Anda di halaman 1dari 16

1.

Pengertian
- Etika
- Riset
- Eksperimen
- Etika riset dan eksperimen
2. Prinsip etika riset dan eksperimen
3. Jenis- jenis etika riset dan eksperimen
- Etika dalam berbisnis
4. Hal penting mengenai etika riset dan eksperimen
- poin penting
- fungsi dan peranan
5. Studi kasus mengenai etika riset dan eksperimen
MAKALAH
ETIKA PROFESI
Etika Riset dan Etika Eksperimen

Disusun oleh:
1. Deby Andika Dion H. (1831410125)
2. Millenina Sulung Hanavia (1831410072)
3. Muhammad Rafi Anugerah (1831410114)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PRODI D-III TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk sosial merupakan sebutan bagi semua orang di dunia ini yang tidak bisa
terlepas dari ketergantungannya terhadap individu lain. Dalam proses kehidupan sehari-hari,
setiap individu tidak terlepas dari interaksi antar masyarakat lainnya. Tindakan yang
dilakukan seorang individu tentunya memiliki aturan-aturan di dalamnya yang membatasi
tingkah laku seseorang tersebut. Oleh karena itu, setiap individu harus dapat menepatkan dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Setiap adaptasi
terhadap suatu lingkungan dapat berupa fisik, dimana individu akan menyesuaikan diri
dengan masyarakat, karena tingkah laku seseorang tidak hanya berhubungan dengan
lingkungan fisik tetapi juga berhubungan dengan lingkungan sosial yang didalamnya terhadap
aturan-aturan atau norma-norma yang ada dan berlaku mengikat setiap individu yang ada di
dalam masyarakat.
Kehidupan masyarakat diatur berdasarkan nilai-nilai dan serta norma sosial sebagai
pedoman perilaku anggota masyarakat agar kehidupan sosial menjadi tertib. Perilaku sosial di
masyarakat haruslah sesuai dengan norma yang berlaku. Untuk itu perlu pengetahuan dan
penerapan perilaku atau etika yang baik agar seseorang dapat menjaga dan menjalani tata
krama dan sopan santun. Ditinjau dari artikel ilham kurnia (2019), etika dalam kehidupan
bermasyarakat merupakan aturan perilaku dan sikap terhadap hal-hal yang tumbuh dan
berkembang di dalam masyarakat. Tentunya perilaku dan sikap diatas berdasarkan adat
isitiadat, terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat
tersebut. Sehubungan dengan perkembangan zaman, mungkin ada salah satu adat istiadat
yang sudah tidak sesuai lagi. Oleh karena itu, dengan adanya etika kita dapat memposisikan
diri kita dilingkungan tersebut.
Tidak hanya dalam lingkungan bermasyarakat saja, seseorang perlu menerapkan etika
yang baik. Namun juga di dalam suatu aktivitas misal dalam melakukan pekerjaan pun sangat
dibutuhkan etika tersebut. Jika berbicara mengenai mahasiswa dan sebagai seorang peneliti,
etika dalam melakukan riset dan eksperimen perlu diketahui dan dipahami sebelum proses
dilakukan. Etika riset dan eksperimen merupakan sudut pandang atau ketentuan baik, buruk,
benar atau salah dalam kegiatan penelitian. Etika penelitian lain yang seharusnya tidak boleh
dilanggar oleh peneliti adalah mendorong subyek agar mau ikut serta dengan memberi
keterangan yang keliru. Peneliti harus memiliki sifat dasar yaitu jujur dan bertanggung jawab.
Oleh karena itu, etika dalam penelitian dangat diperlukan, mengingat etika menentukan proses
dari awal pencarian masalah suatu penelitian hingga akhir.

