Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

( SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA )

OLEH

Nama : Toncy Karmomyanan

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
2019

i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat NYA kami
dapat menyelesaikan makalah KONSEP KOMUNITAS KEPERAWATAN ini.
Makalah ini menjelaskan keperawatan kepada sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.
Dan harapan kami semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat.Tiada kesempurnaan di
muka bumi ini, Oleh Karena itu, kami dengan senang hati akan menerima segala saran
maupun kritikan yang membangun dan demi kesempurnaan Makalah Ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Tual , 23 September 2019


Penyusun
1. Nursia Ambari
2. Thony Karmonyanan
3. Anggraini Rahakbauw
4. Darmawati Renwarin
5. Elisabeth Aflaubun
6. Adolcia Metubun
7. Martina Yanwarin
8. Elisabeth Buiswarin
9. Prisilia Ruban
10. Kenny Efruan
11. Natalia dessy yanwarin
12. Anita Latuconsina
13. Latif Renoat
14. Arwan Katmas
15. Abdul L Tatroman
16. Yohakim Kirwelakubun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Keperawatan Komunitas...........................................................................3
1.1 Defini Komunitas.................................................................................3
1.2. Defini Keperawatan Komunitas.........................................................3
B. Tujuan Keperawatan Komunitas.............................................................5
C. Fungsi Keperawatan Komunitas..............................................................6
D. Sasaran Keperawatan Komunitas............................................................6
E. Prinsip Keperawatan Komunitas.............................................................7
F. Peran Perawat Komunitas........................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................13
Daftar Pustaka

iii
KEPERAWATAN

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui pendidikan keperawatan
(UU RI. No. 23 tahun 1992 ttg kesehatan).
Keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio
psiko sosio spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
(Lokakarya Nasional Perawat, 1983).
Asmadi (2008) mendefinisikan keperawatan sebagai suatu bentuk layanan kesehatan
profesional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan. Keperawatan memiliki suatu cara pandang mendasar yang
disebut sebagai paradigma. Paradigma keperawatan merupakan suatu pandangan global
yang dianut oleh mayoritas kelompok ilmiah (keperawatan) atau hubungan berbagai teori
yang membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan di antara teori tersebut guna
mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja
perawat. Paradigma keperawatan terdiri atas empat unsur, yaitu keperawatan, manusia,
sehat-sakit, dan lingkungan.

Sejarah dan Perkembangan Keperawatan di Dunia

Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive Culture) sampai
pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang berasal dari
Inggris. Perkembangan keperwatan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan
kemajuan peradaban manusia. Perkembangan keperawatan diawali pada :

1. Zaman Purbakala (Primitive Culture)

Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada seorang
ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus memiliki
naluri keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser ke zaman
dimana orang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistik yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama Animisme.
Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan karena kekuatan alam/pengaruh
gaib seperti batu-batu, pohon-pohon besar dan gunung-gunung tinggi. Kemudian
dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu mereka
menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil
didirikan sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil
tersebut. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya Diakones
& Philantrop, yaitu suatu kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam
merawat orang sakit, sejak itu mulai berkembanglah ilmu keperawatan.

2. Zaman Keagamaan

Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang yang sakit
dapat disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan adalah tempat-
tempat ibadah sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut sebagai tabib yang

4
mengobati pasien. Perawat dianggap sebagai budak dan yang hanya membantu dan
bekerja atas perintah pemimpin agama.

3. Zaman Masehi

Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat itu
banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk
mengunjungiorang sakit sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan perawatan
untuk mengubur bagi yang meninggal.

Pada zaman pemerintahan Lord-Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau hospes


yaitu tempat penampungan orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada
zaman ini berdirilah Rumah Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.

4. Pertengahan abad VI Masehi

Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring
dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan
keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama
Islam.

5. Abad VII Masehi

Di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti Ilmu Pasti, Kimia, Hygiene
dan obat-obatan. Pada masa ini mulai muncul prinsip-prinsip dasar keperawatan
kesehatan seperti pentingnya kebersihan diri, kebersihan makanan dan lingkungan. Tokoh
keperawatan yang terkenal dari Arab adalah Rufaidah.

