PENDAHULUAN
Moluskum kontagiosum adalah lesi papular atau nodular pada kulit dan
kontagiosum virus, yaitu MCV I sampai IV. MCV-I adalah yang paling lazim dan
MCV-II biasanya terlihat pada orang dewasa dan mungkin menular secara seksual.
Pada pasien HIV positif, MCV-II menyebabkan sebagian besar infeksi (60%).1
dewasa. Jika pada orang dewasa digolongkan dalam Penyakit akibat hubungan
seksual (PHS). Transmisinya melalui kontak kulit langsung dan otoinokulasi.2 Pernah
renang. Anak laki-laki lebih sering terkena dibanding anak perempuan. Lokalisasi
usia 1-10 tahun, orang dewasa yang aktif secara seksual dan immunocompromised
individu. Pada anak-anak, lesi terlihat di wajah, leher, ketiak, lengan dan tangan dan
satu-satunya, yaitu selaput lendir bibir, lidah dan mukosa bukal. Pada orang dewasa,
lesi yang umum di genital, perut dan bagian dalam paha. MCV dapat menyebar
melalui kontak langsung atau autoinfeksi, fomites atau kontak seksual. Fomites
termasuk handuk, pakaian dan mainan dan lain-lain. Masa inkubasi untuk MCV
1
adalah 2-8 minggu dan dapat diperpanjang sampai 6 bulan dan bahkan sampai sekitar
18 bulan.1
Kelainan kulit berupa papul berbentuk bulat mirip kubah, berukuran miliar
sampai lentkular dan berwarna putih dan berkilat seperti lilin. Papul tersebut setelah
dipijat akan tampak keluar massa yang berwarna putih mirip butiran nasi. Kadang-
kadang dapat timbul infeksi sekunder sehingga timbul supurasi. Sebagian papul dapat
Pada indiviu sehat dapat sembuh spontan atau swasirna setelah beberapa
bulan. Namun, kadang menetap sampai 2 bulan atau lebih. Meskipun sesungguhnya
diamati. Lesi dapat tumbuh sangat besar atau 100 papula mungkin muncul dan
selulitis mungkin merupakan komplikasi yang tidak biasa pada pasien HIV positif.1
moluskum. Untuk mengeluarkan massa tersebut, dapat dipakai alat, antara lain
ekstraktor komedo, jarum suntik, atau kuret. Cara lain yang dapat digunakan adalah
elektrokauterisasi atau bedah beku dengan CO2 dan N2. Sebelum tindakan dapat
2
diberikan anastetik lokal, misanlnya krim yang mengandung lidokain/prilokain
(contoh EMLA).2
Pada anak, terapi intervensi kurang dapat diterima karena selain tidak nyaman
juga menimbulkan trauma pada anak. Beberapa peneliti mencoba obat topikal
misalnya tretinoin, bichlorocetic acid, atau trichloroacetic acid, dan asam salisilat.2
seksualnya. Bila lesi luas dan banyak, misalnya pada pasien dengan HIV/AIDS
Dengan menghilangkan semua lesi yang ada, penyakit ini tidak atau jarang
residif. Untuk mencegah penyakit ini dan penularannya pasien diminta menjaga
kesehatan diri, tidak saling meminjam alat mandi, pakaian handuk, serta mencegah
BAB II
3
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. AS
Umur : 7 Tahun
Pekerjaan : Siswa
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Bintil putih dan padat di paha dan lengan kanan.
Anamnesis Terpimpin :
Pasien datang dengan keluhan adanya bintil padat berupa papul muncul di
paha dan lengan kanan sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. Awalnya hanya 1-2
bintil kemudian semakin bertambah banyak. Ukuran papul sebesar miliar sampai
lentikuler, permukaan halus, tidak ada gatal dan nyeri dari papul tersebut. Pasien
seperti kulit dan ada juga yang berwarna putih. Adik pasien juga pernah
mengalami keluhan yang sama dengan pasien. Ini pertama kali pasien mengalami
C. STATUS PRESENS
4
Keadaan Umum : Sakit (Ringan)
Kesadaran (Composmentis)
Gizi (Baik)
Hygiene (Baik)
Sianosis (-)
D. STATUS DERMATOLOGIS
5
E. RESUME
Pasien laki-laki usia 7 tahun datang dengan papul muncul di paha dan
lengan kanan sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. Awalnya hanya 1-2 bintil
halus, ditengah papul terdapat delle, tidak ada gatal dan nyeri dari papul tersebut.
