2020
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
BAB I 1
Daftar Pustaka BAB I 25
BAB II 26
Daftar Pustaka BAB II 43
BAB III 44
Daftar Pustaka BAB III 67
BAB IV 69
Daftar Pustaka BAB IV 94
BAB V 95
Daftar Pustaka BAB V107
BAB VI 108
Daftar Pustaka BAB VI 118
i
KATA DAN KALIMAT
Disusun oleh Kelompok 1/3C D-III Teknik Kimia :
Adinda Dwi Ifvournamasari NIM 1831410045
1
BAB I
KATA DAN KALIMAT
1.1 Kata
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan
makna, terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar
kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk
1.2.1 Verba
tidak dalam konstruksi dan tidak dapat didampingi partikel di, ke,dari, atau
2
Contoh: buah tangan, cuci mata, unjuk gigi, adu domba, campur
1.2.2 Ajektiva
(1) Dapat diuji dengan kata sangat, lebih, misalnya: adil, agung,
(2) Tidak dapat diuji dengan kata sangat, lebih, misalnya: buntu,
3
(2) Ajektiva bereduplikasi, misalnya ringan-ringan.
sebagai berikut
kepala, tipis bibir, sempit hati, patah lidah, panjang akal, cepat
1.2.3 Nomina
Nomina adalah kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk
4
(4) Nomina yang berasal dari pelbagai kelas karena proses:
pengembangan, kebersamaan.
(5) Nomina paduan leksem, seperti daya juang, cetak lepas, loncat
1.2.4 Pronomina
5
hal itu disebutkataforis. Contoh anaforis: Pak Arif sepupu Bapak.
Rumahnya dekat.
kukatakan
siapa.
6
(c) Semua pronomina tersebut hanya dapat mengganti nomina
1.2.5 Numeralia
tertentu. Dapat berdiri tanpa bantuan kata lain. Contoh: satu, tiga.
(4) Bilangan gugus, seperti likur: bilangan antara 20 dan 30, misalnya
7
Adalah numeralia takrif yang melambangkan urutan dalam jumlah
ber- + Num R atau Num + -an. Contoh: Ribuan kaum buruh melakukan
demonstrasi.
1.2.6 Adverbia
8
1.2.6.3 Adverbia berafiks, misalnya terlampau, sekali
misalnya akhir-akhir,sendiri-sendiri
terkatakan lagi
kerap kali.
1.2.7 Interogativa
mengukuhkan apa yang telah diketahui pembicara. Apa yang ingin diketahui
dan apa yang dikukuhkan itu disebut antesenden (ada di luar wacana) dan
9
1.2.7.2 Interogativa turunan: apabila, apaan, apa-apaan,
1.2.8 Demonstrativa
1.2.9 Artikula
terdakwa, si tertuduh), pronominal (si dia, sang aku), dan verba pasif
10
1.2.9.1 Artikula yang bertugas untuk mengkhususkan nomina
adalah
kelompok, yaitu :
duafa
11
Kristiani, umat manusia.
1.2.10 Preposisi
nomina) sehingga terbentuk frasa eksosentris direktif. Ada tiga jenis preposisi,
morfologis).
dsb).
12
b) Demi sesuap nasi ia meninggalkan anak dan istri ke negeri orang.
1.2.11Konjungsi
kontruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih
satuan kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa.
begitu
13
(2) Konjungsi ektratekstual, yang menghubungkan dunia di luar
1.2.12Kategori Fatis
kawan bicara. Sebagian besar kategori fatis merupakan ciri ragam bahasa lisan
kalimat, misalnya Dia kok bisa ya menulis puisi seindah ini?, dan di akhir
bentukbebas, misalnya kok, deh, atau selamat, dan wujud bentuk terikat,
1.2.13Interjeksi
dan secara sintaksis tidak berhubungan dengan kata-kata lain dalam ujaran.
14
a) Bentuk dasar, yaitu: aduh, aduhai, ah, ahoi, ai, amboi, asyoi, ayo,
bah,cih, cis, eh, hai, idih, ih, lho, oh, nak, sip, wah, wahai, yaaa.
a) Interjeksi seruan atau panggilan minta perhatian, contoh : ahoi, ayo, eh,
e) Interjeksi kekecewaan dan sesal, contoh : ah, brengsek, buset, wah, yaa.
1.3Kalimat
15
Kalimat adalah kumpulan kata yang setidaknya terdiri atas subjek dan
predikat. Kalimat pun dapat terbentuk dari satu klausa maupun beberapa klausa.
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu klausa. Contoh kalimat
a) Kalimat kata kerja untuk memberikan kalimat predikat dengan hanya kata
b) Kalimat kata sifat untuk memberikan kalimat predikat dengan hanya kata
d) Kalimat kata depan dengan frasa empat untuk memberikan kalimat dengan
16
1.4.2 Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu klausa.
a) Ayah dan Ibu senang membuat masakan soto banjar karena hidangan ini
campuran.
Anda.
klausa satu dengan yang lainnya tidak seimbang. Klausa pada kalimat
majemuk bertingkat terdiri atas klausa atas dan klausa bawah. Klausa
17
pertama biasa disebut klausa atas, sedangkan klausa kedua sering disebut
(2) Ketika saya menyimak gagasan yang anda bicarakan, saya tertarik
manajer.
(1) Dina berangkat ke sekolah dan adik tetap pergi ke pasar, meskipun
18
(2) Kita mengerti bahwa tidak semua orang bisa merasakan kesenangan
dari apa yang kita buat, tetapi kita mampu bersyukur dan bahagia
ataupun ber-, dan pada kalimat aktif imbuhan me- ataupun ber- cenderung
Kalimat aktif juga ternyata dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu kalimat aktif
transitif, kalimat aktif intransitif, kalimat aktif semitransitif, dan kalimat aktif
dwitransitif.
Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang melibatkan unsur objek di
dalamnya.
19
1.4.3.2 Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif ini adalah kalimat aktif yang tidak bisa diikuti unsur objek
atau aktivitas. Subjek pada kalimat pasif berada sebelum predikatnya. Kalimat
pasif ini merupakan kebalikan dari kalimat aktif. Berikut adalah ciri-ciri
kalimat pasif:
d) Objek pada kalimat pasif merupakan subjek pada kalimat aktif, dan
20
e) Biasanya ditandai dengan adanya kata-kata “oleh” dan “dengan”.
dari seseorang. Biasanya kalimat tidak langsung ini merupakan kalimat pasif
dan berupa kalimat berita. Contoh kalimat tidak langsung di antaranya adalah:
21
c) Anal-anak berkata bahwa mereka tidak mau mengonsumsi sayur karena
Kalimat perintah adalah kalimat untuk memberi perintah kepada orang lain
dalam menjalankan sesuatu. Biasanya kalimat ini ditandai dengan tanda seru
jika dalam bentuk tulisan, sedangkan dalam bentuk lisan, itu ditandai dengan
Kalimat tanya adalah kalimat yang ditandai dengan tanda tanya dan memiliki
tujuan untuk mendapatkan informasi dari orang lain. Contoh kalimat tanya
d) Siapakah seseorang yang akan bertemu dengan kita pada sore nanti?
22
Kalimat berita adalah kalimat yang digunakan untuk memberi informasi
kepada orang lain. Kalimat ini ditandai dengan tanda titik (.) jika dituangkan
berikut:
a) Saya yakin bahwa kita semua pasti bisa melewati rintangan tersebut.
Jakarta.
dengan kata lain antara senang, kagum, bahkan terkejut. Kalimat tersebut
diungkapkan dengan intonasi tinggi jika dalam bentuk lisan, sedangkan dalam
bentuk tulisan bisa ditandai dengan tanda titik (.) atau tanda seru (!).Berikut
23
1.4.11 Kalimat Inversi
Adalah kalimat yang dicirikan dengan kata predikat yang mendahului kata
subjek .
Kalimat ini terwujud jika kalimat majemuk diawali dengan induk kalimat dan
diikuti oleh anak kalimat, gaya penulisan inilah yang disebut kalimat melepas
Contoh: Saya akan diizinkan bermain jika saya sudah mengerjakan pekerjaan
rumah.
Kalimat ini terbentuk jika kalimat majemuk diawali dengan anak kalimat dan
Contoh: Karena pola makan yang tidak teratur, penyakit maagnya sering
kambuh.
gagasan, maksud, atau informasi kepada orang lain secara lugas sehingga
24
Contoh: Karena tidur terlalu larut malam, dia terlambat dating ke sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Muslich, Masnur. 2010. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
25
DIKSI DAN ARTI
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
26
2020
BAB II
2.1 Diksi
Diksi adalah pemilihan kata. Ungkapan kata yang ditulis haruslah dipahami
oleh pembaca dengan tepat. Untuk itulah, seorang penulis harus bisa memilih diksi
yang tepat untuk tulisannya. Pemilihan kata di sini harus memperhatikan kaidah
Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu
persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan
itu juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan
apa yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan
27
Diksi menurut kaidah sintaksis berarti pilihan kata/diksi yang sesuai
Contoh : Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi
mata.
2) Seksama adalah makna kata harus benar dan sesuai dengan apa yang hendak
disampaikan.
Contoh : Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang
tetapi tidak pernah mengatakan hari agung, hari akbar atau hari tinggi.
Unsur seksama ini berhubungan dengan makna kata serta berpaut dengan
3) Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa indonesia. Oleh karena itu,
4) Benar adalah pilihan kata itu harus mempunyai bentuk yang sesuai dengan
28
Contoh : Pengrusak rumah, merubah rencana adalah contoh yang tidak benar,
sebagai lambang objek, pengertian atau konsep. Kata adalah bunyi bahasa yang
dapat didengar atau diucapkan. Jika seseorang membaca atau mendengar sebuah
kata, maka akan timbul gambaran tentang kata tersebut. Pilihan kata/diksi yang
sesuai dengan makna kata harus memperhatikan sudut makna kata itu sendiri.
konotasi dan denotasi ; kata abstrak dan konkret ; umum dan khusus ; luas dan
sempit ; kata populer dan ilmiah ; jargon ; serta kata serapan dan kata asing.
membedakan lingkungan itu, pilihan kata yang kita lakukan akan lebih tepat dan
Contoh : Kata- kata mati, meninggal dunia, wafat, tewas, mampus, mangkat
29
2) Daerah/geografi yang mengakibatkan dialek.
berdasarkan geografinya.
maknanya.
khusus.
terbatas.
Contoh :
Umum Khusus
melihat menengok, menatap, melirik, menjenguk, melotot
bunga melati, anggrek, mawar
bulan Januari, Februari, Maret
hewan ayam, burung, kambing
30
2.1.2.4 Kaidah Karang-Mengarang
mempertimbangkan kecocokan makna kata yang dipilih dengan aturan bahasa tulis
sesuai dengan apa yang dikehendaki. Pilihan kata dengan kaidah mengarang
memiliki kelompok kata yang berpasangan tetap, pilihan kata langsung dan pilihan
Contoh :
31
2.1.3.4 menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.
Dengan mengacu pada pengertian diksi di atas, fungsi diksi yaitu agar
pemilihan kata dan cara penyampaiannya bisa dilakukan dengan tepat hingga orang
Diksi juga berfungsi untuk memperindah kalimat. Misalnya diksi dalam suatu cerita,
dengan diksi yang baik dan benar maka penyampaian cerita bisa dilakukan secara
sebagainya.
2.2 Arti
Makna atau arti adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya
yang disepakati oleh masyarakat pemakai bahasa. Makna terbagi ke dalam dua
32
pada tujuan atau niat pembicara ketika mengatakan sesuatu. Sedangkan yang disebut
terakhir merujuk pada makna linguistik yakni yang lazim dipersepsi penutur bahasa.
Makna leksikal merupakan makna yang ada pada leksem meski tanpa
konteks apapun atau makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan
hasil observasi alat indera atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam
kehidupan kita.
Contoh :
kucing).
33
Contoh : Kata buku yang bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-
Makna kontekstual adalah makna sebuah kata atau gabungan kata atau
suatu ujaran di dalam konteks pemakaiannya. Konteks di sini bisa berupa konteks
Contoh :
Kata mengambil pada kalimat (a) adalah masih dalam makna leksikalnya yaitu
menjemput sesuatu lalu membawanya. Pada kalimat (b) kata mengambil bermakna
Makna denotatif adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan
atas penunjukan yang lugas pada sesuatu diluar bahasa atau yang didasarkan atas
34
Contoh :
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata
berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar
bahasa. Misalnya, kata melati berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian
Dimana makna asosiatif ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis makna, yaitu:
1) Makna Ko notatif
denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang atau kelompok orang
2) Makna Reflektif
35
Makna reflektif adalah makna yang mengandung satu makna konseptual
dengan konseptual yang lain, dan cenderung kepada sesuatu yang bersifat
Contoh :
- Anak itu kurang pandai, jika ia mau rajin belajar pasti bisa sukses.
3) Makna Kolokatif
Contoh : Kata ikan, gurami, sayur, tomat tentunya kata-kata tersebut akan
unsur yang membentuk kata atau hubungan kata, (b) makna dibatasi
4) Makna Stilistik
bahasa. Efek pemakaian bahasa ini akan berdampak kepada emosi atau
perasaan pembaca. Penggunaan jenis makna yang satu ini seringkali ditemukan
dalam karya sastra. Dalam suatu karya sastra, gaya bahasa merupakan hal yang
36
dominan digunakan. Karena sebab inilah makna stilistik berkaitan erat dengan
karya sastra. Makna stilistik sendiri terdiri dari beberapa macam, yaitu makna
Untuk lebih memahami kalimat seperti apa saja yang mengandung makna
penat.
37
idolaku, semoga kau tenang berada di sisi-Nya.
- Rapi sekali tulisanmu, sampai aku bingung harus mulai membaca dari
mana.
- Bersih sekali kamar ini, tidak ada barang yang tertata dengan benar.
yang diacu oleh kata itu, kata tersebut bermakna referensial, kalau tidak
Contoh : Kata meja dan kursi (bermakna referensial). Kata karena dan tetapi
(bermakna nonreferensial).
2.2.10.1 Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang sama atau hampir sama maknanya. Suatu
Contoh :
- Tidak ada manusia yang hidup abadi atau kekal di dunia ini.
38
- Para penonton sepak bola dengan riang gembira menyaksikan tim
2.2.10.2 Antonim
Contoh :
- Perbuatan baik dan buruk selamt hidup di dunia akan kita pertanggung
- Nilai bahasa Indonesia pada semester genap dan semester ganjil tidak
boleh kurang dari 7 (tujuh) jika Anda ingin masuk PTP melalui jalur
PMDK.
2.2.10.3 Homonim
Homonim adalah dua kata atau lebih yang tulisan dan lafalnya sama
Contoh :
39
- Genting rumah itu banyak yang pecah.
Genting = atap.
Genting = gawat.
2.2.10.4 Homograf
Homograf adalah dua kata atau lebih yang tulisannya sama tetapi lafal
Contoh :
2.2.10.5 Homofon
40
Homofon adalah dua kata atau lebih yang lafalnya sama tetapi tulisan
Contoh :
2.2.10.6 Polisemi
berhubungan.
Contoh :
41
2.2.10.7 Hipernim dan Hiponim
Contoh :
- Ada berbagai macam jenis unggas, yakni itik, ayam, dan angsa.
Hiponim adalah kata yang maknannya telah tercakup pada kata yang
lain.
Contoh :
dikategorikan melihat.
42
DAFTAR PUSTAKA
Angga. 2020. Diksi : Jenis, Contoh, Fungsi dan Pendapat Para Ahli.
Indonesia.https://eniduwijayanti.wordpress.com/bahasa-indonesia/. Diakses
https://elyhamdan.wordpress.com/2010/04/16/semantik-bahasa-indonesia-
43
Hidayat, Wahyu. 2020. Diksi.
https://www.academia.edu/17977518/Diksi_ialah_pilihan_kata. Diakses
Nurdjan, Sukirma. 2016. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Penerbit Aksara
Timur : Makassar.
https://unserebloggie.wordpress.com/2013/05/05/kelompok-5-diksi/.
44
PARAGRAF DAN WACANA
Disusun oleh Kelompok 3/3C D-III Teknik Kimia:
Arya Rizqy Irangga NIM 1831410137
Ednin Syahrul Ramadhan NIM 1831410162
Shafara Najla Marinda S. NIM 1831410116
Ummu Nikmatul Qomariyah NIM 1831410102
45
BAB III
PARAGRAF DAN WACANA
3.1 Paragraf
Suatu paragraph memiliki ciri visual dan ciri ideal. Ciri visual
adalah bahwa setiap baris pertama suatu pragraf diketik agar menjorok
ke dalam lima ketukan dari margin kiri dan selalu mulai dengan baris
baru. Ciri idealnya adalah setiap paragraf hanya berisi satu pikiran
gagasan atau tema.
46
3.1.2.1 Ciri Kalimat Topik
a) Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan
transisi.
tambahan.
47
c) Memuat kata-kata kunci yang terdapat dalam kalimat
penjelas.
48
Mengembangkan topik sebuah karangan ke dalam
bentuk pemikiran yang lebih kecil dengan cara diberikan
suatu kalimat yang lebih rinci sehingga suatu topik yang
dibahas dapat lebih jelas.
3.1.4.1 Kesatuan (Kohesi)
3.1.4.2 Kepaduan (Koherensi)
3.1.4.3 Kelengkapan
49
3.1.4.4 Keruntutan
3.1.4.5 Konsisten
ganti orang ketiga, seperti dia atau nama orang yang menjadi
50
serba tahu dan bagian kembali lagi ke sudut pandang orang
pertama.
a) Paragraf Deduktif
b) Paragraf Induktif
51
Lulusan SMA dan SMK di Indonesia sangat antusias
untuk kuliah di Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang.
c) Paragraf Deduktif-Induktif
52
Dengan memperhatikan setiap kalimat dalam paragraf itu,
kita dapat menyarikan isinya, yaitu gambaran jurusan
teknik kimia. Inti sari itulah yang menjadi gagasan
utamanya.”
e) Paragraf Ineratif
53
a) Paragraf Pembuka atau Pengantar
b) Paragraf Isi
54
Yang terpenting adalah ketuntasan pembahasan pokok
pikiran yang dikemukakan.
Contoh:
“ Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam
mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada
semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak
kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri
kimia. Produksi dunia asam sulfat pada tahun 2001 adalah
165 juta ton, dengan nilai perdagangan seharga US$8 juta.
Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral,
sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan
minyak.”
c) Paragraf Penutup
55
3.2 Wacana
56
3.2.3 Jenis-jenis Wacana
Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi empat, yaitu:
adalah kejadian, tokoh, konfik, alur/plot, serta latar yang terdiri atas
latar waktu, tempat, dan suasana. Pada teks narasi ini memiliki sifat
Contoh:
57
Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau suatu
penulis merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan. Dilihat dari
Contoh:
ke dalam air.
laboratorium kimia.
58
dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan,
dapat berpola penyajian urutan topik yang ada dan urutan klimaks
dan antiklimaks.
59
Contoh:
“Dulu waktu pembuatan etanol dari pati garut dengan proses
monosakarida (glukosa).
sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan,
60
karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan
masalah.
Contoh :
virus yang berasal dari mulut berpindah pada makanan yang akan
61
Oleh karena itu, kebiasaan meniup makanan yang panas
suatu cara yang dilakukan oleh orang untuk menyakinkan orang lain
penulis baik masa sekarang atau masa yang akan datang. Dengan
Contoh :
62
“Penggunaan bahan kimia sebagai campuran bahan
biasanya.
berdampak yang kurang baik pada hasil ternak karena pada bahan-
ternak. Bukan hana itu saja. Penggunaan bahan kimia juga dapat
peternakan non-organik.
yang lebih sehat dan juga menghasilkan struktur zat yang lebih
alami.”
63
Pola susunan umum-khusus adalah wacana yang diungkapkan
64
Pola latar-subjek-unsur adalah pola wacana yang di
hal-hal yang mencakupi atau yang menjadi inti dari suatu objek.
dijelaskan pada bagian awal. Pola ini senada dengan pola umum
65
3.2.4.8 Pola Luas-Dalam (Outside-Inside)
keluasan topik. Pola ini diawali dengan pikiran utama yang bersifat
66
Pola ini menekankan pada aspek spasial/ruang. Wacana
menjadi akibat dari pikiran utama. Pola ini berlaku pula sebalinya.
pola ini tidak bersifat saling mengecualikan. Hal ini berarti bahwa
67
sebuah pola wacana tidak serta-merta tidak dapat dipandang sebagai
DAFTAR PUSTAKA
https://ira113blog.wordpress.com/2014/12/26/makalah-wacana-bahasa-indonesia/,
68
Kajian MKU Bahasa Indonesia. 2020. “PARAGRAF DALAM WACANA BAHASA
INDONESIA”,
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296144/pendidikan/PARAGRAF+dalam+wacana
http://gustipakoelangit.blogspot.com/2011/04/pola-pengembangan-wacana.html?
Setiawati, Indra Yuli, dkk. 2015. Makalah Wacana Bahasa Indonesia Hakikat
Wacana,http://laukhilmahfidiyah.blogspot.com/2015/03/hakikat-wacana.html?m=1,
69
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2020. “Asam Sitrat”.
70
SURAT MENYURAT
Disusun oleh Kelompok 4/3C D-III Teknik Kimia :
Irsandra Diviandhira Salsabilla W NIM 1831410032
71
BAB IV
SURAT MENYURAT
4.1 Pengertian Surat
Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan pernyataan-pernyataan
atau informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lain, baik
atas nama sendiri, maupun atas nama jabatannya dalam sebuah organisasi,
instansi ataupun perusahaan.
4.3 Korespondensi
72
2. Korespondensi Interen, yaitu hubungan surat-menyurat yang dilakukan oleh
orang-orang dalam suatu kantor, termasuk hubungan antara kantor pusat
dengan kantor cabang.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang atau organisasi pasti
mempunyai tujuan, demikian juga penulisan surat mempunyai tujuan-tujuan
tertentu, diantaranya :
1. Alat Komunikasi
Surat dapat menyampaikan informasi dari satu pihak ke pihak lainnya atas
nama pribadi maupun organisasi.
2. Alat Bukti Tertulis
Surat dapat digunakan sebagai bukti apabila terjadi perselisihan antar
organisasi atau pejabat yang mengadakan hubungan korespondensi, misalnya
surat perjanjian.
3. Alat Pengingat
Surat dapat digunakan untuk mengetahui hal-hal atau peristiwa yang telah
lampau, misalnya surat yang diarsipkan.
73
4. Alat Bukti Historis
Surat dapat digunakan untuk mengetahui sejarah atau perkembangan suatu
organisasi, misalnya surat-surat bersejarah.
5. Duta atau Wakil Organisasi
Kehadiran surat dapat mewakili organisasi dalam berkomunikasi atau bertatap
muka dengan pihak lain.
74
3. Surat Dinas Swasta
Surat Dinas Swasta disebut juga surat resmi, yaitu surat-surat yang
dibuat oleh instansi-instansi swasta yang dikirimkan untuk para
karyawan, relasin, langganan atau instansi – instansi lain yang
terkait.
4. Surat Niaga
Surat Niaga adalah surat yang berisi soal-soal perdagangan yang
dibuat oleh perusahaan yang dikirimkan kepada para
langganannya.
5. Surat Dinas Pemerintah
Surat Dinas digunakan untuk kepentingan pekerjaan formal seperti
instansi dinas dan tugas kantor. Surat ini penting dalam
pengelolaan administrasi dalam suatu instansi Fungsi dari surat
dinas adalah sebagai dokumen bukti tertulis, alat pengingat
berkaitan fungsinya dengan arsip, bukti sejarah atas perkembangan
instansi, dan pedoman kerja dalam bentuk surat keputusan dan
surat instruksi.
b. Berdasarkan wujud surat dapat digolongkan menjadi lima jenis yaitu
:
1. Surat Yang Menggunakan Kartu Pos
Kartu pos adalah blanko yang dikeluarkan oleh Perum Postel atau
instansi lain yang telah diberi izin Perum Postel untuk mencetaknya
asal sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Perum
Postel.
2. Warkat Pos
75
Warkat pos adalah sehelai kertas yang telah dicetak dengan memakai
lembaga dan petunjuk penulisan berita, yang dikeluarkan oleh perum
postel atau instansi lain yang telah diberi izin.
3. Surat Bersampul
Surat bersampul adalah surat-surat yang isinya atau beritanya ditulis
pada kertas lain, kemudian kertas surat tersebut dimasukkan kedalam
sampul atau amplop.
4. Surat Terbuka dan Surat Tertutup
Surat terbuka adalah surat-surat yang isinya dapat dibaca oleh umum,
misalnya surat dari pembaca kepada pembaca atau surat yang
dikirimkan oleh pembaca untuk pemerintah, instansi lain melalui
redaksi surat kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya.
5. Memorandum dan Nota
Memorandum adalah salah satu alat komunikasi berupa surat-surat di
lingkungan dinas yang penyampaiannya tidak resmi dan digunakan
secara intern (didalam lingkungan sendiri baik perusahaan, instansi
lainnya).
Nota adalah merupakan alat komunikasi kedinasan antara pejabat dari
suatu unit organisasi yang digunakan secara intern dalam lingkungan
sendiri, tetapi bersifat resmi.
6. Telegram
Telegram adalah suatu alat komunikasi dengan cara menyampaikan
berita-berita melalui radio atau pesawat telegram mengenai sesuatu hal
yang perlu segera mendapat penyelesaian dengan cepat. Isi telegram
berupa tulisan-tulisan singkat yang dikirimkan dari jarak jauh.
7. Surat Biasa
Surat Biasa adalah surat-surat yang isinya tidak mengandung rahasia
walaupun terbaca oleh orang lain, seperti surat undangan pernikahan
76
atau khitanan, surat pertemuan para siswa untuk rekreasi dan
sebagainya.
c. Berdasarkan Tata Aliran Surat dapat digolongkan menjadi dua jenis,
yaitu :
1. Surat Masuk adalah surat-surat yang diterima oleh suatu
organisasi/perusahaan yang berasal dari seseorang atau dari suatu
organisasi.
2. Surat Keluar adalah surat-surat yang dikeluarkan/dibuat suatu
organisasi/perusahaan untuk dikirimkan kepada pihak lain, baik
perseorangan maupun kelompok. Setiap kantor setiap harinya akan
menangani surat-surat. Mungkin satu hari ada 1 surat, 2 surat, bahkan
ratusan surat. Jumlah yang banyak tersebut jika tidak ditangani dengan
baik tentunya akan dapat merugikan banyak pihak, khususnya bagi
kantor yang bersangkutan.
d. Berdasarkan Keamanan Isinya dapat digolongkan menjadi tiga jenis,
yaitu :
1. Surat Sangat Rahasia
Surat-surat yang digunakan untuk surat-surat yang berhubungan
dengan keamanan Negara atau surat-surat yang berupa Dokumen
Negara, sehingga bila surat ini jatuh ketangan yang tidak berhak maka
akan membahayakan masyarakat atau Bangsa dan Negara.
2. Surat Rahasia
Surat-surat yang isinya harus dirahasiakan, tidak boleh dibaca oleh
orang lain, karena bila jatuh ketangan orang yang tidak berhak, akan
merugikan perusahaan atau instansi tersebut.
3. Surat Konfidensial
Surat-surat yang termasuk surat rahasia juga, karena isinya tidak boleh
diketahui orang lain cukup hanya diketahui oleh pejabat yang
bersangkutan, karena kalau jatuh kepada orang yang tidak berhak akan
77
mencemarkan nama baik orang tersebut. Contohnya surat laporan
tentang karyawan yang korupsi.
e. Berdasarkan Proses Penyelesaiannya dapat digolongkan menjadi tiga
jenis, yaitu :
1. Surat Sangat Segera atau Surat Kilat.
Surat yang harus dikirimkan dengan sangat segera atau kilat adalah
surat yang harus ditangani secepat mungkin pada kesempatan yang
pertama karena surat ini harus segera dikirimkan secepatnya karena
penerima harus cepat menanggapi dan menyelesaikannya.
2. Surat Segera
Surat yang secepatnya diselesaikan tetapi tidak perlu pada kesempatan
yang pertama dan segera dikirimkan supaya mendapat tanggapan dan
penyelesainya dari pihak penerima.
3. Surat Biasa
Surat-surat yang tidak perlu tergesa-gesa untuk penyelesaian karena
tidak perlu mendapat tanggapan yang secepatnya dari penerima.
f. Berdasarkan Dinas Pos dapat digolongkan menjadi empat, yaitu :
1. Surat Biasa
Surat yang menurut penggolongan dinas pos, surat yang dibuat oleh
seseorang yang isinya atau sifatnya biasa atau tidak begitu penting,
karena pada umumnya surat ini tidak perlu mendapat tanggapan yang
secepatnya dari penerima, dengan demikian surat-surat ini
penyampaiannya kepada tujuan atau penerima waktunya tidak
dipastikan, tetapi biaya yang dikenakan dinas pos, prangkonya cukup
murah.
2. SuratKilat
Surat-surat yang secepatnya ditangani supaya mendapat tanggapan dan
penyelesaian yang secepatnya pula dari penerima. Oleh karena itu
78
surat kilat cara penyampaiannya, ongkos pengirimannya atau
prangkonya lebih mahal dari surat biasa.
3. Surat Kilat Khusus
Surat-surat yang dibuat seseorang yang isinya sangat penting dan
harus segera ditangani supaya mendapat tanggapan dan penyelesaian
yang secepatnya dari penerima.
4. Surat Tercatat
Surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya sangat penting, sehingga
harus segera ditangani dan diselesaikan secepatnya supaya surat
tersebut mendapat tanggapan dan penyelesaian secepatnya pula dari
pihak penerima, surat inipun hampir sama dengan kilat khusus, cara
penyampaiannya oleh dinas pos sangat diutamakan ongkosnya atau
prangkonya mahal.
Surat yang baik adalah surat yang disusun dan ditulis mengikuti syarat-syarat,
yaitu :
79
1. Tidak mengandung makna ganda
2. Antara penerima dan pengirim memiliki maksud yang sama
3. Sederhana
4. Tepat menggunakan kata dalam pemakaiannya
5. Tulisannya tersusun rapi dan berurutan
Bentuk surat adalah tata letak atau posisi bagian-bagian surat, masing-
masing bagian surat itu mempunyai posisi tertentu sesuai dengan fungsi dan
peranan terutama sebagai petunjuk atau identifikasi untuk memproses surat
tersebut. Berbagai bentuk surat yang satu sama yang lain berbeda pemakaiannya
sesuai dengan kebiasaan instansi atau gaya masyarakat tertentu.
Sebenarnya hanya ada dua bentuk surat yang paling utama yaitu bentuk
lurus atau bentuk balok (block style) dan bentuk lekuk atau bentuk bergigi
(indented style), yang lainnya hanya bentuk-bentuk variasi saja. Sedangkan
variasinya yang berdiri diantara keduanya adalah bentuk setengah lurus atau
bentuk setengah balok (semi block style), selain itu masih ada bentuk-bentuk
variasi lainnya,
Dengan demikian kalau kita perinci bentuk surat terdiri atas beberapa
macam yaitu:
80
Adalah merupakan variasi dari bentuk lurus dan pemakainnya
masih jarang kecuali pihak swasta banyak yang memakai bentuk ini.
Bentuk surat ini adalah model Eropa dan Amerika. Ditinjau dari segi
teknik pengertian bentuk lurus penuh paling efisien dibandingkan dengan
bentuk-bentuk lainnya karena hanya sekali memasang, pasak baris
pinggirseluruh mulai dari kiri, tanggal, nomor, hal, salam pembuka,
sampai kepada salam penutup tidak perlu sering menghitung hentakan,
hanya kita harus jarak (spasi) supaya tidak kelihatan bertumpuk.
Pada bentuk ini baris pertama dari alamat ditulis lurus dari nomor
surat, kemudian nama jalan menjorok kedalam kurang lebih 5 spasi,
81
selanjutnya nama kota, menjorok lagi kedalam kurang lebih 5 spasi dari
pinggir, sehingga lurus dengan nama jalan, ini adalah model Eropa lama.
82
Bentuk ini penulisan tanggal, nomor dan alamat dalam tidak ada
bedanya dengan bentuk resmi niaga, hanya berbeda dalam penulisan
alinea pertama.
Alinea pertama dan baru menjorok kurang lebih 10 spasi dari baris
pinggir dan kalimat-kalimat bersambung tidak sampai ke pinggir seperti
resmi niaga, tetapi kurang lebih 5 spasi dari baris pinggiran dalam resmi
Indonesia lama maupun baru tidak ada salam pembuka dan salam
penutup.
83
penyusunan karangan ataupun komposisi seperti tema, tata bahasa, kalimat,
alenia, gaya bahasa, dan penggunaan tanda baca.
1. Deduktif
84
Yaitu ketika penulis terlebih dahulu menjelaskan pokok permasalahan,
kemudian mengemukakan penjelasan atau alasannya.
2. Induktif
Adalah penyusunan kalimat yang terleboh dahulu mengemukakan alasannya,
kemudian melaporkan pokok permasalahannya.
85
b) Penulisan Bagian-Bagian Surat
1. Kepala Surat atau Kop Surat
Dalam surat-surat yang resmi selalu tercantum kepala surat atau disebut
juga kop surat. Adapun kegunaan kop surat adalah untuk memudahkan
mengetahui nama dan alamat kantor atau perusahaan dan keterangan
lainnya dari kantor atau perusahaan pengirim surat. Pada umumnya,
kepala surat dicetak dalam bentuk yang sangat menarik, yang terdiri atas:
1. Nama kantor atau perusahaan dan organisasi
2. Alamat atau nama jalan dan nomor gedung
3. Nomor telepon
4. Nomor telex bila ada
5. Nama dan alamat kawat bila ada
6. Nama dan alamat kantor bila ada
7. Nama dan alamat kantor cabang bila ada
8. Nama bankir
9. Macam usahanya
10. Nomor tromol pos atau kontak pos bila ada
11. Lambang atau logo
2. Penulisan Tanggal, Bulan dan Tahun Surat
Pada surat resmi niaga atau resmi kedinasan, penulisan tanggal tidak
perlu didahului dengan penulisan kota, sebab nama kota atau tempat
tersebut telah tercantum pada kepala surat. Nama kota atau tempat dapat
ditulis bila :
1. Surat pribadi atau surat keluarga karena tidak mempunyai kepala
surat.
2. Surat ditulis pada kertas polos yang tidak memakai kepala surat.
3. Perusahaan selain mempunyai kantor pusat, juga mempunyai kantor
cabang dan tertulis pada kepala surat. Maka untuk surat yang
86
demikian sebaiknya ditulis nama kota yang mengirimkan surat,
apakah surat tersebut dari kantor pusat atau dari kantor cabang.
4. Tanggal tidak boleh ditulis dengan cara ditumpuk, contoh : 1/5-1994.
5. Tahun surat tidak boleh disingkat, contoh : 1 Mei 94.
Perbedaan cara penulisan tanggal pada surat resmi niaga dan surat resmi
dinas pemerintah atau dinas swasta adalah :
87
macam sesuai dengan kepentingan masing-masing dari perusahaan atau
instansi tersebut. Nomor surat ditulis di sebelah kiri sejajar dengan tanggal
surat. Kegunaan nomor surat adalah sebagai berikut:
1. Memudahkan pengaturannya sebagai arsip.
2. Memudahkan penunjukan pada waktu mengadakan hubungan surat
menyurat.
3. Memudahkan mencari surat itu kembali bila diperlukan.
4. Memudahkan kepada petugas kearsipan dalam menggolongkan dan
mengklasifikasi surat sesuai dengan sifat dan jenis surat untuk
penyimpanan.
5. Untuk mengetahui berapa banyaknya surat yang keluar pada suatu
periode (bulan maupun tahun).
d) Cara Penulisan Lampiran Surat
Lampiran surat adalah sesuatu dokumen-dokumen yang disertai ke
dalam surat karena mempunyai kaitan dengan isi surat. Dokumen-dokumen
yang disertakan tersebut bermacam-macam sesuai dengan kaitannya
terhadap isi surat, seperti untuk surat penawaran dilampirkan brosur dan
daftar harga, serta untuk surat perkenalan dilampirkan photo copy izin usaha,
neraca perusahaan, surat dari relasi, dan sebagainya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan dokumen adalah sebagai
berikut:
1. Untuk surat-surat niaga, lampiran ditulis di sebelah kiri bawah dengan
menyebutkan semua yang dilampirkan.
2. Untuk surat dinas pemerintahan ditulis di sebelah kiri atas, setelah
nomor surat. Bila ada yang dilampirkan cukup ditulis banyak
lembarannya dan tidak perlu dijelaskan, karena akan dijelaskan pada
isi surat. Namun, bila tidak ada yang dilampirkan diberi tanda garis.
88
1. Untuk mengetahui apakah ada dokumen-dokumen atau berkas yang
disertakan dalam surat yang ada kaitannya dengan isi surat.
2. Untuk mengecoh atau memeriksa apakah berkas yang diterima itu
jumlahnya sama dengan tertulis dilampirkan atau tidak.
3. Memudahkan kepada penerima surat, bila ada hal-hal yang diperlukan
dengan segera, tidak perlu lagi meminta kepada pengirim surat karena
dokumen tersebut sudah tersedia.
e) Cara Penulisan Perihal atau Hal
Pada setiap surat resmi, seperti surat dinas pemerintahan maupun itu
surat-surat niaga, sebaiknya selalu dicantumkan pokok-pokok atau inti dari
surat yang disebut perihal atau hal. Jadi perihal itu merupakan inti sari dari
surat, pokok-pokok penting dari isi surat, maksud dan tujuan surat secara
singkat.
Kegunaan Perihal adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui terlebih dulu apa yang dibicarakan dan
dipermasalahkan dalam surat.
2. Supaya penerima atau pembaca mempunyai gambaran terlebih dulu
secara singkat, sebelum mengetahui secara keseluruhannya.
Penulisan perihal tidak perlu panjang-panjang karena akan
mengaburkan pembaca dan juga kurang etis. Perihal cukup ditulis singkat
saja asal pembaca cukup mengetahui secara garis besar apa yang akan
dipermasalahkan dalam surat tersebut.
f) Alamat Dalam
Penulisan alamat pada surat ada dua macam yaitu sebagai berikut :
1. Alamat luar adalah alamat yang ditulis pada sampul surat yang
penulisannya disesuaikan dengan bentuk surat.
2. Penulisan alamat di dalam kertas surat itu sendiri inilah yang dinamakan
alamat dalam.
89
Kegunaan alamat dalam adalah sebagai berikut:
1. Alamat penunjuk langsung bagi si penerima.
2. Petunjuk bagi petugas kearsipan, sehubungan dengan adanya system
penyimpanan dan penemuan kembali surat berdasarkan objek surat.
3. Dapat dipakai sebagai alamat luar bila memakai amplop berjendela.
Dalam penulisan alamat, baik alamat luar maupun alamat dalam didepan
nama seseorang perlu dicantumkan “Saudara” Bapak atau Ibu”. Tetapi
bila dalam alamat akan menuliskan secara resmi nama jabatan, pangkat
gelar akademis, maka pengirim hanya perlu menuliskan jabatan, pangkat
atau gelarnya saja dan didepan nama seseorang, tidak perlu
mencantumkan sebutan bapak, tuan dan sebagainya.
g) Salam Pembuka
Dalam surat-surat dinas pemerintahan salam pembuka tidak perlu
dipergunakan. Karena dalam surat dinas pemerintahan harus ada ketegasan.
h) Isi Surat atau Batang Tubuh Surat
Isi surat akan disebut juga batang tubuh surat terdiri atas tiga bagian :
1. Alinea pembuka
Alinea pembuka merupakan kata pengantar kepada isi surat yang
sesungguhnya dan bermaksud untuk menarik perhatian pembaca kepada
pokok pembicaraan. Hal yang harus diperhatikan adalah pemakaian kata
‘bersama ini’ dan pemakaian kata ‘dengan ini’. Kata ‘bersama ini’
dipergunakan apabila dalam surat tersebut ada yang dilampirkan seperti
dokumen, berkas, dan sebagainya. Sedangkan ‘dengan ini’
dipergunakan apabila pada surat tidak ada yang dilampirkan.
2. Isi Surat Sesungguhnya
Isi surat yang sesungguhnya adalah memuat apa yang harus
dilaporkan, diminta, dinyatakan kepada penerima surat. Untuk
menghindari salah paham, maka isi surat sebaiknya singkat tetapi jelas
dan pihak pembaca benar-benar mengerti maksud dan keinginan
90
pengirim. Dengan demikian, kata-kata dan istilah-istilah yang kurang
biasa dipergunakan jangan dipakai dalam surat tersebut, baik itu istilah-
istilah dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing.
3. Alinea Penutup
Pada suatu surat niaga maupun surat pribadi, alinea penutup
merupakan kesimpulan, kunci, dan penegasan dari isi surat, serta tanda
pembicaraan telah selesai. Disamping itu, alinea penutup juga
mengandung harapan penulis atau ucapan terima kasih kepada penerima
surat atas perhatiannya terhadap semua hal yang dikemukakan dalam isi
surat. Contoh-contoh alinea penutup :
a. Atas perhatian saudara, kami mengucapkan terima kasih.
b. Kami berharap agar kerjasama kita membuahkan, hasil yang baik.
c. Mudah-mudahan pertimbangan kami bermanfaat bagi saudara.
d. Sambil menunggu kabar lebih lanjut, kami ucapkan terima kasih.
e. Demikianlah laporan kami, semoga mendapat perhatian saudara.
i) Salam Penutup
Pada surat dinas pemerintahan biasanya tidak memakai salam penutup,
tetapi cukup disebutkan nama jabatan, selanjutnya tanda tangan pada nama
jelas, dan NIP (Nomor Induk Pegawai) ditulis di bawah. Hal ini dilakukan
apabila tanggal ditulis di atas, tetapi bila tanggal belum ditulis diatas, maka
harus ditulis dulu nama jabatan dan seterusnya seperti tersebut diatas.
j) Nama Organisasi, Perusahaan atau Instansi
Dalam surat niaga, setelah salam penutup dan sebelum tanda tangan,
dicantumkan dulu nama organisasi atau perusahaan yang mengeluarkan surat
tersebut. Pada umumnya, nama perusahaan dicantumkan apabila cap
perusahaan bentuknya bulat atau segi tiga, tetapi nama perusahaan tidak
perlu dicantumkan lagi apabila cap perusahaan berbentuk persegi empat
karena sudah tercetak pada cap tersebut.
91
k) Tanda Tangan dan Nama Jelas Serta Nama Jabatan Penanggung Jawab
Surat
Sebuah surat yang sudah dibubuhkan tanda tangan dan nama jelas bagi
pejabat yang berhak adalah sebuah surat yang sudah sah. Sebaliknya, apabila
surat tersebut belum ditanda tangani dan tidak memakai nama jelas,
merupakan surat yang tidak sah. Aapabila untuk mengetahui siapa yang
berhak menanda tangani surat tersebut, maka harus diketahui dulu siapa yang
bertanggung jawab terhadap organisasi, perusahaan dan instansi. Dengan
demikian penandatanganan surat dapat dilakukan langsung oleh pimpinan
yang bersangkutan, tetapi juga dapat ditanda tangani oleh mereka yang diberi
wewenang sesuai dengan struktur organisasi. Kemudian setelah diberi tanda
tangan dan nama jelas harus dicantumkan pula nama jabatannya masing-
masing.
Dalam surat-surat dinas pemerintahan, penandatanganan surat tidak
harus oleh pejabat yang bersangkutan, tetapi dilimpahkan kepada bawahan-
bawahannya atau pejabat yang berada dibawahnya. Biasanya memakai
istilah-istilah (atas nama),a,u,b (atas nama beliau), u,b (untuk beliau), a,p
(atas perintah), dan sebagainya. Dalam surat dinas pemerintahan setelah
tanda tangan dan nama jelas, dicantumkan NIP (Nomor Induk Pegawai). Hal
tersebut dimaksudkan untuk mengetahui identitas asal kesatuan atau asal
departemen pegawai tersebut. Begitu juga dengan nama pejabat, penting
dicantumkan untuk mengetahui asal bagian surat tersebut.
l) Cap Surat atau Stempel Surat
Pada surat-surat resmi baik itu surat niaga maupun surat dinas
pemerintahan, cap harus dibutuhkan pada sebuah surat, karena cap juga
merupakan tanda syahnya sebuah surat. Macam-macam cap atau stempel
surat disesuaikan dengan selera perusahaan atau organisasi yang
bersangkutan, ada cap segi tiga bulat dan persegi empat. Pemakaian cap
92
umumnya di sebelah kiri tanda tangan dan harus dekat dengan tanda tangan
atau nyerempet.
m) Tembusan
Istilah-istilah tembusan, distribusi surat atau c.c. (carbon copy)
merupakan salinan-salinan surat yang dikirimkan kepada pihak-pihak lain
yang terkait dengan isi surat, tembusan ditulis di sebelah kiri bawah.
n) Inisial
Inisial atau singkatan nama dari penyusun atau pengonsep dan
pengetik surat merupakan tanda pengenal nama dari mereka (pengetik atau
pengonsep). Biasanya hal ini hanya dipakai pada surat niaga yang berguna
untuk mengetahui siapa konseptor atau pengetik surat tersebut, karena
mudah mengurusnya atau menyelesaikannya bila ada kekeliruan. Inisial
sebenarnya hanya berguna bagi perusahaan pengirim, maka biasanya surat
yang akan dikirimkan, nama inisial hanya akan diambil dari huruf terdepan.
93
6. Surat lebih memasyarakatkan siapa saja yang dapat melakukan dan
melaksanakannya.
7. Alat-alat dan perlengkapan surat mudah didapat.
94
4.12 Contoh Surat Formal
95
Dra. Hj. Yuliana, S. Pd
NIP. 13096342
DAFTAR PUSTAKA
Mirza, Muhammad. 2020. "Contoh Surat Undangan Resmi (Terbaru) yang Baik dan
Benar". https://saintif.com/contoh-surat-undangan-resmi/ (3 September 2020)
Nirida, Mutia. 2016. "Makalah Surat Menyurat".
https://www.google.com/amp/s/mutianirida28.wordp ress.com/2016/01/15/makalah-
surat-menyurat/amp/ (2 September 2020)
Setiawan, Muhammad, dkk. 2016. "Contoh Makalah Tentang Surat Menyurat".
https://hajiucokbjm.blogspot.com/2016/12/contoh-makalah-tentang-surat-
menyurat.html?m=1 (2 September 2020)
96
LAPORAN
Disusun oleh Kelompok 5/3C D-III Teknik Kimia:
2020
97
BAB V
LAPORAN
98
9.Mensintesis sesuatu pelan tindakan
10.Menghuraikan sesuatu peristiwa, prosedur, tindakan dll.
99
5.4. Ciri-Ciri Laporan
Sebuah laporan akan dikatakan baik apabila laporan tersebut memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Bahasa Formal
Bahasa Formal, yakni maksudnya bahasa yang digunakan dalam membuat
laporan haruslah memakai bahasa yang formal, jelas, baik, dan juga harus teratur.
Laporan yang baik dan benar tentu menggunakan bahasa formal atau menggunakan
kata yang baku dan sesuai dengan kaidah penulisan yang terdapat dalam EYD (Ejaan
Yang Disempurnakan)
Penyusunan antar paragraf, kalimat, kata, hingga tanda baca harus tepat dan
teratur dari segi sintaksis bahasa. Tidak menggunakan kata ganti orang. Titik berat
dan penekanan pada sebuah laporan yang baik ialah tidak berdasarkan pendapat
penyaji data namun berdasarkan fakta atau kenyataan.
2. Objektif
Objektif, yakni maksudnya pernyataan yang dibuat dalam sebuah laporan
harus berdasarkan pada fakta atau kenyataan. Kesimpulan serta rekomendasi yang
diajukan harus disertai dengan bukti yang spesifik dan detail serta harus terhindari
dari sangkaan dan pendapat pribadi. Apabila ternyata fakta menunjukkan A yang
dilaporkan juga harus A tanpa ada tendensi apapun.
3. Sistematis
Penulisan judul, subjudul, dan sebagainya disusun dengan teratur dengan
perencanaan yang baik. Bagian dari laporan seperti pendahuluan, isi, dan kesimpulan
disusun harus sesuai urutan agar mempermudah pembaca untuk mengerti isi dari
laporan yang ditulis tersebut.
4. Pembacanya Tertentu
Laporan yang dibuat yaitu atas permintaan pihak tertentu dan berdasarkan
bidang tertentu dan tentunya dibaca dan ditujukan untuk pembaca yang khusus.
Contoh seperti laporan keuangan perusaahaan yang tentu saja ditujukan kemudian
100
dipublikasikan hanya pada direktur keuangan, bagian keuangan, dan juga direktur
utama ataupun pada orang-orang yang ada hubungannya dengan manajemen
keuangan pada sebuah perusahaan.
5. Dibuat Atas Permintaan
Laporan biasanya ditulis atas permintaan dari pihak tertentu. Laporan tersebut
dibuat un bahtuk menjadi bahan pertanggungjawaban mengenai suatu tugas yang
sudah dilakukan. Laporan biasanya berupa laporan panjang atau pendek, sesuai
keperluan. Namun, ada waktu-waktu tertentu seseorang membuat suatu laporan atas
inisiatif sendiri.
6. Logis
Laporan dianggap logis jika keterangan yang dikemukakan dapat ditelusuri
alasan-alasannya yang masuk akal.
7. Tepat Waktu
Pihak yang membutuhkan laporan untuk menghadapi masalah-masalah yang
bersifat mendadak membuthkan pembuatan laporan yang bisa diusahakan secepat-
cepatnya dibuat dan disampaikan, sehingga laporan harus tepat waktu.
101
c. Laporan insidental
Merupakan laporan yang di buat dan disampaikan dengan waktu yang tidak
terjadwal secara tepat. Laporan ini disusun bila ada suatu hal yang dipandang sangat
penting untuk disampaikan atau kegiatan yang bersifat khusus dan mendadak.
2. Laporan Berdasarkan Cara Penyampaian
a. Laporan Lisan
Laporan lisan adalah laporan yang disampaikan secara langsung. Laporan ini
tidak memerlukan bentuk penulisan khusus, karena pelapor mengungkapkan isi
laporannya secara lisan kepada pimpinan, baik bertatp muka secara langsung maupun
melalui telepon. Tetapi penting diperhatikan bagwa menyampaikan laporan melalui
telepon, menurut etika perkantoran dianggap kurang sopan. Salah satu kelemahan
laporan lisan adalah adanya ketidakleluasaan untuk mengungkapkan isi laporan, baik
karena waktu terbatas maupun tekanan psikologis pelapor terhadap pimpinan.
b. Laporan Tertulis
Laporan tertulis adalah laporan yang diampaikan dalam bentuk tulisan
biasanya di ketik di komputer. Laporan ini bias berbentuk formal atay informal.
Melalui laporan tertulis diharapkan informasi yang disajikan lebih terstruktur disertai
dengan analisi yang mendalam.
c. Laporan Visual
Laporan visual merupakan laporan yang disajikan dalam bentuk gambar,
entah lukisan, foto, film, atau slide. Contoh: disampaikan melalui media presentasi
(power point)
d. Laporan Audo Visual
Laporan yang penyajiannya tidak hanya tulisan atau lisan, tapi juga
digabungkan dengan suara dan gambar.
102
3. Laporan Berdasarkan Bentuk
a. Laporan Berbentuk Surat
Laporan yang dibuat secara tertulis dalam bentuk surat dengan isi yang
terbatas, biasanya hanya poin-poin penting saja yang ditulis. Contoh: laporan jumlah
siswa yang keluar dari suatu sekolah
b. Laporan Berbentuk Karangan atau Naskah
Laporan dibuat dalam bentuk karangan, karena informasi yang disampaikan
cukup banyak laporan. Laporan ini biasanya untuk menulis laporan formal, misalnya
skripsi atau tesis maupun disertasi.
c. Laporan Berbentuk Memo
Laporan yang ditulis menggunakan memo. Umumnya isi laporan singkat dan
langsung ditujukan terhadap pejabat suatu instansi. Untuk keperluan intern dan
dilakukan antar pejabat/pimpinan.
4. Laporan Berdasarkan Sifat Penyajian
a. Laporan Informal
Laporan ini biasanya diwujudkan dalam bentuk e-mail, memo atau surat yang
dibuat dengan tidak mengikuti aturan pembuatan laporan pada umumnya.
b. Laporan Formal
Laporan yang isinya bersifat penting dan sifatnya analitis dibuat dengan
mengikuti aturan resmi dalam pembuatan laporan dan didukung oleh dokumen-
dokumen resmi. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah pembuat
laporan harus mampu mengiterpretasikan data dengan benar. Kekeliruan dalam
menginterpretasikan data akan berdampak pada kesalahan dalam pembuatan
kesimpulan atau rekomendasi. Dalam pembuatan kesimpulan, unsur subjektivitas
pembuat laporan tidak boleh dimasukan agar laporan tetap bersifat benar dan objektif.
103
5. Laporan Berdasarkan Maksud Penyampaian
a. Laporan Informatif
Laporan yang dimaksudkan untuk memberi informasi dan bukan
dimaksudkan untuk memberi analisis atau rekomendasi. Titik pentingnya adalah
pemberian informasi yang akurat dan terinci.
b. Laporan Rekomendasi
Laporan yang di samping memberikan informasi juga menyertakan pendapat
si pelapor, dengan maksud memberikan rekomendsasi (usul yang tidak mengikat).
Meski demikian akurasi dan rincian informasi tetap diperlukan supaya rekomendasi
yang diberikan juga meyakinkan.
c. Laporan Analitis
Laporan yang memuat sumbangan pikiran si pelapor, bisa berupa pendapat
atau saran, setelah melalui analitis yang matang dan mendalam. Kebanyakan laporan
akademis berada pada kategori ini.
d. Laporan Pertanggung Jawaban
Laporan memuat hal-hal yang dikerjakan ketika bertugas mewakili lembaga
atau instansi. Pelapor memberi gambaran tentang pekerjaan yang sedang
dilaksanalkan (Progress report) atau sudah dilaksanakan (bersofat evaluatif)
Agar laporan yang akan disampaikan kepada atasan dapat digunakan sesuai dengan
fungsinya, maka laporan harus disusun secara tepat. Laporan dapat disusun secara
tepat apabila prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunannya
tepat pula. Berikut adalah langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempuh dalam
membuat laporan (Widyamartya, 2004:33).
1. Menganalisis masalah
a. Siapa yang akan membaca laporan?
104
b. Apa tujuan laporan?
c. Tindakan apa yang diinginkan lembaga atau instansi?
d. Apa ruang lingkup laporan?
e. Apa yang telat diminta secara khusus?
f. Dalam berapa lama laporan harus diselesaikan?
g. Petunjuk atau perintah khusus apa saja yang harus dipertimbangkan?
2. Merencanakan Penanganan Masalah
a. Informasi apa saja yang harus dimasukkan: fakta, informasi, hasil wawancara, hasil
kuesioner, kesimpulan, saran, atau gabungan dari semua itu?
b. Apa yang telah diketahui? Apa saja yang tidak diketahui?
c. Mana unsur-unsur yang lebih penting, dan yang kurang penting?
d. Studi atau laporan sebelumnya yang mana saja yang bisa membantu?
e. Siapa yang dapat membantu untuk mendapatkan informasi?
f. Mengurutkan sementara proses penyusunan laporan
3. Menyelidiki Masalah
a. Menganalisi data secara teliti.
b. Melengkapi data yang kurang.
c. Memilah fakta dan hasil yang paling penting.
d. Memperkirakan kesimpulan yang didapatkan dari fakta dan hasil yang sementara
telat ditemukan.
4. Menyusun Produk
a. Menyusun laporan dengan berpatokan pada tujuan laporan
b. Menafsirkan fakta-fakta yang ada dilapangan untuk menentukan hasil dan
disesuaikan dengan latar belakang laporan.
5. Membenahi dan Menyiapkan Produk
a. Memperhatikan penulisan laporan, ejaan, tanda baca, dan gaya penulisan.
b. Menyesuaikan bentuk laporan sesuai yang diinginkan.
c. Memilih kertas yang baku untuk keperluan cetak laporan.
105
5.7. Pokok-Pokok Laporan
106
d. Pembahasan atau analisis masalah setelah di uraikan dan di tunjukan
faktanya,kemudian di analisis,maksudnya diuraikan sebab-musababnya timbulnya
asalah itu yang mengarah kepemecahan masalah (belum pemecahan masalah).
3. Kesimpulan
Yang dimaksud dengan kesimpulan adalah hal-hal yang besar (garis-garis
besar) dalam penyajian Bab sebelumnya. Perlu diingat bahwa masalah tidak
disimpulkan,yang disimpulkan adalah fakta,dan pemecahan masalah.
4. Saran
Saran adalah semacam terapi atau pengobatan,langkah-langak yang akan
dijalankan untuk pemecahan masalah baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Saran sifatnya dinamis. Saran pada dasarnya berasal dari yang telah
disajikan maupun yang berasal di luar yang telah disajikan.
5. Lampiran
Lampiran merupakan data pendukung uraian isi laporan hang mungkin
terlalu banyak, sehingga tidak dimasukkan dalam teks laporan. Karena apabila
dimasukkan dalam teks laporan, dapat mengganggu kontinuitas laporan, dan lebih
jauh lagi dikhawatirkan dapat mengggagu pengertian mengenai hal-hal yang
diuraikan dalam teks laporan. Lampiran laporan, dapat berupa; peraturan
perundangan, surat-surat, bagan, diagram, tabel gambar, foto, denah, da lain-lain.
Apabila jenis/macam lampiran banyaj, perlu dituliskan nomor urutannya. Misalnya,
lihat lampiran I, lihat lampiran II, dan selanjutnya. Kepustakaan perlu di cantumkan,
apabila penulisan suatu laporan mengambil acuan dari berbagai buku atau hasil
penelitian yang sudah dipublikasikan.
107
2. Menggunakan verba aktif
3. Menggunakan nomina
4. Menggunakan konjungsi
5. Menggunakan kata kata kajian
6. Menggunakan paragraf dengan topik sentences
108
DAFTAR PUSTAKA
https://warnetghelegar.blogspot.com/2017/12/makalah-menulis-laporan-dengan.html?
m=0
https://halangrintang.com/contoh-makalah-teks-laporan/
109
KARYA ILMIAH
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
110
BAB VI
KARYA ILMIAH
6.1 Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah dikenal juga dengan sebutan scientific paper adalah hasil
penelitian atau pemikiran yang diterbitkan dan ditulis dengan memenuhi kaidah
ilmiah dan etika keilmuan. Istilah karya ilmiah berkaitan dengan laporan tertulis dan
diterbitkan. Karya ilmiah berfungsi untuk memaparkan hasil penelitian atau kajian.
Kajian dapat dilakukan secara perseorangan atau berkelompok sesuai ketentuan
ilmiah yang berlaku. Ketentuan ilmiah melibatkan kaidah dan etika keilmuan yang
disepakati dan ditaati oleh masyarakat keilmuan itu sendiri.
Pengertian karya tulis ilmiah menurut beberapa sumber yaitu sebagai berikut :
a Karya Tulis Ilmiah atau yang sering disingkat menjadi KTI merupakan hasil dari
litbang atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran yang sistematis
kemudian dituangkan oleh perseorangan atau kelompok sesuai dengan kaidah
yang berlaku (LIPI 2012 : 2).
b Karya Tulis Ilmiah (KTI) terdiri dari dua kata yaitu karya dan tulis, yang artinya
karya adalah suatu pekerjaan, hasil perbuatan, buatan, ciptaan. Sedangkan tulis
adalah huruf atau angka yang dibuat dengan pena (pensil, cat dan lain
sebagainya), bersurat (yang sudah disetujui), yang ada tulisannya (KBBI).
c Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah tugas akhir mahasiswa berupa laporan studi
kasus atau hasil penelitian baik secara mandiri dengan bimbingan dosen sebagai
persyaratan memperoleh derajat/gelar ahli (Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
2019 : 2)
d Brotowidjoyo (dalam Arifin, 2008): karangan ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan
yang baik dan benar.
111
Jadi, dapat disimpulkan dari beberapa kutipan diatas bahwa Karya Tulis
Ilmiah (KTI) adalah sebuah tulisan yang dibuat atas dasar penelitian, tinjauan, ulasan
(review), kajian serta studi kasus yang dibuat oleh individu atau kelompok sesuai
kaidah yang telah ditentukan dengan tujuan pembuatan yang berbeda-beda.
112
6.3.1 Karya Tulis Ilmiah Dipublikasikan
1. Jurnal
Jurnal adalah terbitan berkala dalam bentuk pamflet berseri yang didalamnya
berisikan tulisan dan diminati orang lain saat diterbitkan. Jika dikaitkan dengan kata
ilmiah di belakang kata jurnal, maka mempunyai arti berkala yang berbentuk pamflet
dan berisi bahan ilmiah yang sangat diminati orang saat diterbitkan (Rifai, 1995).
2. Buku
Buku adalah kumpulan kertas yang disatukan atau dijilid. Di dalam buku
berisikan kertas yang temanya sama dan diasusun secara sistematik.
3. Prosiding
Prosiding adalah sebuah karya tulis yang dipublikasikan dalam seminar.
4. Merek Dagang, dan lain sebagainya.
Merek Dagang merupakan sebuah tanda yang ditampilkan, baik berupa logo,
gambar, susunan angka dan lain-lain bisa berupa dua dimensi atau tiga dimensi
bahkan gabungan antara dua dimensi dan tiga dimensi dengan tujuan agar suatu
produk barang atau jasa dapat dibedakan oleh badan hukum maupun pihak lain.
6.3.2 Karya Tulis Ilmiah Belum Dipublikasikan
1. Skripsi
Skripsi adalah sebutan dari karya tulis ilmiah yang merupakan hasil penelitian
dijenjang sarjana (S1) sesuai dengan struktur dan kaidah kaidah yang berlaku.
2. Tesis
Tesis adalah sebutan dari karya tulis ilmiah untuk menyelesaikan program
studi pascasarjana (S2) berupa pengetahuan baru yang didapat dari penelitian namun
lebih mendalam dibandingkan skripsi.
3. Disertasi
Disertasi atau Ph.D thesis adalah sebutan karya tulis ilmiah yang dibuat untuk
menyelesaikan program studi Doktor/Dr (S3) yang didalamnya mengemukakan
analisi penulis berdasarkan dengan data dan fakta yang valid serta terperinci. Disertai
dengan temuan penulis sendiri berupa temuan orisinil.
113
4. Laporan Penelitian
Laporan Penelitian adalah sebuah laporan yang disajikan melalui tulisan yang
berisi data penelitian, hasil dari penelitian dan kesimpulan penelitian.
5. Manuskrip
Manuskrip adalah sebuah jurnal yang belum dipublikasikan.
6. Working Paper
Working Paper adalah ringkasan penelitian yang dibuat oleh seseorang, atau
dalam kata lain Working Paper sama saja seperti tugas akhir namun tidak terlalu
rinci.
114
5. Daftar Isi
Pada daftar isi dapat memberikan informasi secara menyeluruh karena terdiri
dari uraian judul. Sub judul dan sub bab lainnya dan juga disertai nomor halamannya
dengan begitu mudah untuk kita mencarinya.
6. Pendahuluan
Mulai dari sini menjadi bagian utama suatu karya ilmiah pada bagian
pendahuluan terbagi lagi menjadi beberapa bagian :
Latar Belakang
Pada bagian ini menjelaskan tentang maksud kita yang melatar
belakangi
penelitian kita, dan juga harus berisa data data otentik dan empiris tentang
masalah yang akan dicapai.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah menjadi acuan kita dalam dalam penelitian yang berupa
pertanyaan.
Tujuan Penelitian
Menyebutkan secara spesifik tujuan yang akan dicapai dalam penelitian.
Manfaat penelitian
Manfaat yang akan didapatkan setelah penelitian ini baik untuk ilmu
pengetahuan dan pembangunan.
7. Kajian Teori
Landasan teori yang dibahas lebih baik mengacu pada variabel-variabel yang
ada, lalu menggabungkan hubungan antara variable yang satu dengan yang lain
dengan melakukan telaah pustaka. namun, tetap mencantumkan sumber dengan cara
menuliskan nama penulis dan tahun terbit, dengan melakukan telaah sumber kita
mendapatkan teori yang dapat mendukung hipotesis.
8. Metodologi Penelitian
115
Pada metodologi penelitian mencakup :
Tujuan
Tujuan yang dimaksud berbeda dengan tujuan pada pendahuluan karena
tujuan ini berisi tentang gambaran tentang pemecahan masalah yang akan
dilakukan dan dijelaskan secara operasional dan rinci.
Waktu danTempat
Menjelaskan waktu dan tempat penelitian.
Prosedur
Menjelaskan tata cara identifikasi masalah, cara penjelasan mengenai
tindakan dalam pemecahan suatu masalah, dan mencari solusi agar pemecahan
masalah berjalan dengan baik.
9. Hasil dan Pembahasan
Hasil dari penelitian lebih baik menggunakan data beruta tabel, grafik,
maupun gambar dan ditaruh dekat dengan pembahasan atau terlampir. supaya
memudahkan pembaca untuk memahami.
10. Kesimpulan dan Saran
Pada kesimpulan menjelaskan tentang hasil dan pembahasan namun secara
singkat, serta menjawab dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah
dijelaskan sebelumnya pada pendahuluan.
11. Daftar Pustaka
Daftar pustaka sendiri berisi tentang sumber-sumber yang kita dapatkan dalam
penyusunan karya ilmiah tersebut supaya terhindar dari plagiat.
116
baik dan benar dan penulisan secara umum yang berlaku. Dalam pengaplikasiannya
telah diatur dalam :
1. Penggunaan ejaan, Permendiknas No.46 Tahun 2009 tentang penggunaan
ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.
2. Penggunaan tata istilah, Permendiknas No. 146/U/2004 tentang pedoman
pembentukan istilah.
3. Penggunaan penataan kalimat baku, buku tata Bahasa baku Bahasa
Indonesia
4. Pemilihan kata baku dalam penulisan, kamus besar Bahasa Indonesia edisi
IV
6.5.2 Khusus
Kaidah khusus yaitu peraturan penulisan yang telah disepakati di lingkungan
tersebut. Kaidah khusus dalam penulisan diantaranya :
1. Penomoran
Biasanya yang ditekankan dalam dalam penomoran yaitu jenis huruf, ukuran
dan letak yang berbeda, dan menggunakan angka romawi dan angka biasanya.
2. Sitasi atau pengutipan kata/kalimat
Dalam pengutipan suatu kalimat harus mencantukan nama dan tahun penulis
tersebut baik kutipan secara langsung maupun tidak langsung. Contoh cara
merujuk kutipan langsung : Ibrahim (2003:124) Menyimpulkan “Terdapat lebih
dari 80,5% potensi di Indonesia dalam penerapan energi terbarukan”.
Sedangkan cara merujuk kutipan tidak langsung : Jamal (2010:13) tidak
menyangka bahwa penerapan energi terbarukan hanya berjalan sekitar 5% dari
target tahun lalu.
3. Daftar Pustaka
Syarat dalam penulisan daftar pustaka meliputi : Nama pengarang ditulis
dengan urutan : nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar
akademik. Tahun terbit. Judul, termasuk subjudul dengan huruf dicetak miring.
Tempat penerbitan. Nama penerbit. Contoh penulisan daftar pustaka : Khasanah
117
(2012). Pembuatan Aplikasi Kontrak TI di Satuan Kerja Teknologi Informasi
pada PT Bukit Asam (Persero). Palembang. Bina Darma Pustaka.
Penulisan buku mengikuti urutan komponen sebagai berikut.
a Nama belakang pengarang, koma, nama atau namanama depan (apabila
ada), titik, tahun terbitan, titik, nama buku dengan huruf cetak miring, titik,
nama kota nama buku dengan huruf cetak miring, titik, nama kota tempat
penerbitan, titik dua, nama penerbit, titik.
b Bila pengarang buku lebih dari seorang, nama pengarang kedua dan
seterusnya boleh tidak dibalik (ditulis apa adanya). Bila buku telah
mengalami pengeditan, tuliskan edisi keberapa di dalam kurung setelah
nama buku tersebut.
Bailey, K. M., and R. Ochsner. 1983. A methodological review of the
diary studies: Windwill tilting or social science? dalam K. M. Bailey,
M. H. Long, dan S. Peck (Eds.). Second Language Acquisition Studies.
Rowley, Mass.:Newbury House.
Cohen, J. 1977. Statistical Power Analysis for the Behavioral Science
(Revised Ed.). New York: Academic Press.
Nurgiyantoro, B. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
118
melakukan eksplorasi atas pengalaman-pengalaman nyata yang tidak mungkin
ditampung karena keterbatasan seseorang.
2. Sarana untuk menyimpan, mengorganisasi, dan mensintesiskan gagasan.
Kemampuan pikir untuk mengingat atau menyimpan seluruh pengalaman
sangat terbatas. Di samping itu, pikiran kita juga sangat terbatas kemampuannya
untuk mengorganisasikan seluruh pengalaman itu. Apalagi, jika kita ingin
mensintesiskannya. Dengan menulis, kita akan lebih mampu berfokus pada
pemikiran-pemikiran kita, sekaligus juga menemukan saling hubungan antar
materi (informasi dan gagasan) yang kita tulis. Hal itu akan memunculkan
pertanyaan-pertanyaan baru yang berharga untuk dijawab dan membantu kita untuk
menemukan cara baru dalam penyelesaian masalah.
119
menjadi pola-pola yang mudah dipahami. Kata-kata sebagai simbol dari pikiran atau
emosi dapat kita gunakan untuk menyampaikan pikiran, emosi, dan memotivasi
tindakan. Dengan tulisan, akhirnya kita dapat menyampaikan gagasan, pikiran, dan
perasaan kita kepada orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
120