13-7124-2005 Daftar isi Daftar isi Prakata Pendahuluan 1 Ruang lingkup 2 Acuan normatif 3 Istilah dan definisi 4 Penyusman peta zona kerentanan gerakan tanah 5 Zona kerentanan gerakan tanah 6 Tata letak dan tata warna 7 Perubahan peta Lampiran A (informatif) Tabel kisaran faktor keamanan Lampiran B Ginformatif) Contoh tata letak dan keterangan pinggir peta zona kerentanan gerakan tanah Lampiran C (informatif) Tata warna Bibliografi Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Penyustnan peta zona kerentanan gerakan tanah dirumuskan oleh Panitia Teknis 96, Geologi dan Sumber Daya Mineral, Standar ini telah dibahas bebcrapa kali pada rapat tcknis dan telah dilaksanakan Forum Konscnsus pada tanggal 18 Desember 2003 di Jakarta yang dihadiri para stakeholders antara lain instansi pemerintah terkait, Perguruan Tinggi/Profesional, Konsumen dan Produsen, Tyjuan penyusunan standar ini agar diperoteh suanu acuan yang seragam dalam pembuatan peta zona Ketentanan gerakan tanah. Standar ini berhubungan dengan standar legenda umum peta zona kerentanan gerakan tanah Indonesia skala 1:100.000. Pendahuluan Geologi tidak hanya diartikan sebagai ilnm yang berkaitan erat dengan bumi, tetapi dapat pula diartikan sebagai tatanan (setting) batwan dan struktumya yang berperan penting dalam mengontrol Keberadaan sumber daya geologi, Kebencanaan geologi, daya dukung lingkungan, dan kejadian sumber daya geologi terbarukan. Geologi juga dapat dipandang sebagai proses dinamis dari bumi yang dapat mempengaruhi semua aspek Kehidupan mannsia dan makhluk lainnya. Oleh sebab ita, perlu dipahami, diselidiki, dimanfaatkan secara proporsional serta optimal, dan diwaspadai prosesnya, ‘Negara Republik Indonesia terlctak pada tatanan geologi yang Khas, yakni terletak pada pertemuan tiga lempeng: Australia. Eurasia, dan Pasifik. Olch karena itu, di Indonesia banyak dijumpai kejadian gempa bumi dan terdapat 129 gumungapi aktif (13% gunungapi aktif di dunia). Tanah pelapukan yang bersifat lolos air tinggi, berada di atas batuan Kedap ait, pada Kemiringan landai hingga terjal, jika terjadi hujan berpotensi terjadi gerakan tanah, Laju perabahan tata guna lahan seiring dengan kenaikan jumlah serta sebaran penduduk yang kurang seimbang di setiap pulau di Indonesia, memicu peningkatan zona rawan dan Kejadian gerakan tanah, Akhir-akhir ini, dengan meningkatya kejadian gerakan tanah menimbulkan bencana geologi yang mengakibatkan korban jiwa. harta benda, Kerusakan sarana dan prasarana, merusak tata kehidupan dan penghidupan masyarakat, serta kerusakan lingkungan, Untuk itu, perlu swat upaya menekan hingga meniadakan jumlah Korban bencana alam gerakan tanah melalui sistem mitigasi bencana geologi, Langkah awal dari mitigasi tersebut adalah melakukan identifikasi zona rawan gerakan tanah yang dittangkan dalam bentuk pemetaan zona kerentanan gerakan tanah. Dalam era otonomi daerah, pemetaan kerentanan gerakan tanah tidak lagi dilakukan oleh satu instansi, tetapi dapat dilakukan oleh banyak lembaga baik pemerintah maupun bukan pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan pihak lainnya yang berkompeten. Untuk menyatukan pandangan tentang tata cara pemetaan di lapangan, uji contoh di laboratorium, pengolahan data, dan sajian peta zona Kerentanan getakan tanal, perl dibuat standat penyustinan peta zona Kerentanan gerakan tana sehingga peta yang diasilkan dapat diginakan sebagai acuan bagi pengambil keputusan dan penentu kebijakan untuk kepentingan umum atau oleh berbagai disiplin ilmu yang memerlukannya, Penyusunan peta zona kerentanan gerakan tanah, 1. Ruang lingkup Standar ini menentukan sti sistem untuk pemetaan zona kerentanan gerakan tanah, yang mencakup ‘acuan, istilah dan definisi, serta tahapan pemetaan zona kerentanan gerakan tanah. Standar ini berguna dalam pemetaan hingga penyajian peta tingkat kerentanan suatu zona untuk terjadi gerakan tanah. 2. Acuam normatif SNT 13-6182-1999, Legenda wmum peta zona kerentanan gerakan tanah Indonesia, skala 1:100.000. 3. Istilah dan definisi 3a peta enti ungkapan data, informasi menyeluruh secara visual, baik unsur alam maupun buatan dan planimetris keadaan moka bumi dengan batasan sestiai dengan skala dan proyeksi. 32 pemetaan proses tata cara membuat peta. 33 zona daerah dengan pembatasan-pembatasan khusus yang ditentukan dengan kondisi-kondisi tertentu, 34 rentan mudah terjadi/terkena 38 kerentanan kecenderngan untuk terjadi/terkena 3.6 gerakan tanah petpindahan material pembentuk lereng, berupa batuan, bahan timbunan, tanab, atau material campuran bergerak ke arah bawah dan Keiuar lereng 37 peta zona kerentanan gerakan tana, peta yang memberi informasi visual tingkat kecenderu terjadi gerakan tana mn suatu kawasan wntuk dapat 38 jenis gerakan tana nama gerakan tanah memurut proses terjadinya dikelompokkan menjadi runtubian (falls), robohan (opples), longsoran (slides). pencaran (spreads), dan aliran (lows) Vatues.D.J.. 1978) 39 batuan (rock) ‘material yang terbentuk secara alami, tersementasi atau tidak tersementasi yang terdiri dari satu atau lebih mineral, dan mempunyai komposisi kimia yang tetap. 3.10 tanah (soil) kumpulan dari partikel-parikel atau butiran-butiran yang tidak terikat satu dengan yang lain, sebagai hasil pelapuken batuan Secara kimia atau fisika dan terdapat rongga-rongga di antera bagian tersebut yang berisi air dan atau udara, baik pada tempat astinya maupun yang telah terangkut 3. skala peta perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenamya yang dinyatakan dengan angka atau garis atau gabungan keduanya 3.2 peta topografi/peta rupa bumi bentuk ungkapan data, informasi menyelurah secara umum, baik unsur alam maupun buatan dan planimetris keadaan nmuka bumi dengan batasan sestiai dengan skala dan proyeksi 3.3 air tanah air yang terdapat dalam lapisan yang mengandung air di bawah permukaan tanah, termasuk air tanah yang muncul sccara alamiah di atas permukaan tanah sebagai mata air 3.4 air permukaan air Yang berasal dari sumber air yang terdapat di atas permukaan tanah termasuk air laut 4 Penyusunan peta zona kerentanan gerakan tanah 4.1 Penyustnan peta zona kerentanan gerakan tanah dapat dilakukan secara bersistem berdasarkan, Jembar peta, batas administratif, dan batas yang ditentukan memurut kebutuban. 4.2 Tahapan penyusunan peta zona kerentanan gerakan tanah 4.2.1 Pengumpulan data Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan data primer 4.2.1.1 Data primer Data primer yang diperoleh melalui penyelidikan di lapangan meliputi a) lokasi gerakan tanah baru dan lama seita gawir getakan tanah; ) dimensi gerakan tanah meliputi tinggi gawit, panjang dan lebar gerakan tanab, panjang. volume dan arah material yang bergerak, serta kedalaman bidang gerakan tanal; ©) peta situasi gerakan tanah: 4) susuman, jenis.ketebalan tanah dan sifatfisik tanala, e) kondisi geologi, meliputi jenis, susunan, sifat batuan, tebal dan ara kemitingan perlapisan, arab lebar dan kedalaman tetakan serta informasi struktur geologi lainnya; £)sifat fisik dan mekanik kaitannya dengan kemantapan lereng, g) Kondisi geomorfologi, antara fain, bentuk topografi, pola alitan sungai, lembah, tebing, dan lereng bukit atau gunning h) tata guna lahan, meliputi tata letak, jenis pen; i) kondisi Keairan, misalnya kedudukan muka a ait zunaan, dan Inas Jahan: tanah, debit air, rembesan air, dan tata letak badan 4.2.1.2 Data sekunder Data sekunder yang dapat diperoleh di lapangan dan melalui studi lteratur, antara Iain, meliputi ) data dan peta cutah hujan: ») data bencana alam tanah longsor yang pera terjadi; ) peta geologi, peta topografi. peta tata guna lahan, foto udara, citra satelit. dan peta kegempaan. 4.2.2 Analisis laboratorium mekanika tana Analisis laboratorium mekanika tanah dilakukan tethadap contoh tanah dan batuan tidak terganggu yang diambil di lapangan. Jenis analisis yang dilakukan disesuaikan dengan kegunaan dalam analisis kestabilan lereng yang meliputi: ) sifatfisik dasar yang meliputi analisis kadar ait, berat jenis, berat isi asli, berat isi Kering, berat isi jenuh, angka pori, permeabilitas, batas-batas Arrerberg dan gradasi butt; ) sifat mekanika tanah atau batuan dengan pengujian geser langsung atau tiga sumbu untuk ‘mendapatkan nilai kohesi dan sudut geser dalam, 4.2.3 Penggambaran peta penunjang Penggambaran peta secara digital dilakukan pada semua peta untuk daerah pemetaan yang akan dijadikon bahan analisis yang meliputi: a) peta geologi yang mengacu pada peta geologi yang sudch dipublikasikan; >) peta tata guna lahan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang: ©) peta satuan kemiringan lereng: @ peta distribusi kejadian gerakan tauah yang memuat gerakan tana lama, baru dan gawit gerakan tanah: ) peta curah hujan rata-rata dalam setahun yang mengacu pada peta cura hujan yang dikeluarkan oleb instansi yang berwenang: £) peta percepatan Kegempaan regional 4.2.4 Aualisis data 4.2.4.1 Analisis secara langsung Analisis secara langsung dilalnkan dengan cara menghitung faktor keamanan (safety factor) tiap pelapukan batuan sehingga diperoleh angka faktor Keamanan tiap jenis pelapukan formasi batuan dalam kondisi kering, setengah jemih dan jenuh. Tingkat kerentanan suatu Iereng dan kemungkinan untuk terjadi gerakan tanah ditunjukkan dalam statu nilai faktor keamanan antara lain yang diusulkan olch Ward (1978) (lampiran A). Berdasarkan pertimbangan penentuan batas kemiringan lereng kritis di atas, Kerentanan gerakan tanal pada setiap kisaran Kemitingan lereng pada tap jenis tanah pelapukan formasi batuan dapat ditentukan. 4.2.4.2 Analisis secava tidak langsung Analisis secara tidak langsung dilakukan dengan cara tumpang tindih antara peta distribusi gerakan tanah yang pernah terjadi dan peta-peta parameter (geologi, kemiringan lereng dan tata guna lahan), Kemudian dilakukan estimasi‘pethitungan menggunakan data satuan geologi. kelas kemiringan lereng. dan unit tata guna lahan yang berpengaruh terhadap kejadian gerakan tanab. Metode ini didasarkan atas model perhitungan Kerapatan (density) gerakan tanah dan nilai bobot (weight value) setiap satuan geologi, Kelas Kemiringan lereng, dan unit tata guna lahan (pada setiap peta parameter). Nilai bobot yang diperoleh dijumlahkan dan dikelompokkan menjadi maksimal empat kelas dengan menggunakan nilai batas atas (upper bound) untuk tiap Kelas, yaita zona kerentanan gerakan tanah sangat rendah, zona Kerentanan gerakan tanah rendah, zona ikerentanan gerakan tanah menengah, dan zona kerentanan gerakan tanah tinggi. 4.2.4.3 Analisis gabungan Analisis gabungan adalah analisis yang dilakukan secara tumpang tindih antara peta hasil analisis langsung dan peta hasil analisis tidak Jangsung, hasilnya berupa peta gabmgan, Peta gabungan menggambarkan gabungan tiap Kelas (zona) peta hasil analisis tidak langsung dan tiap kelas (zona) peta hasil analisis langsung. Zona kerentanan gerakan tanah hasil penggabungan dikelompokkan ‘maksimal empat Kelas. Jika terjadi ketidaksesuaian yang signifikan, dilakukan penilaian secara profesional. Zona yang paling sesuai tmntuk tiap zona yang akhirnya menjadi empat kelas kerentanan gerakan tanah yang nilainya merupakan Kelas rata-raia antara peta hasil analisis tidak langsung dan peta hasil analisis langsung. 5. Zona kerentanan gerakan tanah (tones of landslide susceptibility) Zona Kerentanan gerakan tanah adalah suatu zona yang mempunyai kesamaan Kerentanan relatif (relative susceptibility) untuk terjadi gerakan tanah. Penentuan zona Kerentanan gerakan tanah ini berdasarkan parameter, yaitu besamya kemiringan lereng. jenis tanah dan battan, curah hujan, jumlah dan Iuas gerakan tanah, tata guna lahan, kegempaan, nilai angka kestabilan lereng, dll Klasifikasi zona kerentanan gerakan tanah terbagi menjadi empat, yaitu zona kerentanan gerakan tanah tinggi, menengah, rendah, dan sangat rendah. (070) Zona kerentanan gerakan tanah tinggi, merupakan daerah yang secara umum mempunyai tingkat terjadi gerakan tanah tinggi. Gerakan tanah sering terjadi pada zona ini, (Nilai faktor keamanan lereng lebih Kecil dari 1.2). Wama : Merah muda (070) The zone generally has a high susceptibility to landslide. Landslides frequently occur. (The value of the safety factor is smaller than 1.2) Color : Light red (070) (700) Zona kerentanan gerakan tanah menengah, merupakan daerah yang secara umam mempunyai tingkat terjadi gerakan tanah menengah. Gerakan tanah dapat tetjadi terutama di daerah yang derbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing pemotongan jalan, dan pada lereng yang mengalami gangguan. Gerakan tanah lama masih mingkin dapat aktif Kembali terutama arena curah hujan yang tinggi. (Nilai faktor keamanan lereng setara 1,2-1,7). Wama : Kuning (700) The zone generally has moderate susceptibility to landslide. Landslide may occur in this zone, especially along riversides, scarps, roadcuts and disturbed slopes. Old landsides may be activated especially due to high rainfall. (The value of the safety factor is 1.2-1.7) Color : Yellow (700) (703) Zona kerentanan gerakan tanah rendah, merupakan daerah yang secara umum mempunyai tingkat terjadi gerakan tanah rendah. Pada zona ini gerakan tanah jarang terjadi, kecualijika mengalami gangguan pada lerengnya. Namun, jika terdapat gerakan tanah lama umummya lereng telah mantap Kembali, (Nilai faktor Keamanan lereng setara 1,7-2,0), Warna : Hijau muda (703), The zone has low susceptibility to landslide. Landslides ravely occur unless the slope is disturbed, and old landslides have been stabilized during the past period. (The value of the safety factor is 1.7 ~ 2.0) Color : Light green (703). (X07) Zona kerentanan gerakan tanah sangat rendah, merupakan daetah yang mempunyai tingkat tetjadi gerakan tanah sangat rendah. Pada zona ini sangat jarang atau tidak pernah terjadi gerakan tanah. Tidak ditemmkan adanya gejala-gejala gerakan tanah lama atau baru, kecuali pada daerah sekitar tebing sungai, (Nilai faktor keamanan lereng lebih besar dari 2,0), Wamna : Hijau (X07) The susceptibility to landslide is very low. The zone was rarely or has never been subjected to landslide. No land mark of old or new landslides have been found in this zone, except small areas on riversides. (The value of the safety factor is less than 2.0) Color : Green (X07) 6. Tata letak dan tata warna Tata letak dan tata wama peta zona kerentanan gerakan tanah yang dihasilkan mengacu pada SNI 13- 6182-1999, Legenda unum peta zona kerentanan gerakan tanah Indonesia,skala 1:100,000, Dapat diliat pada lampiran B dan Lampiran C 7. Perubahan peta Peta zona kerentanan gerakan tanah dapat berubah jika terjadi perubahan tata guna Jahan atau ali fungsi lahan. Lamiran A evonan) Tabet Naan ranean) (Wo 1879 TY Reena aOR aa 212 Troy Gehan ah se ta 1zerect7 | Menesh Gerakan rah atta 1720 sing nn: Catan rat saga ang a = Sere iar = Joc J UGIGIE) oct) sce ca Keterangan: 1) Instansi penerbit 2) Nama lembar peta 3) Keterangan 4) Dasar atau metoda yang dipakai ) Zona kerentanan gerakan tanah sangat rendah, ©) Zona kerentanan gerakan tanah rendah, 4) Zona kerentanan gcrakan tanali menengah ¢) Zona kerentanan gerakan tanah tinggi 4) Keterangan tambahan 5) Legenda gerakan tana 6) Legenda simbol fotografi, ll 7) Peta zona percepatan gempa 8) Peta jumlah curah hujan tahunan 9) Peta indeks batas administrasi 10) Indeks lokasi lembar peta 11) Indcks pemetaan lapangan, para pemetan dan Penclaah 12) Keterangan peta dasar yang digunakan 13) Skala peta = Judul peta + Selang garis Ketinggian ~ Datum = Jens proyeksi 14) Data sekunder: keterangan referensi data peta geologi yang diperlukan 15) Daftar istilah 16) Arah utara, Deklinasi 17) Penyusuin, Tahun 18) Keterangan lain: - Penyunting - Pelaksana digitasi ~ Hak cipta 19) Pemesanan 20) Peta zona kerentanan gerakan tanah COLOUR CHART (oe = Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Perunjuk Perencanaan Penanggulangan Longsoran. Jakarta: Yayasan Badan Penerbitan PU. wis Department, ITC. 1997. Application Guide, Ihvis 2.1 for Windows. Enchede, Netherland: ITC. Nichols, D.R.. and Edmunson, LR., 1975. Test to Slope Map of Part of West - Central King Country, Washington. U.S. Geol. Survai Misc. Geol. Inv. Map I - 825 - E, Scale 1 :48,000. Schuter, RL. and Krizek, RJ. 1978. Landslides Analysis and Control. Washington D.C: National Academy of Sciences. Tuer, A, Keith dan Robert, L.; Schuster. 1996. Landslides Investigation and Mitigation, Washington D.C: Special report (National Rescarch Council), Transportation Research Board. ‘Vannes, DJ., 1978. Slope Movement and Type and Processes, Landslide Analysis and Control. special Report 176, Washington D.C: Transportation Research Board, National Research Council Ward TS., 1978. Factor of Safety Approach to Landslide Potential Delineation, Ph.D. Dissertation, Fort Collins Colorado: Department of Civil Engineering. Colorado State University.

Anda mungkin juga menyukai