Warna papul seperti kulit dan ada juga yang berwarna putih. Adik pasien juga
pernah mengalami keluhan yang sama dengan pasien. Ini pertama kali pasien
mengalami penyakit seperti ini. Riwayat alergi tidak ada. Keadaan umum pasien
F. DIFFENTIAL DIAGNOSA
1. Moluskum Kontangiosum
2. Veruka Vulgaris
3. Liken Planus
4. Varisela
6
G. DIAGNOSIS
Moluskum Kontangiosum
H. TERAPI
Vit. B Complex
Rencana elektrokauter
Topsi Cr
7
BAB III
PEMBAHASAN
khas, predileksi pada kasus anak, gejala klinis, serta riwayat keluarga yaitu adik
A. DEFINISI
klinis berupa papul-papul, pada permukaannya terdapat lekukan, berisi massa yang
mengandung badan moluskum. Penyakit ini adalah penyakit virus yang berbentuk
papula milier sampai lentikuler bulat berwarna putih seperti lilin dan mempunyai
delle.2,3
manusia dan kera, disebabkan oleh virus DNA yang tergolong pox virus.5
B. EPIDEMIOLOGI
Bateman pertama kali menjelaskan lesi moluskum pada tahun 1817. Paterson
menunjukkan sifat menular dari penyakit ini pada tahun 1841. Juliusberg pada tahun
8
Penyakit ini paling sering menyerang anak-anak, dan tetapi dapat juga orang
dewasa. Bila pada orang dewasa, penyakit ini digolongkan dalam PMS (Penyakit
Menular Seksual). Penularan dapat melalui kontak kulit langsung dan otoinokulasi.
kolam renang. Anak laki-laki lebih sering terkena dibanding anak perempuan.
Infeksi MCV biasanya terjadi pada anak-anak usia 1-10 tahun. Pada anak-
anak, dapat mengenai seluruh tubuh. Lesi terlihat di wajah, leher, ketiak, tungkai,
lengan dan tangan dan satu-satunya, yaitu selaput lendir bibir, lidah dan mukosa
bukal. Cepat menular ke daerah sekitarnya. Pada orang dewasa, lesi yang umum di
9
Moluskum kontangiosum yang menular secara seksual telah mendapatkan
perhatian tambahan selama dua dekade terakhir karena prevalensi sebagai infeksi
oportunistik pada orang dengan infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Pada
pasien dengan HIV, infeksi virus moluskum kontangiosum sering tidak sembuh
sendiri dan bisa jauh lebih luas dan bahkan meninggalkan bekas. Studi terbaru
infeksi HIV.7
C. ETIOLOGI
Poxvirus adalah virus hewan terbesar, yang hanya sedikit lebih kecil dari
bakteri terkecil, dan mereka hanya terlihat dengan mikroskop cahaya. Mereka adalah
kompleks, virus DNA untai ganda yang bereplikasi dalam sitoplasma dan secara
terhadap kerusakan fisik; beberapa, misalnya variola, memiliki ketahanan yang luar
biasa untuk pengeringan dan dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan di krusta.
mudah dalam telur dan kultur jaringan, yang lain tidak sama sekali.9
kontagiosum virus, yaitu MCV I sampai IV. MCV-I adalah yang paling lazim dan
10
MCV-II biasanya terlihat pada orang dewasa dan mungkin menular secara seksual.
Pada pasien HIV positif, MCV-II menyebabkan sebagian besar infeksi (60%). 1
fomite atau kontak kulit ke kulit, dan lecet kecil di epidermis yang diduga
memfasilitasi transmisi.7
D. PATOGENESIS
Patogenesis molekul lesi tidak pasti dan tidak jelas, tetapi protein anti
apoptosis telah dicurigai memiliki peran. Virus masuk melalui luka kecil, dan
kemudian merusak epidermis dan masuk ke sitoplasma sel stratum malphigi dan
stratum granulare. Sel yang terinfeksi, di antara sel-sel normal, terjadi peningkatan
pembelahan sel di stratum basal yang meluas ke lapisan suprabasal dan akan
menekan papila sampai muncul sebagai septa fibrous diantara lobul, yang berbentuk
seperti pear-shaped dengan apex yang cenderung naik. Lapisan basal tetap utuh. Sel-
sel di inti lesi menunjukkan distorsi terbesar dan pada akhirnya dihancurkan,
kemudian muncul sebagai hialin (tubuh moluskum) dengan diameter 25μm, massa
yang mengandung sitoplasmia virus. Organisme ini ada dalam jumlah besar dalam
rongga, yang muncul di dekat permukaan di tengah lesi yang sedang berkembang.
11
Perubahan inflamasi pada dermis tidak ada atau hanya ringan saja. Namun dalam
luka jangka panjang, bisa berupa infiltrat granulomatosa kronis. Ini menunjukkan
bahwa respons peradangan bisa disebabkan oleh perubahan dalam dermis yang berisi
papul.9
RA
E. GEJALA KLINIS
gatal ringan saja. Masa inkubasi berlangsung satu sampai beberapa minggu. Lesi
yang timbul berawal dari papul kecil yang membesar sampai ukuran 3-6 mm dan
jarang berukuran sampai 3 cm, keadaan ini disebut moluskum raksasa (giant
atau tersebar. Kelainan kulit ini berupa papul miliar atau lentikuler, berbentuk
bundar, berwarna putih seperti lilin, permukaan licin dan berbentuk kubah yang
kemudian di tengahnya terdapat lekukan (delle) dan terletak di atas dasar kulit
berwarna kemerahan.2,3,8
12
Papul tersebut bila dipijat akan tampak keluar massa yang berwarna putih
yang menyerupai nasi, yang tidak lain adalah badan moluskum. Lokalisasi penyakit
ini di daerah muka, badan dan ekstremitas, sedangkan pada orang dewasa di daerah
pubis dan genitalia eksterna. Kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder sehingga
timbul supurasi. Lesi tersebut dapat meradang dan tampak sebagai furunkel.2,3,5,8
13
Keluhan berupa adanya kutil pada kelamin, yang kadang-kadang disertai rasa
gatal ringan, nyeri, rasa panas, atau berdarah. Pada wanita hamil kutil cepat
membesar dan terjadi regresi spontan setelah melahirkan. Kutil juga cepat membesar
pada pasien imunokompromais. Bila tejadi pada wanita, umumnya disertai duh tubuh
abnormal. Lokasi tersering pada laki-laki ialah penis, skrotum, meatus uretra, dan
daerah perianal, sedangkan pada wanita ialah introitus, vulva, perineum, dan daerah
perianal. Dapat juga berlokasi di serviks dan dinding vagina, pubis, paha bagian
atas.10
papul datar. Lesi papular tampak sebagai papul berbentuk kubah, sewarna kulit,
dengan diameter 1-4 mm. Lesi keratotik tampak sebagai kutil dengan permukaan
yang keras atau tampak seperti keratosis seboroik. Varian papul kubah dan papul
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
14
Manusia adalah satu-satunya host yang rentan dan virus tidak dapat tumbuh
dalam telur, kultur jaringan atau hewan. Titer antibodi tidak membantu. Diagnosis
lesi yang besar lebih sulit untuk mendiagnosa secara klinis. Infeksi virus terbatas
daya rendah yang menunjukkan ovoid, massa sitoplasma berdinding halus yang
homogen yang terutama terdiri dari stadium dewasa, yang belum dewasa dan tidak
lengkap virion disertai puing-puing selular. Ini disebut sebagai badan moluskum 20-
30 μm, yang mendorong inti ke tepi sel. Dalam tubuh moluskum, sejumlah besar
partikel virus yang tertanam dalam matriks protein. Badan moluskum adalah badan
Potong papul, oleskan isinya antara 2 gelas objek, diwarnai dengan Wright
Giemsa atau Gram. Lihat dibawah mikroskop, badan moluskum berbentuk telur,
3. Anuskopi untuk pasien wanita dan pria dengan kutil perianal berulang dan
4. Uretroskopi untuk pasien pria dengan kutil pada meatus uretra dan adanya
15
5. Pap Smear untuk wanita dengan riwayat kondilomata akuminata pada
serviks.10
G. HISTOPATOLOGI
hiperplasti dari epidermis. Terlihat badan inklusi dalam sitoplasma sel. Di atas
penampakan normal lapisan basal berupa lobul-lobul dari sel-sel epidermal yang
Patterson atau badan Moluskum) yang merupakan khas dari suatu Molluscum
contagiosum. Badan inklusi ini merupakan partikel virus yang ukurannya makin
lama makin bertambah besar dan sel yang infeksi semakin bergerak maju ke
permukaan.3
16
Potongan bagian bawah, terlihat sebuah lesi moluskum kontangiosum
menunjukkan gambaran klasik berbentuk cangkir, invaginasi
dari epidermis kedalam dermis.
H. DIAGNOSIS BANDING
papiloma, dan liken planus. Lesi yang besar (Giant Molluscum) dapat didiagnosis
1. Veruka Vulgaris
Dua bentuk kutil pada kulit adalah veruka vulgaris dan veruka plana.
antara 5 dan 20 tahun dan hanya 15% terjadi setelah usia 35 tahun.
Tangan yang sering di rendam dalam air merupakan faktor risiko untuk
kutil umum. Pekerja daging (tukang daging), pekerja ikan, dan pekerja
Veruka plana secara klinis berupa papul kecil berukuran 1-3 mm, agak
infeksi virus Human papulloma virus (HPV). HPV tipe 1,2,3 dan 4 dapat
diisolasi dari kutil kulit. Penularan kutil biasanya melalui kontak langsung
Kutil ini terutama terdapat pada anak, tetapi juga terdapat pada
17
bagian ekstensor, walaupun penyebarannya dapat ke bagian lain tubuh
termasuk mukosa mulut dan hidung. Kutil ini bentuknya bulat berwarna
2. Liken Planus
selaput lendir, dan folikel rambut. Hal ini terjadi di seluruh dunia, di
pada pria dengan laju yang konstan dari awal 20-an melalui tahun 60-an,
18
pergelangan terutama daerah fleksor, daerah pinggang, tulang kering
yang khas terdiri atas papul yang polygonal, datar dan berkilat, kadang-
3. Varisela
19
Varisela adalah penyakit menular akut yang disebabkan infeksi primer
dan sangat menular, dapat melalui kontak langsung dengan lesi, tetapi
lesi kulit. Pada pubertas dan dewasa biasanya terdapat gejala prodromal
punggung, dan atau nyeri tenggorokan 2-3 hari sebelum lesi kulit timbul.
Lesi kulit awalnya timbul di wajah dan skalp, kemudian menyebar cepat
vesikel, pustul, dan krusta dalam beberapa hari. Gambaran khas adalah
terdapatnya semua stadia lesi secara bersamaan pada satu saat. Pada
pasien imunokompromais lesi kulit lebih luas dan dalam, sering terdapat
bula, serta nekrotik. Komplikasi yang dapat terjadi, antara lain super-
varisela.10
20
Terdapat semua stadia pada satu saat: papul, vesikel dan krusta. Distribusi sentral,
I. DIAGNOSIS
kontagiosum biasanya jelas ketika beberapa lesi pada berbagai tahap evolusi yang
muncul dan papul umbilikasi yang jelas dan khas. Umbilikasi yang khas dapat dilihat
dikonfirmasi dengan mikroskop langsung atau mikroskop elektron dari isi papul,
dengan kutil pesawat. Pada penyakit HIV, moluskum kontagiosum dapat menyerupai
kriptokokosis kutan.9
papul dengan umbilikasi pusat. Lesi biasanya 3 sampai 5 mm dan jumlah kurang dari
30, meskipun parameter ini sering terlampaui pada orang dengan HIV dan kondisi
21
immunocompromised lainnya. Pada anak-anak, papula biasanya ditemukan pada
ekstremitas, batang, dan wajah. Dalam kasus menular seksual, mereka biasanya
J. PENATALAKSANAAN
Karena penyakit ini biasanya sembuh sendiri dan lesi sembuh tanpa sikatriks
jika tidak ada infeksi sekunder, ada yang menganjurkan untuk tidak melakukan terapi
apapun. Kebanyakan lesi sembuh sendiri dalam durasi 2-9 bulan, tapi ada juga yang
1. Bedah
Kuretase (Curretage)
kuretase dan prosedurnya tidak bersih (dari perdarahan lokal) dan memberi rasa
tidak nyaman.
pigmen. Lesi sembuh tanpa sikatriks dalam 2 minggu. Studi menunjukkan 96%-
99% lesi sembuh dalam sekali pengobatan. Walaupun efektif, tapi kekurangannya
2. Topikal
22
Cryotheraphy
seperti pada kuret, praktis, harganya cocok dan hasil kosmetiknya bagus. Setiap
lesi harus dibekukan dengan nitrogen cair lewat usapan kapas selama 6-10 detik.
