Anda di halaman 1dari 3

3 Implementasi Pendidikan Kesadaran Bela Negara

Saat Pandemi COVID-19

Pendidikan Kesadaran Bela Negara (PKBN) menjadi landasan yang kuat untuk membentuk
pribadi generasi penerus Indonesia untuk tetap mencintai bangsanya. Pendidikan ini tidak
hanya berlaku untuk mahasiswa saja, namun juga berlaku bagi seluruh jalur dan jenis
pendidikan.

PKBN ini tidak hanya didapatkan melalui lingkup pendidikan saja, namun juga di
lingkup masyarakat dan pekerjaan berupa pelatihan, pendidikan, dan lain
sebagainya yang pada dasarnya menanamkan lima nilai dasar bela negara.

“Lima nilai negara yang kita sebarluaskan melalui PKBN yaitu cinta tanah air, sadar
berbangsa dan bernegara. Setia pada pancasila sebagai ideologi negara, rela
berkorban untuk bangsa dan negara, dan memiliki kemampuan awal bela negara

Dalam dunia yang serba tidak menentu seperti saat ini, masyarakat Indonesia
dituntut untuk selalu adaptif dan fleksibel terhadap perubahan yang begitu cepat.

“Termasuk saat ini kita pandemi tiba-tiba yang mendadak harus daring, semua harus
daring, ya kita memasuki budaya baru. Ini adaptabilitas yang sangat tinggi, ini
sangat baru bagi kita semua” 

Dalam masa pandemi COVID-19, implementasi PKBN tetap bisa dilakukan salah


satunya dengan memproduksi produk-produk dalam negeri seperti batik dan
lainnya. Hal ini dilakukan mengingat Indonesia dalam Global Competitiveness,
indikator daya saing yang paling besar nilainya adalah market size, sedangkan yang
paling rendah adalah inovasi dan hire education.

Selain itu, implementasi lain yang bisa diterapkan adalah sadar berbangsa dan
bernegara. Hal ini bisa diwujudkan dengan mengikuti anjuran protokol kesehatan,
dan meyakini pancasila sebagai ideologi negara.

Implementasi selanjutnya, yaitu rela berkorban. Wabah virus COVID-19 telah


banyak memakan korban jiwa, sehingga membutuhkan partisipasi khususnya
generasi muda untuk membantu menangani penyebaran virus di Indonesia.

Saat ini, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta telah memiliki


tim gugus COVID-19 sendiri untuk percepatan penanganan COVID-19. Tim gugus ini
telah memiliki banyak program, sebagai implementasi kampus bela negara.

Sebagai implementasi kampus bela negara, mereka (Tim gugus COVID-19) juga
menyiapkan bantuan dasar bisa masker, bisa sembako, kita juga membackup pulsa
untuk adik-adik mahasiswa yang berkendala atau berdampak COVID-19, kampung-
kampung dan organisasi. Nah ini adalah bentuk nilai bela negara, rela berkorban,”
ujar M. Irhas Effendi, Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.

Dengan demikian, keadaan pandemi seperti ini tidak lantas menurunkan nilai bela
negara generasi muda di Indonesia. Implementasi PKBN tetap bisa dijalankan
meskipun dalam keadaan yang terbatas.

Sebelumnya, masa Pengenalan Kehidupan Kampus Bela Negara (PKK-BN)


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) 2020,
berlangsung selama 5 hari. Masa PKKBN UPNVY ditutup dengan konser Letto secara
virtual untuk menghobur para mahasiswa baru. Di hari terakhir PKKBN UPNVY,
hadir pula Rektor UPNVY, Mohamad Irhas Effendi; Dirjen Dikti Kemdikbud, Nizam;
dan Dirjen Pothan Kemhan, Bondan Tiara Sofyan. (Benedikta Dinda)

Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro lebih banyak berbicara tentang konsep bela negara. Bicara
tentang bela negara, menurut Purnomo, berarti berbicara mengenai konstitusi, yaitu setiap
warga negara berhak dan wajib membela negara. Hal ini terkandung dalam Batang Tubuh
UUD `45, tepatnya pada pasal 27 ayat 3, dan pasal 30 ayat 1, yakni setiap warga negara 
wajib membela negara.

Wujud nyata bela negara yang sedang dijalankan saat ini, kata Purnomo, adalah ancaman
Covid 19 yang merupakan ancaman non militer. Karena Covid 19 ini adalah ancaman non
militer, maka yang berhak dan wajib dihadapi adalah kita semua, bukan cuma militer saja.

“Jadi saat ini terjadi pergeseran ancaman yang selama ini adalah ancaman militer menjadi
ancaman non militer. Dan karena saat ini adalah ancaman non militer, maka yang lebih
berkompeten dalam menghadapi Covid 19 ini adalah para medis, yakni dokter dan perawat.
Merekalah yang ada di barisan depan untuk melawan ancaman non militer ini. Dan inilah
merupakan wujud dari bela negara dalam menghadapi Pandemi Covid 19,” ujar Purnomo.

Menghadapi situasi pandemi seperti ini, katanya, ada tiga segmen yang menjadi satu, yakni
kesehatan, ekonomi, dan ketidakpastian. Ketiga segmen ini akan menimbulkan masalah yaitu
kebutuhan pokok, yakni sandang, pangan, dan papan.

Kedua, "work from  home", semua kegiatan dilakukan di rumah. Ketiga, kehidupan yang
sifatnya "new normal", yakni harus taat pada aturan protokol seperti "phisical distancing",
menggunakan masker, rajin cuci tangan, dan juga menjaga kebersihan. Keempat, virtual,
yakni membantu ketersediaan ketiga kebutuhan pokok, yakni sandang,  pangan, dan papan.
Purnomo mengatakan, sebelum pandemi Covid-19, sebenarnya ada lima konsep bela negara
yaitu 1). Cinta tanah air. 2). Kesadaran berbangsa dan bernegara. 3). Membela negara sesuai
profesi kita masing-masing. 4). Kita harus memiliki pemahaman tentang apa itu bela negara.
5). Aktualisasi dari Empat (4) Pilar Persatuan Bangsa, yakni Pancasila, UUD `45, Bhinneka
Tunggal Ika, dan NKRI.

Menurut Yusgiantoro, bela negara tidak selamanya wajib militer. Dulu pada jaman penjajah,
ada tindakan bela negara yang disebut "Pertahanan Rakyat Semesta". Dan semangat bela
negara itu harus terus dijalankan di mana pun dan kapan pun, tidak harus ada ancaman dulu
baru kita bangkit untuk bela negara.

Purnomo mencontohkan para dokter dan perawat yang membela negara dengan menjalankan
tugasnya untuk merawat dan menyembuhkan para pasien Covid 19. Demikian juga dengan
bidang/profesi lainnya. “Misalnya menjadi dosen, jadilah dosen yang baik, jadi dokter,
jadilah  dokter yang baik, jadi ahli ekonomi, jadilah ahli ekonomi yang baik. Singkatnya,
jadilah dirimu menjadi yang terbaik untuk bangsa dan negara,” ujarnya.

Perjuangan kita melawan covid-19 masih panjang. Sinergi dan kolaborasi


seluruh lapisan komponen masyarakat dibutuhkan untuk menang dalam
pertempuran ini. Yakin dan optimistislah bahwa dengan bekerja sama kita
bisa mengatasi krisis ini dan kembali beraktivitas seperti sediakala.
Bersama Tuhan, mari kita bahu-membahu melawan covid-19.

Sumber: https://m.mediaindonesia.com/opini/305145/bersatu-bela-negara-
lawan-covid-19

Anda mungkin juga menyukai