Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN ISLAM SETELAH

WAFATNYA NABI MUHAMMAD SAW : MASA


KEKHALIFAHAN KHULAFA AL RASYIDIN
A’isyah Fi Ramadhani1, Rizka Khalda Khairiyah2, Azzah Alandra Danisalsabila3

PENDAHULUAN
Nabi Muhammad SAW wafat pada tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 H atau tanggal 8
Juni 632 M. Sesaat setelah beliau wafat, situasi di kalangan umat Islam sempat kacau. Hal
ini disebabkan Nabi Muhammad SAW tidak menunjuk calon penggantinya secara spesifik.
Karena itu para sahabat berdiskusi di Saqifah Bani Sa’idah untuk menetapkan Abu Bakar
sebagai pengganti beliau.
Pada masa selanjutnya, pemilihan pemimpin berbeda. Abu Bakar menunjuk Umar bin
Khattab. Mekanisme suksesi kepemimpinan berubah ketika Umar membentuk dewan
khusus untuk memilih penggantinya, yang nanti akan jatuh kepada Utsman bin Affan.
Namun, khalifah ketiga ini tidak membentuk dewan pemilih seperti pendahulunya, sehingga
para sahabat dan penduduk Madinah yang bergerak untuk membai’at Ali bin Abi Thalib
sebagai khalifah ke empat.
Ke-empat khalifah yang melanjutkan masa kepemimpinan Nabi itu disebut dengan
Khulafa Ar Rasyidin. Pada puncak kejayaannya, Kekhalifahan Rasyidin membentang dari
Jazirah Arab, sampai ke Levant, Kaukasus dan Afrika Utara di barat, serta sampai ke dataran
tinggi Iran dan Asia Tengah di timur. Kekhalifahan Rasyidin merupakan negara terbesar
dalam sejarah sampai masa tersebut.
Dalam makna secara bahasa, Kekhalifahan Rasyidin terdiri dari dua kata yaitu al-
khilafat dan yang kedua ar-roosyiidiyyah. Al-Khilaafat atau Al-Khilaafah (jika diwaqof) berarti
suksesi atau kekhalifahan. Sedangkan kata Ar-Roosyidiyyah berasal dari kata roosyiduun
yang berarti orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus (syariat islam) atau orang yang
diberi petunjuk/dibimbing (oleh Allah SWT) atau orang yang (ada di jalan yang) benar.
Nabi muhammad tidak mengajarkan secara langsung bagaimana memilih pemimpin
setelah dia meninggal. Secara tidak langsung, islam memberikan kebebasan untuk membuat
model pemilihan khalifah. Kepemimpinan keempat khulafaur rasyidin pun berbeda-beda
sesuai dengan karakter pribadi dan situasi masyarakatnya.

HASIL PEMBAHASAN
Biografi Singkat Khulafa Al- Rasyidin
Khulafaur Rasyidin berasal dari kata Khulafa bentuk jama’ dari khulafah yang berarti
pengganti, sedangkan Ar-rasyidin yang memiliki arti mendapat petunjuk. Jadi menurut
bahasa dari Khulafaur Rasyidin adalah orang yang ditunjuk sebagai yang berhak mendapat
petunjuk dari Allah (Pengetahuan, Seputar. 2020) .
Sementara istilahnya adalah pemimpin umat Islam dan kepala negara yang selalu
mendapat petunjuk dari Allah untuk mendukung perjuangan dakwah Rasulullah. Khulafaur
Rasyidin adalah para pemimpin yang menggantikan tugas-tugas Rasulullah SAW sebagai
kepala negara, kepala pemerintahan dan pemimpin umat (Pengetahuan, Seputar. 2020) .

1 Mahasiswi Ekonomi Syariah IAIN Purwokerto Angkatan 2020 NIM


2017201099 2 Mahasiswi Ekonomi Syariah IAIN Purwokerto Angkatan 2020
NIM 2017201100 3 Mahasiswi Ekonomi Syariah IAIN Purwokerto Angkatan
2020 NIM 2017201101
1
1. Abu Bakar
Nama aslinya adalah Abdul Ka’bah. Kemudian rasul menggantinya dengan nama
Abdullah. Lengkapnya Abdullah bin Abi Quhafah at-Tamimi. Terlahir dari pasangan
Utsman (Abu Quhafah) bin Amir dan Ummu Khair Salma binti Sakhr yang berasal dari
suku Taim, suku yang melahirkan tokoh-tokoh terhormat. Abu Bakar As-Sidiq adalah
orang yang paling awal memeluk agama Islam, sahabat Rasullullah Saw. Dan juga
khalifah pertama yang dibaiat (ditunjuk) oleh umat Islam.
Abu Bakar lahir bersamaan dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad Saw. Saat
tahun 572 Masehi di Mekah, berasal dari keturunan Bani Taim, suku Quraisy. Nama
aslinya adalah Abdullah ibni Abi Quhaafah. Menurut para sejarawan Islam, ia adalah
seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar dan
dipercayai sebagai orang yang dapat menumbuhkan mimpi.
Nama Abu Bakar memiliki arti ‘ayah si gadis’, yang ditransfer oleh beberapa
kalangan dengan arti ayah dari Aisyah RA istri Nabi Muhammad SAW. Namanya yang
sebenarnya adalah Abdul Ka’bah (artinya ‘hamba Ka’bah’), yang kemudian diubah oleh
Rasulullah menjadi Abdullah (artinya ‘hamba Allah’)Gelar As-Shidiq (yang dipercaya)
diberikan Nabi Muhammad SAW sehingga lebih dikenal dengan nama Abu Bakar ash-
Shiddiq. Orang pertama yang masuk Islam, percobaan yang dilakukan Abu Bakar As-
Sidiq cukup banyak. Namun ia senantiasa tetap setia menemani Nabi dan bersama dia
menjadi satu-satunya teman hijrah ke Madinah pada 622 Masehi.