Potassium hydroxide
Dalam suatu solusi KOH 10% diaplikasikan topikal pada lesi dua kali
sehari. Pengobatan tidak dilanjutkan jika ada respon inflamasi atau ulkus
Cantharidin
(cantharidin 0.7%) diaplikasikan pada permukaan lesi.. Akan muncul rasa panas,
pasien muda dan merupakan suatu inhibitor fosfodiesterase. Substansi ini harus
Tretinoin/Chemical Peeling
derivate vitamin A, alfa hidroksi (lactic) dan asam beta hidroksi.. Sedikit eritema
3. Oral
Cimetidine
23
Agen oral dapat meningkatkan sistem imun untuk menyingkirkan virus
K. KOMPLIKASI
gatal pada pasien dengan dermatitis atopi. Dapat terjadi Konjungtivitis kronik dan
keratitis jika lesinya di daerah kelopak mata. Infeksi bakteri sekunder dapat terjadi
infeksi HIV, lesi dapat menjadi besar dan riang, dan infeksi sekunder mungkin
bermasalah.14
L. PREVENTIF
berbagi handuk, mencuci kain dan barang-barang pribadi lainnya, sehingga tidak
terkena kulit yang memiliki lesi, untuk lesi anogenital agar tidak melakukan
hubungan seks.1
Hindari kontak kulit ke kulit dengan individu yang memiliki mollusca. Orang
yang terinfeksi HIV dengan moluska di daerah jenggot harus disarankan untuk
M. PROGNOSIS
Dengan menghilangkan semua lesi yang ada, penyakit ini tidak atau jarang
residif. Pada individu sehat, Molluscum contagiosum dapat sembuh sendiri. Pada
24
contagiosum selalu rekurens bahkan dengan terapi agresif menghasilkan kecacatan
kosmetik yang signifikan, khususnya lesi di wajah. Jika tidak sembuh sendiri, lesi
moluskum akan hilang dalam waktu 2 tahun. Lesi menular selama pertumbuhan kulit
dan lesi masih ada. Keuntungan dari pengobatan adalah untuk mempercepat resolusi
virus. Jumlah CD4 yang rendah telah dikaitkan dengan mollusca wajah luas dan
karena itu telah menjadi penanda untuk penyakit HIV parah. Oleh karena itu, tujuan
dan target terapi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada pasien ini.1
N. EDUKASI
adalah kecil, dan itu juga tidak serius. Oleh karena itu, tidak ada kebutuhan khsus
untuk menjaga anak-anak dengan virus moluskum kontagiosum dari sekolah, kolam
renang, pusat kebugaran, dan lain-lain, atau menjauh dari anak-anak lain. Untuk
mengurangi kemungkinan tersebarnya virus itu kepada orang lain, hal itu masuk akal
untuk tidak berbagi handuk, pakaian, mainan lunak, atau air mandi. Juga mencoba
dan menghindari kontak kulit ke kulit dengan orang lain (misalnya, dengan menutupi
daerah yang terkena lesi dengan pakaian). Mendorong anak-anak untuk tidak
menggaruk mollusca karena hal ini dapat meningkatkan risiko penyebaran ruam ke
area lain dari kulit. Kontagiosum moluskum menular sampai moluskum terakhir
25
BAB IV
DISKUSI
biasanya jelas ketika beberapa lesi pada berbagai tahap evolusi yang muncul dan
papul umbilikasi yang jelas dan khas. Umbilikasi yang khas dapat dilihat lebih
dengan mikroskop langsung atau mikroskop elektron dari isi papul, oleh
26
Pada sebagian besar pasien gejalanya asimptomatik atau hanya mengeluhkan
gatal ringan saja. Masa inkubasi berlangsung satu sampai beberapa minggu. Lesi ini
dapat menggerombol atau tersebar. Kelainan kulit ini berupa papul miliar atau
lentikuler, berbentuk bundar, berwarna putih seperti lilin, permukaan licin dan
berbentuk kubah yang kemudian di tengahnya terdapat lekukan (delle) dan terletak di
Papul tersebut bila dipijat akan tampak keluar massa yang berwarna putih
yang menyerupai nasi, yang tidak lain adalah badan moluskum. Lokalisasi penyakit
ini di daerah muka, badan dan ekstremitas, sedangkan pada orang dewasa di daerah
pubis dan genitalia eksterna. Kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder sehingga
timbul supurasi. Lesi tersebut dapat meradang dan tampak sebagai furunkel.
DAFTAR PUSTAKA
3. Hartadi, Sumaryo S. Infeksi Virus. Ilmu Penyakit Kulit, Harahap M. Eds (Editors)
27
4. Graham-Brown R, Bourke J, Cunliffe T. Infeksi Dan Infestasi. Dermatologi
Dasar Untuk Praktik Klinik. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2011: 220
5. Siregar, R.S. Penyakit Virus. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2.
Dermatologi. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1 Edisi 11. Jakarta. 2007: 252.
10. Daili ES, Menaldi SL, Wisnu IM. Penyakit Kulit Yang Umum Di Indonesia. PT
11. Wolf K, Johnson RA. Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis Of Clinical
12. James WD, Berger TG, Elston DM. Viral Diseases. Andrews Diseases Of The
2014: 1-3.
28
15. Molluscum Contangiosum. Information For Patients, Parents And Carers. NHS
29