1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah etika profesi
2. Penulis dan pembaca mampu memahami tentang etika riset dan eksperimen yang
mencangkup pengertian, prinsip, jenis-jenis, fungsi dan peranan penting, point point
penting, studi kasus serta penyelesaiannya yang sesuai etika riset dan eksperimen

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini meliputi sebagai berikut:
1. Apa itu etika?
2. Apa itu riset?
3. Apa itu eksperimen?
4. Apa itu prinsip dalam etika riset dan eksperimen?
5. Apa itu jenie-jenis etika riset dan eksperimen?
6. Apa itu peranan dan fungsi dalam etika riset dan eksperimen?
7. Apa itu point penting dalam etika riset dan eksperimen?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etika
Kata etika, secara etimologi berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu
Ethos dan Ethikos. Ethos berarti sifat, watak, kebiasaan. Sedangkan ethikos berarti susila,
keadaban, kelakuan dan perbuatan yang baik. Jika ditinjau dari Bahasa Arab kata etika
dikenal dengan istilah akhlak, yang berarti budi pekerti, sedangkan dalam Bahasa Indonesia
disebut dengan tata susila. Menurut Webster Dictionary,secara etimologis, etika adalah suatu
disiplin ilmu yang menjelaskan sesuatu yang baik dan yang buruk, mana tugas atau
kewajiban moral, tau bisa juga mengenai kumpulan prinsip atau nilai moral. Secara umum,
etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri
sendiri, seseorang atau kepada masyarakat. Kebiasaan hidup yang baik dapat diartikan
dalam bentuk kaidah, aturan, atau norma yang disebarluaskan, dikenal, dipahami, dan
diajarkan secara lisan dalam masyarakat. Kaidah, norma, atau aturan ini pada dasarnya
menyangkut baik-buruknya perilaku manusia. Adapun etika dapat dipahami sebagai ajaran
yang berisikan perintah dan larangan tentang baik-buruknya perilaku manusia, yaitu perintah
yang harus dipatuhi dan berupa larangan yang harus dihindari.
Secara terminologi, etika dapat disebut sebagai ilmu baik dan buruk atau disebut teori
tentang nilai. Etika disebut juga ilmu normative, karena didalamnya mengandung norma dan
nilai- nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut KBBI, etika adalah
ilmu tentang apa yang dianggap baik dana pa yang dianggap buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
http://eprints.walisongo.ac.id/6956/3/BAB%20II.pdf
2.2 Riset
Kata riset berasal dari kata research, dimana kata tersebut berasal dari Perancis,
“recherché” yang berarti untuk mencari, penurunan dari “recerchier” yaitu kata “re-“ dan
“cercier” yang bermakna “mencari”. Menurut KBBI, riset berarti penyelidikan (penelitian)
suatu masalah secara bersistem, kritis, dan ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan dan
pengertian, mendapatkan fakta yang baru, atau melakukan penafsiran yang lebih baik.
Menurut Kamus Merriam Webster, research adalah pemeriksaan yang teliti, terutama
investigasi atau eksperimen yang bertujuan untuk menemukan dan menafsirkan fakta, revisi
teori atau hukum yang telah ada berdasarkan fakta baru, atau penerapan praktis baik teori
atau hukum baru atau yang telah ada sebelumnya. Sedangkan menurut John W. Cresweel
dalam Buku Educational Research, research merupakan sebuah proses atau langkah yang
digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi untuk meningkatkan
pemahaman tentang suatu topik atau isu. Proses tersebut terdiri dari tiga langkah yaitu
dengan mengajukan sebuah pertanyaan, mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan
serta menyajikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
http://www.drn.go.id/files/23112017-Seminar%20Nasional%20dalam%20Rangka
%20Sidang%20Paripurna%20II%20DRN
%202017/KEYNOTE_3__Mr__Daryatmo_Mardiyanto_Bahan_Pak_Dar_DRN_p
pt-min.pdf

