Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KASUS

KEPERAWATAN BERBASIS MASYARAKAT

Dosen Pengampu:

Disusun Oleh:
Desy Pujiastiwi
(2134004)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KEPANJEN PRODI PROFESI NERS ALIH JALUR
TAHUN 2021
Kelurahan T kecamatan L di RW III merupakan salah satu wilayah di Kota M. Berdasarkan
hasil survey dapat diketahui bahwa dari 204 KK, sebagian besar warga RW III berusia 31-
65 tahun dengan jumlah 246 orang (37%) sedangkan paling sedikit dengan jumlah 2% adalah
warga dengan usia 0-1 tahun dan 2-3 tahun. Hasil wawancara dengan beberapa pihak terkait
seperti ketua RW III, ketua RT 01-09 dan kader di Kelurahan T penyakit terbesar di RW III
adalah Hipertensi dengan jumlah 204 KK. Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat 28,8
% atau 48 orang memiliki riwayat dan keluhan hipertensi dari 168 orang yang memiliki
riwayat dan keluhan penyakit lain yaitu asam urat sebanyak 21 orang (13%), kolesterol
sebanyak 31 orang (18%), sesak sebanyak 20 orang (12%), dan stroke sebanyak 12 orang
(7%). Berdasarkan hasil kuesioner dapat diketahui bahwa dari 204 KK, menggunakan
pengobatan jamu 40%, pengobatan medis 20% dan tidak percaya pengobatan medis 40% .
Layanan kesehatan terdekat adalah posyandu dan dokter praktik. Posyandu yang ada hanya
untuk posyandu balita. Pengetahuan tentang pengertian hipertensi 81,3% dan gejala
hipertensi 79,4% namun anggota keluarga memiliki perilaku yang kurang baik dalam
melakukan pencegahan hipertensi yaitu sebanyak 56,4%. Masyarakat mengatakan ada
banyak orang yang merokok, sebanyak 68,13% orang sebagai perokok aktif dan
mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah. Sebanyak 77,95% mempunyai kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang mengandung jeroan, lemak dan gorengan, 86,27% masyarakat
suka mengkonsumsi garam > 2 sdt. Terdapat data sebanyak 128 orang (62,74%) yang tidak
pernah melakukan aktifitas fisik seperti olahraga. Wawancara dengan kepala RW terdapat
program pengukuran tekanan darah gratis dari karang taruna setiap minggu ke-4, tetapi
program tersebut belum terlaksana secara optimal karena program tersebut belum
disosialisakan dengan baik serta masyarakat tidak antusias. Mayoritas anggota keluarganya
menderita hipertensi dan di wilayah ini belum terdapat Posyandu lansia karena persoalan
biaya dan tidak ada warga yang bersedia menjadi kader untuk Posyandu lansia. Apa yang
dapat dilakukan oleh perawat komunitas untuk mengatasi permasalahan ini?
Pembahasan :
1. Analisa Data
a. Strenght:
- Layanan kesehatan terdekat adalah posyandu dan dokter praktik.
- Pengetahuan tentang pengertian hipertensi 81,3% dan gejala hipertensi 79,4%.
- Sebanyak 40% menggunakan pengobatan jamu dan 20% pengobatan medis
b. Weakness:
- Dari 204 KK, 40% tidak percaya pengobatan medis .
- Anggota keluarga memiliki perilaku yang kurang baik dalam melakukan
pencegahan hipertensi yaitu sebanyak 56,4%.
- Sebanyak 68,13% orang sebagai perokok aktif dan mempunyai kebiasaan
merokok di dalam rumah
- Sebanyak 77,95% mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
mengandung jeroan, lemak dan gorengan, 86,27% masyarakat suka
mengkonsumsi garam > 2 sdt.
- Sebanyak 128 orang (62,74%) yang tidak pernah melakukan aktifitas fisik seperti
olahraga
c. Opportunity:
- Terdapat program pengukuran tekanan darah gratis dari karang taruna setiap
minggu ke-4. Program belum terlaksana secara optimal karena program tersebut
belum disosialisakan dengan baik serta masyarakat tidak antusias.
- Belum terdapat Posyandu lansia karena persoalan biaya dan tidak ada warga yang
bersedia menjadi kader.
d. Threat:
Penyakit terbesar di RW III adalah Hipertensi
2. Penentuan Masalah/Diagnosa
a. Dx 1: Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan berhubungan dengan 40%
tidak percaya pengobatan medis, anggota keluarga memiliki perilaku yang kurang
baik dalam melakukan pencegahan hipertensi yaitu sebanyak 56,4%.
b. Dx 2: Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan 68,13% orang
sebagai perokok aktif dan mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah, 77,95%
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung jeroan, lemak dan
gorengan, 86,27% masyarakat suka mengkonsumsi garam > 2 sdt, dan sebanyak 128
orang (62,74%) yang tidak pernah melakukan aktifitas fisik seperti olahraga
c. Dx 3: Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan program belum
terlaksana secara optimal karena program tersebut belum disosialisakan dengan baik
serta masyarakat tidak antusias, belum terdapat Posyandu lansia karena persoalan
biaya dan tidak ada warga yang bersedia menjadi kader untuk Posyandu lansia.
3. Intervensi
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
Resiko terjadinya
peningkatan angka
kesakitan
Perilaku kesehatan Prevensi Primer: Prevensi Primer:
cenderung beresiko Pendidikan kesehatan
Pengetahuan; perilaku sehat .
Memfasilitasi
Pengetahuan; promosi
pembelajaran
kesehatan.
Pengajaran kelompok
Pengetahuan; diet sehat
Pengajaran
Pengetahuan; gaya hidup sehat
prosedur/tindakan
Kepatuhan perilaku
Pemasaran sosial di
Kepatuhan perilaku; diet sehat .
masyarakat
Perilaku promosi kesehatan .
Pencarian perilaku sehat .
Partisipasi dalam pengambilan
keputusan perawatan kesehatan
Health beliefs; perceived threat
Prevensi sekunder
Prevensi Sekunder Terapi aktifitas
Kontrol resiko .
Manajemen perilaku
Keamanan dan kesehatan serta
perawatan lingkungan . Modifikasi perilaku
Status kenyamanan . Manajemen lingkungan
Status kenyamanan; lingkungan . Manajemen lingkungan;
Status kesehatan individu . keamanan
Kualitas hidup Surveilance
Manajemen kasus
Panduan sistem
kesehatan
Pengontrolan berkala
Preceptor; peserta didik

Anda mungkin juga menyukai