2. Umar bin Khattab


Umar bin al-Khattab lahir di Mekkah dari Bani Adi yang masih satu rumpun dari
suku Quraisy dengan nama lengkap Umar bin al-Khattab bin abdul Uzza. Keluarga
Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada
masa itu merupakan sesuatu yang sangat jarang terjadi.Umar bin Khattab dikenal
memiliki fisik yang kuat, bahkan ia menjadi juara gulat di Mekkah. Umar tumbuh
menjadi pemuda yang disegani dan ditakuti pada masa itu. Beliau memiliki watak yang
keras hingga dijuluki sebagai “Singa Padang Pasir”. Beliau termasuk pemuda yang
amat keras dalam membela agama tradisional Arab yang saat itu masih menyembah
berhala serta menjaga adat istiadat mereka.
Usia Umar lebih muda 13 tahun dari Nabi Muhammad. Ketika usianya yang
masih kecil, ia sudah terkenal dengan sifat pemberani dan cerdas. Tidak pernah takut
mengumumkan kebenaran dihadapan siapa pun. Jadi, tidak heran saat Umar bin
Khattab memeluk Islam, barisan kaum muslimin ditakuti oleh orang kafir Quraisy.
Sebelum memeluk Islam, ia menantang Islam. Namun setelah masuk Islam, ia
sangat berjuang melawan musuh-musuh Islam. Menjadikannya terkenal sebagai
“Singa Padang Pasir” yang sangat disegani. Karena sifatnya yang istimewa dan sangat
kuat dalam memperjuangkan kebenaran, rasulullah memberikan gelar “al-Faruq” yaitu
dengan menegaskan mana yang benar dan salah.
Pada masa kepemimpinannya dalam islam, wilayah Islam semakin luas hingga
ke Mesir, Irak, Syam, dan negeri-negeri Persia lainnya. Umar lah yang pertama kali
membentuk badan kehakiman dan menyelesaikan pemerintahan. Juga membahas
upaya Abu Bakar dalam membukukan Al-Qur’an.

3. Utsman bin Affan


Utsman bin Affan adalah seorang saudagar raya raya dan seorang penulis wahyu
yang terkenal. Usianya lima tahun lebih muda dari nabi Muhammad. Setelah Abu
Bakar RA wafat, kekhalifahan Islam dipegang oleh sahabat Nabi bernama Utsman bin
Affan . Utsman diangkat menjadi khalifah ketiga merupakan Khulafaur Rasyidin
dengan masa kekuasaan terlama (644-656).
Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abi Ash bin Umayah bin
Abdi Syams bin Abdi Manaf al Umawy al Qurasy. Pada masa Jahiliyah beliau
dipanggil dengan Abu ‘Amr dan pada masa Islam julukannya (kunyah) adalah Abu
‘Abdillah. Ibunya bernama Arwa’ bin Kuraiz bin Rabi’ah bin Habib bin ‘‘Abdi
Syams yang kemudian menganut Islam yang baik dan teguh. Utsman bin Affan
adalah seorang saudagar raya raya dan seorang penulis wahyu yang terkenal.
Usianya lima tahun lebih muda dari nabi Muhammad.
Utsman lebih dikenal dengan orang yang pendiam dan berbudi pekerti yang
terpuji. Ia banyak melakukan amal, sehingga ia mendapat gelar “Ghaniyyun Syakir”
yaitu orang kaya yang banyak bersyukur kepada Allah SWT. Ia dinikahkan dengan
putri Nabi Muhammad yaitu Ruqayyah. Setelah Ruqayyah wafat, ia dinikahkan lagi
dengan putri Nabi yang bernama Ruqayyah. Setelah Ruqayyah wafat, ia di nikahkan
lagi dengan putri Nabi yang bernama Ummu Kulksum. Oleh karena itu, ia memiliki
julukan “Dzun Nurain” (yang memiliki dua cahaya).

4. Ali bin Abi Thalib


Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu (599-661) adalah Khalifah keempat
(terakhir) dari Khulafa’ Ar-Rasyidun yang berkuasa sekitar 4-5 tahun. Ali adalah
sepupu Nabi Muhammad shallalalhu ‘alaihi wa sallam (SAW) yang kemudian menjadi
menantunya setelah menikahi Fatimah Az-Zahra. Dia lahir di kota Mekah pada tanggal
12 Rajab tahun ke 30 setelah kelahiran Nabi Muhamad. Ibunya bernama Fatimah binti
Asad. Ibunya mengeluarkan nama al-Haidarah yang berarti Asad (singa), kemudian
menggantinya dengan sebutan Ali.
Ketika berusia 6 tahun, Ali bin Abi Thalib diambil sebagai anak asuh oleh Nabi
SAW sebagaimana Nabi pernah diasuh oleh ayahnya. Ketika Muhammad SAW
diangkat menjadi rasul, Ali baru menginjak usia 8 tahun. Ia adalah orang kedua yang
menerima dakwah Islam, setelah Khadijah binti Khuwailid, istri Nabi SAW. Karena
keberaniannya yang luar biasa, ia mendapat gelar “Singa Allah” dan “Karamallahu
Wajhahu” (semoga Allah memuliakan awal).
Setelah terbunuhnya Sayyidina Utsman, kaum muslimin meminta kesediaan Ali
untuk dibaiat (janji setia) menjadi khalifah. Mereka beranggapan tidak ada lagi orang
yang patut menduduki kursi khalifah setelah Utsman, kecuali Sayyidina Ali. Enam hari
dari wafatnya Utsman bin Affan, ia diangkat menjadi khalifah perjuangan Utsman bin
Affan.

KHULAFA AL RASYIDIN
1. Kepemimpinan dan kebijakan Abu Bakar As Shiddiq
a. Memerangi tiga golongan yang mengacaukan islam.
Pada masa awal kepemimpinanya, Abu Bakar banyak mengahadapi gangguan
dari berbagai golongan antara lain: orang-orang murtad, golongan yang tidak
membayar zakat, dan golongan orang-orang yang mengaku menjadi Nabi. Adanya
orang-orang murtad karena mereka belum memahami Islam seacara
mendalam.Mereka baru taraf pengakuan atau masuk Isalam karena
terpaksa.Golongan yang tidak membayar zakat kebanyakan berasal dari kabilah
yang tinggal di Madinah seperti Bani Qothfah, Bani Bakr.Mereka beranggapan
bahwa membayar zakat hanya kepada Rasulullah, apabila Rasullulah meninggal
maka tidak ada lagi kewajiban membayar zakat.Sedangkan orang-orang yang
mengaku sebagai nabi telah muncul hari-hari terakhir kehidupan Rasulullah (Ilmu,
Mania. 2013) .
Mereka semakin berani melakukan kekacauan atas nama agama. Diantara
orang yang mengaku Nabi adalah:
1) Musailamah Al Kadzab dari Bani Hanifah.
2) Thulaikha Bin Khuwailid dari Bani As’ad.
3) Saj’ah Tamimiyah dari Bani Tamim.
4) Aswad Al Ansi dari Yaman.
b. Pengumpulan Mushaf Al-Qur’an
Perang Yamamah merupakan perang dalam menumpas orang-orang murtad
yang mengkhwatirkan Umar Bin Khottob. Dalam perang Yamamah terdapat 1200
tentara islam yang gugur syahid dan diantaranya adalah sahabat yang hafal Al
Qur’an. Kekhawatiran Umar mendorong untuk mengusulkan kepada kholifah Abu
Bakar agar mengumpulkan Al Qur’an dengan alas an agar al Qur’an tidak hilang
dan tetap lestari.Perdebatan terjadi antara Umar dan Abu Bakar, Abu Bakar
menolak karena Rasulullah tidak pernah meerintahkan sebelumnya.Tetapi atas
penjelasan Umar Bin Khottob yang rasional maka Abu Bakar menerima usul itu dan
mengumpulkan lembaran-lembaran Al Qur’an yang dihimpun oleh Zaid Bin Tsabit.
Pengumpulan Al Qur’an dilakukan dengancara mengumpulkan Al Qur’an yang di
tulis di tulang, pelepah (kulit) kayu, lempengan batu kemudian disalin oleh Zaid
Bun Tsabit di atas kulit hewan yang sudah di samak. Lembaran-lembaran yang
berisi tulisan Al Qur’an yang telah dikumpulkan, di simpan di rumah Abu Bakar
hingga meninggal.Kemudian disimpan oleh Umar hingga meninggal dunia.Dan
akhirnya disimpan di rumah Khafsah Binti Umar (Ilmu, Mania. 2013) .
c. Perluasan Wilayah
Pada tahun ke 12 setelah hijroh Abu Bakar mengirim pasukan ke Irak yang
dipimpin oleh Kholid Bin Walid dan dibantu oleh Al Mustsanna Bin Haritsah dan
Qo’qok Bin Amr, Irak pada waktu itu jajahan kerajaan Persia, sebelumnya Kholid
Bin Walid telah mengirim surat kepada Hormuz panlima perang Persia agar masuk
Islam. Tetapi Hoymuz menolak dan lebih baik berperang melawan pasukan (Islam
dari pada masuk Islam.Dalam peperangan ini pasukan Islam mendapat
kemenagan.Daerah-daerah yang berhasil dikuasai oleh pasukan Isalm adalah
Mazar, Walajah, Allis, Hirrah, Anbar, Annuttamar, dan Daumatul Jandal (Ilmu,
Mania. 2013) .
2. Kepemimpian dan kebijakan Umar Bin Khottob
a. Perluasan Wilayah
b. Meletakkan Prinsip Keadilan
c. Pengembangan Kekuasaan.
3. Kebijakan dan Kepemimpinan Utsman Bin Affan
a. Perluasan Wilayah Islam
Pada masa pemerintahan Utsman Bin Affan telah meluas kesebelah timur
himgga ke Armenia dan Azerbaijan, sedangkan ke sebelah Barat wilayah islam
telah sampai ke Tripoli.
b. Kodifikasi Al-Qur’an.
c. Otonomi Daerah
d. Membentuk Angkatan Laut
e. Merahab Masjid Nabawi di Madinah
4. Kebijakan dan Kepemimpinan Ali Bin Abi Tholib
a. Mengganti Para Gubenur
b. Menarik Kembali Tanah Milik Negara
c. Perbaikan Bidang Ilmu Bahasa
YANG PERLU DITELADANI DARI KHULAFAUR RASIDYN
1. Abu Bakar
Abu Bakar adalah sahabat yang paling dicintai Nabi. Ia mengorbankan harta
bendanya untuk perjuangan Nabi. Berikut sifat-sifat dan sikapnya yang dikenal
(Nailufar, Nibras Nada. 2020) :
 Akhlak yang mulia
 Rela mengorbankan harta benda dan kekayaan
 Penyantun
 Tidak pernah berbuat keji

2. Umar Bin Khattab


Di antara akhlah mulia Umar bin Khattab, yang menonjol di antaranya:
 Perhatian kepada rakyatnya
 Hidup sederhana
 Menepati janji
 Disiplin
3. Utsman Bin Affan
Utsman bin Afaan punya julukan Zunnuarain Walhijratain. Artinya memiliki dua
cahaya dan dua kali hijrah. Beberapa sifatnya yang terkenal yaitu:
 Tampan dan gagah
 Tekun dan ulet
 Pemalu
 Sabar dan tawakal menghadapi cobaan
4. Ali Bin Abi Thalib
Ali dianugerahi kecerdasan yang luar biasa. Ia juga diketahui menguasai banyak
masalah keagamaan yang mendalam. Sifat lainnya yakni:
 Sabar
 Tabah
 Pemberani

PERADABAN ISLAM
Setelah Rasulullah Saw wafat, memang ada sedikit kekacauan pada awalnya tetapi
dapat diselesaikan dengan baik oleh Abu Bakar setelah ia dilantik menjadi khalifah. Namun
pada masa khalifah ketiga, Utsman bin Affan mulai timbul bibit-bibit pertikaian dalam
bidang politik yang kemudian menjalar pada isu-isu akidah.
a. Abi Thalib dengan pasukan Zubair, Thalhah dan Aisyah dari Mekkah serta perang
Shiffin antara pasukan Ali bin Abi Thalib dengan pasukan
Sejarah mencatat bahawa keadaan seperti ini terjadi pada paruh akhir abad
pertama Hijrah atau abad ketujuh Masehi. Kondisi ini berlangsung pada masa.
b. Dinasti Umayyah dan mencapai kemajuannya pada masa Dinasti
Aktifitas pemikiran Islam pada masa Dinasti Abbasiyah mencapai kemajuan
peradaban pada masa tujuh khalifah, yaitu al-Mahdi , al-Hadi , Harun al-Rasyid , al-
Makmun, al-Mu’tashim , al-Watsiq , dan al-Mutawakkil . Popularitas dinasti ini
mencapai puncaknya pada zaman Khalifah Harun al-Rasyid dan puteranya al-
Makmun. Pada masanya sudah terdapat sekitar 800 orang dokter. Kesejahteraan
sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesusasteraan dan kebudayaan
berada pada zaman keemasan.
Pada masa ini negara Islam menempatkan dirinya sebagai negara terkuat di dunia
. Pada masanya, gerakan intelektual berkembang pesat, penerjemahan buku-buku asing
digalakkan. Pada masa al-Makmun, Baghdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan
ilmu pengetahuan. Menurut M.Abdul Karim , kemajuan peradaban dan kultur pada
masa Dinasti Abbasiyah bukan hanya identik dengan masa keemasan Islam, namun
juga merupakan masa kegemilangan kemajuan peradaban dunia .
Islam terjadi pada masa pemerintahan Abbasiyah. Sebagian di antaranya sudah
dimulai sejak awal berdirinya Islam. Lembaga-lembaga ini kemudian berkembang
pada masa pemerintahan Abbasiyah, dengan berdirinya perpustakaan dan akademi.
Fase pertama, pada masa Khalifah al-Manshur hingga Harun al-Rasyid.
Pada fase ini banyak diterjemahkan karya dalam bidang astronomi dan manthiq.
Setelah meredupnya gerakan pemikiran Islam pada abad pertengahan, gerakan
tersebut muncul kembali setelah terjadinya kebangkitan umat Islam di bidang
pemikiran dan gerakan pembebasan umat Islam dari penjajahan kolonial Barat pada
awal abad modern.

AKHIR MASA KHULAFA’ AR-RASYIDIN


1. Abu Bakar
Di akhir kepemimpinannya, Abu Bakar memperluas daerah kekuasaan dengan
mengirim tentara ke luar. Pada 634 M, Abu Bakar mengirim Khalid bin Walid dan
pasukannya ke Irak. Mereka berhasil menguasai al-Hirah. Ia juga mengirim ekspedisi
ke Suriah di bawah pimpinan empat panglima perang yakni Abu Ubaidah bin Jarrah,
Amr bin Ash, Yazid bin Abi Sufyan, serta Syurahbil. Abu Bakar wafat pada 23 Agustus
534 M di Madinah. Ia dimakamkan di sebelah makam Nabi di Masjid an-Nabawi
(Nailufar, Nibras Nada. 2020) .
2. Umar Bin Khattab
Kejayaan Islam di bawah Umar membuat banyak musuh yang marah dan denda.
Bahkan Umar sendiri pernah menjadi sasaran pembunuhan. Itu terjadi ketika Persia
ditaklukkan Umar. Seorang budan Majusi dari bangsa Persia bernama Abu Lu'lu
(Fairuz) mencoba menusuk Umar ketika shalat subuh berjemaah. Akibat tusukan itu,
Umar meninggal dunia pada 3 November 644 M. Atas izin Siti Aisyah istri Rasulullah,
Umar dimakamkan di Masjid Nabawi sebelah Rasulullah dan Abu Bakar (Nailufar,
Nibras Nada. 2020) .
3. Utsman Bin Affan
Pemerintahan Utsman berlangsung selama dua periode, masing-masing enam
tahun. Kejayaannya di periode pertama membuatnya dipilih lagi memimpin di periode
kedua. Namun di periode kedua, terjadi perpecahan dan pemberontakan. Utsman
diprotes karena jabatan-jabatan strategis di pemerintahan diberikan kepada
keluarganya dari Bani Umayyah. Ini menyebabkan Utsman lemah di pemerintahan. Ia
tak dapat berbuat banyak terhadap keluarganya. Pada tahun 35 H atau 655 M, sekitar
1.500 orang datang ke Madinah untuk memprotes kebijakan Utsman ini (Nailufar,
Nibras Nada. 2020) .
Karena tak ditanggapi, protes berubah menjadi pemberontakan. Sebagian juga
dihasut oleh Abdullah bin Saba', seorang Yahudi yang disebut pura-pura masuk Islam
dan kerap menyebar fitnah. Akibatnya, rumah Utsman dikepung dan ia didesak
mundur sebagai khalifah. Seorang pemberontak bernama Al-Gafiqi berhasil masuk
lewat atap dan membunuh Utsman. Utsman wafat di usia 82 tahun pada 20 Mei 656 M
(Nailufar, Nibras Nada. 2020) .
4. Ali Bin Abi Thalib
Di akhir masa pemerintahan Ali bin Abi Talib, umat terpecah menjadi tiga
golongan, yakni: Muawiyah Syiah, pengikut Abdullah bin Saba' al-Yahudi yang
menyusup barisan tentara Ali bin Abi Talib Al Khawarij, orang-orang yang keluar dari
barisan Ali bin Abi Talib Ini menyebabkan tentara makin lemah. Hingga pada 20
Ramadan 40 H atau 660 M, Ali bin Abi Talib dibunuh oleh Abdullah bin Muljam,
anggota Khawarij (Nailufar, Nibras Nada. 2020) .

ABU BAKAR (PERANG RIDDAH)


Abu Bakar memangku jabatan kholifah selama dua tahun lebih sedikit , yang
dihabiskanya terutama untuk mengatasi berbagai masalah dalam negeri yang muncul akibat
wafatnya Nabi. Terpilihnya Abu Bakar telah membangun kembali kesadaran dan tekat umat
untuk bersatu melanjutkan tugas mulia Nabi. Menyadari bahwa kekuatan kepemimpinanya
bertumpu komonitas yang bersatu ini, yang menjadi perhatian kholifah pertama kali adalah
merealisasikan keinginan Nabi yang hampir tidak terlaksana, yaitu mengirimkan ekspedisi
ke perbatasan Suriah dibawah pimpinan Usamah untuk membalas pembunuhaan Ayahnya,
Zaid dan kerugian yang diderita oleh umat Islam dalam perang Mu’tah. Sebagian shahabat
menentang keras rencana ini, tetapi kholifah tidak peduli. Nyatanya ekspedisi itu sukses dan
membawa pengaruh positif bagi umat Islam, khususnya didalam membangkitkan
kepercayaan diri mereka yang nyaris pudar.
Akibat lain dari wafatnya Nabi ialah membangkangnya beberapa orang Arab dari
ikatan Islam. Mereka adalah orang-orang yang baru memasuki Islam. Belum cukup waktu
Nabi dan para shahabatnya untuk mengajari mereka prinsip-prinsip keimanan dan ajaran
Islam. Memang suku-suku Arabia dari padang pasir yang jauh itu terus datang kepada Nabi
dan mendapat kesan yang mendalam tentang Islam, tetapi mereka hayalah setitik air di
samudra. Didalam waktu beberapa bulan tidaklah mungkin bagi Nabi dapat mengatur
pendidikan atau latihan yang efektif untuk masyarakat yang terpencar di wilayah-wilayah
yang amat luas dengan sarana komunikasi yang sangat minim saat itu.
Gerakan melepas kesetiaan tersebut dinamakan «Riddah »riddah berarti murtad,
beralih agama Islam ke kepercayaan semula, secara politis merupakan pembangkangan
terhadap lembaga kholifah. Sikap mereka adalah perbuatan makar yang melawan agama dan
pemerintahan sekaligus. Referensi paling awal tentang perbuatan riddah dalam Islam
berkaitan dengan pelanggaran persetujuan antara para penguasa Islam di Madinah dari
sejumlah suku Arab, menyusul wafatnya Nabi, dalam hal ini ada alasan kuat yang
mendasarkan terjadinya Precedent riddah yaitu setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW
pada tahun 632 M/ 11H, dimana masyarakat Islam yang masih relatif baru mengalami masa-
masa sulit dan bahaya. Atas dasar kondisi-kondisi itu, Abu Bakar dengan marah menolak
tuntutan suku-suku Arab yang meminta di bebaskan dari membayar beban zakat, dan
memerintahkan tentaranya untuk bersiaga melawan mereka. Setelah terjadi banyak
pertumpahan darah, pemberontakan-pemberontakan itu dipadamkan, dan suku-suku
dimasukan lagi dibawah kekuasaan Madinah. Peristiwa awal dalam pemerintahan Abu
Bakar ini memberi Precedent fundamental terhadap hukum riddah dalam Islam.
Oleh karena itu, kholifah Abu Bakar dengan tegas melancarkan operasi pembersihan
terhadap mereka. Mula-mula hal ini di maksudkan sebagai tekanan untuk mengajak mereka
kembali ke jalan yang benar, lalu berkembang menjadi perang merebut kemenangan.
Tindakan pembersihan juga dilakukan untuk menumpas nabi-nabi palsu dan orang-orang
yang enggan membayar zakat. Dalam penumpasan terhadap orang-orang murtad dan para
pembangkan tersebut terutama setelah mendapat dukungan dari suku Gatafan yang kuat
teryata banyak menyita konsentrasi kholifah baik secara moral maupun politik. Situasi
keamanan negara Madinah menjadi kacau, sehingga banyak shahabat, tidak terkecuali Umar
yang dikenal keras mengajukan bahwa dalam keadaan yang begitu kritis lebih baik kalau
mengikuti kebijakan yang lunak.
UMAR BIN KHATTAB (PERLUASAN WILAYAH, MENGATUR ADMINISTRASI
NEGARA, PEMBUKUAN AL-QURAN)
Khalifah Umar Bin Khattab adalah orang yang pertama membukukan berbagai data
(Al-qiyatul Idariyah Fil Islam). Seperti pendataan dan pendokumenan yang ada di Persia
dan romawi. Pembukuan data itu dilakukan oleh Uqail bin Abu Tholib, Kharma Bin Naufal,
dan Zubain Bin Muth’im.Mereka adalah tokoh-tokoh Quraisy yang ahli di bidang nasab
(silsilah keturunan), serta hari-hari penting bangsa Arab dan manusia pada umumnya
(Deprizon. 2020) .
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar segera mengatur administrasi
negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia.
Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi: makkah, madinah,
Syria, jazirah, basrah, kufah, pelstina, dan mesir. Beberapa departemen yang dipandang
perlu didirikan. Pada masanya mulai diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan
pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif dengan
lembag eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, jabatan kepolisian dibentuk.
Demikian pula jabatan pekerjaan umum. Umar Bin Khattab juga mendirikan Bait Al-Mal.
Menempa mata Uang, dan menciptakan tahun Hijriah (Deprizon. 2020) .
Khalifah Umar bin Khattab membentuk kemiliteran yang kuat untuk ketahanan dan
menjaga marwah pemerintahannya, dengan tujuan terus melakukan perluasan kekuasaan
terhadap wilayah-wilayah yang belum di kuasai. Namun setiap wilayah yang telah di kuasai
para perajurit kemiliterannya tidak mengantui masyarakat akan tetapi menjadi sahabat
masyarakat (Deprizon. 2020) .
Meluasnya wilayah-wilayah Islam sampai kedaerah jazirah Arab, tampaknya
khalifah memikirkan pendidikan Islam. Berkaitan dengan masalah pendidikan, Khalifah
Umar bin kahttab merupakan seorang pendidik yang melakukan penyuluhan
pendidikan di kota madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di mesjid-mesjid dn
pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap-tipa daerah di
taklukkan itu, mereka bertugas mengajarkan isi al-Qur’an dan ajaran Islam Lainnya.
Seperti Fiqih kepada penduduk yang baru masuk Islam (Deprizon. 2020) .
Pada masanya, mata pelajaran yang diberikan adalah membaca dan menulis al- Qur’an
dan menghafalnya serta belajar pokok-pokok agama Islam. Pendidikan pada masa Umar Bin
Khattab lebih maju dibandingkan dengan sebelumnya. Pada masa ini tuntutan untuk belajar
Bahasa Arab juga sudah mulai tampak, orang yang baru masuk Islam dari daerah yang
ditaklukkan harus belajar Bahsa Arab, jika ingin dan mamahami pengetahuan Islam. Oleh
karena itu, pada pada masa ini sudah terdapat pengajaran berbahasa Arab (Deprizon. 2020)
. Dari bentuk partisifasi Khalifah Umar bin khattab di atas. Terlihatlah bahwa Khalifah
Umar Bin Khattab melakukan strategi aktif demi kelancaran pemerintahannya baik
pemerintahan pusat maupun pemerintahan di daerah-daerah kekuasaan Khalifah, yang
menjadi tolak ukur keberhasilan penyebaran Islam setelah bentuk masa Kepemimpinan
Rasulullah SAW (Deprizon. 2020) .

UTSMAN BIN AFFAN


Utsman merupakan khalifah ketiga dalam islam, menggantikan Umar bin Khattab.
Beliau anak dari seseorang ibu bernama Arwa’ bin Kuraiz dan ayah bernama Affan bin Abi
Al-‘Ash. Utsman mendapat gelar sebutan “Dzun Nur’aini” yang artinya pemilik dua cahaya.
Ini karena beliau menikahi dua puteri Rasulullah SAW, yaitu Ummu Kultsum dan Ruqayyah.
Beliau adalah sahabat Nabi yang berasal dari keluarga saudagar kaya. Utsman pandai
berbisnis dan kerap membagikan hartanya untuk kemaslahatan umat islam
Selama masa kepemimpinannya, utsman telah banyak berjasa untuk islam. Beliau
telah membukukan Al-Qur’an dan membuat beberapa Salinan yang dikirim ke beberapa
negeri
islam. Beliau juga memusnahkan mushaf yang bertentangan dengan Salinan tersebut.
Sehingga kini atas izin Allah SWT, umat islam dapat memelihara keaslian Al-Qur’an.
Utsman dikenal sebagai pribadi yang dermawan dan murah hati. Salah satu kisahnya yang
paling terkenal adalah saat ia memberikan bantuan air minum secara Cuma-Cuma kepada
masyarakat
Dikisahkan bahwa saat itu banyak umat Muslim yang membutuhkan air minum,
kemudian mereka mengadukan hal tersebut kepada Rasulullah SAW. Umat Muslim
mengeluh ada orang Yahudi yang menjual air dengan harga yang sangat tinggi. Karena
alasan ini, utsman membelinya dan memberikan air minum secara Cuma-Cuma kepada
seluruh umat Muslim.
Setelah Utsman wafat, keadaan semakin kacau. Kaum muslimin mendesak agar Ali
dibaiat sebagai khalifah. Dalam suasana kacau, Ali pun dibaiat. Peristiwa itu berlangsung
pada 25 Zulhijah 35 H di Masjid Madinah. Ali diwarisi berbagai pergolakan. Masa
pemerintahannya penuh dengan cobaan. Ia berusaha mengatasinya dengan menarik para
amir yang sebelumnya diangkat oleh Utsman bin Affan. Ia juga mengambil alih tanah yang
dihadiahkan Utsman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatan kepada
negara. Ali mengembalikan sistem distribusi pajak tahunan di antara orang Islam yang
pernah diterapkan pendahulunya Umar bin Khattab. Pemberontakan yang dihadapi Ali bin
Abi Talib di antaranya datang dari Talhah, Zubair, dan Aisyah. Mereka mengecam Ali yang
tak mau menghukum pembunuh Utsman. Mereka minta agar ada pembalasan. Ali yang
ingin menghindari perang, mengirim surat ke Talhah dan Zubair agar keduanya mau
berunding untuk menyelesaikan perakara itu secara damai.
Namun keduanya menolak. Maka pertempuran hebat pun meletus. Pertempuran itu
dikenal dengan nama Perang Jamal (unta) karena Aisyah menunggang unta. Zubair dan
Talhah terbunuh. Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah. Setelah pemberontakan
itu padam, Ali begerak dari Kufah ke Damaskus. Pasukannya bertemu dengan pasukan
Muawiyah di Siffin. Keduanya bertempur dan dikenal dengan nama Perang Siffin. Perang ini
berakhir dengan takhim atau arbitrase. Tapi takhim tak menyelesaikan masalah. Bahkan,
takhim menyebabkan munculnya golongan ketiga, yakni Al Khawarij atau orang-orang yang
keluar dari barisan Ali bin Abi Talib. Masa kepemimpinan yang penuh gejolak ini membuat
tak banyak warisan yang ditinggalkan Ali. Salah satu dari sedikit warisan itu yakni
penyempurnaan bahasa Arab.
Ali memerintahkan Abul Aswad Ad Duali untuk memberi tanda baca dan menulis
kitab-kitab Nahwu (tata bahasa). Harapannya, muslim dari luar Arab dapat mempelajari Al-
Quran dan Al-Hadis dengan benar. Ali juga membangun kota Kufah di Irak sebagai pusat
pemerintahan dan pusat pengembangan ilmu pengetahuan.

ALI BIN ABI THALIB (PERISTIWA TAHKIM)


Peristiwa Tahkim atau Arbitrase (bahasa Arab: ‫ )التحكيم أو تحكيم الق رآن‬adalah sebuah istilah
untuk sebuah kejadian sejarah yang berhubungan dengan Perang Shiffin. Dalam kejadian ini
Abu Musa al-Asy'ari merupakan perwakilan dan juri bagi pasukan Kufah (pasukan Imam Ali
as) dan Amru bin 'Ash merupakan perwakilan dari pihak pasukan Syam (pasukan
Muawiyah). Kedua perwakilan ini melakukan perundingan untuk menyelesaikan perbedaan
antara kaum muslimin satu dengan lainnya dan kedua pihak sepakat untuk memberikan
pendapat sesuai dengan Alquran dan hadis. Usulan perundingan diajukan dengan tipu daya
Amru bin 'Ash dan Muawiyah dalam rangka menyelamatkan pasukan mereka dari pasukan
Imam Ali as. Sebenarnya Imam Ali as dari awal sudah menentang perundingan ini
(Wikishia. 2020) .
Pasukan Syam ketika melihat mereka mulai terdesak dan hampir mengalami
kekalahan, mereka menancapkan Alquran di ujung tombak dan meneriakkan syiar-syiar;
bahwa hendaklah Alquran harus menjadi hakim bagi kedua pihak. Mengingat Amru bin 'Ash
perwakilan dari Syam berhasil dan mampu mengelabui Abu Musa al-Asy'ari serta melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan kesepakatan dengan memperkenalkan Muawiyah sebagai
khalifah, maka perundingan pun tidak memberikan hasil dan hanya bisa menyelamatkan
pasukan Syam dari kekalahan (Wikishia. 2020) .

SIMPULAN
Khulafaur Rasyidin adalah kekhalifahan Islam yang berdiri setelah meninggalnya Nabi
Muhammad SAW pada tahun 632 M atau 11 Hijriyah. Khulafaur Rasyidin berasal dari kata
khulafah dan ar-rasyidin. Khulafah adalah bentuk jamak dari kata khalifah yang berarti
pengganti, pemimpin, atau penguasa yang diangkat. Sedangkan ar-rasyidin adalah bentuk
jamak dari ar-rasyid yang berarti orang yang mendapat petunjuk.
Ada empat Khulafaur Rasyidin. Mereka adalah sahabat-sahabat nabi yang dipilih
karena kepantasan dan kelebihannya. Tiap khalifah punya kebijakan yang berbeda. Di
zaman Abu Bakar As Siddiq (632-634 M), terjadi Perang Riddah atau perang melawan
kemurtadan. Perang itu untuk mengatasi perpecahan yang terjadi setelah Nabi wafat. Di
akhir kepemimpinannya, Abu Bakar memperluas daerah kekuasaan dengan mengirim
tentara ke luar. Abu Bakar digantikan Umar bin Khattab (634-644 M).
Pada masa kekhalifahan Umar, Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Pasukannya berhasil mengalahkan dua kekuatan besar saat itu yakni Romawi di barat dan
Persia di Timur. Di bawah Umar, ekspansi Islam dimulai. Ibu kota Suriah, Damaskus,
dikuasai pada 635. Setahun setelah kemenangan di Yarmuk, seluruh daerah Suriah jatuh ke
kekuasaan Islam. Ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah kepemimpinan Amr in Ash. Ke
Irak di bawah kepemimpinan Sa'ad bin Abi Waqqash. Kekuasaan Islam meliputi jazirah
Arab, Palestina, Suriah, sebagian Persia, dan Mesir. Umar mengesahkan ketentaraan,
kepolisian, pekerja umum, hingga sistem kehakiman. Umar juga mengadakan hisbah
(pengawasan) terhadap pasar, membangun pusat pengawasan terhadap takaran atau
timbangan, dan mencetak uang negara serta mendirikan bait al-Mal.
Kemajuan semakin pesat di masa Utsman bin Affan (644-655 M). Di masa
kepemimpinannya, Islam diperluas hingga ke Tripoli, Armenia, Turkistan, dan Cyprus. Ia
membagi kekuasaan Islam menjadi 10 provinsi dengan masing-masing amir atau gubernur.
Di bawah Utsman, umat Islam mengalami era paling makmur dan sejahtera. Utsman
diprotes karena jabatan-jabatan strategis di pemerintahan diberikan kepada keluarganya
dari Bani Umayyah. Ini menyebabkan Utsman lemah di pemerintahan. Ia tak dapat berbuat
banyak terhadap keluarganya. Pada tahun 35 H atau 655 M, sekitar 1.500 orang datang ke
Madinah untuk memprotes kebijakan Utsman ini. Penerus Utsman, Ali bin Abi Talib (655-
660 M) berusaha mengatasi pemberontakan yang terjadi dengan menarik para amir yang
sebelumnya diangkat oleh Utsman bin Affan. Ia juga mengambil alih tanah yang
dihadiahkan Utsman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatan kepada
negara.
Ali mengembalikan sistem distribusi pajak tahunan di antara orang Islam yang pernah
diterapkan Umar. Pemberontakan yang dihadapi Ali bin Abi Talib di antaranya datang dari
Talhah, Zubair, dan Aisyah. Mereka mengecam Ali yang tak mau menghukum pembunuh
Utsman. Mereka minta agar ada pembalasan. Ali tak mampu menghindari perang.
Meletuslah perang yang disebut Perang Jamal (unta) karena Aisyah menunggang unta. Di
akhir masa pemerintahan Ali bin Abi Talib, umat terpecah menjadi tiga golongan. Setelah Ali
terbunuh oleh salah satu golongan, Khulafaur Rasyidin berakhir.
DAFTAR PUSTAKA
Deprizon. 2020. KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB DALAM BIDANG PENDIDIKAN
ISLAM. Diakses pada tanggal 14 Maret 2021.
https://ejurnal.umri.ac.id/index.php/JSI/article/download/1913/1162/ .
Ilmu, Mania. 2013. KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KHLAFAUR RASYIDIN. Diakses pada
tanggal 13 Maret 2021. https://maniailmu.blogspot.com/2015/09/kebijakan-
pemerintahan-khlafaur-rasyidin.html .
Kumparan, 2021. Biografi Utsman Bin Affan. Diakses pada tanggal 18 Maret 2021.
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/berita-hari-ini/biografi-
utsman-bin-affan-khalifah-yang-baik-dan-dermawan-1v5iDzDhRD .
Nailufar, Nibras Nada. 2020. Khulafaur Rasyidin: Tugas dan Kebijakannya. Diakses pada 15
Maret 2021.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/04/100000969/khulafaur-rasyidin--
tugas-dan- kebijakannya?page=all#:~:text=KOMPAS.com%20%2D%20Khulafaur
%20Rasyidin%2 0adalah,632%20M%20atau%2011%20Hijriyah.&text=Khulafaur
%20Rasyidin%20meme gang%20kendali%20pemerintahan,H%20atau
%20632%2D660%20M.
Nailufar, Nibras Nada. 2020. Masa Kekhalifahan Abu Bakar As Siddiq. Diakses pada 15 Maret
2021. https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/02/200000669/masa-
kekhalifahan-abu-bakar-as- siddiq?page=all#:~:text=Abu%20Bakar%20memimpin
%20umat%20Islam,sahabat%20 yang%20paling%20dicintai%20Nabi .
Nailufar, Nibras Nada. 2020. Masa Kekhalifahan Ali Bin Abi Thalib Diakses pada 15 Maret 2021.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/03/223000469/masa-kekhalifahan-
ali-bin-abi- talib?page=all#:~:text=Berakhirnya%20khalifah%20Ali%20bin%20Abi
%20Talib&text= Hingga%20pada%2020%20Ramadan%2040,Abdullah%20bin
%20Muljam%2C%20angg ota%20Khawarij.
Nailufar, Nibras Nada. 2020. Masa Kekhalifahan Umar Bin Khattab. Diakses pada 14 Maret
2021. https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/03/190000869/masa-
kekhalifahan- umar-bin-khattab?page=all .
Nailufar, Nibras Nada. 2020. Masa Kekhalifahan Utsman Bin Affan. Diakses pada 15 Maret
2021. https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/03/193000169/masa-
kekhalifahan- Utsman-bin-affan?page=all .
Nailufar, Nibras Nada. 2020. Sifat 4 Khulafaur Rasyidin. Diakses pada tanggal 17 Maret 2021.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/03/230000169/sifat-4-khulafaur-
rasyidin?page=all#page2 .
Pengetahuan, Seputar. 2020. Khulafaur Rasyidin : Pengertian dan Biografi Singkatnya. Diakses
pada tanggal 18 Maret 2021.
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/03/khulafaur-rasyidin.html .
Sibghotullah, Dabith. 2020. Biografi Singkat Khulafaur Rasyidin Beserta Penjelasannya. Diakses
pada tanggal 13 Maret 2021. https://penaqolbi.com/biografi-khulafaur-rasyidin/ .
Siregar, RUtsman. 2019. Biografi Ali bin Abi Thalib, Khalifah Bergelar Karramallahu Wajhah.
Diakses pada tanggal 18 Maret 2021.
https://kalam.sindonews.com/berita/1449704/70/biografi-ali-bin-abi-thalib-
khalifah-bergelar-karramallahu-wajhah/10 .
Siregar, RUtsman. 2018. Biografi Umar Bin Khattab, Khalifah Kedua yang Menaklukkan Romawi
dan Persia. Diakses pada tanggal 18 Maret 2021.
https://kalam.sindonews.com/berita/1311415/70/biografi-umar-bin-khattab-
khalifah-kedua-yang-menaklukkan-romawi-dan-persia .
Siregar, RUtsman. 2019. Biografi Utsman bin Affan, Khalifah Ketiga Pemilik Dua Cahaya.
Diakses pada tanggal 18 Maret 2021.
https://kalam.sindonews.com/berita/1449187/70/biografi-utsman-bin-affan-
khalifah-ketiga-pemilik-dua-cahaya .
Wikishia. 2020. Peristiwa Tahkim. Diakses pada tanggal 14 Maret 2021.
https://id.wikishia.net/view/Peristiwa_Tahkim/ .

Anda mungkin juga menyukai