2.3 Eksperimen
Kata eksperimen menurut Kerlinger (1986: 315) adalah sebagai suatu penelitian ilmiah
dimana peneliti memanipulasi dan mengontrol satu atau lebih variabel bebas dan melakukan
pengamatan terhadap variabel-variabel terikat untuk menemukan variasi yang muncul
bersamaan dengan manipulasi terhadap variabel bebas tersebut. Sedangkan, Arboleda (1981:
27) mendefinisikan eksperimen sebagai suatu penelitian yang dengan sengaja peneliti
melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel dengan suatu cara tertentu sehungga
berpengaruh pada satu atau lebih variabel lain yang di ukur. Dari berbagai definis yang
dikemukakan diketahui bahwa metode eksperimen mengandung beberapa hal, yaitu
merupakan suatu penelitian yang berusaha unutk melihat hubungan sebab akibat dari satu
atau lebih variabel independen dengan satu atau lebih variabel kontrol, peneliti melakukan
manipulasi terhadap satu atau lebih variabel independen, mengelompokkan subjek penelitian
ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat membandingkan kelompok
eksperimen yang dikenai perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan,
serta terdapat pengaruh hubungan sebab akibat antara variable.
https://media.neliti.com/media/publications/100453-ID-memperkenalkan-
kembali-metode-eksperimen.pdf
2.4 Etika Riset dan Eksperimen
Etika penelitian adalah sejumlah petunjuk untuk membantu eksperimenter dalam
membuat keputusan-keputusan yang sulit, sehingga etika penelitian eksperimen adalah
aturan atau prinsip yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan eksperimen. Adapun
pengertian lain, etika penelitian adalah suatu ukuran dari tingkah laku dan perbuatan yang
harus dilakukan/diikuti oleh seorang peneliti dalam memperoleh data-data penelitiannya
yang disesuaikan dengan adat istiadat serta kebiasaan masyarakat ditempat ia meneliti.
Sehingga, bisa dikatakan bahwa etika riset dan penelitian adalah suatu kegiatan yang
bertujuan untuk memperoleh fakta– akta dengan menganalisis data secara sistematis dan
sesuai dengan nilai–nilai dan moral – moral yang berkembang pada masyarakat dan menjadi
pegangan bagi seseorang/kelompok dalam mengatur tingkah lakunya dalam melakukan
penelitian ilmiah.
https://www.researchgate.net/publication/342751890_Etika_Penelitian
https://slideplayer.info/slide/12555717/
https://www.ganipramudyo.web.id/2017/05/etika-ilmiah-dan-penelitian.html

2.5 Prinsip-prinsip dalam Etika Penelitian


Dalam menerapkan etika penelitian, perlu diperhatikan beberapa prinsip-prinsip yang
harus diimplementasikan. Menurut Belomont, terdapat 3 prinsip utama etika penelitian yang
harus diterapkan oleh para peneliti, yaitu:
a. Manfaat
Dalam mempertimbangkan rasio antar manfaat dan resiko yang akan dibebankan
kepada peneliti, maka peneliti harus menerapkan asas manfaat. Dalam meneliti, manfaat
yang diperoleh peneliti adalah hal yang paling penting. Bukan hanya tujuan awal yang
diadakan oleh peneliti namun manfaat yang didapatkan oleh orang lain sangatlah
berguna. Manfaat yang ada harus dapat mempengaruhi masyarakat sekitar. Namun,
peneliti pun harus memikirkan secara kritis mengenai resiko yang akan diterima agar
tidak menjadi beban yang berat sehingga akan menghalangi kebebasan peneliti untuk
menyelesaikan proses penelitian yang berjalan. Selain itu, bahaya dan eksploitasi dari
pihak lain perlu diwaspadai oleh peneliti.
b. Menghargai Sesama
Dalam hal menghargai sesama alam menerapkan etika penelitian yang baik, maka
terdapat hak yang dapat menetapkan diri dan mendapatkan penjelasan yang lengkap. Hak
untuk menetapkan diri yaitu peneliti memiliki hak untuk memutuskan keyakinan dan
keinginannya untuk ikut berpartisispasi terhadap adanya suatu penelitian, tanpa beresiko
untuk dihukum atau dipaksa. Pada hak untuk mendapatkan dan memberikan penjelasan
yang lengkap, peneliti harus mengetahui berbagai macam kejelasan berkaitan dengan hal
yang akan diteliti, tanggung jawab, resiko yang akan didapat, dan hak subjek untuk
menolak ikut berperan. Selain dua hal diatas, peneliti juga harus memperlakukan setiap
individu dengan sama dan memposisikan dirinya sebagai individu yang tidak menganggap
subjek yang ditelitinya hanya untuk dimanfaatkan semata.
c. Hak Keadilan
Hak untuk mendapatkan keadilan dan kebebasan yang diperoleh oleh seorang
peneliti, peneliti juga harus mampu memperlakukan orang lain dengan baik dan membuat
penelitian tersebut memiliki manfaat yang merata kepada setiap orang dengan tidak
merugikan pihak lain ataupun masyarakat yang terlibat maupun yang tidak terlibat.
Bukan hanya tiga prinsip yang dikemukakan oleh Belmont, terdapat prinsip-prinsip lain
yang tidak boleh dikesampingkan, antara lain:
1.) Plagiarisme dan Manipulasi dalam Penelitian
Dalam hal melakukan penelitian, peneliti diharuskan tidak mengutip sebagian ataupun
keseluruhan dari isi referensi yang menjadi panutan, sekaligus memanipulasi
rancangan penelitian hingga titik akhir dari penyelesaian penelitian yang dijalankan
menjadi prinsip yang harus selalu ditekankan untuk setiap peneliti. Hal tersebut tidak
mencerminkan dari penghargaan terhadap hak cipta yang dimiliki orang lain.
2.) Privasi Subjek
Dalam melakukan proses penelitian, dibutuhkan bantuan subjek untuk mencari
kebenaran dari objek yang akan diteliti. Misalnya untuk orang-orang atau masyarakat
tertentu. Terdapat beberapa subjek lebih memilih untuk tidak diberi tahu identitas
aslinya karena hak privasi yang dimiliki. Sebagai peneliti, harus mematuhi hal tersebut
sebagai bentuk menghormati hak milik orang lain.
2.6 Jenis-jenis Etika dalam Penelitian
Pelaksanaan penelitian harus mengikuti etika penelitian, selain didasarkan pada kaidah-
kaidah ilmiah (motode ilmiah). Etika penelitian berkaitan dengan norma-norma yang ada,
yaitu:
a. Norma Sopan-santun
Peneliti memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat.
b. Norma Hukum
Peneliti akan dikenai sanksi apabila melanggar ketentuan yang ada.
c. Norma Moral
Peneliti mempunyai itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian.

Berdasarkan dengan etika sosial di masyarakat, terdapat beberapa etika/pedoman yang harus
ditaati menurut Kemmis dan Taggart dalam Hopkins, yaitu:

a. Meminta persetujuan dan ijin kepada orang-orang, panitia, atau pejabat yang berwenang.
b. Mengajak teman-teman sejawat terlibat dan berpartisipasi dalam penelitian.
c. Memperhatikan pendapat sekitar.
d. Memiliki sikap terbuka dan transparan, memperhatikan saran yang ada dan diperbolehkan
mengajukan proten dengan teman-teman sejawat.
e. Meminta izin eksplisit, dalam mengobservasi dan mencatat kegiatan mitra penelito.
f. Meminta izin untuk membuka dan mempelajari catatan resmi, surat-menyurat, dan
dokumen.
g. Mencatat dan mendeskripsikan kegiatan yang relevan, akurat, dan adil.
h. Wawancara, pertemuan, atau penukaran pendapat tertulis dengan memperhatikan
pandangan lain yang relevan, akurat, dan adil.
i. Mendapatkan izin atau otorisasi kutipan dengan rujukan langsung, observasi, rekaman,
keputusan, kesimpulan, atau rekomendasi.
j. Menyusun laporan untuk kepentingan berbeda.
k. Bertanggung jawab untuk hal-hal pribadi.
l. Semua mitra penelitian mengetahui dan menyetujui prinsip-prinsip kerja di atas, sebelum
penelitian berlangsung.
m. Melaporkan kegiatan dan hasil penelitian, apabila sudah disetujui oleh para mitra peneliti.
n. Tidak mencantumkan nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian
kualitatif apabila dapat merugikan sumber data atau informan.
Dalam berbisnis perlu juga menerapakan perilaku etis dari para pelaku dalam melakukan
riset/ penelitian. Perilaku etis yang dimaksud artinya perilaku yang mengacu kepada norma-
norma atau standar-standar moral pribadi dan hubungannya dengan orang lain agar dapat
terjamin, bahwa tidak ada seorang pun yang dirugikan. Terdapat beberapa etika bagi peneliti
bisnis, namun tidak hanya digunakan dalam bisnis saja, akan tetapi dapat dipakai untuk
penelitian lainnya. Berikut empat macam etika yang harus dilakukan dalam bisnis, antara
lain:
a. Etika Peneliti pada Responden
Dalam melakukan pengumpulan data, hak-hak responden harus dilindungi, Jika
peneliti berhubungan langsung dengan responden maka harus dijelaskan secara langsung
tujuan dan manfaat-manfaat yang akan didapat dari studi ini sehingga responden akan
menghargai. Responden pun tidak akan merasa dirugikan baik secara fisik maupun
mental. Selain itu, perlu diingat pula bahwa hak atas kebebasan pribadi seperti orang
tersebut mempunyai hak untuk menolak diwawancarai, sehingga peneliti harus meminta
izin terlebih dahulu.
b. Etika Peneliti pada Klien
Dalam suatu riset berdasarkan pertimbangan-pertimbangan etis, klien ingin
identitasnya tidak diketahui seperti halnya dalam melakukan riset pasar suatu produk
baru. Sehingga identitasnya tidak ingin diketahui oleh pesaing, maka peneliti harus
menghargai keinginannya dan membuat rencana yang menjaga identitas kliennya.
c. Etika Peneliti pada Asisten
Dalam melakukan riset, peneliti biasanya dibantu oleh para asisten peneliti dan tidak
etis jika menugaskan seorang asisten untuk melakukan sesuatu, misalnya melakukan
wawancara langsung di tempat yang kurang aman sehingga bisa terancam secara fisik,
akibatnya dapat saja asisten memalsukan instrument penelitian. Sehingga, peneliti
menyediakan fasilitas lain yang membuat asisten merasa aman. Peneliti juga harus
menuntut perilaku etis dari para asisten. Perilaku asisten adalah di bawah pengawasan
langsung peneliti sehingga jika ia berbuat curang maka yang bertanggung jawab adalah
peneliti, sehingga semua asisten selain diberi pelatihan dan supervisi yang baik juga
diberi bekal mental yang kuat untuk tidak melakukan tindakan penyelewengan.
d. Etika Klien
Dalam suatu riset, peneliti diminta oleh kliennya untuk mengubah data,
menghilangkan bagian-bagian dari hasil analisis data yang dianggap merugikan dan
mengartikan data dari segi yang menguntungkan, semua ini merupakan perilaku tidak etis
dari klien. Jika peneliti menuruti kehendak mereka maka ini merupakan pelanggaran
terhadap standar-standar etika. Dalam bisnis, hal ini bisa saja terjadi kalau bayaran yang
diterima dari klien lebih tinggi dari sewajarnya, sehingga dapat dibayangkan bagaimana
kualitas si peneliti tersebut. Bagi peneliti yang dapat dibujuk oleh klien ini hendaknya
dapat menolak ajakan tersebut dan memutuskan kontrak dengan klien yang ini
selamanya.
2.7 Peranan atau Fungsi Etika Penelitian
Etika mempunyai peranan atau fungsi diantaranya sebagai berikut:
a. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat mengemukakan penilaian tentang perilaku
manusia.
b. Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok dalam
melakukan suatu tindakan atau aktivitas sebagai mahasiswa.
c. Etika dapat memberikan propek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi
sekarang.
d. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitas
kemahasiswaanya.
e. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika kita bisa di
cap sebagai orang baik didalam masyarakat.
Pada peranan dan fungsi diatas dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya orang melakukan
kegiatan penelitian tiada lain untuk memenuhi rasa ingin tahu terhadap sebuah gejala atau
peristiwa untuk memecahkan masalah secara ilmiah dan dapat diterima dengan logika
kemanusiaan. Selain itu, dari penelitian ini pula manusia dapat mengembangkan
pengetahuan yang bermakna bagi kehidupan ilmiah maupun kehidupan sosial. Untuk itulah,
dalam kerangka menjaga kemurnian hasil penelitian yang dilakukan serta untuk menjaga
timbulnya berbagai persoalan dari hasil penelitian yang dilakukan maka etika menjadi
sebuah keniscayaan yang harus diperhatikan dalam penelitian.
2.8 Point-point Penting dalam Etika Penelitian
Dalam sebuah penelitian, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, etika merupakan hal
yang harus dijunjung tinggi. Etika berperan sebagai batasan seorang peneliti agar tidak
keluar dari batasan yang ada. Berikut point point penting dari etika penelitian:
a. Kejujuran
Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan metode dan
prosedur penelitian, publikasi hasil, jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yang
dilakukan, hargai rekan peneliti, jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaanmu.
b. Obyektivitas
Upayakan minimalisasi kesalahan atau bisa dalam rancangan percobaan, analisis dan
interpretasi data, penelitian ahli atau rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi
dana atau sponsor penelitian.
c. Integritas
Tepati selalu janji dan perjanjian, lakukan penelitian dengan tulis, upayakan selalu
menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.
d. Ketelitian
Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian, secara teratur catat pekerjaan
yang dikerjakan, misalnya kapan dan dimana pengumpulan data dilakukan. Catat juga
alamat korespondensi responden, jurnal atau agen publikasi lainnya.
e. Keterbukaan
Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian. Terbuka
terhadap kritik dan ide-ide baru.
f. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
Memperhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Tidak
menggunakan data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin penelitinya,
Menuliskan semua narasumber yang memberikan kontribusi pada riset.
g. Penghargaan terhada kerahasiaan
Bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data lain yang
oleh responden dianggap sebagai rahasia, maka peneliti harus menjaga kerahasiaan data
tersebut.
h. Publikasi yang terpercaya
Hindari mempublikasikan penelitian yang sama berulang-ulang ke berbagai media
(jurnal, seminar).
i. Pembinaan yang konstruktif
Membantu membimbing, memberi arahan dan masukan bagi mahasiswa atau peneliti
pemula. Perkenankan mereka mengembangkan ide mereka menjadi penelitian yang
berkualitas.
j. Penghargaan terhadap rekan kerja
Hargai dan perlakukan rekan penelitian dengan semestinya. Bila penelitian dilakukan
oleh suatu tim akan dipublikasikan, maka peneliti dengan kontribusi terbesar ditetapkan
sebagai penulis pertama (first author), sedangkan yang lain menjadi penulis kedua (co-
author(s)). Urutan menunjukkan besarnya kontribusi anggota tim dalam penelitian.
k. Tanggung jawab
Upayakan penelitian berguna demi kemaslahatan masyarakat, meningkatkan taraf hidup,
mudahkan kehidupan dan meringankan beban hidup masyarakat. Peneliti juga
bertanggung jawab melakukan pendampingan bagi masyarakat yang ingin
mengaplikasikan hasil penelitian.
l. Tidak melakukan diskriminasi
Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan kerja atau mahasiswa karena alasan
jenis kelamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain yang sama sekali tidak ada hubungannya
dengan kompetensi dan integritas ilmiah.
m. Kompetensi
Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan pembelajaran
seumur hidup, secara bertahap tingkatkan kompetensi sampai taraf pakar.
n. Legalitas
Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah yang terkait dengan
penelitian.
o. Mengutamakan keselamatan manusia
Bila harus menggunakan manusia untuk menguji penelitian, maka penelitian harus
dirancang dengan teliti, efek negatif harus diminimalkan, manfaat dimaksimalkan,
hormati harkat kemanusiaan, privasi dan hak obyek penelitian tersebut, siapkan
pencegahan dan pengobatan bila sampel menderita efek negatif penelitian.
2.9 Ketidakjujuran dalam Penelitian
Ketidakjujuran dalam penelitian dapat dilakukan dalam hal sebagai berikut:
a. Pemalsuan, penyampaian suatu temuan tentang informasi yang tidak pernah ada.
b. Desain atau metode, secara sengaja merencanakan desain studi atau metode pengumpulan
data, sehingga hasil menjadi bias terhadap hipotesis penelitian.
c. Menahan atau memanipulasi data secara selektif, memilih hanya data yang konsisten
dengan hipotesis penelitian dan membuang yang lainnya
d. Plagiat, secara sengaja menggunakan hasil atau ide orang lain sebagai miliknya.
e. Kolaborasi yang tidak bertanggung jawab, gagal berperan serta dalam suatu tim
penelitian atau melaksanakan tanggung jawab sebagai co-author.
2.10 Studi Kasus dalam Etika Penelitian
Pelanggaran kode etik ilmu pengetahuan di Indonesia sudah mengkhawatirkan karena tidak
hanya dilakukan mahasiswa atau peneliti pemula saja, melainkan juga peneliti setingkat
doktor. Kasus pelanggaran kode etik yang paling sering terjadi adalah penjiplakan karya
orang lain (plagiarisme).

