Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN INDUSTRI I

“PRAKTEK MOTOR BENSIN PISTON”

Dosen pengampu : 1. Dr. Ampala Khoryatun, S.T., M.T.


2. Drs. Supandi, M.M.

Disusun Oleh :
1. Muhammad Eko Febriansyah (4.21.18.1.16)
2. Muhammad Ardaffa Ariq S (4.21.18.1.17)
3. Muhammad Iqbal Yudha P (4.21.18.1.18)
4. Muhammad Maulana Aldair (4.21.18.1.19)
5. Nugroho Tri Atmaja (4.21.18.1.20)
6. Rozi Nur Madani (4.21.18.1.22)

MS-3B / Kelompok 4

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan dengan judul “PRAKTEK MOTOR BENSIN PISTON” ini telah diperiksa dan
disetujui oleh dosen pengampu sekaligus pembimbing mata kuliah Praktek Perawatan dan Perbaikan
Mesin Industri I Program Studi Sarjana Terapan Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Politeknik
Negeri Semarang.

Pada Tanggal :

Di : Semarang

Dosen Pembimbing, Dosen Pembimbing,

Drs. Supandi, M.M. Dr. Ampala Khoryatun, S.T., M.T.


NIP.19590720.198603.1.003 NIP. 19661228.199003.1.001
PRAKTEK MOTOR BENSIN PISTON

A. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. 4 Unit Piston Mesin Bensin/Otto (Berkapasitas 4 Silinder) Sebagai objek yang diukur.
2. Mikrometer
Sebagai alat ukur diameter piston.
3. Jangka Sorong
Sebagai alat ukur kedalaman alur ring pada piston.
B. SKEMATIK

Keterangan:
A: Tegak Lurus Pin Piston
B: Sejajar Pin Piston
C. DATA KERJA
Kondisi yang diminta:

1. Mengukur diameter piston.

2. Menganalisis penyebab perbedaan ukuran yang terjadi.


Langkah kerja:

1. Menyiapkan alat dan bahan (piston pada motor bensin/otto).

2. Membersihkan komponen.

3. Mengambil data (mengukur piston).

4. Menganalisis data.

5. Membuat laporan.
Data pengukuran:
A1 A2 A3 B1 B2 B3 KEDALAMAN
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) ALUR RING (mm)
Kompresi Kompresi Pelumas

1 2
PISTON 75,86 75,78 75,75 75,84 75,50 75,51 4 4 4

1
PISTON 75,34 75,16 75,16 75,36 75,54 75,55 4 4 4

2
PISTON 75,33 75,67 75,69 75,32 75,55 75,56 4 4 4

3
PISTON 75,34 75,66 75,68 75,35 75,54 75,55 4 4 4

4
Hasil (Celah/Defleksi/Gaya/dll.) :

1. Terjadi perbedaan dimensi yang cukup siginifikan antar titik pada masing-masing piston
dan piston satu dengan piston lainnya.
2. Piston 1 mengalami deformasi bentuk (retak/pecah).
Penyetelan:

Pengukuran diameter dilakukan pada sisi terluar piston (puncak) menggunakan mikrometer yang
sudah dikalibrasi terlebih dahulu dan ditentukan posisinya berdasarkan A (tegak lurus pin piston)
dan B (sejajar pin piston). Kedalaman alur ring piston diukur menggunakan jangka sorong.

Analisa Data:

1. Terjadinya perbedaan dimensi yang cukup signifikan antar titik pada masingmasing
piston dan piston satu dengan piston lainnya dikarenakan faktor gesekan yang terjadi
antara piston dengan silinder blok, panas yang tidak merata antara piston satu dengan
piston lainnya, dan pelumasan yang tidak optimal.
2. Kesalahan pengukuran (human error) dan kualitas alat ukur yang mulai menurun juga
dapat menjadi penyebab dari hasil pengukuran yang tidak tepat.

Kesimpulan:

1. Dalam teknik perawatan dan perbaikan mesin, kondisi pelumasan sangat perlu
diperhatikan karena ini berpengaruh pada keselamatan mesin yang digunakan.
2. Untuk menghasilkan data yang akurat perhatikan kualitas alat ukur yang digunakan,
posisi penglihatan pada saat pembacaan hasil pengukuran, dan kalibrasi alat ukur terlebih
dahulu.
LAMPIRAN

Gambar 1.1 Piston 1 s.d. 4 (dari Kiri ke Kanan)

Gambar 1.2 Mikrometer (Atas) Jangka Sorong (Bawah)


Gambar 1.3 Proses Pengukuran Diameter Piston

Anda mungkin juga menyukai