6. Permulaan abad XVI

Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi kekuasaan,
yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan tempat-tempat
ibadah ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama untuk merawat orang
sakit. Dengan adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan adalah
berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna
susila yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat. Dampak positif pada masa ini,
dengan adanya perang salib, untuk menolong korban perang dibutuhkan banyak tenaga
sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari orde-orde agama, wanita-wanita yang
mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang bertugas rangkap sebagai perawat.

Pengaruh perang salib terhadap keperawatan :

1. Mulai dikenal konsep P3K


2. Perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan sehingga timbul peluang kerja bagi
perawat dibidang sosial.

Ada 3 Rumah Sakit yang berperan besar pada masa itu terhadap perkembangan
keperawatan:

5
1. Hotel Dieu di Lion

Awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh bekas WTS yang telah bertobat. Selanjutnya
pekerjaan perawat digantikan oleh perawat terdidik melalui pendidikan keperawatan di
RS ini.

1. Hotel Dieu di Paris

Pekerjaan perawat dilakukan oleh orde agama. Sesudah Revolusi Perancis, orde agama
dihapuskan dan pekerjaan perawat dilakukan oleh orang-orang bebas. Pelopor perawat di
RS ini adalah Genevieve Bouquet.

1. ST. Thomas Hospital (1123 M)

Pelopor perawat di RS ini adalah Florence Nightingale (1820). Pada masa ini perawat
mulai dipercaya banyak orang. Pada saat perang Crimean War, Florence ditunjuk oleh
negara Inggris untuk menata asuhan keperawatan di RS Militer di Turki. Hal tersebut
memberi peluang bagi Florence untuk meraih prestasi dan sekaligus meningkatkan status
perawat. Kemudian Florence dijuluki dengan nama “ The Lady of the Lamp”.

7. Perkembangan keperawatan di Inggris

Florence kembali ke Inggris setelah perang Crimean. Pada tahun 1840 Inggris mengalami
perubahan besar dimana sekolah-sekolah perawat mulai bermunculan dan Florence
membuka sekolah perawat modern. Konsep pendidikan Florence ini mempengaruhi
pendidikan keperawatan di dunia.

Kontribusi Florence bagi perkembangan keperawatan a. l :

1. Nutrisi merupakan bagian terpenting dari asuhan keperawatan.


2. Okupasi dan rekreasi merupakan terapi bagi orang sakit
3. Manajemen RS
4. Mengembangkan pendidikan keperawatan
5. Perawatan berdiri sendiri berbeda dengan profesi kedokteran
6. Pendidikan berlanjut bagi perawat.

SejarahdanPerkembangan Keperawatan di Indonesia

Sejarah dan perkembangan keperawatan di Indonesia dimulai pada masa penjajahan


Belanda sampai pada masa kemerdekaan.

1. Masa Penjajahan Belanda

Perkembangam keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi yaitu


pada saat penjajahan kolonial Belanda, Inggris dan Jepang. Pada masa pemerintahan
kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut Velpeger dengan
dibantu Zieken Oppaser sebagai penjaga orang sakit.

6
Tahun 1799 didirikan rumah sakit Binen Hospital di Jakarta untuk memelihara kesehatan
staf dan tentara Belanda. Usaha pemerintah kolonial Belanda pada masa ini adalah
membentuk Dinas Kesehatan Tentara dan Dinas Kesehatan Rakyat. Daendels mendirikan
rumah sakit di Jakarta, Surabaya dan Semarang, tetapi tidak diikuti perkembangan profesi
keperawatan, karena tujuannya hanya untuk kepentingan tentara Belanda.

2. Masa Penjajahan Inggris (1812 – 1816)

Gurbernur Jenderal Inggris ketika VOC berkuasa yaitu Raffles sangat memperhatikan
kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu kesehatan adalah milik manusia, ia
melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki derajat kesehatan penduduk pribumi
antara lain:

1. pencacaran umum
2. cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa
3. kesehatan para tahanan

Setelah pemerintahan kolonial kembali ke tangan Belanda, kesehatan penduduk lebih


maju. Pada tahun 1819 didirikan RS. Stadverband di Glodok Jakarta dan pada tahun 1919
dipindahkan ke Salemba yaitu RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Tahun 1816 – 1942
berdiri rumah sakit-rumah sakit hampir bersamaan yaitu RS. PGI Cikini Jakarta, RS. ST
Carollus Jakarta, RS. ST. Boromeus di Bandung, RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan
dengan itu berdiri pula sekolah-sekolah perawat.

3. Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 1945)

Pada masa ini perkembangan keperawatan mengalami kemunduran, dan dunia


keperawatan di Indonesia mengalami zaman kegelapan. Tugas keperawatan dilakukan
oleh orang-orang tidak terdidik, pimpinan rumah sakit diambil alih oleh Jepang, akhirnya
terjadi kekurangan obat sehingga timbul wabah.

4. Zaman Kemerdekaan

Tahun 1949 mulai adanya pembangunan dibidang kesehatan yaitu rumah sakit dan balai
pengobatan. Tahun 1952 didirikan Sekolah Guru Perawat dan sekolah perawat setingkat
SMP. Pendidikan keperawatan profesional mulai didirikan tahun 1962 yaitu Akper milik
Departemen Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan perawat profesional pemula.
Pendirian Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) mulai bermunculan, tahun 1985 didirikan
PSIK (Program Studi Ilmu Keperawatan) yang merupakan momentum kebangkitan
keperawatan di Indonesia. Tahun 1995 PSIK FK UI berubah status menjadi FIK UI.
Kemudian muncul PSIK-PSIK baru seperti di Undip, UGM, UNHAS dll.

Perkembangan keperawatan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kolonialismen


pada masa penjajahan. Perawat pada mulanya disebut sebagai verpleger dengan dibantu

7
oleh zieken oppaser sebagai penjaga orang sakit, perawat tersebut pertama kali bekerja di
rumah sakit Binnen Hospital yang terletak di Jakarta pada tahun 1799 yang ditugaskan
untuk memelihara kesehatan staf dan tentara belanda, sehingga akhirnya pada masa
penjajahan Belanda terbentuklah dinas kesehatan tentara dan dinas kesehatan masyarakat.
Pada masa tersebut juga didirikan  beberapa rumah sakit seperti rumah sakit stadsverband
yang sekarang dikenal dengan nama Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo.
Setelah kemerdekaan pada tahun 1952 untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan
maka didirikan sekolah perawat, kemudian pada tahun 1962 dibuka pendidikan
keperawatan setara dengan diploma. Pada tahun 1985 untuk pertama kalinya pendidikan
keperawatn setingkat sarjana ada di Indonesia. Setelah lokakarya pada tahun 1983, proses
menjadika perawat sebagai tenaga profesional sudah mulai dirasakan dengan adanya
proses pengakuan dari profesi lainnya.
Mengikuti perkembangan keperawatan di dunia, keperawatan di Indonesia juga terus
berkembang, adapun perkembangannya adalah sebagai berikut :
1. Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia, di Indonesia pada
awalnya pelayanan perawatan masih didasarkan pada naluri, kemudian berkembang
menjadi aliran animisme, dan orang bijak beragama.
2. Penjaga orang sakit (POS/zieken oppasser) Sejak masuknya Vereenigge oost
Indische Compagine di Indonesia mulai didirikan rumah sakit, Binnen Hospital adalah
RS pertama yang didirikan tahun 1799, tenaga kesehatan yang melayani adalah para
dokter bedah, tenaga perawat diambil dari putra pertiwi. Pekerjaan perawat pada saat itu
bukan pekerjaan dermawan atau intelektual, melainkan pekerjaan yang hanya pantas
dilakukan oleh prajurit yang bertugas pada kompeni. Tugas perawat pada saat itu adalah
memasak dan membersihkan bagsal (domestik work), mengontol pasien, menjaga pasien
agar tidak lari/pasien gangguan kejiwaan.
3. Model keperawatan Vokasional (abad 19) Berkembangnya pendidikan
keperawatan non formal, pendidikan diberikan melalui pelatihan-pelatihan model
vokasional dan dipadukan dengan latihan kerja.
4. Model keperawatan kuratif (1920)Pelayanan pengobatan menyeluruh bagi
masyarakat dilakukan oleh perawat seperti imunisasi/vaksinasi, dan pengobatan penyakit
seksual.
5. Keperawatan semi profesional tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan
(keperawatan) yang bermutu oleh masyarakat, menjadikan tenaga keperawatan dipacu
untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan. Pendidikan-

8
pendidikan dasar keperawatan dengan sistem magang selama 4 tahun bagi lulusan
sekolah dasar mulai bermunculan.
6. Keperawatan preventif  Pemerintahan belana menganggap perlunya  hygiene
dan sanitasi serta penyuluhan dalam upaya pencegahan dan pengendalian wabah,
pemerintah juga menyadari bahwa tindakan kuratif hanya berdampak minimal bagi
masyarakat dan hanya ditujukan bagi mereka yang sakit. Pada tahun 1937 didirikan
sekolah mantri higene di Purwokerto, pendidikan ini terfokus pada pelayanan kesehatan
lingkungan dan bukan merupakan pengobatan.
7. Menuju keperawatan profesional sejak Indonesia merdeka (1945)
perkembangan keperawatan mulai nyata dengan berdirinya sekolah pengatur rawat (SPR)
dan sekolah bidan di RS besar yang bertujuan untuk menunjang pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Pendidikan itu diberuntukan bagi mereka lulusan SLTP ditambah
pendidikan selama 3 tahun, disamping itu juga didirikan sekolah bagi guru perawat dan
bidan untuk menjadi guru di SPR. Perkembangan keperawatan semakin nyata dengan
didirikannya organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia tahun 1974.
8. Keperawatan profesional melalui lokakarya nasional keprawatan dengan
kerjasama antara Depdikbud RI, Depkes RI dan DPP PPNI, ditetapkan definisi, tugas,
fungsi dan kompetensi tenaga perawat professional di Indonesia. Diilhami dari hasil
lokakarya itu maka didirikanlah akademi keperawatan, kemudian disusul pendirian PSIK
FK-UI (1985) dan kemudian didirikan pula program paska sarjana (1999)

Tren Keperawatan Sekarang dan Masa Depan

Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, pada
tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional
keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa
transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat
tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai
macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang
berupa masalah urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka
kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya
pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan
hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan
kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif.
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi
itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki

9
pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini
memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi
standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan,
memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka
terhadap aspek sosial budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan
Iptek.

Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia masih
belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran
perawat professional, diantaranya:

1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985


pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat
pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan (standart, bentuk praktik
keperawatan, lisensi)

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan
berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan
Indonesia sehat, maka solusi yang harus ditempuh adalah:

1. Pengembangan pendidikan keperawatan.

Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang profesional,


telah memicu perawat untuk terus mengembangkan dirinya dalam berbagai bidang,
terutama penataan sistem pendidikan keperawatan. Oleh karena itu profesi keperawatan
dengan landasan yang kokoh perlu memperhatikan wawasan keilmuan, orientasi
pendidikan dan kerangka konsep pendidikan

1. Wawasan Keilmuan

Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III keperawatan 1999,


merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan keperawatan. Wujud ini dapat dilihat
dengan adanya:

1)    Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu: Pendidikan Agama, Pancasila, Kewiraan dan
Etika Umum)

2)    Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi dan Biokimia,
Mikrobiologi dan Parasitologi, Farmakologi, Ilmu Gizi dan Patologi.

3)    Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu: KDK, KDM I dan II, Etika Keperawatan,
Komunikasi Dalam Keperawatan, KMB I, II, III, IV dan V, Keperawatan Anak I dan II,
Keperawatan Maternitas I dan II, Keperawatan Jiwa I dan II, Keperawatan Komunitas I,
II dan III, Keperawatan Keluarga, Keperawatan gawat Darurat, Keperawatan Gerontik,
Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Keperawatan Profesional dan Pengantar
Riset Keperawatan.

10
Demikian juga halnya dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan, yaitu dengan
berlakunya kurikulum Ners pada tahun 1998. Sementara itu di Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) telah dibuka S2 Keperawatan untuk Studi
Manajemen Keperawatan, Keperawatan Maternitas dan Keperawatan Komunitas. Dan
selanjutnya akan dibuka Studi S2 Keperwatan Jiwa dan Keperawatan Medikal Bedah.
Dapat disimpulkan bahwa saat ini perkembangan keperawatan diarahkan kepada
profesionalisme dengan spesialisasi bidang keperawatan.

1. Orientasi Pendidikan

Pendidikan keperawatan bagaimanapun akan tetap berorientasi pada pengembangan


pengetahuan dan teknologi, artinya pengalaman belajar baik kelas, laboratorium dan
lapangan tetap mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memanfaatkan
segala sumber yang memungkinkan penguasaan iptek. Sehingga diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan keperawatan dan persaingan global.

1. Kerangka Konsep

Berpikir ilmiah, pembinaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif mandiri,
pendidikan dilingkungan masyarakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan
karakteristik dari pendidikan profesional keperawatan.

2. Memantapkan sistem pelayanan perawatan professional

Perubahan sifat pelayanan dari fokasional menjadi profesional dengan fokus asuhan
keperawatan dengan peran preventif dan promotif tanpa melupakan peran kuratif dan
rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia di bidang
keperawatan. Sehingga pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat terjadinya
pelayanan yang efisien, efektif serta berkualitas. Selanjutnya, saat ini juga telah
berkembang berbagai model prakti keperawatan profesional, seperti:

1. Praktik keperawatan di rumah sakit fasilitas kesehatan


2. Praktik keperawatan di rumah (home care)
3. Praktik keperawatan berkelompok seperti nursing home atau klinik bersama
4. Praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647
tahun 2000, yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001
tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan.

Departemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan
sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan
professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk
menjamin kepuasan konsumen/klien.

3. Penyempurnaan organisasi keperawatan

Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta
kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi
dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan
manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna

11
menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya
melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik
serta meningkat.

Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu baik secara
mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sangat penting
dalam terwujudnya pelayanan keperawatan professional. Nilai professional yang
melandasi praktik keperawatan dapat di kelompokkan dalam:

1. Nilai intelektual

Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari

1)      Body of Knowledge

2)      Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)

3)      Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif

1. Nilai komitmen moral

Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik
keperawatan. Pelayanan professional terhadap masyarakat memerlukan integritas,
komitmen moral dan tanggung jawab etik.

Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah:

1)      Beneficience; selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan


melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien

2)      Fair; tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya,
keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memperlakukan klien sebagai individu yang
memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki

3)      Fidelity; berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu
berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta
memperhatikan kebutuhan spiritual klien.

1. Otonomi, kendali dan tanggung gugat

Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan secara


mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti
bahwa perawat memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan
kemandirian, kesedian mengambil resiko dan tanggung jawab serta tanggung gugat
terhadap tindakannya sendiri, begitupula sebagai pengatur dan penentu diri sendiri.

Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu atau


seseorang. Bagi profesi keperawatan, harus ada kewenangan untuk mengendalikan
praktik, menetapkan peran, fungsi dan tanggung jawab anggota profesi.

12
Tanggung gugat berarti perawat bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang
dilakukannya terhadap klien.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC


Effendy, N. 1995. Pengantar proses keperawatan. Jakarta: EGC.
Gaffar, L.O.J. 1999. Pengantar Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.
Hidayat, Aziz Alimul. 2002. Pengantar Pendidikan Keperawatan. Jakarta: Sagung
Seto.

13

Anda mungkin juga menyukai