Menurut Sardy, plagiarisme di kalangan akademisi sudah mengkhawatirkan. Ia


mencontohkan beberapa waktu lalu seorang dosen UI terbukti menjiplak skripsi mahasiswa
S1-nya untuk dijadikan tulisan di sebuah jurnal ilmu pengetahuan. Hal ini memang sarana
mencari kredit untuk kenaikan pangkat "Tabelnya sama, gambarnya sama, bahkan
bahasanya nyaris sama, " ungkap Sardy.
Hal yang sama terjadi di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Pernah ditemukan
tesis master jiplakan. Tesis itu dinyatakan lulus dengan sangat memuaskan dari skripsi
mahasiswa yang hanya memperoleh nilai C.
Bahkan, Rapat Senat UGM pernah memutuskan untuk membatalkan gelar "doktor " Drs
Syaiful S Azhar MS atau Ipong S Azhar karena kasus plagiat terhadap karya Nurhasim,
Februari 2000.
Sumber : http://lipi.go.id/berita/ilmuwan-indonesia-lakukan-plagiarisme/35
Analisa kasus :

Seharusnya pelaku plagiarisme tersebut tahu diri/ malu terhadap apa yang dilakukannya
terutama jika pelakunya seorang yang notabenenya lebih tinggi dari mahasiswa S1. Dari
kasus tersebut, untuk kedepannya diperlukan kontrol yang cukup ketat pada pencari gelar
S2 maupun S3 agar mereka tidak asal jiplak (malas) dalam melakukan penelitian. Inipun
juga berlaku paa mereka pencari gelar S1/D4/D3 yang senang menjiplak karya temannya.
Jika mereka masih melakukan tindakan plagiarisme maka sanksi tegas berupa pencabutan
gelar maupun diskorsing perlu dilakukan.
BAB III
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai