OLEH :
1801115
S1 – 6C
ASISTEN DOSEN :
2. Dyan Putri
3. Nida Larasati
PEKANBARU
2020
OBJEK 6
PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN SEDIAAN INJEKSI DOSIS TUNGGAL
VOLUME BESAR (INFUS)
TINJAUAN PUSTAKA
Injeksi adalah sediaan berupa larutan, emulsi atau suspensi dalam air atau pembawa
yang cocok, steril dan digunakan secara parenteral. Digunakan dengan cara merobek lapisan
kulit atau lapisan mukosa.
Penggolongan injeksi menurut Farmakope dibagi 2 yaitu :
1. Parentral volume kecil yaitu volume larutan obat lebih kecil dari 100 ml
2. Parentral volume besar yaitu volume larutan obat lebih besar dari 100 ml
Cairan obat yang diberikan dalam volume besar melalui intravena disebut infus. Tujuan
pemberian infus adalah :
Organoleptis : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih; tidak
berbau; rasa manis (Depkes RI, 1995).
Berat Molekul : Rumus molekul C6H12O6.H2O dan berat molekul 198,17 gram/mol.
pH : 3,5 – 5,5
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam klorofor dan eter, larut dalam 60 bagian etanol
95% , larut dalam gliserin dan larut dalam 1 bagian air (HOPE)
Stabilitas dan Penyimpanan : Dekstrosa stabil pada kondisi penyimpanan yg sejuk dan
kering
b. Natrium Salisilat
Pemerian : Serbuk mikrohablur atau amorf atau keping, tidak berwarna, atau merah
muda lemah; tidak berbau atau bau khas lemah, dan dipengaruhi cahaya. Larutan
segar (1 dalam 10) bereaksi netral atau asam terhadap lakmus.
Kelarutan : Mudah larut secara lambat dalam air dan dalam gliserin; sangat mudah
larut dalam air mendidih dan dalam etanol mendidih; larut secara lambat dalam
etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya.
c. Aqua pro injection
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap, jika disimpan dalam wadah tertutup
kapas berlemak harus digunakan dalam waktu 3 hari setelah pembuatan.
PERENCANAAN
a. Komposisi
- Glukosa (Dekstrose Monohidrat) 5%
- HCl
- NaOH
- Water for injection
b. Pembawa
- Water for injection
c. Kemasan primer
- Botol Infus
f. Perhitungan
1. Jumlah sediaan yang akan dibuat
Netto : 500 cc
Jumlah sediaan yang dibuat : 1 botol
- NaCl = 0,270
3. Perhitungan tonisitas
Glukosa (Dekstrose Monohidrat)
W : 26 gram
E : 0,16
Natrium salisilat
W : 0,29 gram
E : 0,36
PENGOLAHAN
Prosedur kerja dalam pengolahan
PENGEMASAN
a. Dikerjakan diruangan mana, sertai alasan Anda
- Pengemasan dilakukan di grey area, karena grey area digunakan untuk perakuan
terhadap sediaan yang telah berada dalam wadah primer sehingga tidak nada
kontak langsung sediaan dengan lingkungan luar.
- Pembuatan dan peracikan diakukan di white area karena area adalah ruangan yang
digunakan untuk penimbangan bahan baku produksi steril, ruang mixing untuk
produksi steril, background ruang filling, laboratorium mikrobiologi (ruang uji
sterilitas). Setiap yang akan memasuki area ini wajib mengenakan pakaian
antistatik (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel)
Soal Latihan
1. Mengapa sediaan injeksi volume besar harus memenuhi syarat bebas pirogen?
2. Apa fungsi penambahan norit (carbo adsorben) pada pembuatan sediaan infus??
2. Norit digunakan untuk menghilangkan pirogen pada larutan obat karena injeksi
yang bervolume besar harus bebas pirogen.
1. Komposisi :
Glukosa
Natrii salisilat
NaCl
2. Spesifikasi
A. Pemerian sediaan
Sediaan infus harus jernih, bebas partikel asing, stabil, sedapat mungkin isotonis dan
berbentuk larutan.
B. Bahan-bahan
- Glukosa (Dekstrose Monohidrat) 5%
- Natrii salisilat
- NaCl
- Water for injection
C. Kemasan primer
Botol infus
3. Penimbangan
4. Peralatan
5. Pengolahan
Ruang Prosedur Paraf
Sediaan infus yang dibuat disterilisasi dengan metode sterilisasi akhir karena metode ini
dapat mencegah adanya mikroba didalam sediaan.
8. Rekonsiliasi
GLUKOS®
INFUS GLUKOSA 5%
LARUTAN INFUS UNTUK PEMAKAIAN INTRAVENA
STERIL DAN BEBAS PIROGEN
500 ml
KOMPOSISI :
INDIKASI :
KONTRA INDIKASI :
EFEK SAMPING :
CARA PEMBERIAN :
Melalui injeksi intravena
DOSIS :
Diberikan dengan laju 0,5 gr/Kg BB/ jam untuk
pemulihan kondisi pasien. Kecepatan maksimum
yang diperbolehkan tidak lebih dari 0,8 gr/kg/jam.
KEMASAN :
Botol berisi 100 ml larutan infus dan bebas
pirogen
SIMPAN PADA SUHU KAMAR
HINDARI DARI PANAS BERLEBIHAN,LINDUNGI DARI
PEMBEKUAN
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
No. Reg : DKL2111500649A1
No Batch : 106006
Mg Date :
Exp. Date :
4. Pengemasan akhir :
Kemas botol yang telah dilabel bersama brosur ke dalam dus lipat
Kemas dus lipat yang telah diisi ke dalam master box
Tandai master box dengan label luar
Tandai palet dengan label karantina
Hasil teoritis :
Hasil nyata :
% dari hasil teoritis :
Batas hasil 99,5% - 100% dari hasil teoritis
Jika hasil nyata di luar batas tersebut diatas, lakukan “penyelidikan” terhadap kegagalan dan
berikan penjelasan
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan pembuatan sediaan steril berupa sediaan
infus dengan bahan aktif berupa Glukosa (Dekstrose Monohidrat) yang dibuat dengan
sterilisasi akhir. Tujuan suatu sediaan dibuat steril, karena berhubungan langsung dengan
darah atau cairan tubuh dan jaringan tubuh lain yang pertahanannya terhadap zat asing tidak
selengkap pada saluran cerna atau gastrointestinal. Diharapkan dengan kondisi steril dapat
dihindari adanya infeksi sekunder. Dalam hal ini tidak berlaku relative steril atau setengah
steril, hanya ada dua pilihan yaitu steril dan tidak steril. Dan infus merupakan sediaan yang
perlu di sterilkan dan harus bebas dari mikroorganisme hidup maupun pirogen.
Pada percobaan kali ini dibuat sediaan infuse. Yang dimaksud dengan sediaan infuse
sendiri adalah sediaan parenteral dengan volume besar berupa sediaan cairan steril yang
mengandung obat yang dikemas dalam wadah lebih dari 500 mL, dan umumnya diberikan
secara intravena dengan kecepatan pemberian dosis yang konstan. Infuse intravenous adalah
sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotois
terhadap darah, disuntikkan langsung kedalam vena dalam volume relative banyak (Dirjen
POM,1979:12).
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum pembuatan sediaan ini adalah perencanaan
dengan tujuan agar pemilihan metode saat pembuatan tepat dan tidak menyebabkan
kerusakan pada sediaan atau bahan aktif serta dapat menentukan bahan tambahan apa saja
yang perlu ditambahkan kedalam sediaan sesuai dengan data atau sifat fisika,kimia serta
stabilitas dari masing masing zat yang digunakan. Kedalam sediaan infuse ini tidak perlu
ditambahkan pengawet karena digunakan untuk satu kali pemberian. Selain itu sediaan infuse
ini merupakan sediaan yang dikategorikan dalam jumlah yang besar ( >100mL), sehingga
jika ditambahkan pengawet maka akan memerlukan banyak volume pengawet dan juga untuk
menghindari terjadinya toksisitas yang mungkin saja bisa terjadi akibat penggunaan pengawet
dalam jumlah yang banyak. Disebutkan pula bahwa injeksi yang diberikan dalam jumlah
besar seperti infuse untuk pengganti cairan tubuh,nutrisis dan elektrolit juga tidak diberikan
pengawet (Anief,1997:206). Dalam pembuatan sediaan infus zat aktif dan zat eksipien yang
digunakan dilebihkan 4% untuk mencegah bahan-bahan agar tidak hilang pada saat
pembuatan karena volume sediaan harus sesuai dengan yang tertera pada etiket.
Pembuatan larutan infus harus dilakukan secara steril, setelah pembuatan larutan infus
selesai dibuat, yang selanjutnya dilakukan adalah evaluasi sediaan larutan infus yang meliputi
uji pH, uji kerjernihan dan warna serta uji kebocoran.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 1997. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Depkes, RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depertemen Kesehatan Repulbik
Indonesia: Jakarta
Depkes, RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depertemen Kesehatan Repulbik
Indonesia: Jakarta
Depkes, RI. 1978. Formularium Nasional edisi kedua. Depertemen Kesehatan Repulbik
Indonesia: Jakarta