Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“CARA MENGKAFANI MAYAT”


DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

NAMA :
1. FEBBY FADILLAH
2. LIDYA PRATIWI
3. HALIMAH TUSAQDIYAH
4. DINDA FITRIANI MANIK
5. YUNI ASHARI
JURUSAN : XI – KEPERAWATAN

SMK SWASTA AS SYIFA KISARAN


YAYASAN PENDIDIKAN AS SYIFA
KABUPATEN ASAHAN
T.A 2021 / 2022
1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menolong
hambanya dalam menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan
dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui mengenai “Cara Mengkafani
Mayat”. yang saya sajikan berdasarkan pengamatan saya kutip dari berbagai sumber.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca,
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami juga menerima kritik dan
saran dari teman-teman agar makalah ini menjadi lebih baik. Terima kasih.

Semoga Allah SWT dapat memberikan balasan yang setimpal atas bimbingan dan
bantuan yang telah di berikan kepada penulis. Akhirnya penulis mengharapakan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Kisaran, 6 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2
A. Pengertian Mengkafani Mayat..................................................................... 2
B. Pengertian Perawatan Jenazah..................................................................... 2
C. Ukuran Kain Kafan Yang Digunakan Untuk Jenazah................................. 3
D. Tata cara mengafani jenazah laki-laki......................................................... 3
E. Tata cara mengafani jenazah laki-laki......................................................... 5

BAB III PENUTUP................................................................................................. 7


A. Kesimpulan ................................................................................................. 7
B. Saran............................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang


            Hal yang menyebabkan Mengkafani Jenazah menjadi bidang kajian Agama yang
penting tidak lain karena Perawatan jenazah adalah pengurusan jenazah seorang
muslim/muslimatdengancara memandikan, mengkafani, menyalatkan dan menguburannya.
Hukum melaksanakan pengurusan jenazah seorang muslim/muslimat dengan cara-cara
tersebut adalah fardu kifayah bagi orang-orang islam yang masih hidup. Artinya, berdosa jika
tidak ada seorangpun yang mengerjakannya. Karena itu setiap muslim/muslimat hendaknya
mempelajari serta memahami tata cara pengurusan jenazah dengan sebaik-baiknya.
                                                
B.       Tujuan
1. Dapat mengetahui tata cara dalam perawatan jenazah
2. Dapat mengetahui tata cara mengafani jenazah
3. Dapat mengetahui perbedaan tata cara mengafani jenazah laki-laki dan wanita
                                  
                                     

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Mengafani Jenazah


            Mengkafani jenazah maksudnya membungkus jenazah dengan kain kafan. Hukum
mengkafani jenazah ialah fardu kifayah bagi orang-orang islam yang masih hidup. Kain
kafan diperoleh dengan cara yang halal, yakni diambilkan dari harta peninggalan jenazah,
jika ia meninggalkan harta.
            Kalau jenazah tidak meninggalkan harta, maka yang wajib menyediakan kain kafan
adalah keluarga terdekatnya (orang yang wajib memberi nafkah jenazah dimasa hidupnya).
Kalau keluarga terdekatnya tidak ada/tidak mampu, maka untuk membeli kain kafan itu
diambilkan dari baitul mal. Jika baitul mal tidak ada, yang wajib menyediakan kain kafan itu
adalah orang Islam yang mampu. Kain kafan hendaknya kain yang bersih, berwarna putih
dan sederhana yakni tidak mahal harganya dan tidak pula terlalu murah. Dalam hal ini
Rasulullah SAW bersabda:
)‫ض فَاِنَّ َها َخ ْي ُر ثِيَابِ ُك ْم َو َكفِّنُ ْوا فِ ْي َها َم ْوتَا ُك ْم (رواه الترمذي‬
ِ ‫س ْوا ِمنْ ثِيَابِ ُك ُم ْالبَيَا‬
ُ ِ‫ْالب‬
Artinya:   “Berpakaianlah kamu dengan pakaianmu yang berwarna putih, karena pakaian
putih itu merupakan pakaian terbaikmu, dan kafanilah mayat kamu
dengan kain putih itu.” (HR. Tirmizi)            
Juga Rasulullah SAW bersabda,
               “janganlah kamu berlebih-lebihan memilih kain yang mahal-mahal untuk kafan,
karena sesungguhnya kain kafan itu akan segera hancur,”

B.    Pengertian Perawatan Jenazah


                Perawatan jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/muslimat dengan
cara memandikan, mengkafani, menyalatkan dan menguburannya. melaksanakan pengurusan
jenazah seorang muslim/muslimat dengan cara-cara Hukum tersebut adalah fardu
kifayah bagi orang-orang islam yang masih hidup. Artinya, berdosa jika tidak ada seorangpun
yang mengerjakannya. Karena itu setiap muslim/muslimat hendaknya mempelajari serta
memahami tata cara pengurusan jenazah dengan sebaik-baiknya.
                                                              
                        

2
C.  Ukuran Kain Kafan Yang Digunakan Untuk Jenazah.
1. Ukuran kafan yang di gunakan
Ukurlah lebar tubuh jenazah. Jika lebar tubuhnya 30 cm, maka lebar kain kafan yang
disediakan adalah 90 cm. 1 : 3.
2. Ukurlah tinggi tubuh jenazah
 Jika tinggi tubuhnya 180 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 60 cm.
 Jika tinggi tubuhnya 150 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 50 cm.
 Jika tinggi tubuhnya 120 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 40 cm.
 Jika tinggi tubuhnya 90 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 30 cm.
 Tambahan panjang kain kafan dimaksudkan agar mudah mengikat bagian atas
kepalanya dan bagian bawahnya.

D. Tata cara mengafani jenazah laki-laki


Jenazah laki-laki dibalut dengan tiga lapis kain kafan. Berdasar dengan hadits.
“Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam dikafani dengan 3 helai kain sahuliyah yang putih
bersih dari kapas, tanpa ada baju dan serban padanya, beliau dibalut dengan 3 kain tersebut.
1. Persiapan dan perlengkapan yang akan dilakukan untuk mengkafani jenazah
adalah :
a. Kain untuk mengkafani secukupnya dan diutamakan yang berwarna putih.
b. Kain kafan untuk jenazah laki- laki terdiri dari tiga lembar, sedangkan kain kafan
untuk jenazah perempuan terdiri dari lima lembar kain, yaitu : kain basahan, baju
kurung, kerudung dan dua lembar kain penutup.
c. Sebaiknya disediakan perlengkapan sebagai berikut:
 Tali sejumlah 3, 5, 7, atau 9 antara lain untuk ujung kepala, leher, pinggang/
pada lengan tangan, perut, lutut, pergelangan kaki dan ujungkaki.
 Kapas secukupnya.
 Kapur barus atau pewangi secukupnya.
 Meletakkan kain memanjang searah tubuhnya di atas tali-tali yang telah
disediakan.
 Untuk jenazah perempuan, aturlah kerudung/ mukena, baju dan kain basahan
sesuai dengan letaknya.

3
Setelah perlengkapan disediakan, maka dilakukan dengan mengkafani jenazah dengan
urutan sebagai berikut :
a. Pada waktu hendak mengkafani dipasang lebih dahulu tirai (pendinding) supaya jenazah
itu tidak sampaidilihat orang lain/ selain orang yang mengkafani.
b. Kain kafan telah dihamparkan dengan letak sebagai berikut:
1) Kain kafan diletakkan pada urutan yang paling bawah yang telah ditaburi dengan
wangi-wangian seperti kapur barus. Dibawah kain kafan diletakkan tiga/ lima buah
tali yang di ambil dari pinggir kain kafan. Cara meletakkannya, satu helai di ujung
kepala, satu helai di pinggang dan satu helai lagi di ujung kaki. Kedua tangannya
diletakkan di dadanya seperti ketika melaksanakan solat.
2) Jenazah diletakkan membujur di atas kain kafan dalam keadaan tertutup selubung
kain.
3) Lepaskan kain selubung dalam keadaan aurat tetap tertutup.
4) Jika diperlukan, tutuplah dengan kapas lubang- lubang yang mengeluarkan cairan.
c. Bagi jenazah laki-laki di tutup dengan tiga lapis kain secara rapi dan di ikat         dengan
simpul disebelah kiri.
d. Bagi jenazah yang berrambut panjang (permpuan) hendaklah rambutnya dikepang jika
memungkinkan.
e. Bagi jenazah perempuan, kenakan(pakaian) lima lapis kain yaitu: kerudung,       untuk
kepala, baju kurung , kain basahan penutup aurat dan dua lembar kain     penutup secara
rapi serta di ikat dengan simpul disebelah kiri.
f. Setelah tutup kepala, baju( bagi wanita) kain dan kapas dipakaikan, maka kain kapan
digulung dengan cara mempertemukan ujung kain sebelah kanan dan kiri satu persatu,
sejak dari leher sampai ke kaki kemudian di ikat dengan tali yang telah diletakkan terlebih
dahulu di bawah kain kafan yaitu di ujung sebelah kaki dan pinggang, sedangkan yang
sebelah atas masih terbuka sambil menanti kerabatnya ziarah terakhir. Setelah kerabat dan
familinya selesai berziarah, maka disempurnakan gulungannya dan
g. kemudian di ikat di ujung sebelah atas. Dan pertemuan ikatan itu sebaiknya dibuat
sebelah kiri jenazah

2. Cara Memakaikan Kain Penutup Auratnya             


a. Pindahkan jenazah kemudian bubuhi tubuh mayyit dengan wewangian atau
sejenisnya. Bubuhi anggota-anggota sujud.

4
b. Sediakan kapas yang diberi wewangian dan letakkan di lipatan-lipatan tubuh
seperti ketiak dan yang lainnya.
c. Letakkan kedua tangan sejajar dengan sisi tubuh, lalu ikatlah kain penutup
sebagaimana memopok bayi dimulai dari sebelah kanan dan ikatlah dengan baik.

3. Cara Membalut Kain Kafan                   


a. Mulailah dengan melipat lembaran pertama kain kafan sebelah kanan, balutlah dari
kepala sampai kaki .
b. Demikian lakukan denngan lembaran kain kafan yang kedua dan yang ketiga.

4. Cara Mengikat Tali-tali Pengikat                    


a. Mulailah dengan mengikat tali bagian atas kepala mayyit dan sisa kain bagian atas
yang lebih itu dilipat kewajahnya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.
b. Kemudian ikatlah tali bagian bawah kaki dan sisa kain kafan bagian bawah yang
lebih itu dilipat kekakinya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.
c. Setelah itu ikatlah kelima tali yang lain dengan jarak yang sama rata. Perlu
diperhatikan, mengikat tali tersebut jangan terlalu kencang dan usahakan
ikatannya terletak disisi sebelah kiri tubuh, agar mudah dibuka ketika jenazah
dibaringkan kesisi sebelah kanan dalam kubur.

E. Tata Cara Mengkafani Jenazah Wanita


            Jenazah wanita dibalut dengan lima helai kain kafan. Terdiri atas : Dua helai kain,
sebuah baju kurung dan selembar sarung beserta kerudungnya. Jika ukuran lebar tubuhnya 50
cm dan tingginya 150 cm, maka lebar kain kafannya 150 cm dan panjangnya 150 ditambah
50 cm.
            Adapun panjang tali pengikatnya adalah 150 cm, disediakan sebanyak tujuh utas tali,
kemudian dipintal dan diletakkan sama rata di atas usungan jenazah. Kemudian dua kain
kafan tersebut diletakkan sama rata diatas tali tersebut dengan menyisakan lebih panjang
dibagian kepala.
1. Cara mempersiapkan baju kurungnya
a. Ukurlah mulai dari pundak sampai kebetisnya, lalu ukuran tersebut dikalikan dua,
kemudian persiapkanlah kain baju kurungnya sesuai dengan ukuran tersebut.
b. Lalu buatlah potongan kerah tepat ditengah-tengah kain itu agar mudah dimasuki
kepalanya.
5
c. Setelah dilipat dua, biarkanlah lembaran baju kurung bagian bawah terbentang,
dan lipatlah lebih dulu lembaran atasnya (sebelum dikenakan pada mayyit, dan
letakkan baju kurung ini di atas kedua helai kain kafannya ).lebar baju kurung
tersebut 90 cm.
2. Cara mempersiapkan Kain Sarung
Ukuran kain sarung adalah : lebar 90 cm dan panjang 150 cm. Kemudian kain sarung
tersebut dibentangkan diatas bagian atas baju kurungnya.
3. Cara mempersiapkan Kerudung
Ukuran kerudungnya adalah 90 cm x90 cm. Kemudian kerudung tersebut
dibentangkan diatas bagian atas baju kurung.
4. Cara mempersiapkan Kain Penutup Aurat
a. Sediakan kain dengan panjang 90 cm dan lebar 25 cm.
b. Potonglah dari atas dan dari bawah seperti popok.
c. Kemudian letakkanlah diatas kain sarungnya tepat dibawah tempat duduknya,
letakkan juga potongan kapas diatasnya.
d. Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain
sarung serta baju kurungnya.
5. Cara melipat kain kafan
Sama seperti membungkus mayat laki-laki
6. Cara mengikat tali
Sama sepert membungkus jenazah laki-laki.

6
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
            Jadi , Tata cara mengafani jenazah harus dilakukan dengan benar dan tepat sesuai
anjuran agama islam.dari penjelasan diatas berbeda dengan anak yang masih berusia dibawah
tujuh tahun baik untuk laki-laki maupun perempuan.

B.   Saran
            Makalah yang kami buat belum sempurna  sesuai yang diharapkan. Masih terdapat
banyak kekurangan maupun kesalahan. Karena, kami hanya manusia biasa yang tidak luput
dari khilaf / kesalahan, kelebihan itu hanya milik Allah SWT semata. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak atau pembaca demi perbaikan di masa
mendatang.

7
DAFTAR PUSTAKA

“http://www.lebaran.com/khazanah/item/474-ziarah-kubur-serta-hukumnya-bagi-yang-
melakukan.html”
“http://yahdianiahmad.blogspot.com/2012/02/memahami-ketentuan-hukum-islam-
tentang.html”
Syamsuri. 2006. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA JILID 2 Untuk Kelas XI. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai